Indah Fitriyani /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(5), 543 - 549
Laporan Kasus: Tiga Neonatus Yang Lahir Dari Ibu Yang Terinfeksi Covid 19 Di Rsud. Undata
Palu Dinyatakan Positif Covid 19, Penularan Melalui Vertikal Ibu Ke Janin Atau Karena
Lingkungan 547
spesimen seperti cairan ketuban, darah tali pusat, ASI, atau cairan vagina. Udugama dkk
menyarankan bahwa hasil dapat dipengaruhi oleh viral load, teknik sampel, atau tahap
penyakit awal.
Sebanyak 46 pasangan ibu-bayi telah diuji sampel ASInya untuk COVID-19.
Semua ibu memiliki COVID-19, sementara 13 bayi dinyatakan positif COVID-19.
Sampel ASI dari 43 ibu negatif untuk virus COVID-19 sedangkan sampel dari 3 ibu
dinyatakan positif partikel virus dengan RT-PCR. Di antara 3 bayi yang ASI ibunya dites
positif untuk partikel RNA virual, bukan virus hidup, satu bayi dinyatakan positif
COVID-19 tetapi praktik pemberian makan bayi tidak dilaporkan. Dua bayi lainnya
dinyatakan negatif COVID-19; satu disusui, dan bayi lainnya diberi ASI perah setelah
partikel RNA virus tidak lagi terdeteksi. Pada anak tunggal dengan COVID-19, tidak
jelas jalur atau sumber mana bayi terinfeksi, yaitu melalui ASI atau tetesan dari kontak
dekat dengan ibu yang terinfeksi.
Chen dkk. tidak menemukan SARS-CoV-2 dalam cairan ketuban yang
dikumpulkan dari enam wanita yang terinfeksi. Weiyong dkk. menguji plasenta dan
lendir vagina ibu, hasilnya negatif. Wang dkk. memperoleh hasil tes virus-negatif dalam
cairan ketuban, plasenta dan darah tali pusat dari wanita yang terinfeksi.
Maksim dkk melaporkan seorang wanita berusia 40 tahun, G2P1 dirawat di
rumah sakit tersier di Toronto, Ontario. Pasien ini menderita neutropenia, diabetes
gestasional, dan riwayat infeksi bakteri yang sering, termasuk sinusitis, infeksi kulit, dan
bronkitis selama kehamilan ini, yang diatasi dengan pengobatan antibiotik. Pasien
mengalami mialgia, nafsu makan menurun, kelelahan, batuk kering dan suhu 39 ° C
dalam 24 jam sebelumnya. Usap nasofaring positif untuk target gen yang dicurigai
sindrom pernapasan akut parah virus corona 2 (SARS-CoV-2) melalui pengujian reverse
transcription polymerase chain reaction (RT-PCR). Tidak ada kegawatan janin selama
kehamilan atau setelah masuk RS. Pasien tersebut tidak membutuhkan alat bantu
pernapasan saat melahirkan. Kelahiran sesar dilakukan dengan anestesi regional, dengan
kewaspadaan melalui udara, tetesan dan kontak. Ketuban pecah secara artifisial dilakukan
saat operasi. Cairan ketubannya bening. Bayi laki-laki lahir tidak membutuhkan
resusitasi. Skor Apgarnya adalah 9 pada 1 menit dan 9 pada 5 menit, dan berat lahirnya
adalah 2,93 kg. Sesuai dengan SOP, penjepitan tali pusat yang tertunda tidak dilakukan,
dan neonatus segera dipindahkan dari lapangan operasi secara steril, ke resusitator yang
berjarak 2 m di ruangan yang sama. Usap plasenta (sisi ibu dan janin) diperoleh. Jaringan
plasenta dikirim untuk PCR dan pemeriksaan histopatologi. Usap nasofaring diambil dari
neonatus pada hari lahir, hari ke-2 dan ke-7, setelah bayi dibersihkan secara menyeluruh
dan sebelum kontak dengan ibu. Ketiga usap nasofaring neonatus itu positif untuk target
gen SARS-CoV-2 melalui pengujian RT-PCR; plasma neonatal dinyatakan positif pada
hari ke-4, dan tinja positif pada hari ke-7.
Ada tantangan signifikan untuk mengembangkan tes sensitif dan spesifik untuk
mendiagnosis COVID-19 yang disebabkan oleh infeksi virus RNA, sindrom pernapasan
akut parah, coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Diagnosis COVID-19 pada stadium akut
bergantung pada pendeteksian RNA genomik SARS-CoV-2 pada usap naso /
oropharyngeal (NOP). Usap dipindahkan ke laboratorium baik dalam media transportasi
virus atau universal (VTM / UTM) dan reverse transcriptase PCR (RT-PCR) dilakukan
untuk mendeteksi SARS-CoV-2 RNA.
Mempertimbangkan transmisi vertikal virus pernapasan dari ibu ke anak, ada tiga
pola potensial: transplasenta selama kehamilan, melalui jalan lahir selama persalinan dan
menyusui pascapartum. Bukti yang diperoleh hingga saat ini menunjukkan bahwa tidak
terjadi penularan vertikal virus corona dari ibu hamil ke janin.
Keterbatasan dari laporan kasus ini adalah tidak dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut terhadap air ketuban, darah tali pusat, ataupun plasenta. Pemeriksaan tambahan