Hubungan Posisi Meneran Terhadap Kejadian Robekan Perineum Pada Ibu Bersalin Di Puskesmas Rawat Inap Tepian Buah Kabupaten Berau
Main Article Content
Latar Belakang : Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang pada persalinan berikutnya. Hampir dari 90% pada proses persalinan banyak yang mengalami robekan perineum. Robekan perineum pada persalinan biasanya terjadi di garis tengah dan dapat meluas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Kejadian robekan perineum diseluruh dunia terjadi 2,7 juta ibu bersalin mengalami robekan jalan lahir, angka ini diperkirakan akan meningkat 6,3 juta pada tahun 2050. Di provinsi Kalimantan Timur sebanyak 375 orang (73,5%) mengalami kejadian robekan perineum pada ibu bersalin. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan. Posisi meneran pada saat persalinan sangat mempengaruhi terjadinya robekan perineum. Ada beberapa pengaturan posisi pada ibu bersalin seperti posisi litotomi, dorsal recumbent, miring, dan setengah duduk. Dalam persalinan, posisi meneran ini yang sering digunakan Tujuan : untuk mengetahui hubungan posisi meneran terhadap kejadian robekan perineum pada persalinan dipuskesmas rawat inap Tepian Buah. Metode : rancangan desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Metode pengambilan sampel dengan menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik purpossive sampling. Besar sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 59. Hasil : Sebanyak 29 orang (49,2%) menggunakan posisi meneran litotomi dan didapatkan kejadian robekan sebanyak 31 kejadian (52,5%). Hasil uji statistik Fischer Exact yaitu nilai P Value (0,001) < ? (0,05). Kesimpulan: Posisi meneran litotomi paling banyak digunakan di puskesmas rawat inap Tepian Buah dengan kejadian robekan sebanyak 31 kejadian. Terdapat hubungan antara posisi meneran terhadap kejadian robekan perineum pada ibu bersalin di puskesmas rawat inap Tepian Buah kabupaten Berau.