Pemberdayaan Komunikasi Kelompok Smiling Coral Indonesia Dalam Program Eduekowisata di Taman Nasional Kepulauan Seribu

Abstract

Seiring meningkatnya aktivitas wisata alam di Taman Nasional Kepulauan Seribu, muncul berbagai inisiatif yang mengusung konsep wisata berbasis edukasi dan pelestarian lingkungan. Salah satu inisiatif tersebut adalah program eduekowisata yang diinisiasi oleh kelompok masyarakat lokal Smiling Coral Indonesia (SCI) di Pulau Pramuka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola komunikasi kelompok SCI dalam mengembangkan program eduekowisata serta mengkaji efektivitas strategi komunikasi yang diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik purposive sampling, melibatkan ketua kelompok SCI, petugas SPTN Wilayah III Pulau Pramuka, dan tokoh masyarakat setempat sebagai informan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi, dan analisis dokumen, kemudian dianalisis menggunakan model Miles dan Huberman dengan validasi melalui triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok SCI menerapkan strategi komunikasi partisipatif melalui media sosial (Instagram, WhatsApp, dan website) serta komunikasi langsung untuk mempromosikan program eduekowisata. Kerja sama yang terjalin dengan pemerintah, LSM, dan akademisi berhasil meningkatkan kapasitas SDM kelompok melalui berbagai pelatihan. Program eduekowisata memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat lokal dan kesadaran pelestarian lingkungan, meskipun masih menghadapi tantangan berupa perbedaan kemampuan komunikasi antar anggota dan keterbatasan dana operasional. Penelitian ini memberikan perspektif baru terkait peran komunikasi kelompok lokal sebagai motor penggerak eduekowisata berbasis masyarakat, yang selama ini belum banyak dikaji dalam konteks kawasan konservasi di Indonesia. Implikasi penelitian ini dapat digunakan sebagai model pengembangan pariwisata berkelanjutan dan strategi komunikasi komunitas lokal di kawasan konservasi lainnya.