Stenosis AV Fistula: Karakteristik Serta Hubungan Usia, Jenis Kelamin dengan Kejadian Stenosis AV Fistula

Main Article Content

Aryan Muhammad P
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Indonesia

Stenosis vena pada arteriovenosa fistula (AVF) merupakan penyebab utama kegagalan akses vaskular pada pasien hemodialisis. Salah satu faktor pencetusnya adalah hiperplasia tunika intima yang telah terbentuk sebelum pembuatan AVF, yang kemudian berkembang menjadi hiperplasia neointimal akibat respon terhadap cedera endotel. Faktor hulu seperti perubahan gradien tegangan, turbulensi aliran darah, trauma bedah, angioplasti, uremia, dan penyuntikan berulang memicu cedera endotel yang direspons oleh migrasi sel otot polos dari lapisan media ke intima, sehingga menyebabkan stenosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan antara faktor demografis (usia dan jenis kelamin) dengan kejadian stenosis AVF. Metode yang digunakan adalah analitik deskriptif dengan desain potong lintang dan teknik purposive sampling. Sebanyak 86 pasien dengan diagnosis stenosis AVF yang menjalani terapi percutaneous transluminal angioplasty (PTA/PTV) dilibatkan sebagai subjek. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar pasien berusia >50 tahun (52,3%) dan berjenis kelamin perempuan (61,6%). Terapi yang paling banyak digunakan adalah venografi–venoplasti (77,9%), dengan lokasi stenosis terbanyak pada vena sefalika (73,3%). Uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara usia maupun jenis kelamin dengan kejadian stenosis AVF (p > 0,05). Hasil ini tidak sejalan dengan beberapa studi terdahulu, yang kemungkinan disebabkan oleh adanya variabel perancu seperti penyakit penyerta atau trauma lokal. Implikasi dari penelitian ini menunjukkan pentingnya evaluasi multifaktorial, termasuk faktor klinis dan teknis, dalam penatalaksanaan stenosis AVF untuk meningkatkan keberhasilan akses vaskular jangka panjang.


Keywords: Stenosis AVF, Hiperplasia Neointimal, Angioplasti Transluminal, Faktor Demografis, Vena Sefalika