Hubungan Mekanisme Koping dengan Kepatuhan Minum Obat Pada Penderita TB Paru Di Wilayah Puskesmas Sukra Kabupaten Indramayu
Main Article Content
Berdasarkan hasil Riskesdas (2018), prevalensi kasus TB di Indonesia sebanyak 0,42% dari total seluruh provinsi di Indonesia. Jawa Barat masuk pada peringkat ke-3 untuk prevalensi kasus TB Paru tertinggi. Masalah yang dihadapi pasien tuberkulosis dalam pengobatan adalah waktu pengobatan tuberkulosis yang lama, dan banyak pasien tuberkulosis yang sudah bosan minum obat, serta 10,06% pasien tuberkulosis berhenti berobat karena merasa sudah sembuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan mekanisme koping dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB Paru di Puskesmas Sukra Kabupaten Indramayu. Penelitian ini menggunakan metode korelasional, dengan sampel penelitian sebanyak 30 orang yang diambil secara total sampling dari semua semua pasien penderita TB paru yang tercatat di Puskesmas Sukra Kabupaten Indramayu, pada tahun 2021. Hasil penelitian menunjukan Responden penderita TB Paru di Puskesmas Sukra Kabupaten Indramayu mempunyai Mekanisme koping yang adaptif sebesar 57% dan 43 % dalam kategori maladaptif. Responden penderita TB Paru di Puskesmas Sukra Kabupaten Indramayu Kepatuhan penderita TB paru mempunyai kepatuhan yang tinggi sebesar 47%, kepatuhan sedang 23% dan kepatuhan rendah 30%. Hasil analisis Chi-Square dengan hasil p-value sebesar 0,001 lebih kecil dari nilai signifikan 0,05 (p-value <0,05). Kesimpulan dari penelitian menunjukan terdapat Hubungan Mekanisme Koping dengan kepatuhan minum obat pada penderita TB Paru di Puskesmas Sukra Kabupaten Indramayu. Saran diberikan pada keluarga untuk memberikan dukungan yang maksimal pada penderita TB paru terutama yang sedang menjalankan terapi pengobatan, sehingga responden mempunyai koping yanga daptif dan patuh minum obat untuk mendukung kesembuhan
Keywords:
TB paru, Kepatuhan, Mekanisme Koping