� Sumarni, 2Endah Sari Purbaningsih, 3Rizki
Dian Cahyawati,, 4Dikha
Sazilli, 5Mahendra.
Institut Teknologi Dan Kesehatan Mahardika, Jawa Barat, Indonesia
E-mail : [email protected]1, [email protected]2,diancahyawati58@gemail.com3, [email protected]4, dan [email protected]5
� Kata Kunci |
Abstrak |
Asuhan keperawatan pada pasien
hernia ingunialis lateralis sinistra Post Herniotomi |
Hernia
merupakan penonjolan isi perut yang keluar melalui celah dinding perut sehingga
memberi jalan keluar kepada setiap organ lain yang bisa melalui celah dinding
tersebut. Herniotomi merupakan tindakan pembedahan yang dilakukam dengan cara membebaskan kantong
hernia, dengan cara
dibuka isi hernia dikeluarkan direposisi lalu dijarit setinggi mungkin.Insiden hernia menduduki peringkat ke lima besar di
Amerika Serikat pada tahun
2017 yaitu, sekitar
700.000 operasi hernia yang dilakukan
tiap tahunnya. Angka kejadian hernia inguinalis
lateralis di dunia mencapai 365.000 kasus di Amerika Serikat. Dengan kasus diantaranya, hernia femoralis mencapai 25.000 kasus, hernia umbilikus mencapai 166.000 kasus, hernia post insisi mecapai 97.000 kasus dan hernia
lainnya sebanyak 76.000 kasus. Jumlah penderita hernia laki-laki lebih banyak tujuh kali lipat dibandingkan dengan perempuan. |
Keywords |
�Abstract |
nursing care for
left lateral ingunial ernia
patient post herniotomy |
A hernia is a protrusion of stomach contents that
comes out through a gap in the abdominal wall, thus providing an exit for
every other organ that can pass through the gap in the wall. Herniotomy is a
surgical procedure that is carried out by freeing the hernia sac, by opening
the contents of the hernia and then removing it and then suturing it as high
as possible. The incidence of hernias was ranked fifth in the united states in 2017, namely, around 700,000 hernia
operations were performed each year. The incidence of lateral ingunial hernias the world reaches 365,000 cases in the
united states. With cases including. Femoral hernia reaching 25,000 cases,
umbilical hernia reaching 166,000 cases, post incision hernia reaching 97,000
cases and other hernias reaching 76,000 cases. The number of men suffering
from hernias is seven times higher than that of women. |
*Correspondence Author: Sumarni
Email: [email protected] ��
PENDAHULUAN
Pasien
yang menderita hernia jika tidak ditangani dengan tepat maka
akan menimbulkan masalah yaitu tekanan
pada jaringan sekitarnya, segmen usus terperangkap di titik lemah dinding
perut, aliran usus kebagian perut berkurang akan menyebabkan obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah sehingga akan menyebabkan
nekrosis, perut kembung, mual, muntah, konstipasi, abses lokal dan sepsis. Maka dari itu pada pasien
hernia secara umum dilakukan tindakan pembedahan herniotomi. Herniotomi merupakan tindakan pembedahan yang dilakukan dengan cara membebaskan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong di buka dan isi hernia dibebaskan jika ada perlenketan kemudian di reposisi, kantong hernia dijahit, dan akan menimbulkan respon berupa nyeri.
Nyeri merupakan keadaan subyektif dimana seseorang akan memperlihatkan ketidaknyamanan secara verbal maupun non verbal, jika nyeri tidak ditanggulangi
maka akan menimbulkan efek yang berbahaya. Kebanyakam pada pasien hernia sebelum dilakukan tindakan herniotomi biasanya diberikan blok spinal anastesi. Adapun komplikasi dari tindakan herniotomi
yaitu obstruksi usus, perforasi yang hingga akhirnya bisa menimbulkan abses lokal, peritonitis (Jitowiyono &
Kristiyanasari, 2010).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dalam bentuk studi kasus untuk mengeksplorasi
masalah asuhan keperawatan pada pasien hernia ingunialis
lateralis sinistra post herniotomi di RSUD Waled Kabupaten Cirebon. Adapun pendekatan
yang digunakan pada asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan keperawatan dan evaluasi keperawatan. Studi kasus
dilaksanakan Di RSUD Waled Kabupaten
Cirebon, dan untuk waktu pelaksanaan studi kasus pada tanggal 15 Desember �2023.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan tentang hasil penelitian berhubungan dengan gangguan
rasa nyaman nyeri akut dengan post herniotomi
Tabel 1 Analisis Data
Data |
Etiologi |
Masalah |
DS : - Pasien mengatakan nyeri pada area luka post operasi, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk. - �pasien mengatakan nyeri perut kiri bawah - Nyeri dirasakan saat bergerak DO : - Pasien terlihat meringis - Pasien terlihat gelisah - Terdapat nyeri tekan pada luka operasi - TD : 120/80 mmHg - N : 80 x/mnt - RR : 20x/mnt - Skala nyeri 6 |
Stimulus nyeri mencapai korteks serebral Nyeri Akut |
Nyeri akut |
DS : - Pasien mengatakan terdapat luka dibagian perut kiri bawah DO : - Terdapat� luka dibagian perut kiri bawah - Terdapat luka tertutup dengan supratule dan gas - Panjang luka 13 cm - Jumlah jaritan 15 |
Tindakan pembedahan terputusnya jaringan adanya luka operasi tempat keluar masuknya mikroorganisme Risiko infeksi |
Risiko infeksi |
Pembahasan yang diangkat
berdasarkan hasil pengkajian
di Ruang anggrek RSUD Waled Kabupaten
Cirebon. yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisik. implementasi yang dilakukan yaitu selama 2 x 24 jam kepada Tn.H Pembahasan ini meliputi kegiatan
yang dilakukan yaitu pengkajian, penegakan diagnose keperawatan, bagaimana diagnose keperawatan tersebut bisa muncul. Implementasi keperawatan yang dilakukan serta evaluasi keperawatan.�����������
PENGKAJIAN
Tahap pengkajian
merupakan tahap awal dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan
pasien, dimana pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 15/12/2023
dengan teknik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, dan catatan medik pasien.
DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan
adalah penilaian klinis tentang respon manusia terhadap gangguan kesehatan atau proses kehidupan atau kerentanan respons dari seorang individu,
keluarga kelompok, atau komunitas. ( Heater.H.T,2018 ).
Muncul 2 masalah
keperawatan yaitu nyeri akut dan risiko infeksi masalah keperawatan tersebut sesuai dengan masalah yang ada pada kasus pasien saja pada saat kasus risiko
infeksi tidak dicantumkan karena data penunjang untuk resiko infeksi tidak ada
pada kasus, selain itu juga mengefesienkan diagnosa dimana diagnosa yang diambil yaitu diagnosa aktual. Pada kasus ditemukan diagnosa nyeri akut.
INTERVENSI
Masalah keperawatan
nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik yang terjadi diatasi oleh penulis dengan berpedoman pada SDKI,SLKI dan SIKI. Intervensi keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan Manajemen
nyeri (I.08238). Observasi Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri, Identifikasi skala nyeri, Identifikasi respon nyeri nonverbal, Identifikasi faktor yang memperingan dan memperberat nyeri, Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri. Terapeutik Fasilitasi istirahat tidur, Beri Teknik nonfarmakologis untuk meredakan nyeri (Teknik Tarik nafas dalam). Edukasi dengan Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri, jelaskan
strategi meredakan nyeri� serta tindakan Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu.
No |
Diagnosa kep |
Tujuan dan kriteria hasil |
SIKI |
||||||||||||
1. |
Nyeri akut b.d agen pecedera fisik |
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
2x24 jam diharapkan tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil :
|
Manajemen nyeri Observasi -
identifikasi lokasi,
karakteristik,durasi, kualitas dan intensitas nyeri -
identifikasi skala
nyeri -
identifikasi respon
nyeri non verbal Teraupetik -
kontrol lingkungan
yang dapat memperberat nyeri -
fasilitas istirahat
dan tidur Edukasi -
Jelaskan penyebab
periode dan pemicu nyeri -
Ajarkan teknik non
farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri�
|
||||||||||||
2. |
Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif ( terdapat luka operasi
pada peur bagian bawah kiri ) |
Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam diharapkan
risiko infeksi menurun dengan kriteria hasil :
|
Pencegahan infeksi Observasi -
Monitor tanda dan
gejala infeksi lokan dan patagenik Teraupetik -
Batasi jumlah
pengunjung -
Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien Edukasi -
Jelaskan tanda dan
gejala infeksi -
Anjurkan meningkatkan
asupan nutrisi -
Anjurkan meningkatkan
asupan cairan kolaborasi -
Kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu |
EVALUASI
KEPERAWATAN
HHari/tanggal |
Diagnosa |
Tindakan dan respon |
Evaluasi |
15/12/23 |
Nyeri akut b.d agen pecedera fisik |
dentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri P : Nyeri luka diarea operasi Q : Nyeri seperti ditusuk � tusuk R : Perut bagian bawah kiri S : Skala 6 T : nyeri hilang timbul |
S : Klien mengatakan nyeri pada luka area operasi Nyeri seperti ditusuk-tusuk Nyeri ketika bergerak O : Pasien terlihat meringis Pasien terlihat gelisah TD 120/80 mmHg Nadi : 80x/mnt S: 36,2 C RR : 20x/mnt Spo2 : 99 % A : Keluhan nyeri menurun 4 Meringis 2 P : Lanjutkan Intervensi |
15/12/23 |
Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif |
Monitor tanda dan gejala infeksi lokasi dan patogenik Batasi jumlah pengunjung Menjelaskan tanda gejala infeksi Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar Kolaborasi pemberian obat |
S : Klien mengatakan terdapat luka dibagian perut kiri bawah O :� Nampak luka operasi dibagian perut bawah kiri dengan
panjang 13 cm A : Nyeri 4 Kemerahan berkurang P : Lanjutkan intervensi |
16/12/23 |
Nyeri akut b.d agen pecedera fisik |
Identifikasi lokasi, karakteristik,durasi, frekuensi,
kualitas nyeri P : Nyeri di area operasi Q : Seperti ditusuk-tusuk R : Perut bagian bawah kiri S : Skala nyeri 3 T : Nyeri hilang timbul |
S : Nyeri luka di area operasi O : Ekpresi wajah mulai rileks P : Nyeri area operasi Q : Seperti ditusuk-tusuk R : Skala nyeri 3 T : Hilang timbul TTV TD 130/90 N : 85x/mnt RR : 18x/mnt S : 36,5 C Spo2 : 99 % |
16/12/23 |
Risiko infeksi b.d efek prosedur invasif |
Monitor tanda dan gejala infeksi lokasi dan patogenik Batasi jumlah pengunjung Menjelaskan tanda gejala infeksi Menjelaskan cuci tangan yang benar Kolaborasi pemberian obat |
S : Klien mengatakan�
terdapat luka operasi dibagian perut kiri bawah O : Nampak luka operasi dibagian perut bawah dengan panjang 13
cm A : Nyeri 3 Kemerahan berkurang P : Lanjutkan intervensi |
Hasil evaluasi nyeri akut yang didapatkan setelah perawatan selama 2 hari pada klien Tn.H pada hari pertama setelah dilakukan tindakan didapatkan evaluasi. Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang. Didapatkan data objektif� skala
nyeri 3, sudah tidak cemas, tidak meringis
kesakitan dan nyeri yang rasakan hilang timbul. Dapat disimpulakan
pada hari pertama masalah keperawatan sebagian teratasi, perencanaan selanjutnya intervensi dilanjutkan pada hari ke 2.�
Pada hari ke 2 pasien mengatakan nyeri sudah tidak dirasakan, sudah merasa nyaman dengan skala
nyeri awal 3-1, tampak rileks dan tenang. Masalah keperawatan sudah teratasi, dehingga dapat dihentika intervensi keperawatan pada hari selanjutnya.
Hasil evaluasi pada diagnosa risiko infeksi pada pasien Tn.H pada hari pertama pasien mengatakan sedikit berkurang rasa nyeri yang di alaminya. Data obsjektif pasien terdapat luka yang tertutup supratule, setelah Masalah keperawatan sebagian teratasi dan dilanjutkan untuk intervensi selanjutnya. Pada hari perawatan ke 2 pasien mengatakan sudah agak tidak merasakan sakit akibat bekas
operasinya. Data objektif nyeri berkurang dibagian perut bawah kiri dan tidak meringis lagi. Masalah keperawatan pada pasien telah teratasi
maka intervensi keperawatan pada pasein dengan Risiko infeksi
dilanjutkan.
KESIMPULAN
Penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan
pemenuhan kebutuhan dasar aman dan nyaman klien Tn�H antara teori dan kasus
sama. Hal ini dapat dibuktikan dalam penerapan teori pada klien. Penerapan pada
kasus ini dilakukan dengan menggunakan asuhan keperawatan mulai dari
pengkajian, diagnosa, intervensi atau perencanaan, implementasi dan evaluasi
REFERENSI
Aisyah, S., Hernawan, A. D., & Sutriswanto.
(2015). Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Penyakit Hernia Inguinal Pada Laki-Laki Di Rumah Sakit
Umum Dr. Soedarso Pontianak. Pontianak
: Universitas Muhammadiyah. Diperoleh pada tanggal 25 Februari 2019, dari http://repository.unmuhpnk.ac.id/285/1/JURNAL%20AISYAH.pdf
Amrizal, A. (2015). Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. Palembang : 2015.
Diperoleh tanggal 26 Februari 2019, dari http://journal.fkumpalembang.ac.id/index.php/syifamedika/article/view/32
Black, J.M., & Hawks, J.
H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Buku
2. Indonesia
: Elsevier.
Dalhan, M & Wantoro (2015). Efektifitas
Cognitive Behavioral Edocational Intervention Pada
Pasien Post Trans Uretheral Resection Of The Prostate. STIKES �Aisyiyah Yogyakarta.
Diperoleh tanggal 8 Mei
2019, dari [PDF} unisayogya.ac.id
Doengoes, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A.
C. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien (Edisi : 3). Jakarta : EGC
Herdman, H. (2019). NANDA-I Diagnosis Keperawatan
2018-2020 edisi 11.
���������
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta : EGC
Jitowiyono, S., & Kristiyanasari,
W. (2016). Asuhan Keperawatan Operasi. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Kariasa, Anida, & Suswatiningsih. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Penyakit Hernia Dengan Kejadian Hernia Di Poli
Bedah Rsud Wonosari, 7(1).
Yogyakarta : Stikes Wira Husada.
Diperoleh pada tanggal 28 Februari 2019, dari
http://jurnal.stikes-wirahusada.ac.id/index.php/mikki/article/view/16/16
Mubarak. (2014). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.
Nursalam (2013). Proses
Dan Dokumentasi Keperawatan
Konsep Dan Praktik.
(Edisi:
2). Jakarta : Salemba
Medika.
Nurarif, A.H., & Kusuma, H. (
2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & Nanda
Nic-Noc. (Jilid: 2). Jogjakarta : Mediaction.
Swarjana. (2015). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : CV
ANDI OFFSET.
Syaifuddin, H. (2016). Anatomi Fisiologi (Edisi:
4). Jakarta : EGC Universitas negeri jakarata
|
|