Hubungan Katarak Dengan Diabetes Melitus Di Poliklinik Mata Rs Yarsi Periode Tahun 2021-2022 Dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam

Main Article Content

Khairunnisa Karimah
Universitas YARSI
Kamal Anas
Universitas YARSI
Muhammad Arsyad
Universitas YARSI

Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa. Kekeruhan atau penurunan kejernihan pada lensa menyebabkan kelemahan atau penurunan penglihatan. Beberapa faktor resiko berhubungan yang dapat meningkatkan penyebab terjadinya katarak yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, merokok, trauma mata, dan diabetes melitus. Pada diabetes melitus katarak dapat terjadi karena aktivasi jalur poliol pada keadaan hiperglikemia.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan katarak dengan riwayat penyakit diabetes melitus dan karakteristik pasien katarak di Poliklinik Mata RS YARSI periode tahun 2021-2022. Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif korelasi yang bersifat observasi dengan pendekatan cross sectional study. Sampel berjumlah 35 responden yang diperoleh melalui simple random sampling dari data rekam medik pasien katarak di Poliklinik Mata RS YARSI periode tahun 2021-2022 yang memenuhi kriteria inklusi. Uji statistik menggunakan chi-square. Karakteristik pasien katarak mayoritas berusia >50 tahun sebanyak 27 orang (77.1%), katarak senilis sebanyak 32 orang (91.4%), stadium imatur sebanyak 20 orang (57.1%) dan tidak ada riwayat diabetes melitus sebanyak 28 orang (80.00%).  Hasil penelitian menunjukan analisis chi suare mengenai hubungan klasifikasi katarak dengan riwayat katarak didapatkan p = 0.547, p >0,05. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat adanya hubungan yang signifikan antara katarak dengan diabetes melitus di poliklinik mata RS YARSI periode tahun 2021-2022


Latar belakang: Katarak merupakan kekeruhan yang terjadi pada lensa. Kekeruhan atau penurunan kejernihan pada lensa menyebabkan kelemahan atau penurunan penglihatan. Beberapa faktor resiko berhubungan yang dapat meningkatkan penyebab terjadinya katarak yaitu usia, jenis kelamin, pekerjaan, merokok, trauma mata, dan diabetes melitus. Pada diabetes melitus katarak dapat terjadi karena aktivasi jalur poliol pada keadaan hiperglikemia.


Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan katarak dengan riwayat penyakit diabetes melitus dan karakteristik pasien katarak di Poliklinik Mata RS YARSI periode tahun 2021-2022.


Metode: Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif korelasi yang bersifat observasi dengan pendekatan cross sectional study. Sampel berjumlah 35 responden yang diperoleh melalui simple random sampling dari data rekam medik pasien katarak di Poliklinik Mata RS YARSI periode tahun 2021-2022 yang memenuhi kriteria inklusi. Uji statistik menggunakan chi-square.


Hasil: Karakteristik pasien katarak mayoritas berusia >50 tahun sebanyak 27 orang (77.1%), katarak senilis sebanyak 32 orang (91.4%), stadium imatur sebanyak 20 orang (57.1%) dan tidak ada riwayat diabetes melitus sebanyak 28 orang (80.00%).  Hasil penelitian menunjukan analisis chi suare mengenai hubungan klasifikasi katarak dengan riwayat katarak didapatkan p = 0.547, p >0,05.


Kesimpulan: Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat adanya hubungan yang signifikan antara katarak dengan diabetes melitus di poliklinik mata RS YARSI periode tahun 2021-2022.


Keywords: Katarak, Diabetes Melitus, Usia, Klasifikasi Katarak, Stadium Katarak, Islam