�Karakteristik Pasien Akut Abdomen Berdasarkan Foto Polos Abdomen 2 Posisi di Bagian Radiologi RSD Tidore Kepulauan

 

 

Mohammad Zeid Firly1, Dewi Darmayanti 2, Nur Upik En Masrika3

1, 2, 3 Universitas Khairun, Indonesia

�Email: [email protected]

 

 

Abstrak

Akut abdomen atau nyeri akut abdomen merupakan kasus kegawatdaruratan abdomen yang ditandai dengan adanya keluhan nyeri abdomen yang datang secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 24 jam. Beberapa kasus dapat mengancam jiwa yang berujung kematian. Melihat kasus akut abdomen yang tinggi dengan penyebab yang beragam dan bisa berpotensi untuk mengancam jiwa, serta dari studi literatur yang dilakukan oleh peneliti di mana tidak ditemukan adanya penelitian mengenai gambaran karakteristik akut abdomen di kota Tidore, maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui kondisi akut abdomen di Tidore kepulauan melalui gambaran karakteristik foto polos abdomen 2 posisi di Instalasi Radiologi RSD Tidore Kepulauan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik pasien akut abdomen berdasarkan foto polos abdomen 2 posisi di RSD Tidore Kepulauan. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder berupa rekam medik pasien akut abdomen di bagian radiologi RSD Tidore Kepulauan periode Januari hingga Desember tahun 2021. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 72 kasus akut abdomen hasil terbanyak didapatkan di kelompok usia lansia (37,5%), jenis kelamin laki-laki (68,1%), dan ekspertise foto mengalami dilatasi usus (48,6%). Kasus akut Abdomen berdasarkan foto polos abdomen 2 posisi terbanyak dialami pada lansia, laki-laki, dan hasil ekspertise yang didapat berupa gambaran dilatasi usus.

 

Kata kunci: Akut Abdomen; Foto Polos Abdomen 2 Posisi; RSD Tidore Kepulauan

�����������������������������

Abstract

Acute abdomen or acute abdominal pain is an abdominal emergency characterised by sudden onset of abdominal pain lasting less than 24 hours. Some cases can be life-threatening, leading to death. Seeing the high number of acute abdominal cases with various causes and can be potentially life-threatening, and from the literature study conducted by researchers where no research was found regarding the description of the characteristics of acute abdomen in the city of Tidore, the researchers wanted to conduct research to find out the condition of acute abdomen in the Tidore islands through a description of the characteristics of 2-position abdominal plain photos at the Radiology Installation of Tidore Islands Hospital. The purpose of this study was to determine the characteristics of acute abdominal patients based on 2-position abdominal plain photographs at RSD Tidore Islands. This study used retrospective descriptive research with a cross sectional approach. The type of data collected is secondary data in the form of medical records of acute abdominal patients in the radiology department of RSD Tidore Islands from January to December 2021. The results showed that of the 72 cases of acute abdomen, the most results were obtained in the elderly age group (37.5%), male gender (68.1%), and photoexpertise had dilated intestines (48.6%). Acute abdominal cases based on 2-position plain abdominal photographs are mostly experienced in the elderly, men, and the results of the examination obtained in the form of a picture of bowel dilatation.

 

Keywords: Acute Abdominal; Plain Radiograph of Abdomen 2 Positions; RSD Tidore Kepulauan

*Correspondence Author: Mohammad Zeid Firly

Email: [email protected]

PENDAHULUAN

Akut abdomen atau nyeri akut abdomen merupakan kasus kegawatdaruratan abdomen yang dapat terjadi akibat masalah bedah dan non bedah, gejalanya ditandai dengan adanya keluhan nyeri abdomen yang datang secara tiba-tiba dan berlangsung kurang dari 24 jam. Lebih dari tujuh juta pasien datang dengan keluhan nyeri akut pada abdomen ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) setiap tahunnya di seluruh dunia, dimana 25- 41% merupakan kasus dengan penyebab yang tidak spesifik. Sebagian besar kasus merupakan keluhan ringan dengan prognosis baik, namun beberapa kasus dapat mengancam jiwa yang berujung kematian akibat misdiagnosis, termasuk diantaranya rupture aorta, aneurisma, apendisitis, kehamilan ektopik, dan infark miokard (Ecular et al., 2020; Mannana dkk., 2021).

Berdasarkan sebuah studi cross-sectional berbasis institusi dilakukan dari Januari-Juni 2018, di antara pasien yang dirawat dengan nyeri perut di IQ City Medical College dan Rumah Sakit Narayna India, sebanyak 8688 pasien dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD) selama periode pengumpulan data. Sebanyak 1236 pasien (14,2%) di antaranya dirawat dengan keluhan nyeri abdomen. Frekuensi nyeri abdomen akibat pembedahan dan non-bedah masing-masing sebesar 6,0% dan 8,2% (Thakur and Kumar, 2019).

Belum terdapat data nasional yang menunjukkan prevalensi akut abdomen di Indonesia. Namun, pada kunjungan pasien ke UGD Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang, didapatkan insiden akut abdomen sebanyak 5-10%. Berdasarkan data rekam medik, dari total 10.435 kunjungan di UGD selama tahun 2012, 405 kasus di antaranya ialah pasien dengan keluhan akut abdomen (Mannana dkk., 2021).

Penyebab tersering dari akut abdomen antara lain apendisitis, kolik bilier, kolisistitis, divertikulitis, ileus obstruksi, ileus paralitik, perforasi viskus, pankreatitis, peritonitis, salpingitis, adenitis mesenterika, dan kolik renal. Dilihat dari penyebab nyeri abdomen, nyeri abdomen dapat terjadi karena rangsangan viseral, rangsangan somatik dan akibat peristaltik (Daldiyono dan Syam, 2017).

Penegakan Diagnosis akut abdomen selain anamnesis dan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang radiologi juga memiliki peranan yang sangat penting untuk menegakkan diagnosis akut abdomen. Gambaran radiologi akut abdomen dapat dikerjakan dalam 3 posisi yaitu supine, erect, dan LLD (left lateral decubitus). Untuk kasus akut abdomen disarankan melakukan foto polos abdomen 2 posisi yaitu supine dan LLD selain karena biayanya yang lebih murah juga untuk menghindari paparan radiasi yang berlebihan. Untuk foto polos 3 posisi biasanya hanya diminta untuk memastikan adanya udara bebas yang berpindah-pindah bila difoto dalam posisi yang berbeda (Sudarmo dan Irdam, 2008; James and Kelly, 2013).

Berdasarkan uraian di atas dengan melihat kasus akut abdomen yang tinggi dengan penyebab yang beragam seperti apendisitis, ileus obstruksi, ileus paralitik, perforasi viskus, pankreatitis akut dan peritonitis yang bisa berpotensi untuk mengancam jiwa, serta dari studi literatur yang dilakukan oleh peneliti di mana tidak ditemukan adanya penelitian mengenai gambaran karakteristik akut abdomen di kota Tidore, maka dari itu peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui kondisi akut abdomen di Tidore kepulauan melalui gambaran karakteristik foto polos abdomen 2 posisi di Instalasi Radiologi RSD Tidore Kepulauan.

 

 

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif retrospektif dengan pendekatan cross sectional. Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder berupa rekam medik pasien akut abdomen di bagian radiologi RSD Tidore Kepulauan periode Januari hingga Desember tahun 2021.

Populasi pada penelitian ini adalah pasien presumtif akut abdomen yang melakukan pemeriksaan foto polos abdomen di instalasi radiologi RSD Tidore Kepulauan periode 1 Januari hingga 31 Desember tahun 2021, yang berjumlah 72 pasien.

Semua sampel yang ada dalam penelitian ini adalah semua populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan teknik total sampling.

Kerahasiaan dalam setiap data yang diambil dari rekam medik pasien telah dijamin peneliti dengan baik dengan tidak menuliskan nama pasien melainkan hanya menuliskan inisial dan nomor rekam medik. Selain itu, sebelum melakukan penelitian peneliti telah meminta izin pada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu Kota Tidore Kepulauan dan Direktur Rumah Sakit Daerah Kota Tidore Kepulauan.

 

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengambilan sampel pada bulan November 2023 pada pasien dengan akut abdomen pada tahun 2021 di RSD Kota Tidore didapatkan kasus akut abdomen sebanyak 72 sampel dengan 6 sampel terekslusi menjadi 66 sampel yang berisi nama, usia, jenis kelamin, dan hasil ekspertise 2 posisi pada pasien.

Data-data yang telah dikumpulkan terbagi menjadi beberapa variabel yang kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk diagram dan tabel di bawah ini. Variabel penelitian meliputi variabel distribusi karakteristik pasien akut abdomen berdasarkan usia, jenis kelamin, dan hasil ekpertise foto polos abdomen 2 posisi pada pasien akut abdomen.

 

Tabel 1. Distribusi Usia pada Foto Polos Abdomen 2 Posisi

Usia

Frekuensi (n)

Persentase (%)

0-11

6

9.1

12-25

9

13.6

26-45

13

19.7

46-65

26

39.4

>65

12

18.2

Total

66

100

 

Berdasarkan Tabel 1, distribusi karakteristik pasien akut abdomen berdasarkan usia didapatkan kasus terbanyak pada rentang usia lebih dari 46-65 tahun sebanyak 26 pasien (39,4%), diikuti pada rentang usia 26-45 tahun sebanyak 13 pasien (19,7%), pada rentang usia diatas 65 tahun sebanyak 12 pasien (18.2%), pada usia 12-25 tahun sebanyak 9 pasien (13,6%). Golongan usia yang paling sedikit pada rentang usia 0-11 tahun sebanyak 6 pasien (9,1%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Shiryazdi et al., 2019) yang menyatakan bahwa kasus akut abdomen terbanyak ditemukan di kelompok usia 31-50 tahun sebanyak 116 pasien (33%) dan yang paling sedikit pada kelompok usia 1-12 tahun sebanyak 12 pasien (3,4%). Usia terbanyak pada kasus akut abdomen tergantung dari onset munculnya gejala dan penyebab obstruksinya, banyaknya kasus yang terjadi pada usia lansia awal dikarenakan semakin bertambahnya usia maka akan semakin menurun daya tahan tubuh serta fungsi organ tubuh. Namun didapatkan hasil berbeda dengan pada penelitian yang dilakukan oleh Serin yang melibatkan 40 responden paling banyak ditemukan pada rentang usia 6-11 tahun sebanyak 8 responden (20%). kejadian ileus obstruksi lebih sering menyerang anak � anak hal ini dikarenakan penyumbatan pada saluran pencernaan pada anak disebabkan intususepsi (Serin dkk., 2017).

 

Tabel 2. Distribusi Jenis Kelamin pada Foto Polos Abdomen 2 Posisi

Jenis Kelamin

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Laki-laki

45

68.2

Perempuan

21

31.8

Total

66

100

 

Berdasarkan Tabel 2, distribusi karakteristik pasien akut abdomen berdasarkan jenis kelamin didapatkan kasus terbanyak yaitu� laki-laki� sebanyak 45 pasien (68,2%), diikuti dengan perempuan sebanyak 21 pasien (31,8%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Thakur and Kumar, 2019) di India yang mendapatkan sebanyak 348 (66,4%) dari populasi penelitian adalah laki-laki dan 176 (33,6%) adalah perempuan. Sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Shiryazdi pada tahun 2019 yang mendapatkan sebanyak 180 pasien (51,1%) adalah laki laki dan 172 pasien (48,9%) adalah perempuan (Shiryazdi et al., 2019). Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alfi pada tahun 2020 yang menyebutkan bahwa dari 30 responden paling banyak didapatkan responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 19 (63,7%) responden. Namun hal tersebut belum dapat membuktikan bahwa laki-laki lebih berisiko daripada wanita (Wahyudi et al., 2020).

 

Tabel 3. Distribusi Hasil Ekspertise pada Foto Polos Abdomen 2 Posisi

Hasil Ekspertise

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Normal

20

30.3

Dilatasi Usus

29

44.0

Udara Bebas

3

4.5

Meteorismus

4

6.1

Fecal Mass

4

6.1

Dilatasi Gaster

2

3.0

Ascites

1

1.5

Sentinel Loop

3

4.5

Total

66

100

 

Berdasarkan Tabel 3, distribusi karakteristik pasien akut abdomen berdasarkan hasil ekspertise foto polos abdomen didapatkan bahwa jumlah pasien yang tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan foto polos abdomen 2 posisi adalah 20 pasien (30,3%), dilatasi usus sebanyak 29 pasien (44,0%), udara bebas sebanyak 3 pasien (4,5%), meteorismus sebanyak 4 pasien (6,1%), fecal mass sebanyak 4 pasien (6,1%), dilatasi gaster sebanyak 2 pasien (3,0%), ascites sebanyak 1 pasien (1,5%), dan sentinel loop sebanyak 3 pasien (4,5%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Prasannan et al., 2005)� didapatkan dari� 168 pasien yang melakukan pemeriksaan foto polos abdomen, 43 pasien (25,6%) didapatkan hasil ekspertise berupa kesan obstruksi usus/ dilatasi usus. Hasil berbeda ditemukan pada penelitian (Ramesh et al., 2023) dimana dari 50 pasien, hasil terbanyak didapatkan batu buli sebanyak 16 pasien (32%), diikuti oleh obstruksi usus/dilatasi usus sebanyak 13 pasien (26%). Obstruksi usus adalah penyebab paling umum pada akut abdomen. Terdapat sebuah studi yang dilakukan oleh (Kim et al., 2011) yang melibatkan sekitar 216 pasien di unit gawat darurat dilakukan untuk mengevaluasi kemampuan foto polos abdomen untuk mendeteksi obstruksi usus dan dilatasi usus. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pemeriksaan foto polos abdomen memiliki sensitivitas sebesar 82% dan spesifisitas sebesar 92,4 % dalam mendeteksi obstruksi usus dan dilatasi usus. Karena itu foto polos abdomen dianjurkan sebagai modal utama dalam mendeteksi obstruksi usus dan dilatasi usus (Gans et al., 2012).

 

 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di bagian radiologi RSD Tidore Kepulauan pada tahun 2023 pada ekspertise foto polos abdomen dua posisi pada pasien akut abdomen, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kelompok usia tertinggi adalah kelompok usia dewasa akhir hingga lansia awal (46-65 tahun) (39,4%). Jenis kelamin terbanyak ditemukan pada laki-laki (68,2%). Temuan ekspertise paling banyak didapatkan temuan dilatasi usus dengan step ladder appearance (44%).

 

 

 

BIBLIOGRAFI

Daldiyono and Syam, A.F. (2017) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. VI. Edited by S. Setiati et al. InternaPublishing.

Ecular, M.O.L. et al. (2020) �Asuhan Keperawatan Pada Pasien Akut Abdomen Dengan Pemenuhan Kebutuhan Aman Dan Nyaman Di Igd Rsud Salatiga�, Universitas Kusuma Husada Surakarta, 8719(2006).

Gans, S.L., Stoker, J. and Boermeester, M.A. (2012) �Plain abdominal radiography in acute abdominal pain; past, present, and future�, International Journal of General Medicine, 5, pp. 525�533. Available at: https://doi.org/10.2147/IJGM.S17410.

James, B. and Kelly, B. (2013) �The Abdominal Radiograph�, Ulster Med J., 3(82), pp. 179�187. Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3913410/.

Kim, S.H. et al. (2011) �Accuracy of plain abdominal radiography in the differentiation between small bowel obstruction and small bowel ileus in acute abdomen presenting to emergency department�, Hong Kong Journal of Emergency Medicine, 18(2), pp. 68�79. Available at: https://doi.org/10.1177/102490791101800202.

Mannana, A., Tangel, S.J.C. and Prasetyo, E. (2021) �Diagnosis Akut Abdomen akibat Peritonitis�, e-CliniC, 9(1), pp. 33�39. Available at: https://doi.org/10.35790/ecl.v9i1.31853.

Prasannan, S. et al. (2005) �Diagnostic Value of Plain Abdominal Radiographs in Patients with Acute Abdominal Pain�, Asian Journal of Surgery, 28(4), pp. 246�251. Available at: https://doi.org/10.1016/S1015-9584(09)60354-7.

Ramesh, V. et al. (2023) �Role of Plain Abdominal Radiography and Ultrasonography in Evaluation of Nontraumatic Acute Abdomen�, International Journal of Medical and Pharmaceutical Research, 5(5), pp. 197�207.

Serin, A., Simangunsong, B. and Siagian, P. (2017) �Karakteristik Penderita Ileus Obstruksi Yang Rawat Inap Di RSUD Deli Serdang Lubuk Pakam Periode 2015-2016�, Jurnal Kedokteran Methodist, 10(1), pp. 31�34.

Shiryazdi, S.M. et al. (2019) �acute abdomInal paIn causes In patIents referred to uZrocI aKutnoG abdomInalnoG bola Kod pacIjenata upućenIh na bolnIčKo lečenje�, 53(1), pp. 14�19. Available at: https://doi.org/10.5937/mckg53-19137.

Sudarmo, P. and Irdam, A.I. (2008) �Pemeriksaan Radiografi Polos Abdomen pada Kasus Gawat Darurat�, 58(12), pp. 538�539.

Thakur, J.K. and Kumar, R. (2019) �Epidemiology of acute abdominal pain: a cross-sectional study in a tertiary care hospital of Eastern India�, International Surgery Journal, 6(2), p. 345. Available at: https://doi.org/10.18203/2349-2902.isj20190380.

Wahyudi, A. et al. (2020) �Obstructive Ileus Incidence Rate in Examination of BNO 3 Position in Abdul Moeloek Hospital�, Jiksh, 11(1), pp. 145�151. Available at: https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.233.

 

� 2024 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).