Strategi Pengembangan Usaha pada Pengrajin Batik Berbasis Kearifan Lokal di Kabupaten Malinau Kalimantan Utara

Main Article Content

Twowenti Fitri Marpaung
Program Studi Administrasi Bisnis, Politeknik Malinau, Kalimantan Utara

Latar Belakang: Perkembangan batik yang ada di Kabupaten Malinau memang dikatakan sudah berkembang, namun masih menemukan kendala yang di hadapi oleh pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah khususnya pada kerajinan batik yaitu terkait dengan modal usaha, bahan baku yang masih diproduksi dari luar daerah, terbatasnya tenaga pembatik, sumber daya manusia yang masih dikatakan minim dan masih butuh pembinaan.


Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan usaha perajin batik berbasis Maltese Registry. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.


Metode: Jenis penelitian ini bersjenis deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data yaitu analisis data interaktif yang menyajikan deskripsi spesifik berdasarkan hasil observasi dan wawancara serta dokumentasi dengan Metode Analisis SWOT.


Hasil: Berdasarkan kondisi internal SWOT IFAS dan kondisi eksternal EFAS, hasil akhir IFAS adalah 2,55 dan EFAS 0,3 yang berarti keuntungan lebih besar daripada kerugian, peluang lebih besar daripada risiko, dan berdasarkan analisis SWOT diagram, kita semua tahu kondisi internal dan eksternal.Strategi yang menyertainya adalah untuk mendukung strategi yang kuat, yaitu penerapan strategi SO dan peluang untuk mendapatkan peluang (O) dengan kekuatan (S) untuk mendukung profesional batik. Teruslah memaksimalkan kekuatan dan peluang yang ada. Lanjutkan untuk lebih sukses.


Kesimpulan: Menurut analisis SWOT, kekuatan lebih besar dari kelemahan dan peluang lebih besar dari risiko, dan strategi yang disesuaikan dengan kondisi internal dan eksternal adalah strategi pendukung.


Keywords: strategi pengembangan, batik, kearifan lokal.