PENGARUH EARNING PER SHARE, PRICE TO BOOK VALUE DAN DEBT TO EQUITY RATIOTERHADAP HARGA SAHAM EFEK SYARIAH TAHUN 2021-2023

 

Asep Saefudin1, Anton Sudrajat2

IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia

E-mail : [email protected], [email protected]

 

Kata Kunci

Abstrak

Earning Per Share (EPS); Price to Book Value (PBV); Debt to Equity Ratio (DER) dan Harga Saham.

Didalam dunia investasi dipasar modal Saham termasuk salah satu instrumen investasi yang paling mudah untuk kita memperoleh keuntungan. Membeli saham di pasar modal menandai kepemilikan sebagian perusahaan dan mendapatkan keuntungan berupa capital gain atau dividen. Agar investor mendapatkan keuntungan investasi yang maksimal dan resiko yang minimal, investor memerlukan analisa fundamental maupun teknikal. Analisa fundamental menggunakan indikator kondisi saham sebuah perusahaan, seperti halnya nilai pasar perusahaan, pembagian dividen, struktur permodalan, resiko kerugian dan keuntungan perusahaan. Sedangkan, pada analisa teknikal menggunakan pendekatan perubahan harga saham dari waktu ke waktu yang membentuk suatu pola atau trend. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis ada atau tidaknya pengaruh antara Earning per Share (EPS) Price to Book Value (PBV) dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada Efek syariah. Jumlah anggota populasi saham syariah adalah 171 perusahaan yang diambil selama periode tiga tahun (2021-2023). Dan jumlah sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 36 perusahaan, dengan pengamatan kinerjanya selama tiga tahun (2021-2023), sehingga jumlah keseluruhan sebanyak 108 pengamatan. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Metode pengujian hipotesis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini adalah, 1) Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukan dari hasil Uji statistic dengan nilai Probability 0,000 lebih rendah dari 0,05. 2) Price Too Book Valueberpengaruh terhadap harga saham. Hal ini ditunjukan dari hasil Uji statistic dengan nilai Probability 0,000 lebih rendah dari 0,05. 3) Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham . Hal ini ditunjukan dari hasil Uji statistic dengan nilai Probability 0,009 lebih rendah dari 0,05. 4) Berdasarkan hasil uji statistik dalam penelitian ini diperoleh nilai f-hitung sebesar 31,834 dan f-tabel sebesar 3,080, maka f-hitung lebih besar f-tabel dengan signifikansi 0,000 lebih rendah dari 0,05. Sehingga Earning Per Share, Price Too Book Value dan Debt Equity Ratio, berpengaruh positif dan signifikan simultan terhadap Harga saham.

 

 

Keywords

Abstract

Earnings Per Share (EPS); Price to Book Value (PBV); Debt to Equity Ratio (DER) and Stock Prices.

In the world of investment in the capital market, shares are one of the easiest investment instruments for us to gain profits. Buying shares on the capital market marks ownership of part of the company and gets profits in the form of capital gains or dividends. So that investors get maximum investment profits and minimal risk, investors need fundamental and technical analysis. Fundamental analysis uses indicators of the condition of a company's shares, such as the company's market value, dividend distribution, capital structure, risk of loss and company profits. Meanwhile, technical analysis uses an approach to changes in stock prices over time which form a pattern or trend. The purpose of this research is to determine and analyze whether or not there is an influence between Earning per Share (EPS) Price to Book Value (PBV) and Debt to Equity Ratio (DER) on Share Prices in Sharia Securities. The number of members of the sharia stock population is 171 companies taken over a three year period (2021-2023). And the number of samples that meet the criteria is 36 companies, with performance observations for three years (2021-2023), so the total number is 108 observations. The sampling method was carried out using purposive sampling. The hypothesis testing method used is multiple linear regression analysis. The results of this research are, 1) Earning Per Share has a significant effect on share prices. This is shown by the results of statistical tests with a probability value of 0.000 which is lower than 0.05. 2) Price Too Book Value influences stock prices. This is shown by the results of statistical tests with a probability value of 0.000 which is lower than 0.05. 3) Debt to Equity Ratio influences share prices. This is shown in the statistical test results with a probability value of 0.009 which is lower than 0.05. 4) Based on the results of statistical tests in this study, the f-count value was 31.834 and the f-table was 3.080, so the f-count was greater than the f-table with a significance of 0.000, lower than 0.05. So that Earning Per Share, Price Too Book Value and Debt Equity Ratio have a positive and significant simultaneous effect on share prices


*
Correspondence Author: Asep Saefudin

Email: [email protected]

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Hal ini tentunya menjadi negara dengan potensi pasar keuangan syariah yang lebih tinggi dengan potensi sebagai negara berpenduduk muslim yang mencapai 237,56 juta jiwa atau 86,7% dari total penduduk Indonesia, menempatkan Indonesia pada peringkat ke-7 sebagai aset keuangan syariah global berdasarkan laporan Islamic Finance Development Report Tahun 2022 (cnbcindonesia.com)

Besarnya potensi keuangan syariah di Indonesia memberikan peluang investasi dalam industri keuangan syariah salah satunya melalui pasar modal syariah. Di Indonesia, terdapat dua pasar modal yaitu pasar modal konvensional dan pasar modal syariah. Pasar modal konvensional mengacu pada aturan dari Otoritas Jasa Keuangan, sedangkan pasar modal syariah mengacu pada Fatwa Dewan Nasional Majelis Ulama Indonesia (Rustiana & Ramadhani, 2022).

Sebagai Negara yang pasar keuangannya tengah berkembang, pasar modal telah menjadi bagian penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai tempat menghimpun dana, tempat alternatif investasi melalui penjualan saham dan penerbitan obligasi, maupun sebagai indikator stabilitas kondisi makro ekonomi Pasar modal di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang di transaksikan dan kian tingginya volume perdagangan saham (Beik & Fatmawati, 2014).

 

Gambar 1 Pertumbuhan Investor Pasar Modal

 

 

 

������������������������������������������������������������������������������������������������������

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : databoks.katadata.co.id

Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal di Indonesia telah mencapai 11,58 juta investor per Agustus 2023. Jumlah tersebut meningkat 1,4% dari bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) yang sebanyak 11,42 juta investor. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, jumlah tersebut naik 21,38% (year-on-year/yoy). Pada Agustus 2022, jumlah investor pasar modal di Tanah Air sebanyak 9,54 juta investor.

Secara keseluruhan, pasar modal syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem pasar modal. Kegiatan pasar modal syariah pun sejalan dengan pasar modal pada umumnya (Nurlita, 2015). Hanya saja, terdapat beberapa karakteristik khusus pada pasar modal syariah, yaitu pada produk dan mekanisme transaksinya yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Salah satu produk dari pasar modal syariah ialah saham syariah. Saham syariah merupakan efek berbentuk saham yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah islam di pasar modal. Ada dua jenis saham syariah yang diakui di pasar modal. Yang pertama, saham yang dinyatakan memenuhi kriteria seleksi saham syariah berdasarkan peraturan OJK Nomor 35/POJK.04/2017 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah, kedua adalah saham yang dicatatkan sebagai saham syariah oleh emiten atau perusahan publik syariah berdasarkan peraturan OJK no. 17/POJK.04/2015. 

 

 

 

 

 

 

 

 

Gambar 2 Jumlah Saham Syariah

 

Sumber :www.ojk.go.id

Tabel 1 menunjukkan bahwa saham syariah sangat di terdaftar pada Efek syariah SK OJK setiap tahun dalam setiap periodenya mengalami kenaikan jumlah emiten yang terdaftar sebagai saham syariah. Jumlah emiten yang terdaftar dalam indeks syariah cenderung stabil dan bahkan mengalami kenaikan sejak tahun 2019- 2023. Fenomena ini menjadi sinyal positif bahwa saham perusahaan syariah di pasar modal Indonesia semakin menunjukan peningkatan sebagai alternative berinvesatasi bagi investor untuk menanamkan dananya.

 

Tabel 1 Kapitalisasi Saham Syariah

 

Tahun

Index

Kapitalisasi Pasar (Milyar)

2019

ISI

3.744.816,32

2020

ISI

3.344.926,49

2021

ISI

3.983.652,80

2022

ISI

4.786.015,74

2023

ISI

6.145.957,92

Sumber :www.ojk.go.id

Berdasarkan Tabel kapitalisasi saham diatas menunjukan bahwa Saham syariah juga terus mengalami pertumbuhan dari sisi kapitalisasi pasar. Pada periode tahun 2023, kapitalisasi pasar saham pada Indeks Saham Syariah sudah tercatat di angka Rp 6,145 triliun. Pertumbuhan ini cukup konsisten dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan kapitalisasi Indek saham syariah inibahwa saham syariah mampu me-recoverydirinyadalam mengembalikan kestabilan kapitalisasi pasarnya dalam waktu yang cukup cepat, dan kenaikan pada tahun selanjutnya juga dapat dikatan cukup signifikan. Meski jumlahnya meningkat, market share atau pangsa pasar dari saham syariah ini baru mencapai 47,43%. Artinya, saham syariah masih belum mendominasi pasar saham secara keseluruhan.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ambles 0,59% ke 6.859,91, melanjutkan penurunan 0,21% pada Rabu (16/8/2023) lalu. Dalam sepekan, IHSG turun 0,48% dan dalam sebulan melemah 0,06% (cnbcindonesia.com)

Dari 11 indeks sektoral, 9 indeks memerah. Hanya IDXENERGY dan infrastruktur (IDXINFRA) yang menghijau, masing-masing 0,39% dan 0,07%. Kenaikan IDXENERGY ditopang oleh emiten-emiten yang berkaitan dengan batu bara yang menguat seiring kenaikan harga komoditasnya. saham perdagangan batu bara SGER dan ARII melonjak 12,92% dan 9,41%. Saham anak usaha Adaro (ADRO), ADMR, juga terungkit 6,31%. ADRO sendiri naik 0,79%. (cnbcindonesia.com).

Kenaikan harga saham pada sector energi sendiri dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan yang membaik secara fundamental.

 

Tabel 2 Harga Rata-Rata Saham SK OJK

 

Daftar Efek Syariah

Harga Saham

Rata-Rata

Keterangan

No

Kode

2021

2022

2023

11

ADRO

2,250

3,850

2,380

2,827

Naik

2

AIMS

402

206

860

489

Naik

3

AKRA

4,110

1,400

1,475

2,328

Turun

4

ARII

250

296

218

255

Naik

5

BESS

875

170

212

419

Turun

6

BSSR

4,090

4,340

3,860

4,097

Naik

7

BYAN

2,700

21,000

19,900

14,533

Naik

8

DEWA

50

53

60

54

Naik

9

DWGL

189

172

116

159

Turun

10

ELSA

276

312

388

325

Naik

11

ENRG

102

294

220

205

Naik

12

FIRE

458

163

113

245

Turun

13

GEMS

7,950

7,050

5,800

6,933

Turun

14

HRUM

2,065

1,620

1,335

1,673

Turun

15

ITMA

750

815

690

752

Naik

16

ITMG

20,400

39,025

25,650

28,358

Naik

17

KKGI

255

386

368

336

Naik

18

KOPI

645

620

352

539

Turun

19

MBAP

3,600

7,625

4,250

5,158

Naik

20

MBSS

1,090

1,195

1,210

1,165

Naik

21

MYOH

1,750

1,590

1,720

1,687

Turun

22

PGAS

1,375

1,760

1,130

1,422

Naik

Rata -rata

2,529

4,270

3,287

3,362

Naik

(Sumber :OJK)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 22 perusahaan yang terus konsisten masuk efek syariah SK OJK dari periode 2021-2023. Harga saham pada tabel diatas mengalami fluktuasi yang dimana pada kolom keterangan menunjukkan kode-kode perusahaan yang mengalami penurunan harga saham dari periode 2021-2023. Bukan lain salah satu penyebab harga saham perusahaan tersebut menurun dikarenakan oleh adanya dampak pandemi ini memang merugikan bagi perusahaan, namun ada beberapa perusahaan yang mulai naik harga sahamnya setelah covid-19 berlalu, hal itu dikarenakan kebutuhan akan energi di Negara-negara Eropa terus meningkat akibat adanya krisis energi akibat perang yang terjadi Uni Eropa (international.sindonews.com). fenomena naik turunnya harga saham tersebut menjadi menarik karena harga saham merupakan suatu hal yang mencerminkan keadaan sebuah perusahaan yang melatar belakangi kinerja perusahaan tersebut.

Harga suatu saham mencerminkan nilai dari suatu perusahaan. Jika perusahaan mempunyai harga saham yang tinggi maka semakin tinggi juga nilai perusahaan tersebut di mata masyarakat. Cara yang dapat dilakukan dalam memilih saham merupakan pendekatan analisis harga saham satunya melalui kinerja Perusahaan (Nurminda et al., 2017).

Analisis Fundamental memungkinkan para investor dapat melakukan analisis berdasarkan kinerja perusahaan. Analisis ini terutama menyangkut faktor-faktor yang memberi informasi tentang kinerja perusahaan, seperti kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan, prospek bisnis perusahaan di masa mendatang dan sebagainya (Francis Hutabarat, 2021). Informasi dalam bentuk laporan keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuatan keputusan. Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan, seperti laba bersih, pendapatan, pertumbuhan laba, rasio keuangan (seperti rasio utang terhadap ekuitas, rasio laba bersih terhadap penjualan pasar), dan faktor-faktor lain yang memengaruhi kinerja perusahaan. Namun penelitian ini hanya berfokus pada rasio leverage dan rasio pasar dalam menganalisis faktor fundamental.

Artinya, berapa besaran beban hutang yang ditanggung perushaan dibanfingkan dengan aktivanya. Dalam rasio solvabilitas ini, yang menjadi fokus penelitian ialah Debt to Equity Ratio (DER). Menurut Siegel dan Shim (1999) dalam (Fahmi, 2015) mendefinisikan Debt to Equity Ratio sebagai ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Dari perspektif kemampuan membayar jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang (Darsono, 2005). Bukti empiris yang menguatkan teori ini adalah Menurut Utari Kartikasari (2019), Dorothea, dkk (2013) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Harga Saham. Sedangkan menurut Yemima, dkk (2020), Albertha, dkk (2017) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham. Karena adanya perbedaan antara teori dan hasil penelitian terdahulu, maka penelitian ini masi menarik untuk di telti

Selain rasio solvabilitas, penelitian ini juga menggunakan rasio lain, yaitu rasio nilai pasar. Menurut (Fahmi, 2015) rasio nilai pasar menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu memberikan pemahaman bagi pihak manajemen perusahaan terhadap kebijakan yang akan dilaksanakan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada masa yang akan datang. Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui bagaima kinerja perusahaan dengan menganalisis rasio nilai pasar dan mengetahui bagaimana pengaruh Earning per Share (EPS), dan Price to Book Value (PBV) terhadap Harga Saham.

Menurut Rosenberg dkk (1985) dalam Musdalifah, Sri, dan Maryam(2015: 256) bahwa nilai PBV yang semakin besar menunjukkan harga pasar dari saham tersebut semakin tinggi pula. Jika harga pasar dari suatu saham semakin tinggi, maka return saham yang disyaratkan juga semakin tinggi. Sebagian besar pada table diatas merupakan saham perusahaan di sektor energi, saham perusahaan yang memiliki potensi dimasa mendatang terutama energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan di masa depan karena meningkatnya kesadaran akan perlunya beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan ramah lingkungan.

 

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2017) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian ini tergolong sebagai hypotesis testing. Hypotesis testing merupakan suatu penelitian yang sudah memiliki kejelasan dan gambaran, pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel penelitian. Penelitian ini mengidentifikasi fakta atau peristiwa sebagai variabel yang mempengaruhi / variabel independen dalam hal ini menggunkan kinerja keuangan Earning Per Share (EPS), Price to Book Value (PBV) dan Debt to Equity Ratio (DER)dan melakukan penyelidikan terhadap variabel-variabel yang dipengaruhi / variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan variabel Harga Saham syariah.

Data penelitian yang digunakan, penelitian ini menggunakan data sekunder, Penelitian ini dilakukan pada Saham efek syariah sektor energi yang terdaftar di SK OJK Indonesia secara konsisten periode tahun 2021-2023 yang berjumlah 36. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang didapatkan dengan cara melakukan browsing melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia mengenai data emiten dan harga saham, laporan posisi keuangan perusahaan yang diteliti.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar pada efek syariah SK OJK periode 2021 sampai tahun 2023. Sampel penelitian berlandaskan dengan kriteria tertentu yaitu, Perusahaan Sektor Energi yang terdaftar sebagai efek syariah pada SK Otoritas Jasa Keuangan dan konsisten mempublikasikan laporan tahunan pada periode 2021-2023 sebanyak 36 Perusahaan.

 

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Analisis Regresi Linier Berganda dengan menggunakan program SPSS 24 sebagai alat untuk menguji. Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi linear berganda. Bentuk persamaan linear berganda adalah sebagai berikut :

 

𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝟏𝑿𝟏 + 𝒃𝟐𝑿𝟐 + 𝒃3𝑿3+ 𝒆

 

Keterangan :

Y�������� = Harga Saham

α �������� = Konstanta

b1-b3 = Koefisien Regresi

X1 ������ = Earning Per Share (EPS)

X2 ������ = Price too Book Value (PBV)

X3 ������ = Debt to Equity Ratio (DER)

e����������� = Error

Pengujian dilakukan menjadi dua yaitu Uji Asumsi Klasik dan Uji Signifikansi Model, dengan mengikuti tahapan berikut :

a.       Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi data yang digunakan atau nilai residual berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki nilai residual yang berdistribusi normal. Untuk mengetahuinya, dilakukan uji normalitas dengan metode Kolmogorov Smirnov (KS). Uji Kolmogorov Smirnov dapat terpenuhi apabila nilai statistiknya lebih besar dari alpha 5% atau 0,050, maka dapat dikatakan asumsi normalitas terpenuhi. Sedangkan jika model yang nilai statistiknya lebih kecil dari 5% atau 0,050 maka data tidak berdistribusi normal dan asumsi normalitas tidak terpenuhi.

b.      Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dalam model regresi. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson dengan melihat nilai Durbin Watson (DW) dan membandingkannya dengan upper bound (U) dan lower bound (L). Jika nilai Durbin Watson lebih kecil dari nilai dL atau lebih besar nilai 4-dL maka pada model mengandung autokorelasi. Namun jika nilai DW berada diantara nilai dU dan nilai 4-dU maka model regresi terbebas dari autokorelasi.

c.       Uji Multikolinearitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap disebut. Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengandung multikolinearitas. Suatu model dikatakan bebas pada multikolinearitas apabila nilai VIF lebih kecil dari 10 dan atau nilai tolerance lebih besar dari 0,10. Sebaliknya, model yang mengandung multikolinearitas apabila nilai VIF lebih besar dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10.

 

d.      Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedasitas bertujuan untuk membuat model regresi yang terdapat nilai absolut residual sebagai variabel dependen terhadap semua variabel independen (Algifari, 2009). Model regresi yang baik adalah model yang homoskedastisitas atau tidak terdapat heteroskedastisitas pada model. Cara mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melakukan Uji Glejser. Menurut (Ghozali, 2016), dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1)      Jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak, Ho diterima yang artinya tidak ada masalah heteroskedastisitas.

2)      Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak, Ha diterima yang artinya ada masalah heteroskedastisitas

e.       Uji F (Simultan)

Uji F dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersamaan. Uji F menggunakan nilai signifikansi alpha 5% atau 0,05. Untuk mendapatkan nilai F tabel dengan tingkat signifikansi 5% dengan degree of freedom k-1 dan n-1, dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel.

 

Menurut (Ekananda 2019), Uji F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien (slope) regresi secara bersamaan, dengan kata lain digunakan untuk memastikan bahwa model yang dipilih layak atau tidak untuk menginterpretasikan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui pengaruh atau tidak pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dengan ketentuan sebagai berikut:

1)      Bila F statistik > F tabel pada α = 0,05 maka berpengaruh terhadap variabel dependen.

2)      Bila F statistik < F tabel pada α = 0,05 maka tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

Rumus yang digunakan untuk mencari nilai F tabel adalah sebagai berikut:

 

 

Keterangan:

df1������ : k-1

df2������ : n-k

k��������� : Jumlah variabel independen dan dependen

n��������� : Jumlah sampel

 

f.        Uji T (Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial atau terpisah. Uji t dapat dilakukan dengan cara melihat nilai sig. Uji t menggunakan signifikansi sebesar alpha 5% atau 0,05, Jika nilai signifikansi yang dihasilkan dari uji t adalah lebih dari 0,05, maka variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Selain itu, cara lain untuk mengetahui variabel independen secara parsial berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:

Untuk menghitung nilai t tabel menggunakan rumus sebagai berikut:

 

 

Keterangan:

a��� = Tingkat alpha (α) yang digunakan

n��� = Jumlah sampel

k��� = Jumlah variabel independen dan dependen

 

g.       Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) adalah nilai yang menunjukkan seberapa kuat variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 antara 0 sampai dengan 1. Nilai R2 yang tinggi atau mendekati 1, maka akan semakin tinggi pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Begitu Pula sebaliknya, semakin kecil nilai R2 maka semakin sedikit pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif

 

Descriptive Statistics

 

N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

EPS

108

-55.29

7435.20

250.9903

882.33099

PBV

108

.21

34.90

3.4719

5.88040

DER

108

.03

9.03

1.0789

1.71073

Harga Saham

108

2.20

10.57

6.6512

1.56372

Valid N (listwise)

108

 

 

 

 

 

Sumber : Data SPSS 24

Dari output hasil uji statistik deskriptif pada tabel diatas memberikan gambaran tentang variabel EPS, PBV, DER dan Harga saham.

Earning per share (EPS) mencerminkan jumlah laba yang mampu dihasilkan dan didistribusikan bagi investor perusahaan untuk tiap lembar sahamnya. Nilai tertinggi variabel ini sebesar Rp7.435 dan nilai terendah variabel ini � Rp 55.29 Nilai rata-rata variabel ini sebesar Rp250.99 menunjukan perusahaan mampu menghasilkan dan mendistribusikan laba sebesar Rp250.99 untuk tiap lembar.

Price to Book Value (PBV). merupakan ukuran harga saham terhadap nilai buku perusahaan perusahaan. Nilai tertinggi variabel ini sebesar 34.90 dan nilai terendah variabel ini sebesar 0.21. Rata-rata nilai variabel ini sebesar 3.4719 mencerminkan setiap Rp1000 aset perusahaan akan menghasilkan nilai buku perusahaan sebesarRp357. Nilai standar deviasi sebesar 5.8804 yang lebih tinggi dari rata-ratanya menunjukan variasi ukuran sampel untuk variabel Price to Book Value (PBV) cukup tinggi.

Debt to Equity ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur menilai hutang dengan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Nilai tertinggi variabel ini sebesar 9.03 dan nilai terendah variabel ini sebesar 0.3. Rata-rata nilai variabel ini sebesar 1.0789 menunjukan setiap Rp 250.990 hutang mampu dijamin oleh Rp1000 total ekuitas perusahaan. Standar deviasi variabel ini sebesar 1.71073 menunjukan variasi sampel variabel Debt to Equity ratio (DER) ini cukup tinggi.

 

Uji Asumsi Klasik

Tabel 4 Hasil Uji Normalitas

 

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 

Unstandardized Residual

N

108

Normal Parametersa,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

1.18150668

Most Extreme Differences

Absolute

.063

Positive

.031

Negative

-.063

Test Statistic

.063

Asymp. Sig. (2-tailed)

.200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: SPSS 24

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas dapat diketahui bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu Earning Per Share, Price To Book Value, Debt To Equity Ratio dan harga Saham memiliki nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar 0,200 yakni lebih besar dari 0,05. Dengan demikian data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki distribusi normal dan menunjukan bahwa model regresi layak pakai karena memenuhi normalitas.

 

Tabel 5 Hasil Uji Durbin Watson

Model Summaryb

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1

.694a

.481

.466

.96738

1.760

a. Predictors: (Constant), DER, EPS, PBV

b. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber: SPSS 24

Berdasarkan tabel 4.10 nilai dari nilai statistik durbin watson adalah 1.760. Sedangkan nilai pembanding berdasarkan tabel DW, nilai dL = 1,6297, sedangkan nilai dU = 1,7437. Nilai dU < dw < 4-dU atau 1,7437 < 1,760 < 2,2563, sehingga disimpulkan bahwa nilai statistik durbin watson terletak di antara dU dan 4-dU, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi.

Tabel 6 Hasil Uji Multikolinearitas

 

Coefficientsa

 

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

Collinearity Statistics

B

Std. Error

Beta

Tolerance

VIF

1

(Constant)

2.641

.102

 

25.970

.000

 

 

EPS

.001

.000

.439

6.186

.000

.999

1.001

PBV

.134

.018

.549

7.577

.000

.961

1.041

DER

-.182

.069

-.192

-2.646

.009

.961

1.041

a. Dependent Variable: Harga Saham

 

Sumber: SPSS 24

 

Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa hasil output SPSS mengenai uji multikolinearitas, maka disimpulkan bahwa:

1)      Earning Per Share memiliki nilai tolerance sebesar 0,999 > 0,1 dan nilai VIF 1,001 < 10 sehingga bebas dari multikolinearitas.

2)      Price To Book Value memiliki nilai tolerance sebesar 0,961 > 0,1 dan nilai VIF 1,041 < 10 sehingga bebas dari multikolinearitas.

3)      Debt Equity Ratio memiliki nilai tolerance sebesar 0,961 > 0,1 dan nilai VIF 1,041 < 10 sehingga bebas dari multikolinearitas.

 

Tabel 7 Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

.670

.072

 

9.363

.000

EPS

.000

.000

.137

1.406

.163

PBV

-.004

.012

-.034

-.339

.735

DER

-.021

.048

-.043

-.437

.663

a. Dependent Variable: ABRES

Sumber: SPSS 24

 

Berdasarkan gambar diatas diperoleh hasil uji statistik dimana :

Nilai Uji signifikansi Earning Per Share sebesar 0,163 > 0,05 yang artinya tidak ada masalah heteroskedastisitas, Nilai Uji signifikansi Price to Book Value Sebesar 0,735 > 0,05 yang artinya tidak ada masalah heteroskedastisitas, dan Nilai Uji signifikansi Debt to Equity Ratio Sebesar 0,663 > 0,05 yang artinya tidak ada masalah heteroskedastisitas.

 

Tabel 8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda

 

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

2.641

.102

 

25.970

.000

EPS

.001

.000

.439

6.186

.000

PBV

.134

.018

.549

7.577

.000

DER

-.182

.069

-.192

-2.646

.009

a. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber: SPSS 24

 

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa persamaan regresi yang didapat adalah:

 

𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝟏𝑿𝟏 + 𝒃𝟐𝑿𝟐 + 𝒃3𝑿3+ 𝒆

 

Harga Saham = 2,641 + 0,001 (EPS) + 0,134 (PBV) - 0,182 (DER) + e

 

Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a.       Konstanta sebesar 2,641 menunjukan bahwa jika Earning Per Share, Price to Book Value dan Debt Equity Ratio, dianggap konstan atau nilainya adalah nol (0), maka nilai variabel terikat Harga Saham sebesar 2,641. Dengan asumsi factor lain dianggap konstan.

b.       Koefisien regresi variabel Earning Per Share sebesar 0,001 menunjukan bahwa jika variabel Earning Per Share mengalami kenaikan sebesar 1 (satuan), maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,001. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel Earning Per Share dan harga saham

c.       Koefisien regresi variabel Price to Book Value 0,134 menunjukan bahwa jika variabel Price to Book Value mengalami kenaikan sebesar 1 (satuan), maka harga saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,134. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel Price to Book Value dan harga saham

d.       Koefisien regresi variabel Debt Equity Ratio sebesar -0,182 menunjukan bahwa Debt Equity Ratio menunjukkan pengaruh negatif (berlawanan arah) antara variabel Debt Equity Ratio dan harga saham. Maka jika variabel Debt Equity Ratio mengalami kenaikan sebesar 1%, maka sebaliknya variabel harga saham akan mengalami penurunan sebesar 0,182.

 

Tabel 9 Hasil Uji F

ANOVAa

Model

Sum of Squares

df

Mean Square

F

Sig.

1

Regression

89.372

3

29.791

31.834

.000b

Residual

96.390

103

.936

 

 

Total

185.762

106

 

 

 

a. Dependent Variable: Harga Saham

b. Predictors: (Constant), EPS, PBV, DER

Sumber: SPSS24

Berdasarkan hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai f-hitung sebesar 31,834 dan f-tabel sebesar 3,080, maka f-hitung > f-tabel (31,834 > 3,080) dengan taraf kepercayaan =0,05%. Dapat disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share, Price Too Book Value, dan Debt Equity Ratio, berpengaruh positif dan signifikan simultan terhadap Harga Saham. Dengan demikian hipotesis H4 diterima.

 

Tabel 10 Hasil Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t

Sig.

B

Std. Error

Beta

1

(Constant)

2.641

.102

 

25.970

.000

EPS

.001

.000

.439

6.186

.000

PBV

.134

.018

.549

7.577

.000

DER

-.182

.069

-.192

-2.646

.009

a. Dependent Variable: Harga Saham

Sumber: SPSS24

Menurut (Ghozali, 2017) uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independent terhadap variabel dependen dengan asumsi bahwa variabel independent yang lain konstan. Berdasarkan tabel diatas menunjukan hasil output SPSS mengenai uji t, dapat disimpulkan bahwa:

1)      Earning Per Share memiliki nilai 0,000 dengan taraf signifikansi 𝑎 = 0,05. Maka sig < 0,05 atau 0,000 < 0,05. Artinya variabel Earning Per Share berpengaruh terhadap harga saham. Maka hal ini menunjukan bahwa Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dengan demikian hipotesis H1 diterima.

2)      Price Too Book Value memiliki nilai 0,000 dengan taraf signifikansi 𝑎 = 0,05. Maka sig < 0,05 atau 0,000 < 0,05. Artinya variabel Price Too Book Valueberpengaruh terhadap harga saham. Maka hal ini menunjukan bahwa Price Too Book Value berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dengan demikian hipotesis H2 diterima.

3)      Debt Equity Ratio memiliki nilai 0,002 dengan taraf signifikansi 𝑎 = 0,05. Maka sig < 0,05 atau 0,009 < 0,05. Artinya variabel Debt Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham. Maka hal ini menunjukan bahwa Debt Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham, dengan demikian hipotesis H3 diterima.

 

Tabel 11 Hasil Uji R Square

Model Summary

Model

R

R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1

.694a

.481

.466

.96738

a. Predictors: (Constant), EPS, PBV, DER

Sumber: SPSS 24

Berdasarkan output tabel diatas diperoleh nilai koefisien determinasi R2 (R Square) yang diperoleh sebesar 0,481 atau 48,1%. Hal ini menunjukan bahwa proporsi pengaruh variabel independen Earning Per Share, Price Too Book Value, dan Debt Equity Ratio terhadap Harga Saham pada Efek Syariah periode 2021-2023 sebesar 48,1 % sedangkan sisanya sebesar 51,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

 

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Earning Per Share, Price To Boo Value dab Debt To Equity Ratio, Terhadap Harga saham Efek Syariah dapat ditarik kesimpulannya sebagai berikut :

1.      Secara parsial variabel Earning per share memiliki nilai signifikansi 0,000 sehingga nilai signifikansinya 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Earning Per Share berpengaruh terhadap Harga Saham.

2.      Secara parsial variabel Price To Book Value memiliki nilai signifikansi 0,000 sehingga nilai signifikansinya 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Price To Book Value ) berpengaruh terhadap Harga Saham

3.      Secara parsial variabel Debt Equity Ratio memiliki nilai signifikansi 0,009 sehingga nilai signifikansinya adalah 0,009 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Debt Equity Ratio berpengaruh terhadap Harga Saham

Berdasarkan hasil uji statistik dalam penelitian ini bahwa nilai f-hitung sebesar 31,834 dan f-tabel sebesar 3,080, maka f-hitung > f-tabel (31,834 > 3,080) dengan taraf kepercayaan =0,05%. Dapat disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share, Price Too Book Value dan Debt Equity Ratio, berpengaruh positif dan signifikan simultan terhadap Harga Saham. Adapun proporsi pengaruh variabel Independen Earning Per Share, Price Too Book Value, dan Debt Equity Ratio terhadap Harga Saham pada Efek Syariah sebesar 48,1 %, Sedangkan sisanya sebesar 51,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

REFERENSI

 

Beik, I. S., & Fatmawati, S. W. (2014). Pengaruh Indeks Harga Saham Syariah Internasional Dan Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta Islamic Index. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, 6(2), 155�178.

 

Darsono, A. (2005). Pedoman praktis memahami laporan keuangan. Yogyakarta: Andi, 109�138.

 

Francis Hutabarat, M. B. A. (2021). Analisis kinerja keuangan perusahaan. Desanta Publisher.

 

Ghozali, I. (2016). Aplikasi analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23.

 

Ghozali, I. (2017). Ekonometrika Teori, Konsep dan Aplikasi dengan IBM SPSS 24 (A. Tejokusumo (ed.); III). Badan Penerbit Universitas Diponogoro Semarang.

 

Nurlita, A. (2015). Investasi di pasar modal syariah dalam kajian Islam. Kutubkhanah, 17(1), 1�20.

 

Nurminda, A., Isynurwardhana, D., & Nurbaiti, A. (2017). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang dan Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015). EProceedings of Management, 4(1).

 

Rustiana, D., & Ramadhani, S. (2022). Strategi di Pasar Modal Syariah. Jikem: Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi Dan Manajemen, 2(1), 1578�1589.

 

Sugiyono. (2017). Statistik Untuk Penelitian (dua sembil). Alfabeta.

 

Achsien, Iggie H, Investai Syariah di Pasar Modal. Jakarta: Gramedia, Jakarta, 2000 Ahmad, Mustaq, Business Ethics in Islam. Jakarta: Pustaka Al Kautshar, 2001 Karim, Adiwarman Aswar, Ekonomi Islam Sebagai suatu KajianKontemporer. Jakarta: Gema Insani Perss, 2001

 

Ang, R. (2010) Buku Pintar Modal 7th Edition. Media Soft Indonesia.

 

Amaliya Viya et., al (2015) �Pengaruh Return On Asset, Return On Equity dan Asset Growth Terhadap Dividen Payout Ratio (Studi Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2012)‟, Administrasi Bisnis, Vol. 1(No.2).

 

Ashari, D. dan. (2018) �Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Managerial Finance‟, in.

 

Athanasius, T. (2012) Berinvestasi Saham. PT.Elex Media Komputindo.

 

Eduardus Tandelilin (2001) Analisis Investasi Manajemen Portofolio. Edisi Pert. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

 

Ghozali. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

 

Hayat, A., Noch, M. Y., Hamdani, Rumasuku, M. R., Rasyid, A., & Nasution, M.D. (2018). Manajemen Keuangan. Medan: Madenatera..

 

Harahap, S. S. (2015) Analisis Kritis ATas Laporan Keuangan. Cetakan du. Jakarta: Jakarta pers.

Hery (2014) Akuntansi Dasar 1 dan 2. Kompas Gramedia.Hery (2016) Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Grasindo.

 

I Made Sudana (2011) Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga.

 

Jumingan (2014) Analisis Laporan Keuangan. Media Grafika.Kartika,

 

Kasmir. (2016). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

 

Kasmir. (2018). Analisis Laporan Keuangan. Depok: Rajawali Pers.

 

Lukman Syamsuddin (2011) Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

 

Munawir (2010) Analisa Laporan Keuangan. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.

 

Murhadi, W. R. (2013) Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valusi Saham. Jakarta: Salemba Empat.

 

Prihadi, T. (2013) Analisis Laporan Keuangan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PPM.

 

Rambe, M. F. dkk (2015) Manajemen Keuangan. Crtakan ke. Bandung: Citapustaka Media.

 

Riyanto, B. (2011) Dasar-dasar Pembelanjaan Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.

 

Sartono, A. (2012) Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Empa. Yogyakarta: BPFE.

 

Sartono, A. (2015) Manajemen Keungan Teori dan Aplikasi. Edisi ke e. Yogyakarta: BPFF.,

https://ojk.go.id

 

https://www.idx.co.id

 

 

� 2024 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).