Evaluasi Penggunaan Obat Kortikosteroid pPada Penderita Penyakit Dermatitis di RSAU dr. M. Salamun Bandung
Main Article Content
Latar Belakang: Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) di bawah pengaruh faktor eksogen dan endogen, yang mengakibatkan kelainan fluoresensi polimorfik secara klinis (eritema, edema, papula, lepuh, scaling, likenifikasi) dan Gejala pruritus. (oligomorf). Dermatitis cenderung menetap dan menjadi kronis. Terapi penyakit dermatitis biasanya menggunakan kortikosteroid, ketidaksesuaian penggunaan obat kortikosterid dapat menimbulkan efek samping baik lokal maupun sistemik
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan kortikosteroid pada pasien dermatitis dan memperoleh gambaran kesesuaian penggunaan obat kortikosteroid pada penderita penyakit dermatitis di RSAU dr. M. Salamun Bandung.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan metode penelitian deskriptif evaluasi retrospektif. Penelitian ini bersifat non eksperimen. Sampel yang digunakan adalah rekam medis seluruh pasien dermatitis dan resep obat dari dokter spesialis penyakit kulit dan kelamin. Populasi penelitian adalah kurang lebih 150 pasien dermatitis.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa faktor jenis kelamin dan usia pasien sangat berpengaruh terhadap timbulnya penyakit dermatitis selain itu juga didapatkan bahwa faktor ketepan penggunaan obat kortikosteroid yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis dan tepat pasien.
Kesimpulan: Dari hasil penelitian yang mengevaluasi penggunaan kortikosteroid pada pasien dermatitis, dapat disimpulkan bahwa kortikosteroid yang paling banyak digunakan adalah Desoximethason 0,025% Krim untuk kortikosteroid topikal dan Metilprednisolon 4mg untuk kortikosteroid oral yang digunakan untuk pasien dermatitis di RSAU dr. M. Salamun Bandung.