STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI RUMAH TANGGA

UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN DI KOTA PEKANBARU

(STUDI KASUS KERUPUK RAMBAK PARYONO)

 

Novian1, Rahmi Zainal2, Praditya Kusuma Wardani3

1,3Program Studi Agribisnis, Universitas Riau, 2Program Studi Akuntansi, STIE Persada Bunda

E-mail : [email protected]

 

Kata Kunci

Abstrak

agroindustri, penerimaan, total biaya dan pendapatan

Agroindustri merupakan industri pengolahan yamg berbahan baku utama produk pertanian. Agroindustri tidak hanya mengolah bahan baku dari hasil pertanian, Agroindustri menjadi salah satu subsistem yang memiliki peran dalam perekonomian antara lain mampu meningkatkan pendapatan bagi pelaku agribisnis, membuka lapangan pekerjaan dan menambah nilai jual dari produk pertanian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari data langsung lapangan melakukan observasi dan wawancara pada pengusaha kerupuk. Metode penelitian menggunakan metode studi kasus terhadap agroindustri kerupuk rambak untuk memperoleh informasi dengan melakukan observasi langsung dan wawancara. Analisis data yang digunakan yaitu analisis faktor internal dan eksternal menggunakan matriks IFE dan EFE, analisis posisi usaha menggunakan matriks IE, perumusan alternatif strategi pengembangan agroindustri kerupuk menggunakan matriks SWOT dan analisis strategi prioritas pengembangan menggunakan matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru berada di posisi sel II sehingga dapat dirumuskan strategi untuk tumbuh dan berkembang. Strategi yang dirumuskan adalah; pertama segmentasi pasar; kedua meningkatkan kualitas dan kuantitas produk serta menggunakan teknologi modern agar produksi dapat efektif dan efisien; ketiga menjalin kerjasama dengan konsumen agar mudah melakukan inovasi produk. Strategi pertama dilakukan untuk mengetahui kompetitor dan kebutuhan konsumen. Strategi kedua dijalankan untuk memenuhi kebutuhan pasar dan target pemasaran. Strategi ketiga dilakukan agar produk bisa menjangkau konsumen yang lebih luas.

 

Keywords

Abstract

Agroindustry, revenue, cost and income

Agroindustry is a processing industry whose main raw materials are agricultural products. Agroindustry does not only process raw materials from agricultural products, Agroindustry is a subsystem that has a role in the economy, including being able to increase income for agribusiness actors, open up employment opportunities and increase the selling value of agricultural products. The data collected in this research includes primary data and secondary data. Primary data was obtained from direct field data conducting observations and interviews with cracker entrepreneurs. The research method uses a case study method on the rambak cracker agroindustry to obtain information by conducting direct observations and interviews. The data analysis used is analysis of internal and external factors using the IFE and EFE matrices, analysis of business position using the IE matrix, formulation of alternative development strategies for the cracker agroindustry using the SWOT matrix and analysis of development priority strategies using the QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) matrix. The rambak cracker agroindustry in Tirtasiak Village is in cell II position so that strategies can be formulated to grow and develop. The strategy formulated is; first market segmentation; secondly, increasing the quality and quantity of products and using modern technology so that production can be effective and efficient; thirdly, to collaborate with consumers to make it easier to innovate products. The first strategy is carried out to find out competitors and consumer needs. The second strategy is implemented to meet market needs and marketing targets. The third strategy is carried out so that the product can reach a wider range of consumers


*
Correspondence Author: Novian

Email: [email protected]

PENDAHULUAN

Agroindustri merupakan industri pengolahan yamg berbahan baku utama produk pertanian. Agroindustri tidak hanya mengolah bahan baku dari hasil pertanian, agroindustri juga membuat alat-alat dan sarana dalam kegiatan pertanian. Agroindustri menjadi salah satu subsistem yang memiliki peran dalam perekonomian antara lain mampu meningkatkan pendapatan bagi pelaku agribisnis, membuka lapangan pekerjaan dan menambah nilai jual dari produk pertanian (Munte, 2020).

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha Mikro merupakan usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja kurang dari 5 orang (termasuk tenaga kerja keluarga) (Badan Pusat Statistik Nasional, 2017 ). Agroindustri skala rumah tangga sebagai sebuah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih dihadapkan pada berbagai tantangan dan hambatan dalam menghadapi persaingan salah satunya pada aspek pendapatan yang diperoleh. Pendapatan bagi suatu agroindustri rumah tangga merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur kinerja dan menilai keberlanjutan bisnis. UMKM merupakan suatu aktivitas atau kegiatan ekonomi yang menjadi penggerak pembangunan Indonesia seperti industri manufaktur, agribsnis, agraris, dan juga sumber daya manusia. Hal ini mengindikasikan bahwa UMKM mengandung arti pemulihan perekonomian Indonesia melalui pengembangan sektor perdagangan untuk program pemberdayaan masyarakat yang membutuhkan pekerjaan (Abdurohim, 2023). Pendapatan UMKM tergantung pada kegiatan pemasaran dan strategi bisnis yang diterapkan. Dalam kegiatan pemasaran, tentu lebih dahulu menyusun perencanaan strategis untuk memberi arah terhadap kegiatan perusahaan yang menyeluruh, yang harus didukung rencana pelaksanaan lebih rinci di bidang-bidang kegiatan perusahaan (Trilestari et al., 2019). Pemberdayaan UMKM sangat penting dan strategis dalam mengantisipasi perekonomian terutama dalam memperkuat struktur Perekonomian Nasional (Ukkas, 2017).

Strategi adalah rencana untuk memperbesar pengaruh terhadap pasar, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, yang didasari pada riset pasar, penilaian, perencanaan produk, promosi, perencanaan secara distribusi. Pasca pandemi covid-19 pelaku usaha dituntut untuk dapat meningkatkan pendapatan usaha, tentunya perlu adanya strategi yang tepat dalam menghadapi kondisi tersebut (Sari et al., 2024). Strategi yang tepat dapat dirumuskan dengan memperhitungkan kondisi internal dan eksternal lingkungan bisnis (Ritonga, 2020).

Kenaikan harga bahan baku dan penunjang mempangaruhi biaya proses produksi kerupuk rambak. Bahan pokok pembuatan kerupuk rambak adalah tepung terigu, tepung tapioka dan bawang putih (Taufiq, 2022). Bahan penunjang kerupuk rambak salah satunya adalah minyak goreng kemasan. Kenaikan harga tepung terigu yang terjadi pada tahun 2022 dan kembali terjadi di awal tahun 2024 tentu mendatangkan pengaruh yang besar bagi UMKM dibidang Agroindustri untuk berkembang. Bawang putih juga mengalami kenaikan pada tahun 2022, kemudian kembali mengalami kenaikan hingga mencapai 50% pada tahun 2024. Minyak goreng kemasan mengalami harga fluktuatif dari kurun waktu tahun 2022 hingga pada tahun 2024 ini (Badan Pangan Nasional, 2024).

Salah satu usaha mikro berskala rumah tangga yang terdapat di Kota Pekanbaru adalah kerupuk rambak yang diproduksi oleh Bapak Paryono sejak tahun 2020. Usaha ini terletak di Kelurahan Tirta Siak, yang mana pada kelurahan ini terdapat banyak agroindustri berskala rumah tangga. Nama kerupuk rambak ini diambil dari bahasa Jawa yang artinya kerupuk kulit. Bapak Paryono mengolah kerupuk rambak setiap hari dengan omset saat ini dalam satu hari bisa mencapai sebesar Rp450.000.

Bapak Paryono mengalami berbagai masalah dalam menjalankan usaha. Salah satu kendala yaitu banyak saingan dari usaha yang sejenis dan harga relatif murah. Sehingga minat konsumen yang membeli kerupuk rambak berkurang, disebabkan banyaknya pesaing yang memberikan harga lebih murah. Harga kerupuk rambak milik Bapak Paryono dijual sebesar Rp2.300/bungkus, sedangkan kerupuk lain Rp1000/bungkus. Dalam mendapatkan bahan baku yang berfluktuasi sehingga membuat pengrajin sulit untuk mempertahankan harga penjualan. Perbandingan tersebut menunjukkan persaingan diantara produsen kerupuk rambak dan kerupuk jengkol dan cabe.

Berdasarkan uraian latar belakang ini perlu dilakukan penelitian mengenai strategi pengembangan usaha kerupuk rambak Bapak Paryono yang tepat agar dapat meningkatkan omset penjualan serta keberlanjutan untuk kedepannya berkembang, sehingga usaha tersebut dapat bertahan dan memberikan kontribusi kepada karyawan dan konsumen.

 

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan di Usaha Kerupuk Rambak Paryono, Kelurahan Tirta Siak, Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atas pertimbangan bahwa terdapat sentra produksi yang cukup potensial di Kelurahan Tirta Siak serta unit usaha ini produsen tunggal untuk komoditas sejenis, maka ditetapkanlah usaha Bapak Paryono sebagai tempat penelitian.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer dilakukan dengan wawancara langsung dengan pengrajin kerupuk melalui survei dan daftar kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Data sekunder diperoleh dari jurnal penelitian terdahulu, instansi atau lembaga terkait dengan substansi penelitian, seperti Badan Pusat Statistik (BPS), website dan jurnal yang mengandung teori mengenai penelitian. Pengumpulan data yang diperlukan tersebut dilakukan dengan teknik sebagai berikut:

a.       Kuisioner adalah bahan yang digunakan untuk wawancara, dimana dalam kusioner berisikan daftar pertanyaan dan pertanyaan tersebut ada yang bersifat terbuka dan tertutup.

b.       Wawancara adalah teknik yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari narasumber yang dibutuhkan serta berhubungan dengan penelitian untuk menjawab rumusan masalah. Dimana teknis wawancara sudah diatur terlebih dahulu dalam pedoman wawancara seperti dalam pembuatan kuisioner sehingga proses wawancara dapat berjalan dengan lancar.

 

Analisis Faktor Internal dan Faktor Eksternal

�� Faktor internal pada agroindustri kerupuk rambak meliputi kondisi keuangan, sumber daya manusia, produksi, manajemen pasar. Faktor eksternal pada agroindustri kerupuk rambak meliputi kondisi lingkungan, hukum dan ekonomi. Faktor internal dan ekstrenal kemudian dianalisis menggunakan matriks IFE dan EFE untuk melihat seberapa besar pengaruh faktor bagi agroindustri kerupuk. matriks IFE dan EFE, terdapat faktor strategi, bobot, rating dan skor yang akan mengevaluasi bagaimana faktor internal dan eksternal agroindustri kerupuk rambak di Kelurahan Tirtasiak, untuk membuat matriks IFE dan EFE sebagai berikut:

1.       Menentukan faktor internal dan eksternal pada kolom 1.

2.       Beri bobot masing � masing faktor pada kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai 0,0 (tidak penting).

3.       Hitung rating pada kolom 3 dengan memberikan skala mulai dari 4 (Outstanding) sampai dengan 1 (Poor).

4.       Hitung skor dengan mengalikan bobot dan rating pada kolom 3.

 

Analisis posisi usaha

�� Matriks IE (Internal external) merupakan alat untuk menentukan posisi usaha agroindustri kerupuk rambak Kota Pekanbaru didasarkan pada nilai IFE dan EFE. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis yang lebih detail sehingga dapat menjadi acuan perusahaan. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 1.

 

 

 

Strong

Average

Weak

 

 

3,0 � 4,0

2,0 � 2,99

1,0 � 1,99

 

4,0

 

 

 

High 3,0 � 4,0

3,0

I (grow and build)

II (grow and build)

III (hold and maintain)

Medium 2,00 � 2,99

2,0

IV (grow and build)

V (hold and maintain)

VI (harvest and diverst)

Low 1,00 � 1,99

 

VII (hold and maintain)

VIII (harvest and diverst)

XI (harvest and diverst)

Gambar 1. Matriks IE.

Sumber: (Rangkuti, 2015).

��

�� Gambar 1 dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, yang dapat dikelompokkan menjadi:

1.       Growth strategy merupakan pertumbuhan Perusahaan berada pada sel I, II dan V atau upaya diversifikasi pada sel VII dan VIII.

2.       Stability strategy merupakan strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.

3.       Retrenchment strategy merupakan usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan Perusahaan, terdapat pada sel III, VI dan IX.

 

Perumusan strategi alternatif

�� Perumusan strategi alternatif agroindustri kerupuk rambak Kota Pekanbaru menggunakan analisis SWOT dengan menjabarkan strategi berdasarkan faktor internal dan eksternal. Analisis SWOT digambarkan dengan 4 kemungkinan alternatif strategi. Matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 2.

 

 

Internal

 

Eksternal

 

 

Strength (S)

                     Tentukan 5-10 faktor � faktor kekuatan internal

Weakness (W)

                     Tentukan 5-10 faktor � faktor kelemahan internal

Oopportunities (O)

                     Tentukan 5-10 faktor � faktor peluang eksternal

Strategi S � O

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi W � O

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Threats (T)

                     Tentukan 5-10 faktor � faktor ancaman eksternal

Strategi S � T

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi W � T

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber: (Rangkuti, 2015).

Gambar 2. Matriks SWOT.

��

�� Gambar 2 menggambarkan bagaimana alternatif strategi pengembangan agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru menggunakan matriks SWOT dan pertimbangan usaha dari analisis matriks IE. Matriks QSPM digunakan untuk menentukan strategi prioritas setelah melakukan perumusan matriks SWOT dan matriks IE.

Analisis strategi prioritas

�� Penentuan strategi prioritas pada pengembangan agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru menggunakan matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix). Alternatif strategi tahap ini didapatkan setelah melakukan perumusan pada matriks SWOT dan IE. Tahapan dalam analisis matriks QSPM sebagai berikut:

1.       Membuat faktor � faktor internal dan eksternal dari matriks IFE dan EFE beserta nilai bobot faktor.

2.       Memeriksa matriks tahap 2 (The matching stage) dan identifikasi strategi yang harus dipertimbangkan untuk diterapkan.

3.       Tentukan AS (Attractiveness score) yang menunjukkan Tingkat relative dengan skor antara 1 (tidak menarik) sampai 4 (sangat menarik).

4.       Hitung TAS (Total attractiveness score) dengan perkalian antara bobot dan AS.

5.       Hitung jumlah total TAS pada setiap strategi. Nilai TAS tertinggi adalah strategi yang harus diterapkan.

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Berdasarkan studi literasi yang telah dilakukan dalam artikel ilmiah yang memuat penelitian terkait dengan topik, peneliti memperoleh beerapa data penting sebagai berikut :

1.       Kemampuan berpikir kritis yang dimiliki mahasiswa masih kurang (Choerunnisa, 2022; Jundu dkk., 2019; Kristianto, 2019, Sukariasih, 2019, Suparya, 2020)

2.       Pembelajaran biasa yang dilakukan tidak dapat mengasah keterampilan berpikir kritis mahasiswa (Farcis, 2019; Suparya, 2020; Larasati, 2020).

3.       Kemampuan dalam berpikir kritis sangat diperlukan oleh mahasiswa untuk dijadikan bekal mempersiapkan masa depan (Sugianto, 2020; Sukariasih dkk., 2020; Pambudi, 2022).

4.       Keterampilan berpikir kritis mahasiswa dapat ditingkatkan melalui proses pembelajaran yang dapat mendorong mahasiswa untuk berpikir kritis dengan adanya model pembelajaran tertentu yang tepat (Jurnal dkk., 2019; Kristianto, 2019; Putri dkk., 2019; Siswanto, 2020).

5.       Adanya pembelajaran inkuiri terimbing dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa (Kristianto, 2019; Rusmansyah, 2019; Supriyatno dkk., 2020).

 

Pembahasan

Keterampilan berpikir kritis mahasiswa yang masih rendah

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada artikel tersebut ditemukan bahwa rendahnya kemampuan berpikir kritis mahasiswa antara lain disebabkan olehpenggunaan metodepembelajaran yang kurang efektif. Mahasiswa secara pasif menerima informasi dari pendidik tanpa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran seperti metode pembelajaran berbasis ceramah yang masih berlangsung cukup banyak di berbagai tempat. Dengan menggunakanmetode ini, pendidik berperan secara menyeluruh dalam memberikan informasi perkuliahan. Hal ini menyebabkan mahasiswa kurang terampil dalam mengatur konsep materi yang telah diajarkan. Seharusnya di era ini pembelajaran harus dilakukan dengan cara yang bermakna dan terstruktur sehingga memungkinkan mahasiswa mengatur dan menata berbagai konsep yang berasal dari dalam dirinya (Sumiyarti dkk., 2019). Mahaiswa mungkin kurang memiliki kesempatan untuk berlatih dan mengaplikasikan keterampilan berpikir kritis dalam kehidupannya terutama pendidikannya. Kurangnya proyek-proyek atau tugas yang menuntut pemikiran kritis dapat menyebabkan kurangnya pengembangan keterampilan ini.

Dalam banyak kasus, mahasiswa tidak mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Akibatnya, mahasiswa hanya memiliki keterampilan teoritis yang baik dan pengetahuan praktis yang minim. Hal tersebut menyebabkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa masih belum diasah dan sulituntuk ditingkatkan demi kemajuannya.

Kemampuan dalam berpikir kritis tidak datang secara alami dan erlangsung dalam waktu cepat pada mahasiswa. Dorongan dari lingkungan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Dengan demikian,keterampilan berpikir kritispada dasarnya dapat diajarkan kepada mahasiswa secara bertahap denganmenggunakan model pembelajaran yang tepat.

 

a.       Mahasiswa perlu memilki ketrampilan berpikir kritis

Sangat penting bagi mahasiswa untuk memiliki kemampuan berpikir kritis dikarenakan untuk mempersiapkan mahasiswa memasuki masyarakat dan sebagai bekal dalam mempersiapkan masa depan mereka. Keterampilan berpikir kritis yang dimilikimahasiswa akan berdampak pada keberhasilan dan profesionalisme mereka kedepannya (Jundu, 2020).

Berpikir kritis membantu mahasiswa dalam menganalisis informasi dengan cermat, mengevaluasi argumen, membuat keputusan yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan. Keterampilan berpikir kritis juga dapat membantu mahasiswa dalam memahami materi secara mendalam. Dengan adanya kemampuan ini, mahasiswa dapat menganalisis informasi dengan lebih kritis, menarik kesimpulan yang lebih baik dan mengaitkan konsep yang telah mereka pelajari dengan konteks yang lebih luas. Husnaini (2020) mengemukakan bahwa hal ini adalah keterampilan yang sangat penting dimilki untuk memecahkan masalahyang kompleks, memahaminya, dan mengembangkan solusiinovatif.

 

b.      Model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis pada mahasiswa

Solusi yang mungkin untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa adalah dengan melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing. Dalam model pembelajaran ini siswa didorong untuk membangunpengetahuan melalui kegiatan penelitian dan penyelidikan. Selain itu, model pembelajaran inkuiri terbimbing memberikan kesempatan bagi mahasiswa agar bisa mengevaluasi informasi yang diperoleh mereka, baik erupa sumber yang sekunder maupun hasil eksperimen dari mereka sendiri. Proses ini dapat membantu mereka untuk mengembangkan kemampuan kritis dalam menilai kebenaran dan informasi penting yang mereka temui.

Maknun (2020) mengungkapkan bahwa mahasiswa yangmelakukan pembelajarandengan menggunakan model inkuiri terbimbing memiliki tingkat kemampuan berpikir kritis yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa yang mengikuti pembelajaran sederhana. Supriyatno dkk. (2020) juga menyatakan dalam penelitiannya adanya perbedaan antara mahasiswa yang menggunakan pembelajaran model inkuiri terbimbing dengan mahasiswa yang menggunakan pembelajaran tradisional atau sederhana seperti biasanya , serta ditemukan adanya peningkatan mahasiswa yang menggunakanmodel inkuiri terbimbing. Dengan demikian, terdapat peningkatan kemampuan berpikir kritis kurang lebih 70% pada mahasiswa yang melakukan pembelajaran inkuiri terbimbing.

Melalui pembelajaran inkuiri terbimbing, mahasiswa telah diberi tanggung jawab agar dapat mengatur dan mengelola proses pembelajaran mereka sendiri. Secara tidak langsung mereka dapat belajar untuk menjadi lebih mandiri dalam mencari solusi atas masalah, mencari informasi yang relevan dengan hal yang terjadi, dan merumuskan pertanyaan yang mendalam. Ketikamahasiswa menerima pembelajaran yang diatur secara khusus untuk meningkatkanketerampilan berpikir kritisnya maka keterampilan berpikir kritis mahasiswa meningkat selama proses perkuliahan tersebut. Metode diskusi yang terarahdan terstruktur akan membuat kemampuan berpikir kritismahasiswa dapat terlatih dan mengembang secara berkala (Kristianto, 2019). Hal lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan dasar. Hal ini memuat konsep penting bahwa orang dengan kemampuan berpikir kritis akan memiliki rasa ingin tahu terhadap pertanyaan yang diajukan selama penelitian juga bukan sekedar pertanyaan faktual, dan mahasiswa hanya mengingat fakta. Namun mungkin timbul pertanyaan yang dapat mendorong berpikir mahasiswa. Menurut penelitian Sumiyarti dkk. (2019) pertanyaan ini secara tidak langsung akan mengasah pemikiran kritis pada diri mahasiswa.

Melalui kegiatan yang melibatkan mahasiswa dapat mengajukan masalah, menyajikan hipotesis, melakukan eksperimen, dan menganalisis data, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritisnya. Solusi masalahyangdiberikan juga mencakup permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Karena permasalahan yang terjadi di dunia nyata lebih dapat menantang mahasiswa untuk berpikir kritis. Selain untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dalam pembelajaran formal di kelas, model pembelajaran inkuiri terbimbing juga dapat membantu mahasiswa dalam mengaplikasikan kemampuan berpikir kritis mereka di kehidupan sehari-harinya, baik dalam hal akademis maupun profesional.

Pada hakikatnya perbedaan model inkuiri terbimbing dengan model pembelajaran lainnya terletak pada pendekatan pembelajarannya yangterstruktur dengan menggunakan temuan penelitian (Nurdyansyah & Andiek, 2017). Pembelajaran yang terstrukturini dapat mendorong mahasiswa untuk melakukan pencarian dalam menemukan konsepnya sendiri. Model inkuiri terbimbing memungkinkan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang materi yang diajarkan. Rusmansyah dkk. (2019) menyatakan bahwa model inkuiri terbimbing akan memberikan mahasiswa pengalamansecara langsungdalam mengungkap fakta, sehinggatidak hanya belajardan memperoleh pengetahuan konseptual tetapi juga dapat mengembangkan keterampilan dalam sains dan ilmiah.

Proses mentalseseorang terlibat dalam ketrampilan berpikir kritis. Proses ini melibatkan kemampuan seseorang dalam mengamati situasi, informasi, atau masalah dengan cermat dan teliti. Pengamatan yang baik membantu seseorang dalam mengidentifikasi detail-detail penting dan memahami konteks masalah yang dihadapi Seseorang tentunya membutuhkan keterampilan untuk membuat, menerapkan, menganalisis, mensintesis, danmengevaluasi informasi yang digunakan untuk menarik sebuah kesimpulan.Sedangkan keterampilan berpikir kritis yang lainnya seperti proses pemecahan masalah, atau pengambilan keputusan secara tertata dan terstruktur. Oleh karena itu, upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis akan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah (Siswanto & Ratiningsih, 2020).

Rositawati (2019) memaparkan tiga langkah dalam berpikir kritis :1) mengenali masalah, 2) mengevaluasi informasi yang relevan, dan 3) menyelesaikan masalah atau menarik kesimpulan. Mengenali adanya masalah atau situasi yang memerlukan pemikiran kritis melibatkan kemampuan untuk mengidentifikasi ketidaksesuaian antara situasi aktual dengan yang diharapkan, mengenali hambatan yang dihadapi, atau mengidentifikasi pemecahan masalah. Sedangkan dalam mengevaluasi informasi, perlu melibatkan pengumpulan data, fakta, argumen, atau bukti yang berkaitan dengan masalah, dan kemudian mengevaluasinya secara kritis. Proses evaluasi dapat berupa penilaian terhadap kebenaran, relevansi, dan kecukupan informasi yang diperoleh. Setelahnya dapat menarik kesimpulan berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Hal ini didukung oleh bukti dan analisis yang telah dilakukan sebelumnya.Dalam hal ini, model inkuiri terbimbing menjadi model pembelajaran yang melibatkan proses memperoleh informasi melalui observasi, penyelidikan, atau eksperimen untuk menemukanjawaban. Selain itu, model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat memberikan mahasiswa pemahaman yang lebih komprehensif tentang proses inkuiri itu sendiri (Sudarmanto et al., 2021). Karena kegiatan penelitian diawali dengan pengumpulan data, analisis, dan penarikan kesimpulan, maka model pembelajaran inkuiri terbimbingcocok untuk meningkatkan berpikir kritis siswa. Hal ini karena sesuai dengan karakteristikproses untuk pengembangan berpikir kritis siswa. Ini adalah salah satu cara untuk meningkatkannya keterampilan berpikir kritis yaitu melalui proses mengajukan pertanyaan atau permasalahanmendasar.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipaparkan bahwa permasalahannya adalah mahasiswa kurang memiliki kemampuan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis ini penting dimiliki karena diperlukan untuk menghadapi kehidupan bermasyarakat dan mempersiapakan masa depan. Telah ditemukan solusi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dalam perkuliahan yaitu dengan menerapkan pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing. Berbagai aktivitas inkuiri terbimbing melibatkan mahasiswa dapat berpikir kritis. Dalam hal ini, model pembelajaran inkuiri terbimbing efektif apabila diterapkan pada kelas mekanika analitik.

 

PEMBAHASAN

Matriks IFE Dan Matriks EFE Pengembangan Agroindustri Kerupuk Rambak di Kelurahan Tirtasiak

Matriks IFE

Sebuah strategi merupakan rencana permainan yang akan dilakukan oleh perusahaan. Suatu strategi mencerminkan kesadaran perusahaan tentang bagaimana, kapan, dan dimana perusahaan tersebut berkompetisi akan melawan siapa dalam kompetisi tersebut dan untuk tujuan apa suatu perusahaan berkompetisi (Pearce, n.d.). Berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dilakukan analisis pada faktor internal dan eksternal kemudian digunakan untuk menentukan faktor strategis perusahaan untuk analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara factor eksternal peluang (opportunity) dan ancaman (threats) dengan factor internal kekuatan (strenhts) dan kelemahan (weakness) (Puji Suci, 2015).

Analisis IFE (internal factor evaluation) dilakukan melalui identifikasi faktor internal untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan Perusahaan. Faktor internal setekah diidentifikasi kemudian dilakukan pembobotan dan pemberian rating pada masing-masing variabel. Berdasarkan hasil analisis faktor internal agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru dengan melakukan pembobotan dan rating pada matriks IFE diperoleh hasil pada Tabel 1.

 

Tabel 1. Identifikasi matriks IFE agroindustri kerupuk di Kota Pekanbaru

No

Faktor Internal Evaluasi

Bobot

Rating

Skor

 

Kekuatan

 

 

 

1

Tenaga kerja tersedia

0,08

4

0,32

2

Manajemen langsung pemilik usaha

0,09

4

0,36

3

Hubungan antar produsen dan konsumen baik.

0,09

4

0,36

4

Lokasi produksi dekat dengan bahan baku.

0,08

3

0,24

5

Usaha minim resiko

0,09

4

0,36

6

Harga produk terjangkau

0,08

3

0,24

7

Pengrajin sudah memiliki NIB

0,08

3

0,24

 

Total

0,59

 

2,12

 

Kelemahan

 

 

 

1

Modal usaha minim

0,08

2

0,16

2

Daya tahan produk singkat

0,09

1

0,09

3

Teknologi pengolahan sederhana

0,08

2

0,16

4

Belum memiliki kemasan menarik

0,08

2

0,16

5

Promosi kurang maksimal

0,08

2

0,16

 

Total

0,41

 

0,73

 

Total akhir

1,00

 

2,85

Sumber: Data oalahan, 2024

Tabel 1 menunjukkan bahwa faktor kekuatan utama dalam pengembangan agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru adalah manajemen langsung pemilik usaha dengan skor 0,36, usaha minim resiko dengan skor 0,36 dan hubungan baik antara produsen dan konsumen dengan skor 0,36, sehingga faktor ini berpengaruh besar terhadap pengembangan agroindustri kerupuk rambak di Kelurahan Tirtasiak. Faktor kelemahan utama yang menjadi kelemahan pada agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru adalah daya tahan produk singkat dengan skor 0,09. Perhitungan matriks IFE dari kekuatan dan kelemahan diperoleh total skor 2,85 pada pengembangan agroindustri kerupuk rambak di Kelurahan Tirtasiak. Skor tersebut melebihi 2,5 yang dapat menunjukkan posisi dari faktor internal agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru secara umum berupaya memanfaatkan kekuatan yang dimiliki untuk menutupi kekurangan.

 

Matriks EFE

Analisis EFE (Eksternal Factor Evaluation) dilakukan melalui identifikasi faktor eksternal untuk mengetahui peluang dan ancaman perusahaan. Faktor internal setelah diidentifikasi kemudian dilakukan pembobotan dan pemberian rating pada masing-masing variabel. Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru dengan melakukan pembobotan dan rating pada matriks IFE diperoleh hasil pada Tabel 2.

 

Tabel 2. Matriks EFE agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru.

No

Faktor Eksternal Evaluasi

Bobot

Rating

Skor

 

Peluang

 

 

 

1

Bahan baku selalu tersedia

0,15

4

0,6

2

Peluang pemasaran luas

0,12

3

0,36

3

Daya beli cukup tinggi

0,13

3

0,39

4

Kondisi lingkungan mendukung

0,11

4

0,44

 

Total

0,51

 

1,79

 

Ancaman

 

 

 

1

Kurangnya peran dan bimbingan dari instansi terkait

0,15

2

0,3

2

Adanya pesaing usaha

0,12

2

0,24

3

Harga bahan baku fluktuatif

0,11

3

0,33

4

Kurangnya informasi pasar

0,11

4

0,44

 

Total

0,49

 

1,31

 

Total

1,00

 

3,1

Sumber: Data oalahan, 2024.

 

Tabel 2 menunjukkan bahwa peluang utama pada pengembangan agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru adalah bahan baku selalu tersedia dengan skor 0,6. Peluang tersebut dapat menjamin ketersediaan bahan baku di pasaran dan pengrajin tidak khawatir bahan baku tersebut langka. Ancaman utama pada pengembangan agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru adalah adanya pesaing dari produk sejenis dengan skor 0,24. Produk sejenis dapat berupa kerupuk udang, kerupuk bulat, kerupuk jengkol dan kerupuk semprong. Hasil perhitungan matriks EFE yang diperoleh dengan skor total 3,1. Skor tersebut melebihi 2,5 berarti agroindustri kerupuk rambak di Kelurahann Tirtasiak mampu menarik keuntungan dari peluang secara efektif sehingga meminimalkan efek buruk ancaman eksternal.

 

Matriks IE

Berdasarkan hasil dari matriks IFE dan matriks EFE maka dapat disusun selanjutnya dalam matriks IE. Nilai rata-rata matriks IFE sebesar dan rata-rata matriks EFE sebesar 2,85 dan 3,1. Nilai rata-rata matriks IFE dan matriks EFE diperoleh dari jumlah dari skor pada masing-masing faktor, dimana skor tersebut didapatkan dari perkalian antara bobot dan rating. Posisi vertikal matrik IE, total skor IFE agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru adalah 2,85 dari posisi tersebut menunjukkan posisi internal berada pada sedang (2,0-3,0). Pada posisi horizontal matriks IE, total skor EFE agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru adalah 3,1, dari posisi tersebut menunjukkan posisi eksternal berada pada tinggi (3,00-4,00). Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 2.

 

 

Strong

Average

Weak

 

 

3,0 � 4,0

2,0 � 2,99

1,0 � 1,99

 

4,0

 

 

 

High 3,0 � 4,0

3,0

I (Grow and build)

II(Grow and build) (2,85;3,1)

III (Hold and maintain)

Medium 2,00 � 2,99

2,0

IV (Grow and build)

V (Hold and maintain)

VI (Harvest and diverst)

Low 1,00 � 1,99

 

VII (Hold and maintain)

VIII (Harvest and diverst)

XI (Harvest and diverst)

Gambar 2. Matriks IE agroindustri kerupuk rambak

 

Gambar 2 menunjukkan posisi sel II yaitu menunjukkan strategi yang diperlukan untuk agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru saat ini adalah grow and build strategy. Strategi yang cocok untuk zona ini yaitu David (2015) menjelaskan bahwa strategi yang tepat untuk diterapkan pada sel II digambarkan sebagai tumbuh dan berkembang. Strategi intensif penetrasi pasar dengan mengembangkan varian produk agar jangkauan pasar lebih luas.

 

Perumusan alternatif strategi pengembangan agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru

Alternatif strategi perlu dirumuskan untuk pengembangan agroindustri kerupuk rambak di Kelurahan Tirtasiak. Matriks SWOT menggambarkan dengan jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal dapat dirumuskan dengan kekuatan dan kelemahan internal sehingga dihasilkan rumusan strategi pengembangan usaha. Alternatif strategi pengembangan dalam matriks SWOT dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 menunjukkan terdapat empat strategi yang diperoleh. Strategi yang dihasilkan dari formulasi analisis SWOT antara lain, strategi SO, strategi WO, strategi ST, strategi WT. strategi pengembangan yang disusunn dapat dilihat sebagai berikut:

1.       Strategi SO

Strategi SO merupakan strategi yang disusun dengan menggunakan kekuatan untuk memanfaaatkan peluang, strategi yang disusun yaitu

a.       Meningkatkan segmen pasar (S5, S7, O2, O4).

b.       Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dengan memanfaatkan tenaga kerja yang tersedia (S1, S4, S6, O1, O3).

c.       Menjalin kerjasama dengan konsumen agar mudah memasukkan inovasi produk baru guna menjangkau pasar lebih luas (S3, S6, O1, O2).

2.       Strategi WO

Strategi WO merupakan strategi yang disusun dengan upaya meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, strategi yang disusun yaitu:

a.       Mencari teknologi mesin pengolahan yang modern (W2, W3, O1, O2).

b.       Membuat kemasan menarik serta melakukan promosi agar produk lebih dikenal (W4, W5, O3).

3.       Strategi ST

Strategi ST merupakan strategi yang dengan memanfaatkan kekuatan untuk mengatasi ancaman, strategi yang disusun yaitu:

a.       Meningkatkan loyalitas konsumen dengan mempertahankan harga (S3, S6, S7, T1, T2).

b.       Melakukan inovasi guna diversifikasi kerupuk (S2, S3, S5, T2, T3).

4.       Strategi WT

Strategi WT merupakan strategi yang disusun dengan upaya meminimalisir kelemahan untuk mengatasi ancaman, strategi yang disusun yaitu:

a.       Mendapatkan bimbingan dari instansi terkait agar usaha dapat berkembang lebih luas (W1, T1).

b.       Memberikan branding ke produk agar mampu bersaing dengan produk sejenis dan memaksimalkan promosi (W4, W5, T2).

c.       Meningkatkan kualitas produk agar mampu bersaing dengan produk sejenis (W2, W3, T3).

 

Tabel 3. Matriks Analisis SWOT

 

�������������������������� Internal

 

 

 

 

 

 

Eksternal

Kekuatan (S)

1.       Tenaga kerja tersedia.

2.       Majamen langsung pemilik usaha.

3.       Hubungan antar produsen dan konsumen baik.

4.       Lokasi produksi dekat dengan bahan baku.

5.       Usaha minim resiko.

6.       Harga produk terjangkau.

7.       Pengrajin sudah memiliki NIB

Kelemahan (W)

1.       Modal usaha kerupuk�� kurang

2.       Daya tahan kerupuk singkat

3.       Teknologi pengolahan sederhana

4.       Belum memiliki kemasan yang menarik

5.       Promosi kurang

Peluang (O)

1.       Bahan baku selalu tersedia dipasar

2.       Peluang pemasaran cukup luas.

3.       Daya beli cukup tinggi

4.       Kondisi lingkungan mendukung

Strategi (SO)

1.       Meningkatkan segmen pasar yang sudah ada (S5, S7, O2, O4).

2.       Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dengan memanfaatkan tenaga kerja (S1, S4. S6, O1, O3).

3.       Menjalin kerjasama dengan konsumen agar mudah memasukkan inovasi produk baru guna menjangkau pasar lebih luas (S3, S6, O1, O2).

Strategi (WO)

1.       Mencari teknologi mesin pengolahan yang modern (W2, W3, O1, O2).

2.       Membuat kemasan yang menarik serta melakukan promosi agar produk lebih dikenal (W4, W5, O3)

Ancaman (T)

1.       Kurangnya peran dan bimbingan dari instansi terkait.

2.       Pesaing usaha berada disekitar

3.       Harga bahan baku fluktuatif

4.       Kurangnya informasi pasar

Strategi (ST)

1.       Meningkatkan loyalitas konsumen dengan mempertahankan harga (S3, S6, S7, T1, T2).

2.       Melakukan inovasi guna diversifikasi produk (S1, S2, S3, S5, T2, T3).

Strategi (WT)

1.       Mendapatkan bimbingan dari instansi terkait agar usaha dapat berkembang lebih luas (W1, T1).

2.       Memberikan branding ke produk agar mampu bersing dengan produk sejenis dan dapat memaksimalkan promosi (W4, W5, T2).

3.       Meningkatkan kualitas produk aga rmampu bersaing dengan produk sejenis (W2, W3, T3).

 

 

Rancangan matriks SWOT memiliki tujuan untuk mengembangkan strategi, bukan untuk menentukan strategi terbaik. Sehingga semua strategi di matriks SWOT akan dilakukan pemilihan strategi prioritas yang tepat. Posisi agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru berada pada sel I yang berarti strategi yang cocok digunakan yaitu tumbuh dan berkembang, strategi yang cocok yaitu strategi intensif, strategi integrative dan strategi konsentrasi.

Berdasarkan pertimbangan posisi agroindustri kerupuk rambak di Kelurahan Tirtasiak, maka terpilih tiga alternatif strategi yang akan digunakan dalam pemilihan prioritas pada matriks QSPM sebagai berikut:

a.       Meningkatkan segmen pasar.

b.       Meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dengan memanfaatkan tenaga kerja yang tersedia.

c.       Menjalin kerjasama dengan konsumen agar mudah memasukkan inovasi produk baru guna menjangkau pasar lebih luas.

 

Analisis Prioritas Strategi Pengembangan Agroindustri Kerupuk Rambak Di Kelurahan Tirtasiak

Tahap akhir dari analisis strategi merupakan pemilihan strategi yang sesuai dan dapat dijalankan oleh perusahaan. Pemilihan strategi yang cocok dilakukan adalah dengan menggunakan alat analisis QSPM. Alternatif strategi didapatkan dari matriks SWOT dimana matriks SWOT menghasilkan beberapa alternatif strategi melalui faktor internal dan eksternal. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 4.

Dari Tabel 4 diketahui total nilai daya tarik pada strategi. Total skor tertinggi diperoleh;

Strategi I dengan nilai 6,26 adalah meningkatkan segmen pasar yang ada. Meningkatkan segmen pasar yang telah dibangun dan menambah segmen pasar baru sangat diperlukan, hal ini untuk melihat apakah produk tetap diminati konsumen atau tidak, jika produk diminati konsumen dan permintaan bertambah maka perlu melakukan perluasan jangkauan pasar. Tujuan segmen pasar adalah mengenali kompetitor atau pesaing bisnis, dengan segmen pasar dapat dilihat siapa target konsumen dan jumlah kompetitor didalamnya. menjalin kerjasama dengan konsumen agar mudah memasukkan inovasi produk baru guna menjangkau pasar lebih luas. Inovasi produk adalah suatu upaya penganekaragaman produk dengan memanfaatkan tepung tapioka dan tepung terigu untuk diolah dalam varian kerupuk rasa baru atau produk baru untuk meningkatkan pendapatan.

Strategi II dengan nilai 5,84 yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dengan memanfaatkan tenaga kerja yang tersedia. Kualitas merupakan salah satu tolak ukur ketertarikan konsumen dengan diiringi harga. Konsumen akan membeli suatu produk jika memiliki kualitas bagus dan sesuai dengan selera mereka. Meningkatkan kuantitas produk diiringi dengan menggunakan teknologi modern akan mempermudah proses produksi.

Strategi III dengan nilai 5,5 yaitu menjalin kerjasama dengan konsumen agar mudah melakukan inovasi produk baru guna menjangkau pasar lebih luas. inovasi produk adalah suatu upaya penganekaragaman produk dengan memanfaatkan tepung tapioka dan tepung terigu untuk diolah dalam varian kerupuk rasa baru untuk meningkatkan pendapatan

 

Tabel 4. Matriks QSPM strategi pengembangan agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru.

No

Faktor-faktor kunci

Bobot

Alternatif strategi

I

 

II

 

III

 

AS

TAS

AS

TAS

AS

TAS

Kekuatan

 

 

 

 

 

 

1

Tenaga kerja tersedia

0,08

3

0,24

4

0,32

4

0,32

2

Manajemen langsung pemilik usaha

0,09

4

0,36

4

0,36

4

0,36

3

Hubungan antar produsen dan konsumen baik

0,09

3

0,27

3

0,27

3

0,27

4

Lokasi dekat dengan bahan baku

0,08

3

0,24

3

0,24

4

0,32

5

Usaha minim resiko

0,09

4

0,36

3

0,27

4

0,36

6

Harga produk terjangkau

0,08

3

0,24

4

0,32

3

0,24

7

Pengrajin memiliki NIB

0,08

4

0,32

3

0,24

3

0,24

Kelemahan

 

 

 

 

 

 

1

Modal usaha minim

0,08

2

0,16

3

0,24

3

0,24

2

Daya tahan produk singkat

0,09

1

0,09

1

0,09

1

0,09

3

Teknologi pengolahan sederhana

0,08

2

0,16

2

0,16

2

0,16

4

Belum memiliki kemasan menarik

0,08

1

0,08

2

0,16

1

0,08

5

Promosi kurang maksimal

0,08

2

0,16

3

0,24

2

0,16

Peluang

 

 

 

 

 

 

1

Bahan baku selalu tersedia

0,15

3

0,45

4

0,6

3

0,45

2

Peluang pemasaran cukup luas

0,12

4

0,48

3

0,36

3

0,36

3

Daya beli cukup tinggi

0,13

4

0,52

3

0,39

3

0,39

4

Kondisi lingkungan mendukung

0,11

3

0,33

3

0,33

3

0,33

Ancaman

 

 

 

 

 

 

1

Kurangnya peran dan bimbingan dari instansi terkait

0,15

3

0,45

3

0,45

3

0,45

2

Adanya pesaing usaha

0,12

3

0,36

2

0,36

2

0,24

3

Harga bahan baku fluktuatif

0,11

3

0,33

1

0,11

1

0,11

4

Kurangnya informasi pasar

0,11

3

0,33

3

0,33

3

0,33

 

Total

2,00

 

6,26

 

5,84

 

5,5

Sumber: Data olahan, 2024.

 

 

KESIMPULAN

Agroindustri kerupuk rambak di Kota Pekanbaru berada di posisi sel II dimana membutuhkan strategi untuk tumbuh dan berkembang. Strategi yang digunakan adalah menibgkatkan segmen pasar, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk serta menggunakan teknologi modern agar produksi dapat efektif dan efisien dan menjalin kerjasama dengan konsumen agar mudah melakukan inovasi produk. Strategi pertama dilakukan untuk mengetahui kompetitor dan kebutuhan konsumen. Strategi kedua dijalankan apabila sudah mengetahui kebutuhan pasar dan target pemasaran. Strategi ketiga dilakukan agar produk bisa menjangkau konsumen lebih luas dengan menjalin kerjasama dengan mitra.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REFERENSI

 

Abdurohim, D. (2023). Strategi Pengembangan Kelembagaan UMKM. Bintang Pustaka Madani.

 

Munte, E. (2020). ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI GULA SAGU DI DESA SUNGAI TOHOR. Jurnal Agribisnis, 22(1), 95�107.

 

Nurdyansyah, N., & Andiek, W. (2017). Manajemen Sekolah Berbasis ICT. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.

 

Pearce, I. I. (n.d.). JA, dan Robinson Jr, RB 2016. Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi, Dan Pengendalian.

 

Puji Suci, R. (2015). Esensi manajemen strategi. Zifatama Publisher.

 

Rangkuti, F. (2015). Analisis SWOT: Teknik membedah kasus bisnis. Language, 13(246p), 23cm.

 

Ritonga, Z. (2020). Buku ajar manajemen strategi (teori dan aplikasi). Deepublish.

 

Sari, R. O., Rosmanidar, E., Martaliah, N., & Habriyanto, H. (2024). Strategi UMKM Simpang Karya Dalam Meningkatkan Pendapatan Pasca Pandemi Covid-19. Jurnal Manajemen Riset Inovasi, 2(2), 77�98.

 

Siswanto, R. D., & Ratiningsih, R. P. (2020). Korelasi kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis dengan kemampuan pemecahan masalah matematis materi bangun ruang. ANARGYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 3(2), 96�103.

 

Sudarmanto, E., Mayratih, S., Kurniawan, A., Abdillah, L. A., Martriwati, M., Siregar, T., Noer, R. M., Kailani, A., Nanda, I., & Nugroho, A. G. (2021). Model Pembelajaran Era Society 5.0 (Vol. 1). Penerbit Insania.

 

Taufiq, M. (2022). Agroindustri Kerupuk Rambak Di Desa Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu Kabupaten Kampar (Studi Kasus Pada Usaha Kerupuk" GMC"). Universitas Islam Riau.

 

Trilestari, A. A., Az-Zahra, H. M., & Wijoyo, S. H. (2019). Evaluasi Usability Aplikasi Digital Citizen Journalist Dengan Menggunakan Metode Usability Testing. Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi Dan Ilmu Komputer E-ISSN, 2548, 964X.

 

Ukkas, I. (2017). Strategi dan Upaya Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Berkemajuan: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 1(1), 24�27.

 

 

� 2024 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).