Indah
Mamay Maftuha�, Endah Purbasari2, Nadia Sindia Devi3, Neneng Rimawati
Nurokhman4,Uswatun
Khasanah5
Institut Teknologi Dan Kesehatan Mahardika, Jawa Barat, Indonesia
E-mail : [email protected],
[email protected], [email protected], [email protected],
[email protected]
� Kata Kunci |
Abstrak |
Gagal Jantung
(CHF) , Terapi Oksigenasi. |
Gagal
jantung kongestif atau juga disebut Congestive Heart Failure (CHF) adalah
ketidakmampuan jantung saat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen
dan nutrisi ke jaringan tubuh. Congestif Heart Failure (CHF) juga
didefinisikan sebagai suatu kondisi patologis saat jantung tidakmampuan
memompakan darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, hal ini
disebabkan karena adanya gangguan kontraktilitas jantung (disfungsi sistolik)
atau pengisian jantung (diastolik) sehingga nilai curah jantung lebih rendah
dari biasanya. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pelaksanaan
asuha keperawatan pada Ny. S dengan diagnosa medis CHF Di Ruang Intensive
Care Cardiovaskuler Unit (ICCU). Metode Penelitian yang digunakan adalah
studi kasus. Subjek dalam studi kasus ini adalah satu pasien yang mengalami
CHF di ruang ICCU. Hasil dari studi kasus yang telah dilakukan di dapatkan
sesak nafas berkurang, masih terdapat retraksi dada, nafas dangkal berkurang,
pasien tampak lebih nyaman,�
tanda-tanda vital : TD : 135/80 mmHg, Nadi 90x/menit, Respirasi
24x/menit, Suhu 360C, SPO2 98%.. Berdasarkan asuhan keperawatan
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian oksigenasi pada pasien
CHF dapat mengurangi sesak nafas dan terbukti merubah kondisi pasien menjadi
lebih baik.� |
Keywords |
�Abstract |
Congestive Heart Failure (CHF), Oxygenation
Therapy |
Congestive
Heart Failure (CHF) is the inability of the heart to pump blood to meet the
needs of oxygen and nutrients to body tissues. Congestive Heart Failure (CHF)
is also defined as a pathological condition when the heart is unable to heat
the blood enough to meet the body's metabolic needs, this is caused by
impaired heart contractility (systolic dysfunction) or heart filling
(diastolic) so that the cardiac output value is lower. than usual. This study
aims to provide an overview of the implementation of nursing care for Mrs. S
with a medical diagnosis of CHF in the Intensive Care Cardiovascular Unit
(ICCU). The research method used is a case study. The subject in this case
study was a patient who experienced CHF in the ICCU room. The results of the
case studies that have been carried out show that shortness of breath is
reduced, there is still chest retraction, shallow breathing is reduced, the
patient looks more comfortable, vital signs: BP: 135/80 mmHg, pulse
90x/minute, respiration 24x/minute, temperature 360C, SPO2 98%. Based on the
treatment that has been carried out, it can be concluded that providing
oxygenation to CHF patients can reduce shortness of breath and is proven to
change the patient's condition for the better. |
*Correspondence Author: Zani Fajrotul Ummah
Email: [email protected] ��
PENDAHULUAN
Gagal
jantung adalah salah satu masalah kesehatan dengan angka morbiditas dan
mortalitas yang tinggi di negara maju maupun negara berkembang termasuk
Indonesia (Novaldy & Herliana, 2021). Gagal jantung kongestif atau juga disebut Congestive Heart Failure
(CHF) adalah ketidakmampuan jantung saat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi ke jaringan tubuh �(Rispawati, 2019). Congestif Heart Failure (CHF) juga didefinisikan sebagai suatu kondisi
patologis saat jantung tidakmampuan memompakan darah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolik tubuh, hal ini disebabkan karena adanya gangguan
kontraktilitas jantung (disfungsi sistolik) atau pengisian jantung (diastolik)
sehingga nilai curah jantung lebih rendah dari biasanya (Mittnacht et al., 2008).
World
Health Organization (WHO) 2018 menyebutkan, lebih dari 17 juta orang meninggal
akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Di indonesia prevelansi gagal
jantung meningkat pada tahun 2013 - 2018. beradasarkan diagnosis dokter pada
semua umur gagal jantung meningkat menjadi 4,7% (Riskesdas, 2018). Berdasarkan
survei sampel regritration system (SRS) pada tahun 2019 menunjukan bahwa
penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi kedua setelah stroke,
dengan presenatse 12,9% (Desintia, 2021).
Gangguan
kebutuhan oksigenasi menjadi masalah penting bagi pasien gagal jantung
kongestif. Untuk itu, sebaiknya masalah tersebut segera ditangani agar tidak
memperparah konisi tubuh pasien (Alif Nurrohim, 2021). Salah satu intervensi keperawatan pada penderita gagal jantung dengan
gangguan kebutuhan oksigenasi adalah pemberian oksigen. Pemberian oksigen
adalah bagian integral dari pengelolaan untuk pasien yang dirawat i Rumah
Sakit, khususnya pasien yang sedang mengalami gangguan pernafasan yaitu untuk
mempertahankan oksigenasi dalam tubuh (MAHESIN, 2020). Pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari udara
ruangan digunakan untuk mengatasi atau mencegah hipoksia (Samsi & Susilo, 2018). sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Muzaki & Pritania, 2022) dalam penelitiannya menunjukan bahwa pemberian oksigenasi pada dua
pasien selama 1 x 8 jam terdapat perubahan pola nafas menjadi lebih baik, sesak
semkain berkurang, frekuensi pernafasan dalam batas normal dan saturasi oksigen
meningkat setelah diberikan terapi NRM 10 lpm. Adapun penelitian lainnya yang
dilakukan oleh melani et al (2022) menunjukan bahwa setelah diberikan terapi
oksigen NRM 12 lpm terapat perubahan pola nafas yang lebih baik, tidak
mengalami sesak nafas, lelah berkurang, nafas cepat dan dangkal berkurang,
tana-tanda vital pasien dalam pantauan dengan sebagian dalam batas normal.�
Berdasarkan� latar belakang yang telah dikemukakan, maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran pelaksanaan asuha
keperawatan pada Ny. S dengan diagnosa medis CHF Di Ruang Intensive Care
Cardiovaskuler Unit (ICCU)
Menurut penelitian (Samuel & Yulianti, 2023) degan judul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) dengan Masalah Keperawatan Nyeri Akut di Instalasi Gawat Darurat Rsud Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Menyatan bahwa Penyakit jantung koroner merupakan suatu kelainan yang disebabkan karena penyempitan atau penghambatan pembuluh darah arteri yang mengalirkan darah ke otot jantung dan merupakan kelainan mikrokardium yang disebabkan oleh insufisiensi aliran darah koroner, penyebab paling utama penyakit jantung koroner adalah dyslipidemia. Pada pasien penyakit jantung koroner memiliki dampak masalah fisik dua diantaranya yaitu nyeri akut dan penurunan curah jantung.
METODE PENELITIAN
Penelitian�
ini� menggunakan� pendekatan� kualitatif� dengan� studi� kasus sebagai metode
utama. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan penyedia layanan� kesehatan,� analisis� dokumen� terkait�
telemedicine,� dan� kuesioner� yang diberikan kepada pasien yang menggunakan layanan tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengkajian
Gagal
jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai oleh
sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan
oleh kelainan struktur atau fungsi jantung (Alfredo et al., 2016).
Menurut
(Aritonang & Leniwita, 2019) banyak kondisi atau penyakit yang dapat menjadi penyebab gagal
jantung antara lain faktor predisposisi yaitu penyakit jantung bawaan, usia,
jenis kelamin. Selain itu ada juga faktor presipitasi yaitu kelainan atau
kerusakan otot jantung (kardiomipati), radang otot jantung (miokarditis),
hipertensi sistemik/pulmonal, obesitas, diabetes melitus, kebiasaan merokok dan
hipertiroidisme.Berdasarkan hasil pengkajian melalui wawancara dan observasi
yang dilakukan pada Ny. S usia 66 tahun ditemukan hasil pasien mengatakan sesak
nafas, teradapat retraksi dada, tanda-tanda vital TD : 145/82 mmHg, Nadi
85x/menit, Respirasi 28x/menit, Suhu 36,20C, SPO2 96%.
Diagnosa
Diagnosis
keperawatan merupakan penilaian klinis mengenai respon klien terhadap masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial (PPNI, 2018).Pada studi kasus ini diagnosa yang diambil yaitu
pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas ditandai
dengan dispnea. Data subjektif maupun objektif yang di dapatkan disesuaikan
dengan buku SDKI dimana pada studi kasus ini di dapatkan data pasien mengatakan
sesak nafas, teradapat retraksi dada ,nafas�
dangkal, tanda-tanda vital TD : 145/82 mmHg, Nadi 85x/menit, Respirasi
28x/menit, Suhu 36,20C, SPO2 96%.
Intervensi
Intervensi
keperawatan atau perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi
tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan
dan siapa yang akan melakukan tindakan keperawatan (TIm Pokja SIKI DPP PPNI,
2018).
Implementasi
Implementasi
yang dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan intervensi
yang sudah disusun. Implementasi dilakukan pada tanggal 3 April 2024 selama 1 x
7 jam untuk diagnosa pola nafas tidak efektif yaitu memonitor pola nafas,
memonitor bunyi tambahan, memberikan terapi oksigen NRM 15 lpm, memposisikan
pasien dengan posisi semi fowler dan memberikan terapi farmakologi nebulizer.
Setelah diberikan terapi oksigen NRM 15 lpm sesak tampak berkurang, pasien
tampak lebih nyaman, masih terdapat retraksi dada, nafas dangkal berkurang,
tana-tanda vital TD : 135/80 mmHg, Nadi 90x/menit, Respirasi 24x/menit, Suhu 360C,
SPO2 98%.
Salah
satu tindakan yang dapat dilakukan pada pasien gagal jantung yaitu pasien yang
menggunakan NRM dapat menerima terapi oksigen engan baik (RIDLOWI, 2019). Terapi oksigen Non Rebreathing Mask (NRM) sangat efektif
diberikan pada pasien yang mengalami gangguan jantung terjadi cardiac output
menurun sehingga volume darah terpompa menurun akibatnya hemoglobin yang
mengikat oksigen dalam darah juga menurun sehingga menyebabkan pasien sesak
nafas (LESTARI & DESIANI, 2023). Terapi oksigen ini bertujuan untuk mengembangkan kerja jantung
serta mempertahankan oksigen di dalam tubuh dengan baik. Pemberian oksigen
dapat mengurangi dispnea jika di lakukan sesuai dengan kebutuhan (Muzaki & Pritania, 2022).
Evaluasi
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan di dapatkan hasil pasien mengatakan sesak nafas
berkurang, masih terdapat retraksi ada, nafas dangkal berkurang, tampak
berbaring dengan posisi semi fowler, tanda-tanda vital : TD : 135/80 mmHg, Nadi
90x/menit, Respirasi 24x/menit, Suhu 360C, SPO2 98%. berdasarkan
data yang di dapatkan setelah dilakukan tindakan keperawatan terdapat perubahan
yang lebih baik dari sebelumnya, meskipun masih belum teratasi sepenuhnya.
Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Muzaki & Pritania, 2022) menunjukkan bahwa ada perubahan pola nafas menjadi lebih baik,
sesak semakin berkurang, frekuensi pernapasan dalam batas normal yang
dibuktikan dengan sebelum kedua pasien di berikan NRM 10 liter/menit didapatkan
jalan napas paten, frekuensi napas meningkat antara 28-30 x/menit, menggunakan
otot bantu pernafasan, SpO2 antara 88%-90%. Sedangkan, setelah kedua pasien
diberikan terapi oksigen NRM 10 liter/menit pasien mengatakan sesak napas
berkurang dan saturasi oksigen.
KESIMPULAN
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemberian oksigenasi pada pasien CHF dapat
mengurangi sesak nafas dan terbukti merubah kondisi pasien menjadi lebih baik.
Meskipun dalam studi kasus ini masalah belum teratasi sepenuhnya.
REFERENSI
Alfredo, A., Sofia, S. N., & Setiawati, E. (2016). Hubungan
Antara Fungsi Sistolik Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Gagal Jantung Kronik.
Diponegoro University.
Alif Nurrohim, A. N. (2021). Pengaruh Aromaterapi dalam
Menurunkan Respon Cemas pada pasien CHF (Congestive Heart Failure) yang
mengalami kecemasan di Ruang ICU RSUD Karanganyar 2021. UNIVERSITAS KUSUMA
HUSADA.
Aritonang, Y. A., & Leniwita, H. (2019). Modul
Keperawatan Medikal Bedah Ii. PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN
FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS KRISTEN �.
LESTARI, D., & DESIANI, D. (2023). ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI RUANG INSTALASI GAWAT
DARURAT RUMAH SAKIT TNI AD TK II PELAMONIA MAKASSAR. STIK Stella Maris.
MAHESIN, R. N. N. (2020). LITERATURE REVIEW ASUHAN
KEPERAWATAN PADA PASIEN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI. STIKES Muhammadiyah Klaten.
Mittnacht, A. J. C., Fanshawe, M., & Konstadt, S. (2008).
Anesthetic considerations in the patient with valvular heart disease undergoing
noncardiac surgery. Seminars in Cardiothoracic and Vascular Anesthesia, 12(1),
33�59.
Muzaki, A., & Pritania, C. (2022). Penerapan pemberian
terapi oksigen dan posisi semi fowler dalam mengatasi masalah pola napas tidak
efektif di IGD. Nursing Science Journal (NSJ), 3(2), 139�145.
Novaldy, F., & Herliana, A. (2021). Penerapan Pso Pada
Na�ve Bayes Untuk Prediksi Harapan Hidup Pasien Gagal Jantung. Jurnal
Responsif: Riset Sains Dan Informatika, 3(1), 37�43.
RIDLOWI, A. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN CONGESTIVE
HEART FAILURE (CHF) DENGAN PENURUNAN CURAH JANTUNG DI INSTALASI GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH WONOSOBO. STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG.
Rispawati, B. H. (2019). Pengaruh Konseling Diet Jantung
Terhadap Pengetahuan Diet Jantung Pasien Congestive Heart Failure (CHF). Real
in Nursing Journal, 2(2), 77�85.
Samsi, B., & Susilo, C. B. (2018). Penerapan Pemberian
Oksigen Pada Pasien Congestive Heart Failure (Chf) Dengan Gangguan Kebutuhan
Oksigenasi Di Rsud Wates Kulon Progo. Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Samuel, S. D. Y., & Yulianti, S. (2023). Asuhan
Keperawatan Pada Pasien Penyakit Jantung Koroner (PJK) dengan Masalah
Keperawatan Nyeri Akut di Instalasi Gawat Darurat Rsud Undata Provinsi Sulawesi
Tengah. Jurnal Kolaboratif Sains, 6(11), 1400�1408.
|
|