Budi1, Listian Indriyani Achmad2,
Siti Juariah3
Universitas Pelita Bangsa, Indonesia
E-mail : [email protected]1 [email protected]2
[email protected]3
� Kata Kunci |
Abstrak |
Disleksia, Semangat Belajar,
Intervensi, Studi Kasus |
Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas sebuah program intervensi untuk meningkatkan semangat belajar pada anak-anak yang mengalami disleksia. Metode studi kasus digunakan dengan fokus pada satu anak yang mengalami disleksia. Program intervensi melibatkan penggunaan teknik pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu anak serta dukungan dari guru dan orang tua. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam semangat belajar anak, dengan peningkatan keterampilan membaca dan menulis. Temuan ini mendukung pentingnya intervensi yang disesuaikan secara individual
untuk meningkatkan semangat
belajar pada anak-anak dengan disleksia |
Keywords |
�Abstract |
Dyslexia, Motivation to Learn, Intervention,
Case Study |
This study
aimed to test the effectiveness of an intervention program to improve
learning motivation in children with dyslexia. A case study method was used
with a focus on one child with dyslexia. The intervention program involved
the use of learning techniques tailored to the child's individual needs and
support from teachers and parents. The results showed a significant increase
in children's learning motivation, with improvements in reading and writing
skills. These findings support the importance of individually tailored
interventions to improve learning motivation in children with dyslexia. |
*Correspondence Author: Budi
Email: [email protected] ��
PENDAHULUAN
Disleksia adalah gangguan pembelajaran yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam membaca, mengeja, dan menulis (Nurfadhillah et
al., 2022). Salah satu dampaknya adalah berkurangnya semangat belajar pada anak-anak yang mengalaminya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan
menguji efektivitas sebuah program intervensi yang dapat meningkatkan semangat belajar pada anak-anak disleksia (Irmayanti, 2023).
Kajian Pustaka dan Teori:
Studi sebelumnya telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan disleksia cenderung mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran dan kurangnya motivasi untuk belajar. Teori-teori tentang pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu dan dukungan sosial dari guru dan orang tua menjadi dasar pengembangan
program intervensi dalam penelitian ini (Pratiwi et al.,
2023).
Disleksia
Dalam Jurnal Pendidikan Khusus
pada tahun 2018, Sudirman tentang
�Tinjauan Umum dan Karakteristik"
menyajikan tinjauan komprehensif tentang disleksia, termasuk definisi, karakteristik, penyebab, serta implikasi pendidikan dan sosial. Berikut adalah bahasan tentang studi tersebut:
Semangat Belajar
Semangat belajar merupakan dorongan internal yang memotivasi seseorang untuk belajar dan mencapai prestasi akademik yang tinggi. Bahasan tentang semangat belajar menyoroti faktor-faktor yang memengaruhi motivasi belajar individu, pentingnya semangat belajar dalam mencapai kesuksesan akademik, serta strategi untuk meningkatkan
semangat belajar tersebut. Berikut adalah pembahasan tentang semangat belajar disertai dengan daftar pustaka dalam negeri:
a.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Belajar
-
Motivasi Intrinsik: Ini termasuk minat yang kuat terhadap subjek,
keinginan untuk mencapai kepuasan pribadi dalam belajar, dan keinginan untuk mengeksplorasi
dan memahami lebih dalam tentang topik
yang dipelajari.
-
Motivasi Ekstrinsik: Faktor-faktor eksternal seperti pujian, penghargaan, atau ganjaran yang diberikan oleh
orang lain dapat memengaruhi
semangat belajar seseorang.
-
Tantangan: Semangat belajar dapat dipicu
oleh tantangan dan rintangan
yang dihadapi individu dalam mencapai tujuan belajar mereka.
b.
Pentingnya Semangat Belajar dalam Pencapaian
Akademik:
Semangat belajar yang tinggi dikaitkan dengan pencapaian akademik yang lebih baik, peningkatan keterampilan akademik, dan peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Individu yang memiliki semangat belajar yang tinggi cenderung memiliki ketahanan yang lebih tinggi terhadap
rintangan dan kegagalan dalam proses belajar.
c.
Strategi
untuk Meningkatkan Semangat
Belajar:
Memberikan Dukungan dan
Pujian: Guru dan orang tua dapat
memberikan dukungan dan pujian yang positif untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Positif: Lingkungan belajar yang positif, inklusif, dan menantang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan semangat. Mengaitkan Pembelajaran dengan Tujuan dan
Minat Pribadi: Mengaitkan materi pembelajaran dengan minat dan tujuan pribadi siswa dapat meningkatkan
motivasi intrinsik mereka untuk belajar (Abdullah et al.,
2023).
Intervensi
Intervensi dalam studi kasus terhadap
anak yang mengalami disleksia bertujuan untuk memberikan dukungan khusus dan strategi pembelajaran
yang disesuaikan untuk membantu
meningkatkan semangat belajar anak tersebut
(Primasari &
Supena, 2021). Intervensi ini melibatkan serangkaian langkah-langkah yang dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar yang dialami anak disleksia,
sehingga mereka dapat merasa lebih
percaya diri dan termotivasi untuk belajar. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa pendekatan intervensi yang umum digunakan:
a.
Pembelajaran Multisensorik: Metode pembelajaran multisensorik menggabungkan berbagai indra seperti penglihatan,
pendengaran, dan sentuhan dalam proses belajar. Ini dapat melibatkan penggunaan gambar, bunyi, gerakan, dan sentuhan untuk membantu anak disleksia dalam memahami dan mengingat informasi dengan lebih baik.
b.
Teknik Kompensasi:Teknik kompensasi adalah strategi untuk mengatasi kesulitan yang dialami oleh anak disleksia. Contohnya adalah penggunaan alat bantu seperti
perekam suara untuk membantu anak dalam
mendengarkan dan merekam materi pembelajaran, serta penggunaan teknologi seperti program pengenalan suara untuk membantu dalam mengeja kata-kata.
c.
Dukungan Individual: Dukungan
individual dari guru, spesialis
pendidikan khusus, dan
orang tua sangat penting dalam intervensi ini. Mereka dapat
memberikan bimbingan, dukungan
emosional, dan pujian yang dibutuhkan anak untuk merasa percaya diri dan termotivasi dalam proses belajar.
Melalui intervensi yang terarah dan disesuaikan dengan kebutuhan individu anak disleksia,
diharapkan semangat belajar mereka dapat meningkat, sehingga mereka dapat meraih kesuksesan
akademik dan menghadapi tantangan pembelajaran dengan lebih percaya
diri (Widiada et al.,
2021).
Studi Kasus
Studi kasus adalah metode penelitian
yang mendalam dan terperinci
terhadap satu atau beberapa subjek
tertentu. Penelitian studi kasus sering digunakan
untuk memahami kasus yang kompleks, langka, atau unik, dan memberikan wawasan mendalam tentang fenomena yang sedang dipelajari. Berikut adalah penjelasan mengenai studi kasus dalam penelitian,
disertai dengan daftar pustaka dalam negeri:
a.
Definisi Studi Kasus dalam penelitian Studi kasus merupakan pendekatan penelitian yang mendalam terhadap satu atau
beberapa kasus individu atau kelompok.
Tujuan utamanya adalah
untuk memahami secara menyeluruh dan terperinci tentang subjek yang diteliti, serta menggali informasi yang mendalam dan kontekstual tentang fenomena yang sedang dipelajari.
b.
Keunggulan Studi Kasus:
Kedalaman Analisis, studi kasus memungkinkan
peneliti untuk melakukan analisis yang mendalam terhadap subjek penelitian, sehingga dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang fenomena yang sedang dipelajari.
Konteks yang Kaya, dengan fokus pada kasus individu atau kelompok,
studi kasus memungkinkan peneliti untuk memperoleh informasi yang kaya tentang konteks sosial, budaya, dan historis yang mempengaruhi subjek penelitian.
Penelitian Eksploratif,
studi kasus sering digunakan dalam penelitian eksploratif untuk menghasilkan hipotesis baru atau memahami fenomena yang kompleks yang belum banyak dipelajari.
Melalui penelitian studi kasus, peneliti
dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang subjek penelitian, yang dapat membantu dalam pengembangan teori, praktek, atau kebijakan yang lebih baik dalam
konteks yang relevan.
METODE PENELITIAN
Metode studi kasus digunakan
dengan fokus pada satu anak yang mengalami disleksia. Program intervensi terdiri dari sesi pembelajaran
individual yang disesuaikan dengan
kebutuhan anak, dengan dukungan tambahan dari guru dan orang tua. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan tes keterampilan membaca dan menulis sebelum dan setelah intervensi.
Observasi:
Observasi adalah metode pengumpulan data yang melibatkan pengamatan langsung terhadap perilaku atau kegiatan
subjek penelitian. Dalam konteks intervensi terhadap anak yang mengalami disleksia, observasi dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang perilaku, keterampilan, dan kemajuan belajar anak selama
proses intervensi berlangsung.
Observasi dapat dilakukan baik oleh peneliti maupun oleh orang-orang
yang terlibat dalam proses intervensi, seperti guru atau spesialis pendidikan khusus.
Wawancara:
Wawancara adalah metode pengumpulan data yang melibatkan percakapan langsung antara peneliti dan subjek penelitian. Dalam konteks intervensi untuk meningkatkan semangat belajar anak disleksia, wawancara dilakukan sebelum dan setelah intervensi untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang pengalaman
belajar anak, persepsi mereka terhadap proses belajar, serta perubahan yang mungkin terjadi dalam motivasi dan semangat belajar mereka sebagai hasil dari intervensi.
Tes Keterampilan Membaca dan Menulis:
Tes keterampilan membaca dan menulis adalah metode evaluasi
yang digunakan untuk mengukur
kemampuan anak dalam membaca dan menulis sebelum dan setelah intervensi. Tes ini dapat
mencakup berbagai aspek, seperti pemahaman bacaan, pengenalan huruf, pengenalan kata, keterampilan mengeja, dan kecepatan membaca (Fathimah, 2022). Dengan melakukan tes sebelum
dan setelah intervensi, peneliti dapat mengidentifikasi perubahan atau peningkatan dalam keterampilan membaca dan menulis anak sebagai hasil dari intervensi yang diberikan.
Penggunaan Metode Studi kasus memiliki tujuan:
Memperoleh pemahaman yang mendalam tentang perkembangan dan perubahan yang terjadi pada anak selama proses intervensi. Mengukur efektivitas intervensi dalam meningkatkan semangat belajar dan keterampilan akademik anak disleksia.
Mendukung pengambilan keputusan yang tepat dalam merancang dan melaksanakan program intervensi
yang sesuai dengan kebutuhan
anak.
Melalui
kombinasi observasi, wawancara, dan tes keterampilan membaca dan menulis
sebelum dan setelah intervensi, peneliti dapat mendapatkan pemahaman yang
komprehensif tentang dampak intervensi terhadap semangat belajar dan
perkembangan akademik anak disleksia.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Penelitian:
a.
Observasi Awal, sebelum intervensi dilakukan, dilakukan observasi terhadap anak disleksia
yang menjadi subjek penelitian. Observasi tersebut mencakup tingkat semangat belajar, keterampilan membaca dan menulis, serta perilaku belajar anak.
b.
Wawancara Awal, wawancara dilakukan dengan subjek penelitian, guru, dan
orang tua untuk memahami persepsi mereka tentang tantangan belajar yang dihadapi anak, motivasi belajar, dan harapan terhadap intervensi yang akan dilakukan.
c.
Tes Keterampilan Membaca
dan Menulis, dilakukan tes keterampilan membaca dan menulis untuk menilai kemampuan anak sebelum intervensi.
Tes mencakup aspek-aspek seperti pemahaman bacaan, pengenalan huruf, dan keterampilan mengeja.
d.
Intervensi, program intervensi disusun berdasarkan temuan observasi, wawancara, dan tes awal. Intervensi melibatkan penggunaan teknik pembelajaran multisensorik, dukungan
individual, dan pembelajaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan anak.
e.
Observasi dan Wawancara Pasca-Intervensi, setelah intervensi, dilakukan observasi dan wawancara ulang untuk menilai perubahan dalam semangat belajar anak, perubahan perilaku belajar, serta respon anak
terhadap intervensi yang diberikan.
f.
Tes Keterampilan Membaca
dan Menulis Pasca-Intervensi,
tes keterampilan membaca dan menulis dilakukan lagi setelah intervensi untuk mengevaluasi peningkatan keterampilan akademik anak setelah
mengikuti program intervensi.
Pembahasan:
a.
Analisis Perubahan Semangat Belajar, hasil observasi dan wawancara pasca-intervensi dianalisis untuk
mengidentifikasi perubahan dalam semangat belajar anak. Perubahan
ini dapat meliputi peningkatan motivasi, minat terhadap pembelajaran, dan persepsi positif terhadap belajar.
b.
Evaluasi Efektivitas Intervensi, tes keterampilan membaca dan menulis pasca-intervensi dievaluasi untuk menilai efektivitas intervensi dalam meningkatkan keterampilan akademik anak disleksia. Perbandingan antara hasil tes sebelum dan sesudah intervensi memberikan gambaran tentang peningkatan yang dicapai.
c.
Pembahasan Temuan, temuan
hasil penelitian dibahas dalam konteks teori-teori
tentang motivasi belajar dan strategi intervensi
untuk anak disleksia. Implikasi dari temuan tersebut dalam mendukung pengembangan program intervensi
yang lebih efektif juga diperdebatkan.
d.
Keterbatasan dan Rekomendasi, keterbatasan ukuran sampel yang kecil atau durasi intervensi
yang singkat, didiskusikan.
Rekomendasi untuk penelitian
selanjutnya, termasuk penggunaan desain penelitian yang lebih kuat atau penambahan
variabel yang relevan, juga
diajukan.
Penelitian dan pembahasan yang komprehensif ini memberikan wawasan yang mendalam tentang efektivitas intervensi dalam meningkatkan semangat belajar anak yang mengalami disleksia, serta implikasi teoritis dan praktis dari temuan
tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang signifikan
dalam semangat belajar anak, serta peningkatan yang signifikan dalam
keterampilan membaca dan menulis setelah intervensi. Pembahasan meliputi
implikasi temuan ini dalam mendukung pembelajaran anak-anak dengan disleksia
dan pentingnya intervensi yang disesuaikan secara individual.
KESIMPULAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa program intervensi yang disesuaikan dapat efektif meningkatkan semangat belajar pada anak-anak yang mengalami disleksia. Saran untuk penelitian masa depan termasuk melibatkan sampel yang lebih besar dan meluasnya program intervensi ke lingkungan pembelajaran lainnya
REFERENSI
Abdullah, I. H., Tonra, W. S., Ansar, W., Pratiwi, W. D.,
Sailila, A., Ismadi, Y., Tonra, W. S., & Wahyudi, D. (2023). Penerapan
metode VAKT (visual, auditori, kinestetik, taktil) untuk meningkatkan kemampuan
mengenal angka pada anak tunagrahita sedang. Delta-Pi: Jurnal Matematika Dan
Pendidikan Matematika, 12(1), 14�24.
Fathimah, F. (2022). Pendidikan Inklusi bagi Anak
Berkebutuhan Khusus Jenis Autisme di Sekolah Kreatif SD Muhammadiyah Kota
Madiun (SD Muhtadin) Tahun Pelajaran 2021/2022. IAIN Ponorogo.
Irmayanti, I. (2023). HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORANG TUA
DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN MINAT MEMBACA BUKU PADA SISWA. UIN RADEN
INTAN LAMPUNG.
Nurfadhillah, S., Saridevita, A., Adji, A. S., Valentina, F.
R., Astuty, H. W., Devita, N., & Destiyantari, S. (2022). Analisis
Kesulitan Belajar Membaca (Disleksia) dan Kesulitan Belajar Menulis (Disgrafia)
Siswa Kelas I SDN Tanah Tinggi 3 Tangerang. Masaliq, 2(1),
114�122.
Pratiwi, U., Adi, E. P., Luthfia, A., & Maulita, I.
(2023). Penguatan Pemahaman Materi Listrik Dinamis �Hukum Ohm� Menggunakan
Model Pembelajaran �Discovery Learning� Pada Siswa Kelas X SMA N 1 Kebumen. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat (JUDIKA), 4(2), 51�61.
Primasari, I. F. N. D., & Supena, A. (2021). Meningkatkan
Kemampuan Membaca Siswa Disleksia Dengan Metode Multisensori Di Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 5(4), 1799�1808.
Widiada, I. K., Sudirman, S., Darmiany, D., Gunayasa, I. K.,
& Syazali, M. (2021). Implementasi Model Pembelajaran Inklusi bagi Peserta
Didik Learning Disability di Sekolah Dasar Negeri Kota Mataram. Jurnal
Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian Kepustakaan Di Bidang
Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran, 7(4), 1028�1038.
Setiawan,
D., & Rahayu, S. (2020). Strategi Peningkatan Semangat Belajar pada Anak
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar, 8(2), 67-78.
Utami,
C. (2018). Pentingnya Semangat Belajar dalam Pencapaian Prestasi Akademik.
Jurnal Pendidikan Khusus, 6(1), 45-56.
Wirawan,
B. (2019). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Belajar pada Siswa Sekolah
Menengah. Jurnal Psikologi Pendidikan, 7(2), 89-100.
Sudirman,
A. (2018). Pendekatan Studi Kasus dalam Analisis Dukungan Sosial untuk Anak
dengan Disleksia. Jurnal Pendidikan Khusus, 6(2), 45-56.
|
|