�ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI ANGKATAN KERJA PEREMPUAN MENIKAH DI KECAMATAN SINGKIL UTARA KABUPATEN ACEH SINGKIL

 

Nurma Yuliani1, Yayuk Eko Wahyuningsih2*, Puput Arisna3

Universitas Teuku Umar, Indonesia

E-mail : [email protected] [email protected]

 

� Kata Kunci

Abstrak

Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami, Jumlah Anggota Keluarga, Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Menikah

Kabupaten Aceh Singkil di Provinsi Aceh memiliki tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan yang tergolong rendah, terutama bagi perempuan yang sudah menikah. Faktor-faktor yang mendasari hal ini beragam, mulai dari faktor internal yang terkait dengan diri perempuan itu sendiri, hingga faktor eksternal yang berasal dari lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Ruang lingkup pembahasan dan analisis penelitian ini fokus pada wilayah Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner yang dikumpulkan dari 100 perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah regresi linier berganda yang diolah menggunakan Software Eviews 10. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Pendapatan suami secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Jumlah anggota keluarga secara parsial tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Tingkat pendidikan, pendapatan suami dan jumlah anggota keluarga secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil

 

Keywords

�Abstract

Education Level, Husband's Income, Number of Family Members, Labor Force Participation of Married Women

Aceh Singkil District in Aceh Province has a relatively low female labor force participation rate, especially for married women. The factors underlying this vary, ranging from internal factors related to the women themselves, to external factors that come from the surrounding environment. This study aims to analyze the factors that influence the labor force participation of married women in North Singkil Sub-district, Aceh Singkil District. The scope of discussion and analysis of this research focuses on the North Singkil District area of Aceh Singkil Regency. This research uses a quantitative approach with data collection techniques through questionnaires collected from 100 married women in North Singkil District, Aceh Singkil Regency. The analysis method used in this research is multiple linear regression which is processed using Eviews 10 software. The results showed that the level of education partially had a positive and significant effect on the labor force participation of married women in North Singkil District, Aceh Singkil Regency. Husband's income partially has a positive and significant effect on the labor force participation of married women in North Singkil District, Aceh Singkil Regency. The number of family members partially has no effect and is not significant to the labor force participation of married women in North Singkil Subdistrict, Aceh Singkil District. The level of education, husband's income and the number of family members simultaneously have a significant influence on the labor force participation of married women in North Singkil District, Aceh Singkil Regency.


*
Correspondence Author: Yayuk Eko Wahyuningsih

Email: [email protected] ��

PENDAHULUAN

Pembangunan ekonomi adalah proses yang mencakup banyak aspek dan mencakup perubahan signifikan pada organisasi nasional, sikap publik, dan struktur sosial. Selain itu, tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, mengatasi ketimpangan pendapatan, dan mengurangi kemiskinan (Ahmed & McGillivray, 2015). Salah satu aspek penting dalam pembangunan ekonomi dan sosial adalah partisipasi perempuan dalam bidang ketenagakerjaan. Perempuan adalah sebagian sumber daya manusia yang merupakan modal dasar pembangunan ekonomi. Sama seperti laki-laki, perempuan juga memiliki hak dan kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan ekonomi (Pujilestari, 2022).

Peran perempuan tidak terbatas pada peran domestiknya sebagai ibu rumah tangga, namun juga mencakup peran masyarakat umum dalam pasar tenaga kerja. Artinya, hak dan kewajiban serta akses terhadap pasar tenaga kerja tidak tergantung pada gender. Hal ini sejalan dengan tujuan keempat Rencana Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan yaitu kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan (Pujilestari, 2022).

Seiring berkembangnya zaman dan era globalisasi yang semakin maju, program yang bertujuan untuk meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan semakin diminati. Kajian terhadap perempuan ini semakin dibahas setiap tahunnya agar perempuan bisa memasuki dunia yang lebih luas dari sebelumnya, bahkan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan telah meningkat di beberapa negara maju dan berkembang. Dengan masuknya tenaga kerja perempuan ke berbagai industri menunjukkan bahwa tidak ada batasan untuk bekerja bagi kaum perempuan (Lupikawaty, 2020).

Di Indonesia jumlah penduduk memiliki perbedaan berdasarkan jenis kelamin, dimana jumlah laki-laki lebih banyak dari jumlah perempuan yaitu sebanyak 50,5% dan 49,5% (BPS, 2022). Menurut BPS tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dibuktikan dengan tingkat persentase angkatan kerja perempuan sebesar 58,22% sedangkan tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki sebesar 87,26%.�

Aceh merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di bagian paling ujung Pulau Sumatera yang memiliki jumlah penduduk laki-laki sebanyak 2.715.386 jiwa dan perempuan sebanyak 2.692.469 jiwa. Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan di Aceh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat partisipasi angkatan kerja laki-laki. Hal ini dapat dilihat dari persentase TPAK perempuan yaitu sebesar 46,15% sedangkan TPAK laki-laki sebesar 81,06% (BPS, 2022).

�Di Aceh,� budaya dan adat istiadat masih menjadi salah satu penghambat utama bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam angkatan kerja. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti norma-norma sosial yang membatasi peran perempuan, anggapan bahwa perempuan tidak boleh bekerja di luar rumah, kurangnya dukungan dari keluarga, keterbatasan akses terhadap pendidikan dan pelatihan serta minimnya lapangan pekerjaan bagi perempuan (Dewi, 2020). Upaya yang dilakukan pemerintah Aceh untuk meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan adalah memberikan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kemampuan dan daya saing perempuan di pasar kerja. Menyediakan layanan penitipan anak untuk membantu perempuan yang memiliki anak kecil supaya dapat bekerja dengan baik.

Kabupaten Aceh Singkil merupakan salah satu kabupaten di Aceh yang mengalami peningkatan pada pertumbuhan penduduk setiap tahunnya. Hal ini dapat dilihat pada grafik berikut:

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Singkil (2018-2022)

Gambar 1 Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Singkil berdasarkan

Jenis Kelamin tahun 2018-2022

�Gambar 1.1 menunjukkan bahwa BPS Kabupaten Aceh Singkil mencatat selama tahun 2018-2022 jumlah penduduk Aceh Singkil cenderung� meningkat setiap tahunnya, terutama pada tahun 2022 jumlah penduduk Kabupaten Aceh Singkil mengalami peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Rasio jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Adapun tingkat partisipasi angkatan kerja Kabupaten Aceh Singkil dapat kita lihat pada grafik berikut ini:

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Singkil (2018-2022)

Gambar 2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Aceh Singkil berdasarkan Jenis Kelamin (%) 2018-2022

Dapat dilihat pada grafik diatas bahwa TPAK laki-laki lebih tinggi dibandingkan TPAK perempuan. TPAK laki-laki di Aceh Singkil cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2018 hingga 2022. Sedangkan, TPAK perempuan mengalami penurunan pada tahun 2019 dan sedikit meningkat pada tahun 2020 dan 2021. Namun, TPAK perempuan kembali mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2022.

Selama 5 tahun terakhir, TPAK perempuan di Kabupaten Aceh Singkil mengalami penurunan atau bisa dikatakan TPAK perempuan di Kabupaten Aceh Singkil masih tergolong rendah. Salah satu penyebabnya yaitu sebagian besar perempuan di Aceh Singkil masih memegang peranan penting sebagai pengurus rumah tangga. Hal ini juga dipertegas oleh Janet C. Gornick et al. (2017) dalam studinya tentang "The Gender Gap in Paid Work and Caregiving", yang mengemukakan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki di beberapa negara maju. Salah satu alasan utamanya adalah peran perempuan dalam mengurus rumah tangga dan mengasuh anak.

Keputusan-keputusan yang diambil oleh perempuan yang sudah menikah sehubungan dengan memasuki pasar tenaga kerja sangatlah kompleks, karena keputusan-keputusan tersebut juga bergantung pada latar belakang individu dan pengaruh keluarga. Pengaruh ekonomi menjadi faktor terpenting dalam menjelaskan bahwa seorang perempuan terlibat dalam kegiatan� ekonomi. Status ekonomi rumah tangga yang rendah akan berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi perempuan�(Sulistriyanti, 2015). Keadaan perekonomian yang dimaksud adalah� pendapatan keluarga yang rendah, sedangkan keluarga yang besar memerlukan pengeluaran yang besar.

Kecamatan Singkil Utara merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil yang memiliki tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah yang tergolong rendah. Menurut BPS Kabupaten Aceh Singkil 2022, jumlah angkatan kerja perempuan di Kecamatan Singkil Utara adalah sebanyak 9.032 orang. Jumlah ini merupakan 35,31% dari total angkatan kerja di Kecamatan Singkil Utara. Dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja laki-laki di Kecamatan Singkil Utara yang mencapai 12.638 orang, jumlah angkatan kerja perempuan tergolong lebih sedikit.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil.

 

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan langsung dari sumber aslinya oleh peneliti yang dikumpulkan melalui kuesioner yang dikembangkan dari penelitian sebelumnya.

Populasi dalam penelitian ini berjumlah 9.032 orang dan penarikan sampel dilakukan menggunakan rumus slovin dengan hasil yang didapatkan pada penarikan sampel tersebut berjumlah 98,9 orang. Pengambilan sampel ini difokuskan pada Kecamatan Singkil Utara yang terdiri dari beberapa desa, yaitu desa Gosong Telaga Timur, Gosong Telaga Utara, Gosong Telaga Selatan, Gosong Telaga Barat dan Ketapang Indah. Pengambilan sampel ini difokuskan pada Kecamatan Singkil Utara yang terdiri dari beberapa desa, yaitu desa Gosong Telaga Timur, Gosong Telaga Utara, Gosong Telaga Selatan, Gosong Telaga Barat dan Ketapang Indah.

Metode analisis penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis linier berganda adalah suatu metode statistik yang digunakan untuk melihat bagaimana satu variabel dependen berhubungan dengan dua atau lebih variabel independen, (Sugiyono, 2018). Analisis linier berganda ini digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antara variabel-variabel yang diteliti.

Adapun formulasi persamaan dalam analisis linier berganda itu sendiri adalah sebagai berikut:

 

Kemudian, persamaan diatas ditransformasikan dalam bentuk Semi-log (log-ln) sebagai berikut:

 

Dimana :

 

TPAK���� = Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Menikah

= Konstanta

= Koefisien Regresi

TP��������� = Tingkat Pendidikan

PS���������� = Pendapatan Suami

JAK������� = Jumlah Anggota Keluarga

����������������������� = Error

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas Data

Sumber: data olahan Eviews 10

Gambar 4 Grafik Uji Normalitas

Pada gambar 4.1 terlihat bahwa nilai Jarque-Bera dari data ini adalah sebesar 1,662350 dengan nilai probabilitas sebesar 0,435537. Hal ini menunjukkan bahwa model dalam penelitian ini terdistribusi normal, karena nilai probabilitas 0,435537 lebih besar dari 0,05.

Uji Multikolinieritas

 

Tabel 1 Uji Multikolinieritas

Variance Inflation Factors

 

Date: 06/10/24�� Time: 20:09

 

Sample: 1 100

 

 

Included observations: 100

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Coefficient

Uncentered

Centered

Variable

Variance

VIF

VIF

 

 

 

 

 

 

 

 

C

 0.232672

 1070.721

 NA

LOG_TP

 0.004396

 152.1220

 1.025791

LOG_PS

 0.017810

 574.6867

 1.024516

LOG_JAK

 0.013383

 414.8773

 1.005676

 

 

 

 

Sumber: data olahan Eviews 10

 

Hasil perhitungan nilai VIF menunjukkan masing-masing nilai variabel X1 sebesar 1,025791, X2 sebesar 1,024516 dan X3 sebesar 1,005676. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki nilai VIF<10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas pada model regresi.

Uji Heteroskedastisitas

 

Tabel 2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: Glejser

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

F-statistic

0.839768

    Prob. F(3,96)

0.4753

Obs*R-squared

2.557169

    Prob. Chi-Square(3)

0.4650

Scaled explained SS

2.728455

    Prob. Chi-Square(3)

0.4354

 

 

 

 

 

Sumber: data olahan Eviews 10

 

 

 

 

Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan nilai probabilitas Chi-Square dari Obs*R-squared > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada data atau homokedastisitas.

Uji Regresi Linear Berganda

 

Tabel 3. Hasil Estimasi Regresi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

C

0.949105

0.482361

1.967624

0.0520

LOG_TP

0.222789

0.066300

3.360309

0.0011

LOG_PS

0.266750

0.133453

1.998834

0.0485

LOG_JAK

0.149101

0.115686

1.288841

0.2006

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

R-squared

0.169717

    Mean dependent var

2.650242

Adjusted R-squared

0.143771

    S.D. dependent var

0.159309

S.E. of regression

0.147412

    Akaike info criterion

-0.951987

Sum squared resid

2.086120

    Schwarz criterion

-0.847780

Log likelihood

51.59936

    Hannan-Quinn criter.

-0.909813

F-statistic

6.541096

    Durbin-Watson stat

1.628711

Prob(F-statistic)

0.000451

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



 

 

 

 

 

Sumber: data olahan Eviews 10

Tabel di atas menunjukkan nilai konstanta dan koefisien regresi linear berganda untuk setiap variabel. Berdasarkan nilai-nilai ini, persamaan regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:

logTPAK = 0,949105 + 0,222789 logTP + 0,266750 logPS+ 0,149101 logJAK +

 

 

�

Dari persamaan regresi di atas dapat diketehui hasil penelitian sebagai berikut:

 

1.       Nilai konstanta sebesar 0,949105 menunjukkan adanya hubungan positif antara variabel bebas dan variabel terikat. Artinya, jika semua variabel bebas yaitu tingkat pendidikan, pendapatan suami, dan jumlah anggota keluarga tidak berubah atau tetap pada 0%, maka tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah akan tetap sebesar 0,949105.

2.       Nilai koefisien regresi untuk variabel tingkat pendidikan adalah sebesar 0,222789. Nilai ini menunjukkan adanya hubungan positif yang searah antara variabel tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah. Artinya, jika tingkat pendidikan mengalami peningkatan sebesar 1%, maka tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,222789%.

3.       Nilai koefisien regresi untuk variabel pendapatan suami adalah sebesar 0,266750. Nilai ini menunjukkan adanya hubungan positif yang searah antara variabel pendapatan suami dan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah. Artinya, jika pendapatan suami mengalami peningkatan sebesar 1%, maka tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,266750%.

4.       Nilai koefisien regresi untuk variabel jumlah anggota keluarga adalah sebesar 0,149101. Nilai ini menunjukkan adanya hubungan positif yang searah antara variabel jumlah anggota keluarga dan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah. Artinya, jika jumlah anggota keluarga mengalami peningkatan sebesar 1%, maka tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah juga akan mengalami kenaikan sebesar 0,149101%.

Hasil Uji Hipotesis

Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-squared)

Hasil perhitungan pada tabel� menunjukkan nilai menunjukkan nilai R-Squared pada variabel terikat mampu menjelaskan variabel bebas sebesar 0.169717. Hal ini menunjukkan kemampuan variabel terikat secara serentak menjelaskan variabel bebas yang lemah, mengingat nilainya kurang dari 0,5 atau 50%. Selain itu hasil uji ini juga menunjukkan bahwa kontribusi dari nilai Ajusted R-Squared pada variabel terikat terhadap variabel bebas memiliki kontribusi sebesar 0.143771 atau sebesar 14,3%.� Sedangkan 85,7% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar lingkup penelitian ini.

Uji t Parsial

a.       Variabel tingkat pendidikan memiliki nilai t-Hitung sebesar 3,360309 > t-Tabel 1,98498. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa� hipotesis �dalam penelitian ini diterima atau tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah.

b.       Variabel pendapatan suami memiliki nilai t-Hitung sebesar 1,998834 > t-Tabel 1,98498. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa� hipotesis �dalam penelitian ini diterima atau pendapatan suami berpengaruh terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah.

c.       Variabel jumlah anggota keluarga memiliki nilai t-Hitung sebesar 1,288841 < t-Tabel 1,98498. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa� hipotesis �dalam penelitian ini diterima atau jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah.

Uji F Simultan

Berdasarkan tabel, nilai F-Hitung (F-Statistik) adalah sebesar 6,541096, dan nilai F-Tabel sebesar 2,70. Hal ini menunjukkan bahwa F-Hitung > F-Tabel, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa� hipotesis �dalam penelitian ini diterima atau variabel bebas yang dimasukkan dalam model penelitian memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat

PEMBAHASAN

Pengaruh Tingkat Pendidikan Responden Terhadap Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Menikah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi sebesar 0,23431 dengan perolehan nilai signifikan 0,0011 < 0,05. Artinya, dapat disimpulkan bahwa hipotesis �dalam penelitian ini diterima.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang searah antara tingkat pendidikan dan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden, maka semakin tinggi pula tingkat partisipasinya. Penelitian ini menemukan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin mudah mereka memasuki pasar kerja, terutama di sektor formal. Hal ini karena mereka telah berinvestasi dalam pengembangan diri melalui pendidikan, dan mereka ingin mendapatkan keuntungan dari investasi tersebut dengan memperoleh pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup.

Temuan ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwiyanti (2020); Pratomo (2017); Mayanti & Bachtiar (2016); Sulistriyanti (2015) yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin besar partisipasi mereka dalam tenaga kerja. Hal ini karena pendidikan memperkuat persiapan mereka untuk memasuki kehidupan keluarga yang lebih sejahtera.

 

Pengaruh Pendapatan Suami Terhadap Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Menikah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan suami secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi sebesar 0,231591 dengan perolehan nilai signifikan 0,00485 < 0,05. Artinya, dapat disimpulkan bahwa hipotesis �dalam penelitian ini diterima.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang searah antara pendapatan suami dan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Semakin tinggi pendapatan suami responden, maka semakin tinggi pula tingkat partisipasinya. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yang dapat mendorong partisipasi kerja perempuan menikah, antara lain:

�         Kemampuan finansial suami untuk mempekerjakan pembantu rumah tangga: Semakin tinggi pendapatan suami, semakin besar pula kemampuan mereka untuk mempekerjakan pembantu rumah tangga. Hal ini membebaskan waktu istri untuk bekerja di luar rumah.

�         Tingkat pendidikan istri: Istri dengan tingkat pendidikan tinggi umumnya memiliki keterampilan dan pengetahuan yang lebih mumpuni, sehingga mereka lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan memiliki penghasilan yang lebih tinggi. Selain itu, suami dengan istri berpendidikan tinggi umumnya lebih terbuka dan memberikan wewenang bagi istri untuk bekerja.

Penelitian ini mendukung temuan Dwiyanti (2020) dan Sulistriyani (2015) yang menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan suami, semakin tinggi pula tingkat partisipasi kerja perempuan menikah. Peningkatan pendapatan suami meningkatkan kesejahteraan keluarga, memungkinkan mereka untuk mempekerjakan pembantu rumah tangga. Hal ini menghasilkan lebih banyak waktu luang bagi perempuan menikah, mendorong mereka untuk mencari peluang kerja dan berkontribusi pada pendapatan keluarga

 

Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga Terhadap Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan Menikah

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien regresi sebesar 0,161097 dengan perolehan nilai signifikan 0,2006 > 0,05. Artinya, dapat disimpulkan bahwa hipotesis �dalam penelitian ini ditolak.

Berdasarkan temuan penelitian yang menunjukkan jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah, hal ini menunjukkan temuan penelitian ini sejalan dengan� penelitian Sugiharti (2017) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap partisipasi perempuan dalam dunia kerja di pedesaan Jawa Timur. Disisi lain penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Sulistriyanti (2015) yang mengemukakan bahwa jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan menikah.

Penelitian ini mengungkap bahwa jumlah anggota keluarga tidak termasuk faktor penentu tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah. Temuan ini membuka pertanyaan mengenai faktor lain yang mungkin lebih dominan dalam memengaruhi tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah. Berikut beberapa kemungkinan penjelasan untuk hubungan yang tidak signifikan antara jumlah anggota keluarga dan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah (Jayachandran, 2020)� �(Harrison & Morten , 2003):

1.    Peran suami sebagai pencari nafkah utama:

Dalam beberapa rumah tangga, suami sebagai pencari nafkah utama sehingga perempuan sebagai istri tidak perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini juga terjadi pada keluarga yang pendapatan suaminya tinggi atau pada budaya patriarki yang kuat, dimana peran gender tradisional masih dominan.

2.    Keterbatasan layanan penitipan anak:

Akses terhadap layanan penitipan anak yang terjangkau dan berkualitas dapat membantu perempuan untuk memasuki angkatan kerja. Namun, pada beberapa daerah termasuk Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil, layanan ini masih terbatas atau biayanya mahal, sehingga menjadi hambatan bagi perempuan untuk bekerja. Kurangnya pilihan penitipan anak yang berkualitas dapat membuat perempuan kesulitan untuk menyeimbangan pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga.

3.    Kebijakan pemerintah yang kurang mendukung:

Pemerintah dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan menikah melalui berbagai kebijakan. Contohnya, menyediakan layanan penitipan anak yang terjangkau, memberikan cuti hamil dan melahirkan yang panjang, dan menciptakan lingkungan kerja yang ramah perempuan. Kurangnya kebijakan yang mendukung dari pemerintah dapat menjadi penghalang bagi perempuan untuk memasuki dan bertahan di angkatan kerja

 

KESIMPULAN

Secara parsial tingkat pendidikan, pendapatan suami memiliki pengaruh positif tehadap partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil. Sedangkan jumlah anggota keluarga tidak berpengaruh tehadap partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil.

Secara simultan tingkat pendidikan, pendapatan suami dan jumlah anggota keluarga secara bersama-sama berpengaruh tehadap partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil.

Beberapa saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya yaitu melakukan penelitian yang lebih komprehensif untuk mengidentifikasi dan mengkaji faktor-faktor lain di luar yang telah dibahas dalam penelitian ini, seperti budaya, norma sosial, dan ketersediaan lapangan kerja, yang dapat memberikan gambaran yang lebih utuh tentang pengaruhnya terhadap partisipasi angkatan kerja perempuan menikah di Kecamatan Singkil Utara Kabupaten Aceh Singkil

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REFERENSI

 

Jayachandran, S. (2020). Social norms as a barrier to women�s employment in developing countries. National Bureau of Economic Research.

 

Ahmed, S., & McGillivray, M. (2015, March). Human Capital, Discrimination, and the Gender Wage Gap in Bangladesh. World Development, 67, 506-524.

 

Antonio. (2007). Ekonomi Moneter. Yogyakarta: UGM Press.

 

BPS. (2021). Kabupaten Aceh Singkil Dalam Angka 2021. BPS-Statistics of Aceh Singkil Regency.

 

BPS. (2022). Kabupaten Aceh Singkil Dalam Angka 2022. BPS-Statistics of Aceh Singkil Regency.

 

BPS. (2023). Kabupaten Aceh Singkil Dalam Angka 2023. BPS-Statistics of Aceh Singkil Regency.

 

Dewi, E. (2020). Peran Perempuan Dalam Adat Istiadat Aceh. Banda Aceh: Ar-raniry Press.

 

Dwiyanti, D. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Wanita Menikah Berusia Produktif untuk Bekerja Tahun 2019 (Studi Kasus Provinsi Jawa Barat). Skripsi.

 

Florina, D., & Abdullah, M. N. (2023). Analisis Faktor Tingkat Partisipatif Angkatan Kerja Perempuan. Edusociata Jurnal Pendidikan Sosiologi, 6, 107-114.

 

Gronick, J. C. et al. (2017). The Gender Gap in Paid Work and Caregiving. Social Science Reaserch, 24-38.

 

Hafiz et al. (2021). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan Islam, 7, 1-10.

 

Harrison, A. E., & Morten , M. (2003). The Effects of Children on Labor Force Participation: Evidence from Indonesia.

 

Jannah, S. M., & Lestari, P. (2018). Faktor-Faktor yang Mendorong Perempuan Menikah Bekerja di Luar Rumah (Studi Kasus di Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang). Jurnal Psikologi dan Dinamika Sosial, 7, 1-10.

 

Lawalu, I., & Goba, A. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Wanita di Kabupaten Mamuju. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 8, 1-12.

 

Lupikawaty, M. (2020). Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan di Dunia. In e. a. Nurlina T., SDM dalam berbagai Perspektif (pp. 123-141). Yogyakarta: IDEA Press Yogyakarta.

 

Luruk, M. A. (2021). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Wanita Menikah Bekerja di Luar Rumah (Studi Kasus di Desa Kembang Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus). Jurnal Psikologi dan Dinamika Sosial, 10, 1-10.

 

Mankiw, N. G. (2003). Principles of Economics. South-Western College Pub.

 

Mayanti, M. S., & Bachtiar, N. (2016). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Penawaran Wanita Menikah untuk Bekerja di Indonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Padang.

 

Pratomo, D. S. (2017, Februari). Pendidikan dan Partisipasi Angkatan Kerja Wanita di Indonesia: Analisis Terhadap Hipotesis Kurva-U. JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN, 10, 1-7.

 

Pujilestari, T. (2022). Analisis Keputusan Bekerja Tenaga Kerja Perempuan di Jawa Timur. Indonesian Journal of Human Resource Management (2022) Vol.1 No.1, 1, 1-11.

 

Rahmadhan, B. A., & Setyowati, E. (2023). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten Grobogan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 12, 1-14.

 

Resmiati, N. H. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Kerja Perempuan Menikah Indonesia. Skripsi.

 

Sugiharti, L. (2017). The Determinats Of Women�s Work: A Case Study In East. Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan, 6, 66-81.

 

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

 

Sulistriyanti, F. (2015, Oktober 2). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Kerja Perempuan Nikah di Kota Pekanbaru. Jom FEKON, 2, 1-12.

 

 

� 2024 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).