Perbandingan Kadar Pati pada Beras Coklat Dibandingkan dengan Beras Putih Menggunakan Uji Iodida

Authors

  • Natasya Chandra Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Indonesia
  • Yurika Sandra Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Indonesia
  • Firman Arifandi Fakultas Kedokteran Universitas YARSI, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.59141/cerdika.v2i12.488

Keywords:

Beras Putih, Beras coklat, Pati, Uji Iodida

Abstract

Kasus global menyatakan Diabetes bukan hanya penyebab kematian dini di seluruh dunia, tetapi juga penyebab utama kebutaan, penyakit jantung, dan gagal ginjal. Beras (Oryza sativa) merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk di Indonesia, bahkan sebagian penduduk dunia, karena mudah dikonsumsi dan nilai energinya yang cukup tinggi. Jenis beras bermacam-macam salah satunya beras putih dan beras coklat. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui menggunakan Uji Iodida untuk membandingkan Kandungan Pati pada Beras Merah dan Beras Putih untuk menentukan jenis beras yang baik untuk dikonsumsi pengidap  penyakit diabetes. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan kelompok sampel yaitu beras putih (Oryza sativa L) dan beras coklat yang diperoleh dari beras yang tersedia dipasaran, kemudian sampel ini diuji kadar patinya dengan uji Iodida. Data dianalisis dengan menggunakan uji T untuk melihat perbandingan kadar pati pada beras coklat dan putih. Hasil penelitian menunjukkaan kadar pati pada beras coklat sebesar 22,58 mg/100 mg beras (22,58 %), lebih rendah daripada kadar pati beras putih sebesar 24,47 mg/100mg beras (24,47%) Pada hasil uji T didapatkan nilai p <0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan hasil pada beras coklat dan beras putih. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar pati pada beras coklat lebih rendah dibandingkan dengan beras putih.

Downloads

Published

2023-01-01

How to Cite

Chandra, N., Sandra, Y., & Arifandi, F. (2023). Perbandingan Kadar Pati pada Beras Coklat Dibandingkan dengan Beras Putih Menggunakan Uji Iodida . Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(12), 1081–1085. https://doi.org/10.59141/cerdika.v2i12.488