Ilham Arief, Endang Kumolosasi, Tomi Hendrayana/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(6), 647-
653
Pengkajian Paket Kebutuhan Obat Dan Alat Kesehatan Di Ruang Bedah
Rumah Sakit Immanuel Bandung 651
anestesi, analgetik-antipiretik-antiinflamasi, relaksan otot, anti emetik, antiseptik, dan
pengganti cairan tubuh. Sedangkan untuk obat-obatan yang tidak umum digunakan tidak
dimasukkan dalam paket kebutuhan obat, hal ini kemungkinan disebabkan oleh adanya
pengaruh perbedaan kondisi klinik pasien. Pada alat kesehatan, yang umumnya
digunakan adalah benang bedah dengan sifat dan ukurannya, pisau bedah, kateter, alat
semprit sekali pakai, plester, dan sarung tangan (Schwartz, 1999).
Obat pramedikasi yang distandarkan oleh rumah sakit terdiri dari tiga yaitu
Valium dengan komposisi utama Diazepam, Petidin hidroklorida, dan Atropin sulfat.
Diazepam dan petidin hidroklorida digunakan sebagai obat penenang apabila pasien
mengalami kegelisahan atau rasa takut berlebihan sebelum pembedahan. Sedangkan
Atropin sulfat bekerja dengan memblokade asetilkolin endogen maupun eksogen, tetapi
hambatannya jauh lebih kuat terhadap yang eksogen, sehingga sekresi ludah dan dahak
yang berbahaya di tenggorokan yang dapat mengakibatkan kejang-kejang dapat
dihindarkan. Selain itu juga obat pramedikasi dapat memperkuat efek anestetik
(Schwartz, 1999).
Dalam setiap penatalaksanaan pembedahan diperlukan pencapaian optimal empat
unsur dasar yaitu menghilangkan nyeri, menghilangkan kesadaran, penghambatan
refleks, dan pelemasan otot. Sehingga dalam setiap pembedahan digunakan obat
pramedikasi, analgesik-antipiretik-antiinflamasi, anestesi, dan relaksan otot. antiseptik
digunakan untuk mematikan atau menghentikan pertumbuhan kuman-kuman setempat di
dalam jaringan hidup, pengganti cairan tubuh diberikan untuk menjaga keseimbangan
cairan tubuh dan untuk menghilangkan efek-efek samping setelah pembedahan seperti
gelisah dan mual diberikan antiemetik (Sjamsuhidajat & De Jong, 2019).
Alat kesehatan yang sering digunakan pada bedah onkologi, digestif, dan obgin
adalah benang dalam berbagai jenis dan ukuran, semprit sekali pakai dalam berbagai
ukuran, plester, pisau bedah, kateter, dan sarung tangan. Alat-alat tersebut banyak
digunakan karena merupakan kebutuhan primer bagi berbagai macam kondisi penderita
dengan diagnosis dan tindakan bedah yang berbeda-beda (Hartono, 1985).
Benang yang sering digunakan dalam bedah digestif, onkologi, dan obgin adalah
catgut plain, catgut chromic, benang sutera, nilon, poli propilen, poliester, dan
poliglaktin. Benang-benang tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan jenis bahan dasar
dan berdasarkan kemampuan diabsorpsi tubuh. Kelompok benang bedah berdasarkan
jenis bahan terdiri atas benang mono filamen dan benang multi filamen. Benang
momofilamen terbuat dari satu jenis bahan, dan karena kesederhanaan strukturnya pada
umumnya jaringan tubuh cocok dengan benang ini. Benang monofilamen cukup resisten
terhadap mikroorganisme yang menyebabkan infeksi. Keterbatasan dari benang ini adalah
rapuh, dan mudah berkerut. Benang monofilamen cocok untuk organ vaskular. Contoh
benang monofilamen adalah poliropilen dan nilon (Hartono, 1985).
Benang multifilamen terbuat dari beberapa bahan yang teranyam, sehingga cukup
kuat, halus dan lentur. Benang multifilamen juga disalut agar dapat melalui jaringan
dengan lancar dan membuat benang lebih tahan lama. Benang ini baik untuk jahitan pada
organ pencernaan. Contoh benang multifilamen adalah benang sutera dan nilon yang
selain tersedia dalam bentuk monofilamen juga ada dalam bentuk multifilamen (Hartono,
1985).
Sedangkan benang bedah menurut jenis bahannya terbagi atas dua golongan yaitu
yang dapat diabsorsi dan yang tidak dapat diabsorbsi oleh tubuh kita. Benang yang dapat
diabsorpsi adalah benang yang dapat diuraikan oleh enzim tubuh. Benang yang dapat
diabsorpsi terdiri atas benang sintetik dan non sintetik (Nurfazilah, 2016). Jenis benang
yang non sintetik adalah benang yang terbuat dari kolagen usus mamalia (sapi atau
domba). Benang ini tersedia dalam dua bentuk yaitu ”Catgut plain” dan ”Catgut
chromic”. Bentuk ”Catgut chromic” memiliki daya kekuatan mengikatnya lebih lama
daripada ”Catgut plain”, sehingga diserap lebih lama. Benang sintetik yang dapat
diabsorpsi terbuat dari polimer sintetik dan hampir dapat menggantikan penggunaan