Yesi Nurmalasari, Wafa Alim, Sonia Aryayunengsih, Sri Fauziani, Wega Fabia Prawira, and Sofia
Hirsya . /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(5), 588 - 596
Penerapan Program Abikama (Ayo Budidaya Kelor Bersama) Melalui Metode Asik (Aktif,
Sosialisasi, Inovatif, Dan Kreatif) 590
karbohidrat serta serat dari sayuran ke pola makan ke barat-baratan, dengan komposisi
asupan yang terlalu banyak mengandung lemak, protein, gula, garam, dan kurang
mengandung serat (Setiati et al., 2016).
Selain kasus penyakit yang terjadi pada orang dewasa, ada juga kasus penyakit
yang sangat diperhatikan di bidang kesehatan yaitu kasus stunting pada anak-anak.
Stunting merupakan keadaan dimana tinggi badan seseorang yang kurang daripada tinggi
normal berdasarkan usia dan jenis kelamin. Tinggi badan menjadi salah satu jenis
pemeriksaan antropometri dan dapat mengindikasikan ukup atau kurangnya status gizi
seseorang. Kasus stunting menunjukkan angka status gizi dibawah normal atau kurangnya
asupan gizi (malnutrisi) dalam kurun waktu yang lama (kronis). Permasalahan kurang
gizi dan stunting menjadi dua masalah yang saling beriringan. Stunting pada anak adalah
dampak dari defisiensi nutrien selama 1000 hari pertama kehidupan. Hal ini menunjukan
masalah perkembangan tubuh anak yang irreversible, sehingga menimbulkan penurunan
kemampuan kognitif serta motorik dan penurunan performa kerja. Anak yang mengidap
stunting memiliki rerata skor Intelligence Quotient (IQ) 11 poin lebih rendah daripada
rerata skor IQ pada anak normal. Gangguan tumbuh kembang ini akibat kekurangan gizi,
jika tidak mendapatkan penanganan sejak dini maka akan berlanjut hingga dewasa
(Kemenkes, 2016).
Berdasarkan topik permasalahan yang ada pada kasus-kasus diatas. Permasalahan
yang sering terjadi ialah dari sisi konsumsi makanannya. Tingkat terjadinya kasus-kasus
diatas memang cukup tinggi, namun hal ini bisa kita minimalisir dengan salah satu
caranya mengkonsumsi makanan yang sehat. Tanaman kelor merupakan satu langkah
untuk mengurangi kasus tersebut. Tanaman ini dapat menurunkan kadar gula darah,
mengontrol tekanan darah serta dapat berfungsi sebagai sumber makanan yang kaya akan
nutrisi.
Kelor (Moringa oleifera) ialah tumbuhan yang mempunyai banyak khasiat dalam
dunia kesehatan. Bermacam publikasi hasil dari sebagian riset menguak isi nutrisi kelor
yang sangat luar biasa, yaitu protein, vitamin (A, B1, B2, C, E), magnesium, zat besi,
kalsium, serta berbagai jenis asam amino. Perihal tersebut dinyatakan lebih besar
daripada isi buah serta sayur- mayur yang lain. Disamping kandung nutrisi yang tinggi,
kelor ini mengandung serat (KLHK, 2020). Selain itu, tumbuhan ini terdapat kandungan
antioksidan dan juga senyawa bioaktif tinggi. Tumbuhan ini juga berperan sebagai pohon
obat tradisional yang memiliki potensi tinggi dalam pengobatan alternatif dikarenakan
tingginya kandungan gizi. Tumbuhan ini telah digunakan dalam beberapa pengobatan
tradisional diantaranya hiperglikemia, peradangan, infeksi bakteri / virus dan kanker
(Tiloke et al., 2018).
Antioksidan alami dapat ditemukan pada tumbuhan kelor (Moringa oleifera),
contohnya terdapat pada daun pada bagian daun. Suatu penelitian terhadap ekstraksi dari
daun Moringa oleifera menuturkan adanya aktivitas antioksidan yang tinggi pada proses
in vivo dan in vitro. Daun Moringa oleifera kaya juga akan phytochemicals, vitamin,
mineral, karoten, asam amino, senyawa flavonoid serta phenolic. Antioksidan dibutuhkan
untuk mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif merupakan kondisi ketidakseimbangan
antara tingkat radikal bebas yang ada dengan tingkat antioksidan di dalam tubuh.
Antioksidan memiliki sifat sangat mudah dioksidasi, hal ini menjadikan radikal bebas
akan mengoksidasi antioksidan dan melindungi molekul lain didalam sel dari kerusakan
yang dikarenakan oksidasi oleh radikal bebas atau oksigen reaktif (Khor et al., 2018).
Radikal bebas juga memiliki peran dalam proses degenerasi. Proses ini merupakan suatu
proses menghilangnya kemampuan jaringan secara bertahap untuk mengganti atau
memperbaiki diri dan menjaga fungsi normalnya. Perubahan-perubahan ini dapat
mengenai sistem muskuloskeletal, respirasi, saraf, kardiovaskuler, sistem integumen, dan