Della Puspita, Riska Yudhistia dan Sandry Kesuma /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(5), 488 -
495
Pengembangan Metode Analisis Kandungan Yodium dengan Metode
Rapid Test KIT 490
iodat yang di persyaratkan SNI yaitu sebanyak 30-80 mg KIO
3
/ Kg garam (Kapantow et
al., 2013). Penelitian serupa yang dilakukan Dita Anisya Keswara pada tahun 2019
dengan 16 sampel garam beryodium juga menunjukkan bahwa 11 sampel garam
beryodium tidak memenuhi standar. Hal ini menunjukkan masih banyak garam
beryodium yang tidak memenuhi standar beredar dipasar.
Penentuan kadar yodium dalam garam dapur dapat dilakukan dengan
menggunakan Titrasi Iodometri, Spektrofotometri UV-VIS, dan Metode Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Metode titrasi iodometri merupakan metode analisis yang
mudah dikerjakan dan tidak memakan biaya yang mahal namun dalam analisisnya
diperlukan banyak reagen serta memerlukan keahlian khusus. Metode spektrofotometri
uv-vis ini akan menghasilkan data yang lebih akurat. Namun dalam prakteknya analisis
kuantitatif hanya bisa dilakukan oleh orang yang sudah ahlinya dalam bidang tersebut dan
untuk melakukan analisis menggunakan metode yang dianjurkan berdasarkan SNI yaitu
metode Spektrofotometri UV-VIS haruslah menggunakan instrument, untuk melakukan
analisis dengan menggunakan instrument budget yang dibutuhkan cukup banyak.
Oleh karena itu, penelitian semi-kuantitatif terhadap kadar yodium pada garam
dapur merupakan solusi agar masyarakat dapat melakukan analisis dengan mudah, tanpa
memerlukan keahlian yang khusus dan biaya yang mahal. Analisis semi-kuantitatif ini
merupakan analisis dimana dilakukan perpaduan antara analisis kualitatif dan kuantitatif.
Dalam analisis semi-kuantitatif ini pengujiannya dilakukan dengan menggunakan metode
Test-Kit, dimana prinsip metode Test Kit ini yaitu reaksi oksidasi pembentukan kompleks
antara yod-amilum yang berwarna biru ungu. Maka dari itu peneliti tertarik untuk
mengembangkan metode semi-kuantitatif terhadap kadar yodium dalam garam dapur.
Metode rapid test yang dikembangkan ini menggunakan prinsip reaksi redoks antara ion
iodat yang terkandung dalam garam dapur dengan ion iodida yang berasal dari reagen test
kit ditambahkan. Selanjutnya iodin yang terbentuk dari reaksi tersebut direaksikan dengan
amilum sehingga terbentuk larutan berwarna biru ungu. Intensitas warna biru ungu yang
terbentuk dari reaksi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan intensitas warna biru
ungu yang dihasilkan oleh larutan standar.
METODE PENELITIAN
Alat dan bahan yang digunakan adalah peralatan gelas, botol semprot, bola
penghisap, neraca analitik, smartphone, aquades, KIO
3
merk pudak, KI pa., NaCl pa.,
HCl Pekat, amilum, dan Sampel Garam Dapur merk A, B, C.
Komposisi larutan test kit yodium terdiri dari HCl pekat, larutan KI 10% yang
dibuat dengan melarutkan 10 gram Kristal KI dalam 100 mL air dan larutan amilum 1%
yang dibuat dengan melarutkan 1 gram amilum dalam 100 air dan selanjutnya
dipanaskan.
Larutan stok KIO
3
100 ppm dibuat dengan menimbang 0,1 gram kristal KIO
3
dan
selanjutnya dilarutkan dalam air hingga 1000 mL. Larutan standar KIO
3
10-100 ppm
dibuat dengan memipet sebanyak 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 ml larutan KIO
3
100 ppm,
kemudian dimasukkan dalam labu takar 10 mL dan ditambahkan air hingga tanda batas.
Larutan uji dibuat dengan menimbang 2 gram garam dapur dan mengencerkannya
dengan air hingga 10 mL.
Penentuan kadar yodium dalam larutan standar dan larutan uji dilakukan dengan
memipet 1 mL larutan dan selanjutnya dimasukkan dalam tabung reaksi. Kemudian
ditambahkan 1 mL larutan KI 10%, 1 mL larutan amilum 1% dan 1 tetes HCl pekat.
sehingga terbentuk larutan berwarna biru ungu. Intensitas warna biru ungu dari
larutan uji diukur absorbansinya dengan menggunakan pencitraan digital. Warna biru