FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGASEM KAB KEDIRI
Main Article Content
Stunting merupakan suatu kondisi dimana terjadi gagal tumbuh pada anak balita (bawah lima tahun) disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Target pemerintah dalam RPJMN tahun 2019 adalah sebesar 28%.Data status gizi balita Kabupaten Kediri tahun 2021 menyatakan bahwa anak kurang gii disebabkan oleh kekurangan makronutrisi yaitu karbohidrat, lemak, dan protein; atau mikronutrisi, yaitu vitamin dan mineral. Banyak faktor yang mempengaruhi ketidaktahuan orangtua, sosial ekonomi, kebersihan yang buruk, dan adanya penyakit penyerta dengan gizi kurus 12,5% sedangkan balita pendek (TB/U) sebesar 14,4%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngasem Kabupaten Kediri. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif analitik observasional dengan desain case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh balita usia 24-59 bulan yang melakukan pemeriksan dan tercatat datanya di Puskesmas Ngasem. Jumlah Populasi pada penelitian ini adalah 1.433 balita, 251 sampel. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling dengan metode purposive sampling. Analisis bivariat menggunakan uji Chi-square. Hasil dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara riwayat BBLR (p=0,000), riwayat pemberian ASI Eksklusif (p=0,000), riwayat pemberian MPASI (p=0,000), usia ibu saat hamil (p=0,001), usia kehamilan ibu (p=0,000), tinggi badan ibu (p=0,000), tinggi badan ayah (p=0,000), status gizi ibu saat hamil (p=0,000), jarak kelahiran (0,021), status pendidikan ibu (p=0,001) dan riwayat ISPA (0,000) dengan kejadian stunting pada balita usia 24-59 bulan di wilayah kerja Puskesmas Ngasem