Asep Saefudin1, Anton Sudrajat2
IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia
E-mail : [email protected], [email protected]
� Kata Kunci |
Abstrak |
Earning Per Share (EPS); Price to Book Value (PBV); Debt to Equity Ratio (DER) dan Harga Saham. |
Didalam dunia investasi
dipasar modal Saham termasuk
salah satu instrumen investasi yang paling mudah untuk kita memperoleh
keuntungan. Membeli saham di pasar modal menandai kepemilikan sebagian perusahaan dan mendapatkan keuntungan berupa capital gain atau dividen. Agar investor mendapatkan keuntungan investasi yang maksimal dan resiko yang minimal, investor memerlukan
analisa fundamental maupun
teknikal. Analisa fundamental menggunakan
indikator kondisi saham sebuah perusahaan, seperti halnya nilai pasar perusahaan, pembagian dividen, struktur permodalan, resiko kerugian dan keuntungan perusahaan. Sedangkan, pada analisa teknikal menggunakan pendekatan perubahan harga saham dari waktu
ke waktu yang membentuk suatu pola atau trend. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis ada atau tidaknya
pengaruh antara Earning
per Share (EPS) Price to Book Value (PBV) dan Debt to Equity
Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada Efek syariah. Jumlah anggota populasi saham syariah adalah 171 perusahaan yang diambil selama periode tiga tahun (2021-2023). Dan jumlah sampel yang memenuhi kriteria sebanyak 36 perusahaan, dengan pengamatan kinerjanya selama tiga tahun (2021-2023), sehingga jumlah keseluruhan sebanyak 108 pengamatan. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive
sampling. Metode pengujian hipotesis
yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini adalah, 1) Earning Per Share berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini ditunjukan dari hasil Uji
statistic dengan nilai Probability 0,000 lebih rendah dari 0,05. 2) �Price Too Book
Value� berpengaruh terhadap harga saham. Hal ini ditunjukan dari hasil Uji
statistic dengan nilai Probability 0,000 lebih rendah dari 0,05. 3) Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap harga saham . Hal
ini ditunjukan dari hasil Uji statistic dengan
nilai Probability 0,009 lebih rendah
dari 0,05. 4) Berdasarkan hasil uji statistik dalam penelitian ini diperoleh nilai f-hitung sebesar 31,834 dan f-tabel sebesar 3,080, maka f-hitung lebih besar f-tabel dengan signifikansi 0,000 lebih rendah dari 0,05. Sehingga Earning
Per Share, Price Too Book Value dan Debt Equity Ratio, berpengaruh positif dan signifikan simultan terhadap Harga saham. |
Keywords |
�Abstract |
Earnings Per Share (EPS); Price to Book Value (PBV); Debt to Equity Ratio (DER) and Stock Prices. |
In
the world of investment in the capital market, shares are one of the easiest
investment instruments for us to gain profits. Buying shares on the capital
market marks ownership of part of the company and gets profits in the form of
capital gains or dividends. So that investors get maximum investment profits
and minimal risk, investors need fundamental and technical analysis.
Fundamental analysis uses indicators of the condition of a company's shares,
such as the company's market value, dividend distribution, capital structure,
risk of loss and company profits. Meanwhile, technical analysis uses an
approach to changes in stock prices over time which form a pattern or trend.
The purpose of this research is to determine and analyze whether or not there
is an influence between Earning per Share (EPS) Price to Book Value (PBV) and
Debt to Equity Ratio (DER) on Share Prices in Sharia Securities. The number
of members of the sharia stock population is 171 companies taken over a three
year period (2021-2023). And the number of samples that meet the criteria is
36 companies, with performance observations for three years (2021-2023), so
the total number is 108 observations. The sampling method was carried out
using purposive sampling. The hypothesis testing method used is multiple
linear regression analysis. The results of this research are, 1) Earning Per
Share has a significant effect on share prices. This is shown by the results
of statistical tests with a probability value of 0.000 which is lower than
0.05. 2) Price Too Book Value influences stock prices. This is shown by the
results of statistical tests with a probability value of 0.000 which is lower
than 0.05. 3) Debt to Equity Ratio influences share prices. This is shown in
the statistical test results with a probability value of 0.009 which is lower
than 0.05. 4) Based on the results of statistical tests in this study, the
f-count value was 31.834 and the f-table was 3.080, so the f-count was
greater than the f-table with a significance of 0.000, lower than 0.05. So
that Earning Per Share, Price Too Book Value and Debt Equity Ratio have a
positive and significant simultaneous effect on share prices |
*Correspondence Author: Asep Saefudin
Email: [email protected] ��
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan
negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia. Hal ini tentunya menjadi negara dengan potensi pasar keuangan syariah yang lebih tinggi dengan potensi
sebagai negara berpenduduk muslim yang mencapai 237,56 juta jiwa atau
86,7% dari total penduduk
Indonesia, menempatkan Indonesia pada peringkat ke-7 sebagai aset keuangan syariah global berdasarkan laporan Islamic
Finance Development Report Tahun 2022
(cnbcindonesia.com)
Besarnya potensi keuangan syariah di Indonesia memberikan
peluang investasi dalam industri keuangan syariah salah satunya melalui pasar modal syariah. Di Indonesia, terdapat dua pasar modal yaitu
pasar modal konvensional dan pasar modal syariah.
Pasar modal konvensional mengacu
pada aturan dari Otoritas Jasa Keuangan, sedangkan pasar modal syariah mengacu
pada Fatwa Dewan Nasional Majelis Ulama Indonesia (Rustiana &
Ramadhani, 2022).
Sebagai Negara yang pasar keuangannya
tengah berkembang, pasar
modal telah menjadi bagian penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai tempat
menghimpun dana, tempat alternatif investasi melalui penjualan saham dan penerbitan obligasi, maupun sebagai indikator stabilitas kondisi makro ekonomi Pasar modal di
Indonesia mengalami perkembangan
yang sangat pesat, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang di transaksikan dan kian tingginya volume perdagangan saham (Beik &
Fatmawati, 2014).
Gambar 1
������������������������������������������������������������������������������������������������������
Sumber : databoks.katadata.co.id
Menurut data Kustodian
Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah
investor pasar modal di Indonesia telah
mencapai 11,58 juta
investor per Agustus 2023. Jumlah tersebut
meningkat 1,4% dari bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) yang sebanyak 11,42 juta investor. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,
jumlah tersebut naik 21,38%
(year-on-year/yoy). Pada Agustus 2022, jumlah investor pasar modal di Tanah Air sebanyak 9,54 juta investor.
Secara keseluruhan, pasar modal
syariah bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem pasar modal. Kegiatan pasar modal syariah pun sejalan
dengan pasar modal pada umumnya
(Nurlita, 2015). Hanya saja, terdapat beberapa karakteristik khusus pada pasar
modal syariah, yaitu pada produk
dan mekanisme transaksinya
yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah
Islam. Salah satu produk dari pasar modal syariah ialah saham syariah. Saham syariah merupakan
efek berbentuk saham yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah islam di
pasar modal. Ada dua jenis saham
syariah yang diakui di pasar modal. Yang pertama, saham yang dinyatakan memenuhi kriteria seleksi saham syariah berdasarkan peraturan OJK Nomor
35/POJK.04/2017 tentang Kriteria
dan Penerbitan Daftar Efek
Syariah, kedua adalah saham yang dicatatkan sebagai saham syariah oleh emiten atau perusahan
publik syariah berdasarkan peraturan OJK no. 17/POJK.04/2015.
Gambar 2 Jumlah Saham Syariah
Sumber :www.ojk.go.id
Tabel 1 menunjukkan
bahwa saham syariah sangat
di terdaftar pada Efek
syariah SK OJK setiap tahun
dalam setiap periodenya mengalami kenaikan jumlah emiten yang terdaftar sebagai saham syariah. Jumlah emiten yang terdaftar dalam indeks syariah cenderung stabil dan bahkan mengalami kenaikan sejak tahun 2019- 2023. Fenomena ini menjadi
sinyal positif bahwa saham perusahaan
syariah di pasar modal Indonesia semakin menunjukan peningkatan sebagai alternative berinvesatasi
bagi investor untuk menanamkan dananya.
Tabel 1 Kapitalisasi
Saham Syariah
Tahun |
Index
|
Kapitalisasi Pasar (Milyar) |
2019 |
ISI |
3.744.816,32 |
2020 |
ISI |
3.344.926,49 |
2021 |
ISI |
3.983.652,80 |
2022 |
ISI |
4.786.015,74 |
2023 |
ISI |
6.145.957,92 |
Sumber :www.ojk.go.id
Berdasarkan Tabel kapitalisasi
saham diatas menunjukan bahwa Saham syariah
juga terus mengalami pertumbuhan dari sisi kapitalisasi pasar. Pada periode tahun 2023, kapitalisasi pasar saham pada Indeks Saham Syariah sudah tercatat di angka Rp 6,145 triliun. Pertumbuhan ini cukup konsisten
dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan kapitalisasi Indek saham syariah ini� bahwa saham syariah mampu me-recovery
�dirinya� dalam mengembalikan kestabilan kapitalisasi pasarnya dalam waktu yang cukup cepat, dan kenaikan pada tahun selanjutnya juga dapat dikatan cukup signifikan.
Meski jumlahnya meningkat, market share atau pangsa pasar dari saham syariah ini baru mencapai 47,43%. Artinya, saham syariah masih belum mendominasi
pasar saham secara keseluruhan.
Menurut data Bursa Efek
Indonesia (BEI), IHSG ambles 0,59% ke 6.859,91, melanjutkan penurunan 0,21% pada
Rabu (16/8/2023) lalu. Dalam sepekan,
IHSG turun 0,48% dan dalam sebulan melemah 0,06%
(cnbcindonesia.com)
Dari 11 indeks sektoral, 9 indeks memerah. Hanya IDXENERGY dan infrastruktur
(IDXINFRA) yang menghijau, masing-masing 0,39% dan
0,07%. Kenaikan IDXENERGY ditopang
oleh emiten-emiten yang berkaitan
dengan batu bara yang menguat
seiring kenaikan harga komoditasnya. saham perdagangan batu bara SGER
dan ARII melonjak 12,92% dan 9,41%. Saham anak usaha Adaro (ADRO), ADMR,
juga terungkit 6,31%. ADRO sendiri
naik 0,79%. (cnbcindonesia.com).
Kenaikan harga saham pada sector energi sendiri dipengaruhi oleh kinerja dari perusahaan
yang membaik secara
fundamental.
Tabel 2 Harga Rata-Rata
Saham SK OJK
Daftar Efek Syariah |
Harga Saham |
Rata-Rata |
Keterangan |
|||
No |
Kode |
2021 |
2022 |
2023 |
||
11 |
ADRO |
2,250 |
3,850 |
2,380 |
2,827 |
Naik |
2 |
AIMS |
402 |
206 |
860 |
489 |
Naik |
3 |
AKRA |
4,110 |
1,400 |
1,475 |
2,328 |
Turun |
4 |
ARII |
250 |
296 |
218 |
255 |
Naik |
5 |
BESS |
875 |
170 |
212 |
419 |
Turun |
6 |
BSSR |
4,090 |
4,340 |
3,860 |
4,097 |
Naik |
7 |
BYAN |
2,700 |
21,000 |
19,900 |
14,533 |
Naik |
8 |
DEWA |
50 |
53 |
60 |
54 |
Naik |
9 |
DWGL |
189 |
172 |
116 |
159 |
Turun |
10 |
ELSA |
276 |
312 |
388 |
325 |
Naik |
11 |
ENRG |
102 |
294 |
220 |
205 |
Naik |
12 |
FIRE |
458 |
163 |
113 |
245 |
Turun |
13 |
GEMS |
7,950 |
7,050 |
5,800 |
6,933 |
Turun |
14 |
HRUM |
2,065 |
1,620 |
1,335 |
1,673 |
Turun |
15 |
ITMA |
750 |
815 |
690 |
752 |
Naik |
16 |
ITMG |
20,400 |
39,025 |
25,650 |
28,358 |
Naik |
17 |
KKGI |
255 |
386 |
368 |
336 |
Naik |
18 |
KOPI |
645 |
620 |
352 |
539 |
Turun |
19 |
MBAP |
3,600 |
7,625 |
4,250 |
5,158 |
Naik |
20 |
MBSS |
1,090 |
1,195 |
1,210 |
1,165 |
Naik |
21 |
MYOH |
1,750 |
1,590 |
1,720 |
1,687 |
Turun |
22 |
PGAS |
1,375 |
1,760 |
1,130 |
1,422 |
Naik |
Rata -rata |
2,529 |
4,270 |
3,287 |
3,362 |
Naik |
(Sumber :OJK)
Dari tabel di atas dapat dilihat
bahwa ada 22 perusahaan yang terus konsisten masuk efek syariah SK OJK dari periode 2021-2023. Harga saham
pada tabel diatas mengalami fluktuasi yang dimana pada kolom keterangan menunjukkan kode-kode perusahaan yang mengalami penurunan harga saham dari
periode 2021-2023. Bukan
lain salah satu penyebab harga saham perusahaan
tersebut menurun dikarenakan oleh adanya dampak pandemi ini memang merugikan
bagi perusahaan, namun ada beberapa
perusahaan yang mulai naik harga sahamnya setelah covid-19 berlalu, hal itu dikarenakan
kebutuhan akan energi di Negara-negara Eropa terus meningkat akibat adanya krisis
energi akibat perang yang terjadi Uni Eropa (international.sindonews.com). fenomena
naik turunnya harga saham tersebut menjadi menarik karena harga saham
merupakan suatu hal yang mencerminkan keadaan sebuah perusahaan yang melatar belakangi kinerja perusahaan tersebut.
Harga suatu saham mencerminkan nilai dari suatu
perusahaan. Jika perusahaan
mempunyai harga saham yang tinggi maka semakin tinggi
juga nilai perusahaan tersebut di mata masyarakat. Cara yang dapat dilakukan dalam memilih saham merupakan
pendekatan analisis harga saham satunya
melalui kinerja Perusahaan (Nurminda et al.,
2017).
Analisis Fundamental memungkinkan
para investor dapat melakukan
analisis berdasarkan kinerja perusahaan. Analisis ini terutama
menyangkut faktor-faktor
yang memberi informasi tentang kinerja perusahaan, seperti kemampuan manajemen dalam mengelola kegiatan operasional perusahaan, prospek bisnis perusahaan di masa mendatang dan sebagainya (Francis Hutabarat,
2021). Informasi dalam bentuk laporan
keuangan banyak memberikan manfaat bagi pengguna apabila
laporan tersebut dianalisis lebih lanjut sebelum dimanfaatkan sebagai alat bantu pembuatan
keputusan. Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan, seperti laba bersih,
pendapatan, pertumbuhan laba, rasio keuangan
(seperti rasio utang terhadap ekuitas, rasio laba bersih
terhadap penjualan pasar),
dan faktor-faktor lain yang memengaruhi
kinerja perusahaan. Namun penelitian ini hanya berfokus
pada rasio leverage dan rasio
pasar dalam menganalisis faktor fundamental.
Artinya, berapa besaran beban hutang
yang ditanggung perushaan dibanfingkan dengan aktivanya. Dalam rasio solvabilitas ini, yang menjadi fokus penelitian
ialah Debt to Equity Ratio (DER). Menurut Siegel dan Shim (1999) dalam
(Fahmi, 2015) mendefinisikan Debt to Equity Ratio
sebagai ukuran yang dipakai dalam menganalisis
laporan keuangan untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Dari perspektif kemampuan membayar jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin
baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang (Darsono, 2005). Bukti empiris
yang menguatkan teori ini adalah Menurut
Utari Kartikasari (2019), Dorothea, dkk (2013) menyatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
terhadap Harga Saham. Sedangkan
menurut Yemima, dkk (2020),
Albertha, dkk (2017) menyatakan
bahwa Debt to Equity Ratio (DER) tidak
berpengaruh terhadap Harga
Saham. Karena adanya perbedaan
antara teori dan hasil penelitian terdahulu, maka penelitian ini masi menarik untuk
di telti
Selain rasio solvabilitas, penelitian ini juga menggunakan rasio lain, yaitu
rasio nilai pasar. Menurut (Fahmi, 2015) rasio nilai pasar menggambarkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini mampu
memberikan pemahaman bagi pihak manajemen
perusahaan terhadap kebijakan yang akan dilaksanakan yang akan dilaksanakan dan dampaknya pada
masa yang akan datang. Maka
dari itu, peneliti ingin mengetahui bagaima kinerja perusahaan dengan menganalisis rasio nilai pasar dan mengetahui bagaimana pengaruh Earning per Share (EPS), dan Price to
Book Value (PBV) terhadap Harga Saham.
Menurut Rosenberg dkk
(1985) dalam Musdalifah,
Sri, dan Maryam(2015: 256) bahwa
nilai PBV yang semakin besar menunjukkan harga pasar dari saham tersebut semakin tinggi pula. Jika harga pasar dari suatu saham semakin
tinggi, maka return saham yang disyaratkan juga semakin tinggi. Sebagian besar pada table diatas merupakan saham perusahaan di sektor energi, saham perusahaan
yang memiliki potensi dimasa mendatang terutama energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, memiliki potensi pertumbuhan yang signifikan di masa depan karena meningkatnya kesadaran akan perlunya beralih ke sumber energi
yang lebih bersih dan ramah lingkungan.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2017) metode
penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian
ini tergolong sebagai hypotesis testing.
Hypotesis testing merupakan suatu
penelitian yang sudah memiliki kejelasan dan gambaran, pengujian hipotesis
dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel
penelitian. Penelitian ini mengidentifikasi fakta atau peristiwa sebagai
variabel yang mempengaruhi / variabel independen dalam hal ini menggunkan
kinerja keuangan Earning Per Share (EPS), Price to Book Value
(PBV) dan Debt to Equity Ratio (DER)�
dan melakukan penyelidikan terhadap variabel-variabel yang dipengaruhi /
variabel dependen dalam penelitian ini menggunakan variabel Harga Saham
syariah.
Data
penelitian yang digunakan, penelitian ini menggunakan data sekunder, Penelitian
ini dilakukan pada Saham efek syariah sektor energi yang terdaftar di SK OJK
Indonesia secara konsisten periode tahun 2021-2023 yang berjumlah 36. Data yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang
didapatkan dengan cara melakukan browsing melalui situs resmi Bursa Efek
Indonesia mengenai data emiten dan harga saham, laporan posisi keuangan
perusahaan yang diteliti.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah seluruh perusahaan yang terdaftar pada efek syariah SK OJK periode 2021
sampai tahun 2023. Sampel penelitian berlandaskan dengan kriteria tertentu
yaitu, Perusahaan Sektor Energi yang terdaftar sebagai efek syariah pada SK
Otoritas Jasa Keuangan dan konsisten mempublikasikan laporan tahunan pada
periode 2021-2023 sebanyak 36 Perusahaan.
Metode
analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Analisis Regresi
Linier Berganda dengan menggunakan program SPSS 24 sebagai alat untuk menguji.
Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah persamaan regresi
linear berganda. Bentuk persamaan linear berganda adalah sebagai berikut :
𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝟏𝑿𝟏 + 𝒃𝟐𝑿𝟐 + 𝒃3𝑿3+ 𝒆
Keterangan
:
Y�������� = Harga Saham
α �������� �= Konstanta
b1-b3 � �=
Koefisien Regresi
X1 ������ �=
Earning Per Share (EPS)
X2 ������ �=
Price too Book Value (PBV)
X3 ������ �=
Debt to Equity Ratio (DER)
� e����������� = Error
Pengujian
dilakukan menjadi dua yaitu Uji Asumsi Klasik dan Uji Signifikansi Model,
dengan mengikuti tahapan berikut :
a. Uji
Normalitas
Uji
normalitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi data yang digunakan
atau nilai residual berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
memiliki nilai residual yang berdistribusi normal. Untuk mengetahuinya,
dilakukan uji normalitas dengan metode Kolmogorov Smirnov (KS). Uji Kolmogorov
Smirnov dapat terpenuhi apabila nilai statistiknya lebih besar dari alpha 5%
atau 0,050, maka dapat dikatakan asumsi normalitas terpenuhi. Sedangkan jika
model yang nilai statistiknya lebih kecil dari 5% atau 0,050 maka data tidak
berdistribusi normal dan asumsi normalitas tidak terpenuhi.
b. Uji
Autokorelasi
Uji
autokorelasi dalam model regresi. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan uji
Durbin Watson dengan melihat nilai Durbin Watson (DW) dan membandingkannya
dengan upper bound (U) dan lower bound (L). Jika nilai Durbin Watson lebih
kecil dari nilai dL atau lebih besar nilai 4-dL maka pada model mengandung
autokorelasi. Namun jika nilai DW berada diantara nilai dU dan nilai 4-dU maka
model regresi terbebas dari autokorelasi.
c. Uji
Multikolinearitas
Uji
heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap
disebut. Model regresi yang baik adalah model yang tidak mengandung
multikolinearitas. Suatu model dikatakan bebas pada multikolinearitas apabila
nilai VIF lebih kecil dari 10 dan atau nilai tolerance lebih besar dari 0,10.
Sebaliknya, model yang mengandung multikolinearitas apabila nilai VIF lebih
besar dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 0,10.
d. Uji
Heteroskedastisitas
Uji
heteroskedasitas bertujuan untuk membuat model regresi yang terdapat nilai
absolut residual sebagai variabel dependen terhadap semua variabel independen
(Algifari, 2009). Model regresi yang baik adalah model yang homoskedastisitas
atau tidak terdapat heteroskedastisitas pada model. Cara mendeteksi
heteroskedastisitas adalah dengan melakukan Uji Glejser. Menurut (Ghozali, 2016), dasar
pengambilan keputusan sebagai berikut:
1)
Jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ha
ditolak, Ho diterima yang artinya tidak ada masalah heteroskedastisitas.
2)
Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho
ditolak, Ha diterima yang artinya ada masalah heteroskedastisitas
e. Uji F
(Simultan)
Uji F
dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara bersamaan. Uji F menggunakan nilai signifikansi alpha
5% atau 0,05. Untuk mendapatkan nilai F tabel dengan tingkat signifikansi 5%
dengan degree of freedom k-1 dan n-1, dimana n adalah jumlah observasi dan k
adalah jumlah variabel.
Menurut (Ekananda
2019), Uji F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien (slope)
regresi secara bersamaan, dengan kata lain digunakan untuk memastikan bahwa
model yang dipilih layak atau tidak untuk menginterpretasikan pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui pengaruh atau tidak pengaruh
variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dengan ketentuan
sebagai berikut:
1)
Bila F statistik > F tabel pada α =
0,05 maka berpengaruh terhadap variabel dependen.
2)
Bila F statistik < F tabel pada α =
0,05 maka tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
Rumus
yang digunakan untuk mencari nilai F tabel adalah sebagai berikut:
Keterangan:
df1������ : k-1
df2������ : n-k
k��������� : Jumlah variabel independen dan
dependen
n��������� : Jumlah sampel
f.
Uji T (Parsial)
Uji t
digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen secara parsial atau terpisah. Uji t dapat dilakukan dengan
cara melihat nilai sig. Uji t menggunakan signifikansi sebesar alpha 5% atau
0,05, Jika nilai signifikansi yang dihasilkan dari uji t adalah lebih dari
0,05, maka variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
Selain
itu, cara lain untuk mengetahui variabel independen secara parsial berpengaruh
atau tidak berpengaruh terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:
Untuk
menghitung nilai t tabel menggunakan rumus sebagai
Keterangan:
a��� = Tingkat alpha (α) yang digunakan
n��� = Jumlah sampel
k��� = Jumlah variabel independen dan dependen
g. Uji
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi
(R2) adalah nilai yang menunjukkan seberapa kuat variabel independen
dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 antara 0 sampai dengan 1. Nilai R2 yang tinggi atau mendekati 1, maka akan semakin
tinggi pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Begitu Pula sebaliknya, semakin kecil nilai
R2 maka semakin sedikit pula kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel
3 Hasil Uji Statistik Deskriptif
|
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation |
EPS |
108 |
-55.29 |
7435.20 |
250.9903 |
882.33099 |
PBV |
108 |
.21 |
34.90 |
3.4719 |
5.88040 |
DER |
108 |
.03 |
9.03 |
1.0789 |
1.71073 |
Harga Saham |
108 |
2.20 |
10.57 |
6.6512 |
1.56372 |
Valid N (listwise) |
108 |
|
|
|
|
Sumber
: Data SPSS 24
Dari output hasil uji statistik
deskriptif pada tabel diatas memberikan gambaran tentang variabel EPS, PBV, DER dan Harga saham.
Earning per share (EPS) mencerminkan jumlah laba yang mampu dihasilkan dan didistribusikan bagi investor perusahaan untuk tiap lembar
sahamnya. Nilai tertinggi variabel ini sebesar
Rp7.435 dan nilai terendah variabel ini � Rp 55.29 Nilai
rata-rata variabel ini sebesar Rp250.99 menunjukan perusahaan mampu menghasilkan dan mendistribusikan
laba sebesar Rp250.99 untuk tiap lembar.�
Price to Book Value (PBV). merupakan ukuran harga saham terhadap nilai buku perusahaan perusahaan. Nilai tertinggi variabel ini sebesar 34.90 dan nilai terendah variabel ini sebesar
0.21. Rata-rata nilai variabel
ini sebesar 3.4719 mencerminkan setiap Rp1000 aset perusahaan akan menghasilkan nilai buku perusahaan
sebesar� Rp357. Nilai standar
deviasi sebesar 5.8804 yang
lebih tinggi dari rata-ratanya menunjukan variasi ukuran sampel untuk
variabel Price to Book Value (PBV) cukup tinggi.
Debt to Equity ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur menilai hutang dengan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Nilai tertinggi variabel ini sebesar
9.03 dan nilai terendah variabel ini sebesar
0.3. Rata-rata nilai variabel
ini sebesar 1.0789 menunjukan setiap Rp 250.990 hutang mampu dijamin
oleh Rp1000 total ekuitas perusahaan.
Standar deviasi variabel ini sebesar
1.71073 menunjukan variasi sampel variabel Debt to Equity
ratio (DER) ini cukup tinggi.
Uji Asumsi Klasik
Tabel 4 Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov
Test |
||
|
Unstandardized Residual |
|
N |
108 |
|
Normal Parametersa,b |
Mean |
.0000000 |
Std. Deviation |
1.18150668 |
|
Most Extreme Differences |
Absolute |
.063 |
Positive |
.031 |
|
Negative |
-.063 |
|
Test Statistic |
.063 |
|
Asymp.
Sig. (2-tailed) |
.200c,d |
|
a. Test distribution is Normal. |
||
b. Calculated from data. |
||
c. Lilliefors Significance
Correction. |
||
d. This is a lower bound of the
true significance. |
Sumber: SPSS 24
Berdasarkan hasil pengujian
pada tabel di atas dapat diketahui bahwa semua variabel
yang digunakan dalam penelitian yaitu Earning Per Share, Price To
Book Value, Debt To Equity Ratio dan harga Saham memiliki nilai Asymp. Sig (2-tailed) sebesar
0,200 yakni lebih besar dari 0,05. Dengan demikian data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki distribusi normal dan menunjukan bahwa model regresi layak pakai
karena memenuhi normalitas.
Tabel 5 Hasil Uji Durbin Watson
Model
Summaryb |
|||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R
Square |
Std. Error of
the Estimate |
Durbin-Watson |
1 |
.694a |
.481 |
.466 |
.96738 |
1.760 |
a. Predictors:
(Constant), DER, EPS, PBV |
|||||
b. Dependent
Variable: Harga Saham |
Sumber: SPSS 24
Berdasarkan tabel 4.10 nilai dari nilai
statistik durbin watson adalah 1.760. Sedangkan nilai pembanding berdasarkan tabel DW, nilai dL = 1,6297, sedangkan nilai dU = 1,7437. Nilai dU < dw < 4-dU atau 1,7437 <
1,760 < 2,2563, sehingga disimpulkan
bahwa nilai statistik durbin watson terletak di antara dU dan 4-dU, maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi.
Dengan kata lain, tidak terjadi gejala autokorelasi.
Tabel 6 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa |
|
||||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
Collinearity Statistics |
||||
B |
Std. Error |
Beta |
Tolerance |
VIF |
|||||
1 |
(Constant) |
2.641 |
.102 |
|
25.970 |
.000 |
|
|
|
EPS |
.001 |
.000 |
.439 |
6.186 |
.000 |
.999 |
1.001 |
||
PBV |
.134 |
.018 |
.549 |
7.577 |
.000 |
.961 |
1.041 |
||
DER |
-.182 |
.069 |
-.192 |
-2.646 |
.009 |
.961 |
1.041 |
||
a. Dependent Variable: Harga
Saham |
|
||||||||
Sumber: SPSS 24
Berdasarkan tabel 6 dapat
diketahui bahwa hasil output SPSS mengenai uji multikolinearitas, maka disimpulkan bahwa:
1) Earning Per Share memiliki nilai tolerance sebesar 0,999 > 0,1 dan nilai
VIF 1,001 < 10 sehingga bebas
dari multikolinearitas.
2) Price
To Book Value memiliki nilai tolerance sebesar 0,961 > 0,1 dan nilai
VIF 1,041 < 10 sehingga bebas
dari multikolinearitas.
3) Debt
Equity Ratio memiliki nilai tolerance sebesar 0,961 > 0,1 dan nilai
VIF 1,041 < 10 sehingga bebas
dari multikolinearitas.
Tabel
7 Hasil Uji Glejser
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
.670 |
.072 |
|
9.363 |
.000 |
EPS |
.000 |
.000 |
.137 |
1.406 |
.163 |
|
PBV |
-.004 |
.012 |
-.034 |
-.339 |
.735 |
|
DER |
-.021 |
.048 |
-.043 |
-.437 |
.663 |
|
a. Dependent Variable: ABRES |
Sumber: SPSS 24
Berdasarkan gambar diatas
diperoleh hasil uji statistik dimana :
Nilai Uji signifikansi Earning Per Share sebesar
0,163 > 0,05 yang artinya tidak
ada masalah heteroskedastisitas, Nilai Uji signifikansi
Price to Book Value Sebesar 0,735 > 0,05
yang artinya tidak ada masalah heteroskedastisitas,
dan Nilai Uji signifikansi Debt to Equity Ratio Sebesar 0,663 > 0,05 yang artinya
tidak ada masalah heteroskedastisitas.
Tabel 8 Hasil Uji Regresi
Linear Berganda
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
2.641 |
.102 |
|
25.970 |
.000 |
EPS |
.001 |
.000 |
.439 |
6.186 |
.000 |
|
PBV |
.134 |
.018 |
.549 |
7.577 |
.000 |
|
DER |
-.182 |
.069 |
-.192 |
-2.646 |
.009 |
|
a. Dependent Variable: Harga Saham |
Sumber: SPSS 24
Berdasarkan tabel diatas
dapat diketahui bahwa persamaan regresi yang didapat adalah:
𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝟏𝑿𝟏 + 𝒃𝟐𝑿𝟐 + 𝒃3𝑿3+ 𝒆
Harga Saham = 2,641 + 0,001 (EPS) + 0,134
(PBV) - 0,182 (DER) + e
Persamaan regresi diatas
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 2,641 menunjukan bahwa jika Earning Per
Share, Price to Book Value dan Debt Equity Ratio, dianggap
konstan atau nilainya adalah nol (0), maka nilai
variabel terikat Harga
Saham sebesar 2,641. Dengan
asumsi factor lain dianggap
konstan.
b. Koefisien regresi variabel Earning Per
Share sebesar 0,001 menunjukan
bahwa jika variabel Earning Per
Share mengalami kenaikan
sebesar 1 (satuan), maka harga saham
akan mengalami kenaikan sebesar 0,001. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel Earning Per
Share dan harga saham
c. Koefisien regresi variabel Price to
Book Value 0,134 menunjukan bahwa
jika variabel Price to Book Value mengalami
kenaikan sebesar 1 (satuan), maka harga
saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,134. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel Price to Book Value dan harga saham
d. Koefisien regresi variabel Debt Equity
Ratio sebesar -0,182 menunjukan
bahwa Debt
Equity Ratio menunjukkan pengaruh
negatif (berlawanan arah) antara variabel
Debt Equity Ratio dan harga saham. Maka jika variabel Debt Equity Ratio mengalami
kenaikan sebesar 1%, maka sebaliknya variabel harga saham akan mengalami
penurunan sebesar 0,182.
Tabel
9 Hasil Uji F
ANOVAa |
||||||
Model |
Sum of Squares |
df |
Mean Square |
F |
Sig. |
|
1 |
Regression |
89.372 |
3 |
29.791 |
31.834 |
.000b |
Residual |
96.390 |
103 |
.936 |
|
|
|
Total |
185.762 |
106 |
|
|
|
|
a. Dependent Variable: Harga Saham |
||||||
b. Predictors: (Constant), EPS, PBV,
DER |
Sumber: SPSS24
Berdasarkan hasil tabel diatas dapat
diketahui bahwa nilai f-hitung sebesar 31,834 dan f-tabel sebesar 3,080, maka f-hitung > f-tabel (31,834 >
3,080) dengan taraf kepercayaan =0,05%. Dapat disimpulkan bahwa variabel Earning Per
Share, Price Too Book Value, �dan Debt
Equity Ratio, berpengaruh positif
dan signifikan simultan terhadap Harga Saham. Dengan demikian hipotesis H4 diterima.
Tabel 10 Hasil Uji t
Coefficientsa |
||||||
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. |
||
B |
Std. Error |
Beta |
||||
1 |
(Constant) |
2.641 |
.102 |
|
25.970 |
.000 |
EPS |
.001 |
.000 |
.439 |
6.186 |
.000 |
|
PBV |
.134 |
.018 |
.549 |
7.577 |
.000 |
|
DER |
-.182 |
.069 |
-.192 |
-2.646 |
.009 |
|
a. Dependent Variable: Harga Saham |
Sumber: SPSS24
Menurut (Ghozali, 2017) uji statistik t bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independent terhadap
variabel dependen dengan asumsi bahwa
variabel independent yang lain konstan.
Berdasarkan tabel diatas menunjukan hasil output SPSS mengenai uji t,
dapat disimpulkan bahwa:
1) Earning Per Share memiliki nilai 0,000 dengan taraf signifikansi
𝑎 = 0,05. Maka sig < 0,05 atau
0,000 < 0,05. Artinya variabel
Earning Per Share berpengaruh
terhadap harga saham. Maka hal ini menunjukan bahwa Earning Per
Share berpengaruh signifikan
terhadap harga saham, dengan demikian
hipotesis H1 diterima.
2) Price
Too Book Value memiliki nilai 0,000 dengan taraf signifikansi 𝑎 =
0,05. Maka sig < 0,05 atau 0,000 < 0,05. Artinya variabel Price Too Book Value� berpengaruh terhadap
harga saham. Maka hal ini menunjukan
bahwa Price Too
Book Value berpengaruh signifikan
terhadap harga saham, dengan demikian
hipotesis H2 diterima.
3) Debt
Equity Ratio memiliki nilai 0,002 dengan taraf signifikansi
𝑎 = 0,05. Maka sig < 0,05 atau
0,009 < 0,05. Artinya variabel
Debt Equity Ratio berpengaruh
terhadap harga saham. Maka hal ini menunjukan bahwa Debt Equity
Ratio berpengaruh signifikan
terhadap harga saham, dengan demikian
hipotesis H3 diterima.
Tabel
11 Hasil Uji R Square
Model Summary |
||||
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
.694a |
.481 |
.466 |
.96738 |
a. Predictors: (Constant), EPS, PBV,
DER |
Sumber: SPSS 24
Berdasarkan output tabel
diatas diperoleh nilai koefisien determinasi R2 (R Square) yang
diperoleh sebesar 0,481 atau 48,1%. Hal ini menunjukan bahwa proporsi pengaruh
variabel independen Earning Per Share,
Price Too Book Value, dan Debt Equity Ratio terhadap Harga Saham
pada Efek Syariah periode 2021-2023 sebesar 48,1 % sedangkan sisanya sebesar
51,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
penelitian tentang Pengaruh Earning Per Share, Price To Boo Value dab Debt
To Equity Ratio, Terhadap Harga saham Efek Syariah dapat ditarik kesimpulannya
sebagai berikut :
1.
Secara parsial
variabel Earning
per share memiliki nilai
signifikansi 0,000 sehingga
nilai signifikansinya 0,000
< 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa Earning
Per Share berpengaruh terhadap
Harga Saham.
2.
Secara parsial
variabel Price
To Book Value �memiliki
nilai signifikansi 0,000 sehingga nilai signifikansinya 0,000 < 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa Price To Book Value �)
berpengaruh terhadap Harga
Saham
3.
Secara parsial
variabel Debt
Equity Ratio memiliki nilai
signifikansi 0,009 sehingga
nilai signifikansinya adalah 0,009 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Debt Equity Ratio �berpengaruh terhadap
Harga Saham
Berdasarkan hasil
uji statistik dalam penelitian ini bahwa nilai f-hitung
sebesar 31,834 dan f-tabel sebesar 3,080, maka f-hitung > f-tabel (31,834 >
3,080) dengan taraf kepercayaan =0,05%. Dapat disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share, Price Too Book Value dan
Debt Equity Ratio, berpengaruh positif dan signifikan simultan terhadap Harga Saham.
Adapun proporsi pengaruh variabel Independen Earning Per Share, Price Too Book Value, dan Debt Equity Ratio terhadap Harga Saham
pada Efek Syariah sebesar
48,1 %, Sedangkan sisanya sebesar 51,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
REFERENSI
Beik, I. S., & Fatmawati, S. W. (2014). Pengaruh Indeks
Harga Saham Syariah Internasional Dan Variabel Makro Ekonomi Terhadap Jakarta
Islamic Index. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah, 6(2),
155�178.
Darsono, A. (2005). Pedoman praktis memahami laporan
keuangan. Yogyakarta: Andi, 109�138.
Francis Hutabarat, M. B. A. (2021). Analisis kinerja
keuangan perusahaan. Desanta Publisher.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi analisis multivariete dengan
program IBM SPSS 23.
Ghozali, I. (2017). Ekonometrika Teori, Konsep dan
Aplikasi dengan IBM SPSS 24 (A. Tejokusumo (ed.); III). Badan Penerbit
Universitas Diponogoro Semarang.
Nurlita, A. (2015). Investasi di pasar modal syariah dalam
kajian Islam. Kutubkhanah, 17(1), 1�20.
Nurminda, A., Isynurwardhana, D., & Nurbaiti, A. (2017).
Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang dan Konsumsi
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015). EProceedings of
Management, 4(1).
Rustiana, D., & Ramadhani, S. (2022). Strategi di Pasar
Modal Syariah. Jikem: Jurnal Ilmu Komputer, Ekonomi Dan Manajemen, 2(1),
1578�1589.
Sugiyono. (2017). Statistik Untuk Penelitian (dua
sembil). Alfabeta.
Achsien, Iggie H, Investai Syariah di Pasar Modal. Jakarta:
Gramedia, Jakarta, 2000 Ahmad, Mustaq, Business
Ethics in Islam. Jakarta: Pustaka Al Kautshar, 2001 Karim, Adiwarman Aswar,
Ekonomi Islam Sebagai suatu
KajianKontemporer. Jakarta: Gema Insani Perss, 2001
Ang, R.
(2010) Buku Pintar Modal 7th Edition. Media Soft Indonesia.
Amaliya
Viya et., al (2015) �Pengaruh Return On Asset, Return On Equity dan Asset
Growth Terhadap Dividen Payout Ratio (Studi Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di BEI Periode 2010-2012)‟, Administrasi Bisnis, Vol. 1(No.2).
Ashari,
D. dan. (2018) �Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Managerial
Finance‟, in.
Athanasius,
T. (2012) Berinvestasi Saham. PT.� Elex
Media Komputindo.
Eduardus
Tandelilin (2001) Analisis Investasi Manajemen Portofolio. Edisi Pert.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Ghozali.
(2016). Aplikasi Analisis Multivariate
dengan Program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Hayat,
A., Noch, M. Y., Hamdani, Rumasuku, M. R., Rasyid, A., & Nasution, M.D.
(2018). Manajemen Keuangan. Medan:
Madenatera..
Harahap,
S. S. (2015) Analisis Kritis ATas Laporan Keuangan. Cetakan du. Jakarta:
Jakarta pers.
Hery
(2014) Akuntansi Dasar 1 dan 2. Kompas Gramedia.Hery (2016) Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta: PT. Grasindo.
I Made
Sudana (2011) Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dan Praktik. Jakarta:
Erlangga.
Jumingan
(2014) Analisis Laporan Keuangan. Media Grafika.Kartika,
Kasmir.
(2016). Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Kasmir.
(2018). Analisis Laporan Keuangan.
Depok: Rajawali Pers.
Lukman
Syamsuddin (2011) Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Munawir
(2010) Analisa Laporan Keuangan. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Murhadi,
W. R. (2013) Analisis Laporan Keuangan Proyeksi dan Valusi Saham. Jakarta:
Salemba Empat.
Prihadi,
T. (2013) Analisis Laporan Keuangan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PPM.
Rambe,
M. F. dkk (2015) Manajemen Keuangan. Crtakan ke. Bandung: Citapustaka Media.
Riyanto,
B. (2011) Dasar-dasar Pembelanjaan Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE.
Sartono,
A. (2012) Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Empa. Yogyakarta: BPFE.
Sartono,
A. (2015) Manajemen Keungan Teori dan Aplikasi. Edisi ke e. Yogyakarta: BPFF.,
https://www.idx.co.id
|
|