�MANAJEMEN EKONOMI PESANTREN UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN EKONOMI MASYARAKAT

 

Sri Nuraeni1, Abdul Aziz2, Anton Sudrajat3

Program Studi Ekonomi Syariah, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia

E-mail : [email protected], [email protected], [email protected]

 

� Kata Kunci

Abstrak

Manajemen, Ekonomi Pesantren, Ketahanan Masyarakat

Manajemen pesantren pada hakikatnya merupakan salah satu strstegi dalam pembaharuan pesantren dalam bidang ekonomi yaitu sebagai suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memampukan dan memandirikan masyarakat pesantren. Dalam hal ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan masyarakat pesantren melalui keterlibatan pada berbagai program pembangunan pesantren terutama dalam pengelolaan ekonomi serta memberikan kewenangan kepada masyarakat pesantren secara proporsional dalam pengambilan keputusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberdayakan ketahanan ekonomi masyarakat, pesantren memiliki peran yang strategis dengan segala keunikan serta sumber daya yang dimilikinya, pesantren dapat menjadi jalan dalam memajukan perekonomian masyarakat. Harapannya, supaya masyarakat menjadi sejahtera melalui manajemen ekonomi pesantren dalam pemberdayaan perekonomian berbasis pesantren. Penelitian ini menggunakan metode kualitatatif. Pendekatan dengan metode ini dipilih karena peneliti menganggap sangat cocok dengan karakteristik masalah� yang menjadi fokus penelitian, dengan objek penelitian dipondok pesantren dengan melakukan observasi dan wawancara kepada pihak yang bersangkutan. Hasil penelitian ini adalah Pondok Pesantren Manba�ul Huda memiliki banyak sumber daya ekonomi yaitu : Digital Printing. Blkk Menjahit, Ternak Kambing, dan Air Minum Dalam Kemasan. Dalam mengelola sumber daya ekonomi tersebut, pondok pesantren melakukan fungsi-fungsi manajemen, diantaranya: Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengawasan dan evaluasi.

 

Keywords

�Abstract

Management, Pesantren Economics, Community Resilience

Pesantren management is essentially one of the strategies in the renewal of pesantren in the economic field, namely as an activity intended to enable and independent the pesantren community In this case, it is to improve the ability of the pesantren community through involvement in various pesantren development programs, especially in economic management and give authority to the pesantren community proportionally in decision making. The purpose of this study is to empower the economic resilience of the community, pesantren have a strategic role with all the uniqueness and resources they have, pesantren can be a way to advance the community's economy. The hope is that the community will become prosperous through pesantren economic management in empowering the pesantren-based economy. This study used qualitative method. The approach with this method was chosen because the researcher considered it very suitable with the characteristics of the problem that was the focus of the research, with the object of research in the Islamic boarding school by making observations and interviews with the parties concerned. The result of this research is that Manba'ul Huda Islamic Boarding School has many economic resources, namely: Digital Printing. Blkk Sewing, Goat Livestock, and Bottled Drinking Water. In managing these economic resources, Islamic boarding schools perform management functions, including: Planning, Organizing, Implementing, Supervising and Evaluation.

 


*
Correspondence Author: Sri Nur Aeni

Email: [email protected] ��

PENDAHULUAN

Pada umumnya pesantren atau pondok bisa didefinisikan sebagai lembaga pendidikan agama islam dengan sistem asrama atau� pondok, dimana kyai� sebagai fitur sentralnya, masjid sebagai pusat kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran agama islam dibawah bingbingan kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya. Pesantren dalam perjalanannya hingga sekarang telah melewati banyak pergolakan dinamika dan perkembangannya, sebagai sebuah uapaya pendewasaan diri, dengan keterlibatan pesantren pada pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia pada penduduk sekitarnya, pesantren pun berguna untuk masyarakat (Syam & Nur, 2010).

Pondok pesantren dalam konteks yang merupakan lembaga keagamaan tidak bisa terlepas dari persoalan ekonomi di masyarakat yang sejatinya persoalan ekonomi yaitu ranah integritas dari problem umat islam, sehingga permaslahan ekonomi harus segera diselesaikan. Sebagaiamana permaslahan ekonomi yang ada di masyarakat seperti kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan sosial di masyarakat, dari itu maka perlu ada usaha yang dilakukan agar terlepas dari problem ekonomi yaitu dengan bekerja supaya bisa meningkatkan kualitas ekonomi, sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam al-Qur�an surat al-Jumu�ah ayat 10 yang berbunyi:

فَاِذَا قُضِيَتِ الصَّلٰوةُ فَانْتَشِرُوْا فِى الْاَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللّٰهِ وَاذْكُرُوا اللّٰهَ كَثِيْرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya :�Apabila salat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi, carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung�(Q.S Al-Jumuah:10)

�� Ayat ini dijelaskan bahwa bekerja merupakan usaha dalam memperoleh rizqi Allah, dalam dunia kerja pasti terdapat problem-problem di dalam yaitu kurangnya lapangan pekerjaan, kemiskinan dan kesenjangan sosial yang terjadi di masyarakat maka dari itu perlunya lembaga� keagamaan untuk mengatasi persoalan ekonomi tersebut dengan pola memberikan pendampingan, pemberdayaan dan penyuluhan kepada masyarakat agar masyarakat bisa memiliki pekerjaan dan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.

�� Pada dasarnya Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama untuk menuntaskan problem ekonomi, problem ekonomi yang saat ini menjadi masalah sosial ekonomi yang ada di masyarakat dan belum terselesaikan secara sepenuhnya yaitu tingginya angka pengangguran dan rendahnya pertumbuhan ekonomi (Ubaidillah, 2019)

Perilaku ekonomi yang berbasis kesejahteraan ekonomi yang mana dalam penjelasannya adalah memiliki tujuan ekonomi yang mempusatkan kesejahteraan individu, masyarakat dan negara, sehingga di arahkan untuk meningkatkan mutu kualitas kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat perdesaan (Purabaya et al., 2016) . Untuk mengembangkan perekonomian dibutuhkan peranan Lembaga-Lembaga masyarakat melalui strategi yang bergerak kearah ekonomi berbasis kerakyatan. Maka potensi yang dimiliki lembaga masyarakat seperti halnya lembaga pondok pesantren sangat mendukung untuk meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat sekitar (Edi Suharto, 2017).

Dilihat dari penjabaran pertanyaan diatas, dengan demikian penelitian ini memilik tujuan sebagai berikut:

1.    Agar Menegetahui Bagaimana Manajemen Ekonomi Pesantren Terhadap Ketahanan Ekonomi Masyarakat

2.    �Agar Mengetahui Dampak Manajemen Ekonomi Pesantren Terhadap��� Ketahanan Ekonomi Masyarakat

Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat melalui informasi secara aktual di lapangan, melalui kajian-kajian konseptual yang di lakukan, sehingga dapat mengembangkan pemikiran-pemikiran teoritis (ilmiah) baru yang lebih mutakhir, maupun untuk kepentingan menganalisis manajemen ekonomi pesantren untuk meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat tersebut.

Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis, antara lain:

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis akademik yang dapat digunakan sebagai bahan penambah khazanah perpustakaan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Secara filosofis akademik penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ekonomi syariah mengenai manajemen ekonomi pesantren untuk meningkatkan ketahanan ekonomi.

Dalam bidang social, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Masyarakat sekitar mengenai� manajemen ekonomi pesantren untuk ketahanan masyarakat.

Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat konseptual guna menemukan konsep baru sesuai dengan disiplin ilmu ekonomi syariah

 

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis dalam tesis ini adalah pendekatan kualitatatif. Pendekatan ini dipilih karena peneliti menganggap sangat cocok dengan karakteristik masalah yang menjadi fokus penelitian, yaitu untuk mengidentifikasi dan menjelaskan secara deskripsi tentang manajemen ekonomi pesantren dan ketahanan ekonomi masyarakat.

Pada dasarnya penelitian kualitatif ialah mengamati, berinteraksi langsung dengan objek penelitian dan berusaha memahami bahasa dan maksud tujuan sebagai bentuk penafsiran terhadap fenomena yang terjadi.(Lexy J. & Moeloeng, 2012). Yang diamati dalam penelitian ini adalah orang atau individu, yaitu peneglola manajemen pesantren.

Pengumpulan data yang akan dilakukan pada penelitian kualitatif ini meliputi penelitian lapangan, observasi partisifan, wawancara mendalam. Terdapat banyak perbedaan mendasar antara macam-macam penelitian tersebut, tetapi semuanya menekankan pada proses yang mendekati dan berdasarkan konsep pengalaman dan kebutuhan adalah cara yang terbaik untuk memahami perilaku sosial.

Sejalan dengan hal ini, dalam pendekatan kualitatif peneliti akan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif ini dipilih karena permasalahan yang akan diteliti sedang berlangsung atau terjadi di masyarakat. Metode deskriptif diartikan sebagai prosedur Pemecahan.

masalah yang diselidiki dengan menggambarkan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apaadanya.

Dapat dikatakan bahwa penelitian dengan menggunakan metode deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual. Metode deskriptif dinilai sangat efektif dan sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu peristiwa yang sedang terjadi khususnya pada manajemen ekonomi pesantren terhadap ketahanan ekonomi masyarakat (Rijai, 2018).

Adapun yang menjadi instrumen dalam penelitian (kualitatif) ini adalah peneliti sendiri, maksudnya peneliti akan mengamati dan membaca situasi terkait manajemen ekonomi pesantren, dampak dari manajemen pesantren, dan untuk ketahanan ekonomi masyarakat.

�Yang dimaksud dengan membaca situasi oleh peneliti disini adalah peneliti melakukan analisa terhadap berbagai peristiwa yang terjadi dalam situasi tersebut, selanjutnya menyimpulkan sehingga dapat mengetahui hasil dari penelitian dan makna dari penelitian yang telah dilakukan. Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya dan hasil yang diharapkan semuanya belum jelas dan pasti. Rancangan penelitian ini masih berkembang setelah penelitian memaski objek penelitian.

Jenis penelitian yang akan dilakukan penulis� ialah penelitian lapangan (Flield Research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan dilapangan dengan menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis tentang keadaan dalam objek penelitian (Darmalaksana, 2020)

Artinya peneliti terjun langsung ditempat yang diteliti yaitu Pondok Pesantren Manba�ul Huda Cisambeng Kecamatan Palasah Kanbupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat, Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, Yaitu, suatu penelitian dengan tampilan dengan kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya (Suharsimi Arikunto, 2014)

Alasan peneliti menggunakan penelitian kualitatif, karena penelitian ini lebih menekankan kepada kemandiriran pesantren dengan berwirausaha yang terjadi di pondok pesantren manba�ul huda cisambeng. Terutama pada manajemen ekonomi pesantren yang ada di pondok manba�ul huda. Karena yang dipentingkan adalah proses penelitian, maka data yang telah dikumpulkan di analisis secara induktif dan hasilnya disajikan dalam bentuk deskriptif, yaitu dalam bentuk rangkaian kata yang menggambarkan keadaan nyata dilapangan

 

Sumber data

Menurut� Moleong (1998),� sumber data penelitian kualitatif adalah� tampilan yang berupa kata-kata lisan atau tertulis� yang dicermati oleh peneliti. Sumber data dalam penelitian adalah sumber darimana data dapat diperoleh. Sumber data dapat berasal dari data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan dan dianalisis secara selektif dengan instrumen yang bermutu. Pertimbangannya ialah kualitas data yang menjadi parameternya. Sedangkan kualitas data hasi penelitian dipenuhi oleh kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data, pengumpulan data juga dapat dilakukan dalam berbagai seting, berbagai sumber, dan berbagai cara (Suharsimi Arikunto, 2014)

Maksud dari data primer menurut (Suharsimi Arikunto, 2014) adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel,catatan,notulen rapat,sms,dan lain-lain)

Sedangkan maksud dari data disisni dalam kajian Winarno Surakhmad ialah data yang diperoleh dari tangan pertama berupa hasil dari observasi, wawancara, dokumentasi, dan teknik lainnya yang materinnya berkaitan secara langsung dengan pembahasan penelitian. Sedangkan data sekundernya ialah data yang diperoleh dari tangan kedua yang sifatnya hanya mendukung masalah penelitian bisa berbentuk buku, jurnal, media massa, peraturan daerah dan sumber-sumber lainnya yang mendukung dalam penelitian ini (Darmalaksana, n.d.)

Tempat penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Manba�ul Huda Cisambeng, yang beralamat di Jalan KH. Abdurrahman No. 240 Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka. Waktu penelitian mulai dari bulan November 2023 sampai dengan April Tahun 2024. Adapun waktu penelitian dibagi ke dalam beberapa tahapan, sebgaimana ditunjukan pada tabel 1 berikut.

Tahapan Penelitian

Waktu Tahun 2023

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Perencanaan penelitian

 

 

 

 

 

 

 

Survei pendahuluan

 

 

 

 

 

 

 

Penulisan usuulan penelitian

 

 

 

 

 

 

 

Seminar usulan penelitian

 

 

 

 

 

 

 

Revisi usulan penelitian

 

 

 

 

 

 

 

Penelitian dan pengumpulan data

 

 

 

 

 

 

 

Pengolahan dan analisis data

 

 

 

 

 

 

 

Penulisan hasil penelitian

 

 

 

 

 

 

 

Sidang tesis

 

 

 

 

 

 

 

Revisi Tesis

 

 

 

 

 

 

 

 

Data penelitian kualitatif yang diperoleh dari sumber data yang telah di sebutkan di atas dikumpulkan dengan menggunkan teknik pengumpulan data yang dapat dikelompokan ke dalam dua kategori, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat interaktif dan noninteraktif (Sirajuddin Saleh, 2017). Teknik interaktif terdiri dari wawancara dan pengamatan yang berperan serta terhadap obyek yang diteliti.

Sedangkan teknik noninteraktif meliputi pengamatan yang tidak berperan serta dalam obyek penelitian serta analisis isi dokumen dan arsip. Perbedaan nendasar penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif adalah bagaimana kualitatif adalah perilaku yang nyata berupa penglihatan, pendengaran, pengajuan pertanyaan, dan pengumpulan benda-benda, sehingga penelitian kualitatif menjadikan peneliti sebagai instrumen kunci yang langsung bertatap muka dengan orang-orang yang terlibat dalam penelitian (Sugiyono, 2017)

Prinsip dalam pengumpulan data penelitian kualitatif ialah:

1.    Menggunakan multi sumber bukti, memperhatikan sumber-sumber bukti lainnya, menggunakan banyak informan.

2.    Menciptakan data dasar penelitian, mengorganisir dan mengordinasikan data yang telah terkumpul, biasanya studi kasus memakan waktu yang cukup lama, dan data yang diperolehnya pun juga cukup banyak sehingga perlu dilakukan pengorganisasian data, supaya data yang terkumpul tidak hilang saat dibutuhkan nanti, dan

3.    Memelihara rangkaian bukti, tujuannya agar bisa ditelusuri dari bukti-bukti yang ada, berkenaaan dengan penelitian yang sedang dijalankan, penting ketika menelusuri kekurangan data lapangan (Sugiyono, 2017)

 

Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengkelompokan, memberi kode atau tanda dan mengategorikan sehingga diperoleh suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Analisis data dilakukan pada sat dan setelah melakukan pengumpulan data dalam periode tertentu (Imam Gunawan, 2015) Sugiono dalam buku berjudul Metode Penelitian Kombinasi menyebutkan bahwa proses analisis data penelitian kualitatif sudah dimulai sebelum peneliti memasuki lapangan obyek penelitian jadi menurutnya ada proses analisis sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan walaupun kesimpulan vang didapat masih bersifat sementara dan akan terus berkembang.(Soegiyono, 2016)

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Deskripsi Objek Penelitian

a.     Gambaran Geografis

Berdasarkan data hasil dokumentasi, bahwasanya Pondok Pesantren Manba�ul Huda bertempat diwilayah Majalengka, tepatnya di jalan KH. Abdurrahman No. 240 Desa Cisambeng Kecamatan Palasah Kabupaten Majalengka. Berdiri tanggal 26 juli 1989 yang didirikan oleh KH. Gufron Shobur. Terletak didaerah pedesaan di tengah-tengah penduduk, sebelah selatan berbatasan dengan perkebunan, sebelah timur berbatasan dengan sungai, sebelah utara berbatasan dengan penduduk, sebelah barat berbatasan dengan penduduk.

b.    Gambaran Historis

1)      Profil Pondok Pesantren Manba�ul Huda:

Berdasarkan data hasil dokumentasi bahwasannya yayasan ini didirikan atas izin pemerintah, adapun nomor AHU-09812.50.10.2014 tanggal 28 November 2014. Berikut data Yayasan Pondok Pesantren Manba�ul Huda Cisambeng:

Nama Pondok Pesantren���������� : Manba�ul Huda

Nama Pendiri�������������������������� : KH. Drs.Gufron Shobur

Alamat Pon-Pes����������� ����������� : Jl. KH. AbdurrahmanNo.240

Desa/Kelurahan �������������� ��������� : Cisambeng

Kecamatan������������������������������ : Palasah

Kabupaten/Kota���������������������� : Majalengka

Provinsi���������������������������������� : Jawa Barat

No. Telepon���������������������������� :08524701100/085224985868

Kode Pos�������������������������������� : 45475

Nomor Statistik����������� ����������� : 510032100402

Tanggal/Tahun Berdiri� ����������� : 26 Juli 1989

Nama Pengasuh����������� ����������� : Muhammad Umar, M.Ag

Kurikulum������������������ ����������� :Kolaborasi Salafiyah�Ashriyyah.

c.     Data tanah dan lain-lainnya

Berdasarkan hasil dokumentasi penulis, bahwasannya tanah yang didirikan untuk membangun yayasan ini adalah milik sendiri. Berikut penjabaran data tanah dan lainnya:

Tanah Seluruhnya�������� : 3000 m

Status Tanah��������������� : Hak Milik

Pemagaran������������������ : Tidak Ada

Sumber Air����������������� : Sumur Bor Jet Pump

Sanitasi/Resapan��������� : Baik

Penghijauan/Tanaman: Jarang Tertata Rapi.

1)      Visi, Misi, dan Tujuan

Dari hasil dokumentasi penulis, pondok ini mempunyai visi, misi dan tujuan yang jelas untuk mencetak generasi yang unggul.

Visi����� : Terciptanya pondok pesantren yang mengedepankan ilmu ������� dan amal serta unggul dalam prestasi dilandasi kultur islam.

Misi���� : Menyelenggarakan proses belajar mengajar yang efektif dan penuh kenyamanan, mengembangkan kultur islam dan jiwa ikhlas beramal, membiasakan shalat berjama�ah, qirotul qur�an, dan berakhlakul karimah, memberikan pelayanan yang tepat dan baik dilandasi kekeluargaan dan silaturrahmi terhadap masyarakat.

Tujuan : Menjadi da�i/da�iah yang handal, mencetak lulusan yang terampil dan memiliki kecakapan hidup (life skill), moslem entrepreneur.

2)      Sarana dan prasarana

Berikut data hasil observasi penulis, bahwasannya fasilitas dan bangunan juga perlu sebagai kegiatan penunjang sebuah yayasan pendidikan, berikut sarana fisik bangunan Pondok Pesantren Putri Manba�ul Huda: 9 ruang kelas, 1 ruang kepala, 1 ruang (TU), 1 ruang guru, 9 kamar santri putri, 1 aula, 12 toilet, 1 dapur, 1 musholla, 1 BLKK menjahit, 1 kantin dan 3 lapangan olahraga.

3)      Kegiatan penunjang sebagai daya tarik

Dari hasil observasi penulis, bahwasannya Pondok Pesantren Putri Manba�ul Huda ini mempunyai daya tarik selain pengajian kitab kuning, adapun kegiatan lainnya yaitu pencak silat dan juga balai latihan kerja (BLK) menjahit. Berikut kegiatan penunjang sebgai daya tarik:

a)    Pengajian kitab Kuning

b)    Muhadloroh

c)    Hadroh

d)    Marawis

e)    Qiro�ah

f)     Istighosah

g)    Pencak Silat Pagar Nusa

h)    Khitobahan

i)     Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) Menjahit.

j)     Digital Printing

k)    Pengajian Rutinan Mingguan Untuk Masyarakat

l)     Petrenakan Budidaya Ikan Lele dan Kambing

m)  Produksi Air Minum Dalam Kemasan

Berdasarkan hasil wawancara penulis, bahwasannya Pondok Pesantren Putri Manba�ul Huda mempunyai management keuangan yang tidak memberatkan bagi para wali santri, dengan biaya pendaftaran Rp. 350.000/tahun dan bulanan Rp. 150.000+10 Kg beras. Adapun hasil wawancara dengan Roisah Pondok Putri, bahwasannya bantuan dari pemerintah adalah seperti dari gubernur, PT, dan lain-lain. Selain itu, ada program BLKK (Balai Latihan Kerja Komunitas) menjahit, Inkubasi Digital Printing sebagai bukti atas partisipasi pemerintah dalam memajukan pesantren.

4)      BLKK (Balai Latihan Kerja Komunitas) Manba�ul Huda

�Selain pengetahuan agama, pondok pesantren Manba�ul Huda juga mempunyai balai latihan menjahit baju wanita dewasa. Fasilitas ini diberikan atas bantuan dari pemerintah untuk pesantren. Dibuka pada 15 Februari 2020.� Dengan adanya BLKK ini, santri memperoleh keterampilan hidup. Setidaknya bisa menjahit.

Adapun bukti izin operasional: Nomor: SP DIPA 026.13.2.452542/2021 tanggal 23 November 2020, SK Kepala Balai Latihan Kerja Komunitas Pondok Pesantren Manba�ul Huda: No.000/YPM/PP-MH/IV/2021. Management BLKK Manba�ul Huda: pimpinan: K. Muhammad Umar, M.Ag, Bendahara: Nurbaeti S.Pd, sekertaris: Izah Faizah S.Pd, pelatih/instrutur: Laeli Izzati A, M.Pd, dan Rika Syamsiatul F, S.H.

Adapun kondisi fisik sarana dan prasarana BLKK Manba�ul Huda seperti: mesin jahit highspeed berjumlah 9 buah, mesin obras berjumlah 1, setrika uap berjumlah 6 buah, mesin lubang kancing dan bordir berjumlah 3 buah, toolset, toolkit (kotak alat menjahit dengan tangan), mata nenek, jarum tangan, gunting bahan, canting benang, kapur jahit, bidal dan bahan. Ruangan instruktur berjumlah 1, ruangan jahit berjumlah 1, ruangan belajar 1, ruangan obras 1, wc 1, dan washtafel berjumlah 1. Jadi totaolnya adalah 6 ruangan.

5)      Kendala, kekurangan dan kelemahan

Sebagai lembaga pendidikan pastinya ada kendala dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran. Tentunya di Pondok Pesantren Putri Manba�ul Huda mempunyai kendala yakni terdapat santri yang belum betah sehingga ada saja santri yang kabur.

Dari pengamatan hasil observasi penulis kekurangannya yaitu tidak adanya pagar atau gerbang, sehingga pondok terlalu terbuka dan memudahkan santri untuk kabur, kelemahannya yaitu, kurangnya pengurus untuk memantau santri, sehingga santri bisa kabur.

Pembahasan

Manajemen Ekonomi yang dilakukan oleh Pesantren Manba�ul huda

Hasil penelitian ini menunjukan Pondok Pesantren Manba�ul Huda memiliki banyak sumber daya ekonomi yaitu : Digital Printing. Blk Menjahit, Ternak Kambing, dan Air Minum Dalam Kemasan. Dalam mengelola sumber daya ekonomi tersebut, pondok pesantren melakukan fungsi-fungsi manajemen, diantaranya: Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengawasan.

Pertama, Perekonomian dalam perencanaan pengembangan manajemen usaha pesantren yang dapat menjadi panduan dalam manajemen usaha pesantren menghasilkan pertumbuhan ekonomi, kemudian hasil pengembangan tersebut dapat dimanfaatkan oleh sekuruh warga pesantren.

Kedua, Pengorganisasian Dalam tahapan ini, pemimpin melakukan pemetaan terhadap sumber daya yang ada, mulai dari sumber daya manusia sampai sumber daya organisasi yang mencangkup potensi lahan, kekuatan dana, kekuatan dukungan

Ketiga, Pelaksanaan Dalam tahap ini yang dilakukan adalah target pemasaran. Fungsi pemasaran dalam lembaga pendidikan adalah untuk membentuk citra baik dan menarik masyarakat. Dalam pelaksanaan memberikan langkah-langkah untuk memenangkan persaingan dengan menggunakan target pemasaran: (a) tujuan harus didefinisikan secara jelas, yang mancangkup hasil, proses, dan juga strategi; (b) membuat rencana pemasaran dan usaha-usaha pemasaran untuk masing-masing kelompok sasasran; (c) lakukan komunikasi baik ke dalam maupun keluar serta lakukan pelatihan; (d) daftarkan kebutuhan logistik yang dibutuhkan

Keempat, Pengendalian dan evaluasi, dalam evaluasi pimpinan dihadapkan kepada kebijakan dalam pengambilan keputusan. pengambilan keputusan yang efektif terdapat tujuh kriteria yaitu: (1) secara menyeluruh mengumpulkan berbagai macam cakupan yang luas dari suatu tindakan alternative; (2) mensurvei semua cakupan tentang hasil dari sebuah sasaran yang harus dipenuhi dan nilai-nilai yang mencangkup sebuah pilihan; (3) secara hati-hati menimbang hal yang menjurus kepada konsekuensi negative; (4) secara intensif mencari informasi baru yang relevan untuk dievaluasi dari alternatif yang ada

Manajemen ekonomi Pesantren merupakan usaha untuk menciptakan kemandirian dalam perekonomian merupakan sikap dan mental yang memungkinkan seseorang atau kelompok orang di dalamnya bertindak bebas, benar, dan bermanfaat, yaitu berusaha melakukan segala sesuatu dengan jujur dan benar atas dorongan dirinya sendiri d an kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan kewajibannya, sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkembang, serta dapat Bertanggung jawab terhadap segala resiko yang terjadi Mandiri secara finansial adalah mampu membiayai segala keperluan diri dan tidak lagi bergantung kepada yang lain. Dan ini memerlukan proses transisi, waktu, dan usaha untuk selalu bersikap gigih tanpa putus asa. (Payerle et al., 2015)

Pondok Pesantren dengan ekonomi mandirinya berarti sebuah lembaga yang memiliki kemampuan memilih dan melakukan kegiatan untuk bisa bertahan hidup dengan lebih baik, memberikan layanan pendidikan yang sempurna dan berkualitas. Dengan demikian kemandirian yang dimaksud merupakan suatu konsep yang sering dihubungkan dengan pembangunan, sering dikaitkan dengan pengembangan diri, dan selalu terkait dengan hal bagaimana menjadi diri menjadi lebih produktif dalam berbagai aspek kehidupan sehingga berkontribusi bagi orang lain. Kemandirian adalah satu sikap yang mengutamakan kemampuan diri sendiri dalam mengatasi berbagai masalah demi mencapai suatu tujuan, tanpa menutup diri terhadap perkembangan yang ada dengan strategi bekerjasama, dengan cara belajar dan mendengarkan dari pihak-pihak lain selama hal tersebut memberikan keuntungan bagi sebuah usaha. (Yuliani et al., 2023)

Perekonomian yang mandiri sebuah Pondok Pesantren bertujuan guna meningkatkan layanan pendidikan menjadi berkualitas, sehingga bangsa inipun menjadi berkualitas. Salah satunya adalah dengan cara berwirausaha, yaitu menjalankan usaha ekonomi sendiri, menciptakan unit-unit usaha baru, dan menciptakan inovasi-inovasi baru yang profit di lingkungan Pondok Pesantren. dan ini merupakan kewajiban dalam mengimplementasikan semangat menjadi manusia yang tidak merugi. Hari ini harus lebih baik dari hari kemaren. (Rifa�i, 2019)

Semangat kemandirian (self-help) dan percaya diri (self reliance) perlu untuk ditumbuhkan guna menciptakan keadaan bahwa kita akan dapat menjadi pihak yang lebih baik yang siap bersaing dengan baik melalui usaha-usaha mandiri yang bermanfaat secara berkelanjutan. Semangat kemandirian yang tidak selalu bergantung kepada pihak lain. Dengan pengimplementasian manajemen ekonomi yang baik maka hal tersebut dapat tercapai. Bila tidak maka sebesar apapun usaha tersebut nmaun tidak dilakukan degana manajemen ekonomi yang baik, maka kegagalan akan datang juga pada akhirnya. (Rifa�i, 2019)

Perwujudan dalam pengembangan ekonomi mandiri tersebut tentu perlu diiringi dengan semangat kewirausahawanan yang harus berkarakteristik sebagai pencari peluang (opportunity founder), harus berani mengambil sebuah risiko, jiwa dan sikap mandiri dalam melakukan suatu usaha atau terobosan, selalu percaya diri yaitu positive thinking dengan segala apa yang direncanakan dan yang akan terjadi, memiliki keberanian untuk menjadi pihak yang berhasil yang akan menuai profit, serta memiliki kemauan untuk membantu orang lain guna bersama-sama bangkit dari keterpurukan dan sebagai implementasi dari ajaran Islam yaitu tolong menolong dan bersedekah. (Rifa�i, 2019)

Dengan demikian, maka ekonomi mandiri Pondok Pesantren memberikan arti bahwa Pondok Pesantren tersebut dapat melakukan usaha-usaha ekonomi di dalam maupun di luar lingkungan Pondok tersebut secara fokus terhadap pengembangan dan ekspansi usaha yang dilakukan dengan manajemen yang baik, agar dapat menjalankan kewajiban memberikan layanan pendidikan berkualitas kepada masyarakat dengan dukungan pendanaan dari usaha-usaha tersebut secara sirkulatif dan memadai sehingga dapat memberikan layanan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat internal dan eksternal Pondok Pesantren. (Syafi�i & Wisri, 2017)

Di dalam Manajemen ekonomi atau disebut dengan Management by Objektive dan tetapkan target adalah manajemen berdasarkan sasaran yang ingin dicapai. Semua hal dalam sebuah perencanaan difokuskan untuk mencapai sasaran, tujuan, atau target yang ingin dicapai oleh sebuah lembaga pendidikan. Maka sasaran harus ditetapkan dengan matang, fokus, dan rinci, dan terbatas. Ini harus ditetapkan sebagaipedoman dari pada perilaku organisasi nantinya. Target ini ditetapkan untuk mempermudah proses pelaksanaan (Actuating) dalam mencapai target yang diinginkan sesuai dengan dana, waktu, dan personalia yang ada pada lembaga pendidikan tersebut.

Visi lembaga pendidikan menjadi penting untuk dijadikan pedoman dalam merencanakan usaha-usaha mandiri lembaga pendidikan tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam pikiran maupun dalam perilaku personalia yang ada. Semua pihak secara totalitas harus memahami dan mengerti tentang visi dan misi-misi bagaimana mengembangkan layanan pendidikan pada para pengguna pendidikan, yang dapat didukung oleh kemandirian ekonomi lembaga pendidikan yang berkembang (Economic_Development, n.d.)

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang ditulis oleh (Rifa�i, 2019) yang menyatakan bahwa untuk memnerikan layanan pendidikan yang berkualitas, pesantren membutuhkan dana yang cukup, maka dari itu pesantren memiliki kewajiban meningkatkan kualitas pendidikan dengan adanya dukungan kemandirian ekonomi yang baik, karena manajemen ekonomi yang baik dapat memberikan kontribusi besar terhadap terwujudnya kelengkapan fasilitas-fasilitas pendidikan sehingga tidak bersandar kepada sumbangan pendidikan dari peserta didik, dan bantuan pemerintah yang terbatas.

 

 

Ketahanan Ekonomi Masyarakat

Ketahanan ekonomi adalah dinamika kehidupan finansial suatu masyarakat yang tangguh dan mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam untuk menghadapi segala ancaman, rintangan, hambatan, serta tantangan. Adapun upaya untuk meningkatkan ketahanan ekonomi adalah dengan menggerakkan roda ekonomi melalui ekonomi kreatif yang mengusung konsep ekonomi baru dengan meningkatkan kreativitas berupa ide dan gagasan yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian, salah satunya melalui program pesantren dalam memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pondok pesantren Manba�ul Huda diatas terlihat membawa dampak ekonomi kepada masyarakat baik jangka pendek dan jangka panjang, karena ketahanan ekonomi akan berdampak positif bagi pesantren dan masyarakat. Dan dengan SDM ekonomi yang memadai dapat menjadikan kegiatan pesantren yang berbasis ekonomi dapat terarah dan berkualitas.

Pemberdayaan ekonomi pesantren untuk bisa lebih dikembangkan dalam memajukan perekonomian masyarakat sekitar. Hal ini dapat berdampak pula pada pengurangan kemiskinan umat. Apabila model pemberdayaan ekonomi pesantren dikembangkan dan dijalankan secara luas dalam suatu wilayah, misalnya kota atau provinsi, maka hal ini akan mengurangi jumlah kemiskinan di wilayah tersebut. Pada akhirnya kesejahteraan di daerah tersebut akan meningkat. (Fathoni & Rohim, 2019)

Untuk memberdayakan ketahanan ekonomi masyarakat, pesantren memiliki peran yang strategis dengan segala keunikan serta sumber daya yang dimilikinya, pesantren dapat menjadi jalan dalam memajukan perekonomian masyarakat. Harapannya, supaya masyarakat menjadi sejahtera melalui manajemen ekonomi pesantren dalam pemberdayaan perekonomian berbasis pesantren.

Pesantren dalam meningkatkan upaya dan mengembangkan ekonomi masyarakat yang menjadi kegiatan pengembangan program pondok pesantren manba�ul huda sebagai lembaga sosial, tentu harus didukung dengan kegiatan-kegiatan yang mampu membangun jiwa dan moto kewirausahaan yang baik pada santri. Pengelola ekonomi maupun masyarakat sehingga citra pesantren dalam upaya mengembangkan ekonominya dapat berjalan dan sesuai harapan.

Hasil penelitian ini menunjukan pondok pesantren manba�ul huda cisambeng memiliki ketahanan ekonomi masyarakat melalui kemandirian usaha pesantren, yaitu :

Pertama, Pelatihan Balai Komuniats Menjahit, dalam pelatihan tersebut masyarakat atau santri yang ikut serta diberikan keterampilan pembelajaran dalam hal menjahit khususnya menjahit pakaian dewasa, manfaat dengan di adakannya pelatihan tersebut masyarakat yang ikut serta dalam pelatihan mendapatkan ilmu menjahit. Sehingga mereka mampu membuka usaha sendiri dalam upaya mempertahankan ekonomi.

Kedua, Ternak kambing, dengan adanya usaha ternak kambing juga memberikan keuntungan bagi masyarakat setempat karena sebagian kambing dititpkan atau menyewa tempat warga,� memberikan makan kambing dan merwatnya. Nanti hasil dari penjualan kambing dibagi dengan yang merawatnya. Dan hasil dari ternak kambing bagi masyarakat bisa menjadi sarana investasi untuk kebutuhan ekonomi yang bersifat mendadak atau bisa untuk persiapan kebutuhan dimasa depan.

Ketiga, Air Minum Dalam Kemasan, usaha air minum dalam kemasan tersebut pesantren bekerjasama dengan PT QoHa, dan dengan harga yang terjangkau meringankan masyarakat untuk menikmati kualitas air minum Qoha tersebut, sehingga dalam arti berkualitas dan terjamin dari segi kesehatan.� Karena kebutuhan air minum terus meningkat, sehingga masyarakat tidak bisa lepas dari Air Minum Dalam Kemasan.

Keempat, Digital Printing, usha digital printing yang merupakan bantuan dari pemerintah untuk pesantren tersebut tentu saja baru berjalan kurang lebih 7 bulan yang lalu tetapi, dengan adanya usaha tersebut sangat membantu dan mempermudah masyarakat sehingga kebutuhan yang masyarakat butuhkan seperti mencetak undangan, menyablon pakaian dan lainnya dengan cepat dikerjakan di unit usaha digital printing pondok manba�ul huda.

Adapun Manajemen pesantren pada hakikatnya merupakan salah satu strategi dalam pembaharuan pesantren dalam bidang ekonomi yaitu sebagai suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memampukan dan memandirikan masyarakat pesantren. Dalam hal ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan masyarakat pesantren melalui keterlibatan pada berbagai program pembangunan pesantren tersebut terutama dalam pengelolaan ekonomi serta memberikan kewenangan kepada masyarakat pesantren secara proporsional dalam pengambilan keputusan. Manajemen seperti yang kita ketahui merupakan alat yang kuat serta sebagai pondasi dalam pembangunan lembaga-lembaga di Indonesia.

Manajemen merupakan kunci untuk berjalannya suatu usaha yang didirikan pesantren Sehingga menuai hasil yang dapat mensejahterakan masyarakat pesantren.

Selain membawa dampak positif yang signifikan, ada juga dampak negative yang apabila tidak diantisipasi mengganggu stabilitas kinerja organisasi, yaitu: a) Banyak menyita waktu, apalagi tahap perintisan; b) Beban tanggungjawab menumpuk pada orang-orang tertentu; c) Margin keuntungan relatif kecil, terutama di awal-awal membangun/ mendirikan usaha, biasanya hanya menggunakan modal atau dana yang ada pada diri sendiri (terbatas) sehingga jumlah keuntungan juga terbatas.

Beberapa hal yang dilakukan dalam menciptakan sumber daya manusia diantaranya: a) Tahap perencanaan yang terjadi diawali dengan perencanaan (penyusunan), pelaksanaan dan monitoring (evaluasi); b) Model yang diterapkan adalah model �open management� yang diaplikasikan lewat proses perencanaan, penyusunan kegiatan serta penganggaran terhadap pembiayaan yang dibutuhkan; c) Sumber-sumber dananya meliputi dana dari pemerintah (World Bank), masyarakat (syariah santri), unit usaha wartel, koperasi, kantin dan unit usaha mebel (furnitur); d) Strategi yang diterapkan adalah planning dan thingking strategy; e) Implikasi efektifitas manajemen sumber dana bagi perkembangan pondok adalah: 1) Efektifitas manajemen sumber dana yang terjadi berpengaruh pada bertambahnya lembaga pendidikan Islam yang dinaunginya; 2) Adapun faktor pendukung dari pada manajemen terletak pada baiknya relasi terjadi hubungan baik semua pihak baik internal atau eksternal; dan 3) Sedangkan alternatif pemecahan masalah (problem solving) yang dilakukan adalah profesionalsasi tenaga kependidikan terkait yang ada serta rekrutmen tenaga yang kompeten (profesional).

Perkembangan pesantren sangat ditentukan dengan adanya pengelolaan atau manajemen yang baik. Pesantren kecil mampu mengalami pengembangan secara signifikan apabila dikelola secara profesional. Begitupun juga sebaliknya, pesantren yang telah maju akan mengalami kemunduran apabila manajemen yang diterapkan tidak baik

 

KESIMPULAN

Pondok Pesantren Manba�ul Huda memiliki banyak sumber daya ekonomi yaitu : Digital Printing. Blk Menjahit, Ternak Kambing, dan Air Minum Dalam Kemasan. Dalam mengelola sumber daya ekonomi tersebut, pondok pesantren melakukan fungsi-fungsi manajemen, diantaranya: Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengawasan. Dalam proses manajemen, sistem informasi yang mendukung dapat menjadi strategi dalam perkembangan kegiatan operasional

Pilihan jenis usaha ekonomi yang dikembangkan pesantren tentunya mendasarkan pada realitas objektif potensi ekonomi yang dibutuhkan masyarakat sekitar pesantren, sehingga lahir pola kerjasama sinergis antara pesantren dan masyarakat dalam pengembangan ekonomi �tersebut berdampak positif adanya manajemen ekonomi pesantren terhadap ketahanan ekonomi masyarakat, yaitu selain memberikan Pendidikan agama, pesantren juga berperan aktif dalam pengembangan ekonomi Masyarakat sekitar. Pesantren juga memberikan dukungan bagi masyarakat sekitar dalam hal pemberdayaan ekonomi, seperti melalui pelatihan keterampilan, atau pendampingan dalam menjalankan usaha

 

 

 

 

REFERENSI

 

A Hisyam. (2015). Peran Pondok Pesantren Dalam Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat.

 

Abdulah Syukri Zarkasyi. (2005). Manajemen Pesantren (Cet ke-2). Trimurti Press.

 

Burhan Bungin. (2007). Penelitian Kualitatif. Kencana Media Prenada.

 

Dachlan 2014:1. (2014). 済無No Title No Title No Title. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951�952., 22�31.

 

Darmalaksana. (n.d.). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan Studi Lapangan.

 

Darmalaksana, W. (2020). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka Dan Studi Pustaka. Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati Bandung,.

 

Economic_Development. (n.d.).

 

Edi Suharto. (2017). Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat,. Reflika Aditama.

 

Faozan. (2006). Pondok Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi. Studi Islam Dan Budaya, 4(1), 88�102.

 

Fathoni, M. A., & Rohim, A. N. (2019). Peran pesantren dalam pemberdayaan ekonomi umat di Indonesia. CIMAE: Conference on Islamic Management, Accounting, and Economics, 2, 133�140. https://journal.uii.ac.id/CIMAE/article/view/12766/9450

 

Hakim, L. (2004). Perlawanan Islam Kultural. Pustaka Eurika.

 

Hikawati, F. (2020). Metodologi Penelitian. PT Raja Grafindo Persada.

 

Imam Gunawan. (2015). Metode Penelitian Observasi Teori Dan Praktek. Remaja Rosdakarya.

 

Lexy J., & Moeloeng. (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Revisi. Remaja Rosdakarya.

 

Marlinah, L. (2017). Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional Melalui Pengembangan Ekonomi Kreatif. Jurnal Cakrawala: Ejournal.Bsi.Ac.Id, 17(2), 258�265. https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/cakrawala/article/view/2488

 

Mulyadi, V. R. dan D. (2015). Kepempinan dan Prilaku. 143.

 

Musyafa, A. Y. (2023). Manajemen Unit Usaha Pesantren Berbasis Ekoproteksi. At-Tasyri�: Jurnal Hukum Dan Ekonomi Syariah, 2(02), 69�84. https://doi.org/10.55380/tasyri.v2i02.588

 

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Tarsito.

 

No Title. (2021). Almuqsith Pustaka.

 

Nurrchim. (2019). Peran Pesantren Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat di Indonesia. Conference on Islamic Management, Acounting and Economic, 2(2), 138.

 

Payerle, G., Team, R. C., Payerle, G., D, S., Dolnicar, S., Chapple, A., Pastuszak, A. W., & Wang, R. (2015). Scholar (3). In Annals of Tourism Research (Vol. 3, Issue 4, p. 45). http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25926610%5Cnhttp://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC4492060%0Ahttp://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0160738315000444

 

Peter F.Drucker. (1990). Managing the Non-Profit Organization. Harper Business.

 

Philip Kotler & Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management, (14 (New Je). Prentice Hall.

 

Purabaya, A., & G. (2016). Strategi Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat. Comunity Development, 1(2), 71�72.

 

Rahim, A. R., & Basir, B. (2019). Peran Kewirausahaan Dalam Membangun Ketahanan Ekonomi Bangsa. Jurnal Economic Resource, 1(2), 130�135. https://doi.org/10.33096/jer.v1i2.160

 

Rifa�i, M. (2019). Manajemen Ekonomi Mandiri Pondok Pesantren Dalam Mewujudkan Kualitas Layanan Pendidikan. Profit : Jurnal Kajian Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 3(1), 30�44. https://doi.org/10.33650/profit.v3i1.538

 

Rijai. (2018). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah, 17(2), 80�85.

 

Sirajuddin Saleh. (2017). Analisis Data Kualitatif. Pustaka Ramadhan.

 

Soegiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan Kombinasi. Alfabeta.

 

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

 

Suharsimi Arikunto. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT RINEKA CIPTA.

 

Suparta. (n.d.). Manajemen Ekonomi Pondok Pesantren. Studi Pp Al-Ashriyah Nurul Iman Parung.

 

Syafi�i, I., & Wisri, W. (2017). Manajemen Pengembangan Usaha Ekonomi Pesantren. LISAN AL-HAL: Jurnal Pengembangan Pemikiran Dan Kebudayaan, 11(2), 331�360. https://doi.org/10.35316/lisanalhal.v11i2.182

 

Syam, & Nur. (2010). Kepemimpinan Dalam Pengembangan Pondok Pesantren, Manajemen Pesantren. Pustaka.

 

Syamsuri, S. (2020). Strategi Pengembangan Ekonomi Berdikari di Pesantren Gontor Berbasis Pengelolaan Kopontren. Al-Intaj : Jurnal Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 6(1), 37. https://doi.org/10.29300/aij.v6i1.2803

 

Ubaidillah, M. (2019). Enterpeuneurship Santri (Studi Kasus Intergrasi Pendidikan Kitab Kuning dan Enterpeurship Pondok Pesantren Riyadhul Jannah Mojokerto). UIN Sunan Ampel Surabaya.

 

Wijaya, H. (2018). Analisis Data Kualitatif Model Spradley (Etnografi). Research Gate, March, 1�9. https://www.researchgate.net/publication/323557072

 

Yuliani, Y., Verolyna, D., & Valentine, F. (2023). Strategi Komunikasi Dalam Meningkatkan Jumlah Siswa Baru di Pondok Pesantren Al-Asriyyah Nurul Islam Kec. Semnde Darat Tengah Kabupaten Muara Enim. http://e-theses.iaincurup.ac.id/id/eprint/4037%0Ahttp://e-theses.iaincurup.ac.id/4037/1/SKRIPSI YULIANI.pdf

 

Zainudin, A. (2018). Model Manajemen Unit Bisnis Pesantren. Jurnal Pengembangan Wirausaha, 20(01).

 

 

� 2024 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).