Hubungan Kepatuhan Minum Obat Terhadap Kualitas Hidup Pasien Tuberkulosis Di Puskesmas Rejosari
Main Article Content
Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang diakibatkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini mengakibatkan berbagai perubahan pada penderitanya, baik dari segi fisik, fungsional, psikologis, maupun sosial. Tujuan pengobatan tuberkulosis adalah untuk menyembuhkan pasien, mencegah kekambuhan, dan menghindari resistensi terhadap obat anti tuberkulosis (OAT). Kepatuhan dalam mengonsumsi obat anti tuberkulosis sangat berkaitan dengan kualitas hidup pasien yang menderita tuberkulosis. Pemahaman tentang pentingnya mengonsumsi OAT secara teratur dapat mengurangi gejala yang timbul dari penyakit serta meningkatkan kepatuhan pasien sehingga berguna untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Pada tahun 2022, kasus TB di Puskesmas Rejosari sekitar 93 orang, di mana angka kesembuhan dan angka pengobatan lengkapnya cukup rendah yaitu 55,9% dan 40,2%. Penelitian ini menggunakan desain studi analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Rejosari. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Accidental sampling. Dari 40 responden didapatkan 34 orang dengan kategori kepatuhan minum obat tinggi yaitu 30 orang (75%) memiliki kualitas hidup baik dan 4 orang (10%) dengan kualitas hidup sedang, sementara kategori kepatuhan minum obat sedang sebanyak 6 orang yakni 1 orang (2,5%) kualitas hidup baik dan 5 orang (12,5%) kualitas hidup sedang. Berdasarkan hasil uji korelasi Spearman, diperoleh p-value sebesar 0,004, yang menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kepatuhan dalam mengonsumsi obat dengan kualitas hidup pasien tuberkulosis di Puskesmas Rejosari, dengan koefisien korelasi sebesar 0,447.