Sri Nuraeni1, Abdul Aziz2,
Anton Sudrajat3
Program Studi
Ekonomi Syariah, IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia
E-mail : [email protected], [email protected], [email protected]
� Kata Kunci |
Abstrak |
Manajemen, Ekonomi Pesantren, Ketahanan
Masyarakat |
Manajemen pesantren pada hakikatnya merupakan
salah satu strstegi dalam pembaharuan pesantren dalam bidang ekonomi yaitu
sebagai suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk memampukan dan memandirikan
masyarakat pesantren. Dalam hal ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat pesantren melalui keterlibatan pada berbagai program pembangunan
pesantren terutama dalam pengelolaan ekonomi serta memberikan kewenangan
kepada masyarakat pesantren secara proporsional dalam pengambilan keputusan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk memberdayakan ketahanan ekonomi masyarakat, pesantren memiliki peran
yang strategis dengan segala keunikan serta sumber daya yang dimilikinya,
pesantren dapat menjadi jalan dalam memajukan perekonomian masyarakat.
Harapannya, supaya masyarakat menjadi sejahtera melalui manajemen ekonomi
pesantren dalam pemberdayaan perekonomian berbasis pesantren. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatatif. Pendekatan dengan metode ini dipilih karena
peneliti menganggap sangat cocok dengan karakteristik masalah� yang menjadi fokus penelitian, dengan objek
penelitian dipondok pesantren dengan melakukan observasi dan wawancara kepada
pihak yang bersangkutan. Hasil penelitian ini adalah Pondok Pesantren Manba�ul Huda memiliki
banyak sumber daya ekonomi yaitu : Digital Printing. Blkk Menjahit, Ternak
Kambing, dan Air Minum Dalam Kemasan. Dalam mengelola sumber daya ekonomi
tersebut, pondok pesantren melakukan fungsi-fungsi manajemen, diantaranya:
Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan, Pengawasan dan evaluasi. |
Keywords |
�Abstract |
Management, Pesantren
Economics, Community Resilience |
Pesantren
management is essentially one of the strategies in the renewal of pesantren
in the economic field, namely as an activity intended to enable and
independent the pesantren community In this case, it is to improve the
ability of the pesantren community through involvement in various pesantren
development programs, especially in economic management and give authority to
the pesantren community proportionally in decision making. The purpose of
this study is to empower the economic resilience of the community, pesantren
have a strategic role with all the uniqueness and resources they have,
pesantren can be a way to advance the community's economy. The hope is that
the community will become prosperous through pesantren economic management in
empowering the pesantren-based economy. This study used qualitative method.
The approach with this method was chosen because the researcher considered it
very suitable with the characteristics of the problem that was the focus of
the research, with the object of research in the Islamic boarding school by
making observations and interviews with the parties concerned. The result of
this research is that Manba'ul Huda Islamic Boarding School has many economic
resources, namely: Digital Printing. Blkk Sewing, Goat Livestock, and Bottled
Drinking Water. In managing these economic resources, Islamic boarding
schools perform management functions, including: Planning, Organizing,
Implementing, Supervising and Evaluation. |
*Correspondence Author: Sri Nur Aeni
Email: [email protected] ��
PENDAHULUAN
Pada umumnya pesantren atau
pondok bisa didefinisikan sebagai lembaga pendidikan agama islam dengan sistem
asrama atau� pondok, dimana kyai� sebagai fitur sentralnya, masjid sebagai
pusat kegiatan yang menjiwainya, dan pengajaran agama islam dibawah bingbingan
kyai yang diikuti santri sebagai kegiatan utamanya. Pesantren dalam
perjalanannya hingga sekarang telah melewati banyak pergolakan dinamika dan
perkembangannya, sebagai sebuah uapaya pendewasaan diri, dengan keterlibatan
pesantren pada pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia pada penduduk
sekitarnya, pesantren pun berguna untuk masyarakat (Syam
& Nur, 2010).
Pondok pesantren dalam konteks
yang merupakan lembaga keagamaan tidak bisa terlepas dari persoalan ekonomi di
masyarakat yang sejatinya persoalan ekonomi yaitu ranah integritas dari problem
umat islam, sehingga permaslahan ekonomi harus segera diselesaikan.
Sebagaiamana permaslahan ekonomi yang ada di masyarakat seperti kemiskinan,
pengangguran dan kesenjangan sosial di masyarakat, dari itu maka perlu ada
usaha yang dilakukan agar terlepas dari problem ekonomi yaitu dengan bekerja
supaya bisa meningkatkan kualitas ekonomi, sebagaimana yang sudah dijelaskan
dalam al-Qur�an surat al-Jumu�ah ayat 10 yang berbunyi:
فَاِذَا
قُضِيَتِ
الصَّلٰوةُ
فَانْتَشِرُوْا
فِى
الْاَرْضِ
وَابْتَغُوْا
مِنْ فَضْلِ
اللّٰهِ
وَاذْكُرُوا
اللّٰهَ
كَثِيْرًا
لَّعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنَ
Artinya
:�Apabila salat (Jumat) telah dilaksanakan, bertebaranlah kamu di bumi,
carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah sebanyak-banyaknya agar kamu
beruntung�(Q.S Al-Jumuah:10)
�� Ayat
ini dijelaskan bahwa bekerja merupakan usaha dalam memperoleh rizqi Allah,
dalam dunia kerja pasti terdapat problem-problem di dalam yaitu kurangnya
lapangan pekerjaan, kemiskinan dan kesenjangan sosial yang terjadi di
masyarakat maka dari itu perlunya lembaga�
keagamaan untuk mengatasi persoalan ekonomi tersebut dengan pola
memberikan pendampingan, pemberdayaan dan penyuluhan kepada masyarakat agar
masyarakat bisa memiliki pekerjaan dan bisa meningkatkan ekonomi masyarakat.
�� Pada
dasarnya Pembangunan ekonomi merupakan salah satu tujuan utama untuk
menuntaskan problem ekonomi, problem ekonomi yang saat ini menjadi masalah
sosial ekonomi yang ada di masyarakat dan belum terselesaikan secara sepenuhnya
yaitu tingginya angka pengangguran dan rendahnya pertumbuhan ekonomi (Ubaidillah,
2019)
Perilaku ekonomi yang berbasis
kesejahteraan ekonomi yang mana dalam penjelasannya adalah memiliki tujuan
ekonomi yang mempusatkan kesejahteraan individu, masyarakat dan negara,
sehingga di arahkan untuk meningkatkan mutu kualitas kesejahteraan masyarakat
khususnya masyarakat perdesaan (Purabaya
et al., 2016) . Untuk mengembangkan perekonomian dibutuhkan peranan Lembaga-Lembaga
masyarakat melalui strategi yang bergerak kearah ekonomi berbasis kerakyatan. Maka potensi yang dimiliki lembaga masyarakat seperti halnya lembaga pondok pesantren sangat mendukung untuk meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat sekitar (Edi
Suharto, 2017).
Dilihat dari penjabaran
pertanyaan diatas, dengan demikian penelitian ini memilik tujuan sebagai
berikut:
1. Agar Menegetahui Bagaimana Manajemen Ekonomi Pesantren Terhadap
Ketahanan Ekonomi Masyarakat
2. �Agar Mengetahui Dampak Manajemen
Ekonomi Pesantren Terhadap��� Ketahanan
Ekonomi Masyarakat
Selanjutnya penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat melalui informasi secara aktual di
lapangan, melalui kajian-kajian konseptual yang di lakukan, sehingga dapat
mengembangkan pemikiran-pemikiran teoritis (ilmiah) baru yang lebih mutakhir,
maupun untuk kepentingan menganalisis manajemen ekonomi pesantren untuk
meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat tersebut.
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis, antara lain:
Hasil penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat praktis akademik yang dapat digunakan sebagai bahan
penambah khazanah perpustakaan di IAIN Syekh Nurjati Cirebon.
Secara filosofis akademik penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan
ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang ekonomi syariah mengenai manajemen ekonomi pesantren untuk
meningkatkan ketahanan ekonomi.
Dalam bidang social, penelitian
ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Masyarakat sekitar mengenai� manajemen ekonomi pesantren untuk ketahanan
masyarakat.
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat konseptual guna menemukan konsep baru sesuai
dengan disiplin ilmu ekonomi syariah
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan
oleh penulis dalam tesis ini adalah
pendekatan kualitatatif. Pendekatan ini dipilih karena peneliti menganggap sangat cocok dengan karakteristik
masalah yang menjadi fokus penelitian, yaitu untuk mengidentifikasi
dan menjelaskan secara deskripsi tentang manajemen ekonomi pesantren dan ketahanan ekonomi masyarakat.
Pada dasarnya penelitian kualitatif ialah mengamati, berinteraksi langsung dengan objek penelitian dan berusaha memahami bahasa dan maksud tujuan sebagai bentuk penafsiran terhadap fenomena yang terjadi.(Lexy J. & Moeloeng, 2012). Yang diamati
dalam penelitian ini adalah orang atau individu, yaitu peneglola manajemen pesantren.
Pengumpulan data yang akan dilakukan
pada penelitian kualitatif ini meliputi penelitian
lapangan, observasi partisifan, wawancara mendalam. Terdapat banyak perbedaan mendasar antara macam-macam penelitian tersebut, tetapi semuanya menekankan pada proses
yang mendekati dan berdasarkan
konsep pengalaman dan kebutuhan adalah
cara yang terbaik untuk memahami perilaku sosial.
Sejalan
dengan hal ini, dalam pendekatan kualitatif peneliti akan menggunakan metode
deskriptif. Metode deskriptif ini dipilih karena permasalahan yang akan
diteliti sedang berlangsung atau terjadi di masyarakat. Metode deskriptif
diartikan sebagai prosedur Pemecahan.
masalah yang diselidiki dengan menggambarkan subjek atau
objek dalam penelitian dapat berupa orang, lembaga, masyarakat dan lainnya yang
pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau apaadanya.
Dapat dikatakan bahwa penelitian dengan menggunakan
metode deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan gejala,
peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual. Metode
deskriptif dinilai sangat efektif dan sesuai dengan masalah yang diteliti yaitu
peristiwa yang sedang terjadi khususnya pada manajemen ekonomi pesantren
terhadap ketahanan ekonomi masyarakat (Rijai,
2018).
Adapun yang menjadi instrumen dalam penelitian
(kualitatif) ini adalah peneliti sendiri, maksudnya peneliti akan mengamati dan
membaca situasi terkait manajemen ekonomi pesantren, dampak dari manajemen
pesantren, dan untuk ketahanan ekonomi masyarakat.
�Yang dimaksud
dengan membaca situasi oleh peneliti disini adalah peneliti melakukan analisa
terhadap berbagai peristiwa yang terjadi dalam situasi tersebut, selanjutnya
menyimpulkan sehingga dapat mengetahui hasil dari penelitian dan makna dari
penelitian yang telah dilakukan. Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu
yang dicari dari objek penelitian belum jelas dan pasti masalahnya, sumber
datanya dan hasil yang diharapkan semuanya belum jelas dan pasti. Rancangan
penelitian ini masih berkembang setelah penelitian memaski objek penelitian.
Jenis
penelitian yang akan dilakukan penulis�
ialah penelitian lapangan (Flield Research), yaitu penelitian yang
pengumpulan datanya dilakukan dilapangan dengan menganalisis dan menyajikan
fakta secara sistematis tentang keadaan dalam objek penelitian (Darmalaksana, 2020)
Artinya
peneliti terjun langsung ditempat yang diteliti yaitu Pondok Pesantren Manba�ul
Huda Cisambeng Kecamatan Palasah Kanbupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat,
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif,
Yaitu, suatu penelitian dengan tampilan dengan kata-kata lisan atau tertulis
yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamati sampai detailnya
agar dapat ditangkap makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya (Suharsimi Arikunto, 2014)
Alasan
peneliti menggunakan penelitian kualitatif, karena penelitian ini lebih
menekankan kepada kemandiriran pesantren dengan berwirausaha yang terjadi di
pondok pesantren manba�ul huda cisambeng. Terutama pada manajemen ekonomi
pesantren yang ada di pondok manba�ul huda. Karena yang dipentingkan adalah
proses penelitian, maka data yang telah dikumpulkan di analisis secara induktif
dan hasilnya disajikan dalam bentuk deskriptif, yaitu dalam bentuk rangkaian
kata yang menggambarkan keadaan nyata dilapangan
Sumber data
Menurut� Moleong (1998),� sumber data penelitian kualitatif adalah� tampilan yang berupa kata-kata lisan atau
tertulis� yang dicermati oleh peneliti.
Sumber data dalam penelitian adalah sumber darimana data dapat diperoleh.
Sumber data dapat berasal dari data primer dan data sekunder, yang dikumpulkan
dan dianalisis secara selektif dengan instrumen yang bermutu. Pertimbangannya
ialah kualitas data yang menjadi parameternya. Sedangkan kualitas data hasi
penelitian dipenuhi oleh kualitas instrumen penelitian, dan kualitas
pengumpulan data, pengumpulan data juga dapat dilakukan dalam berbagai seting,
berbagai sumber, dan berbagai cara (Suharsimi Arikunto, 2014)
Maksud
dari data primer menurut (Suharsimi Arikunto, 2014) adalah data dalam bentuk verbal
atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik yang dilakukan oleh
subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan)
yang berkenaan dengan variabel yang diteliti. Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari dokumen-dokumen grafis (tabel,catatan,notulen rapat,sms,dan
lain-lain)
Sedangkan
maksud dari data disisni dalam kajian Winarno Surakhmad ialah data yang
diperoleh dari tangan pertama berupa hasil dari observasi, wawancara,
dokumentasi, dan teknik lainnya yang materinnya berkaitan secara langsung
dengan pembahasan penelitian. Sedangkan data sekundernya ialah data yang
diperoleh dari tangan kedua yang sifatnya hanya mendukung masalah penelitian
bisa berbentuk buku, jurnal, media massa, peraturan daerah dan sumber-sumber
lainnya yang mendukung dalam penelitian ini (Darmalaksana, n.d.)
Tempat
penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Manba�ul Huda Cisambeng, yang
beralamat di Jalan KH. Abdurrahman No. 240 Desa Cisambeng Kecamatan Palasah
Kabupaten Majalengka. Waktu penelitian mulai dari bulan November 2023 sampai
dengan April Tahun 2024. Adapun waktu penelitian dibagi ke dalam beberapa
tahapan, sebgaimana ditunjukan pada tabel 1 berikut.
Tahapan Penelitian |
Waktu
Tahun 2023 |
||||||
Okt |
Nov |
Des |
Jan |
Feb |
Mar |
Apr |
|
Perencanaan penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
Survei pendahuluan |
|
|
|
|
|
|
|
Penulisan usuulan penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
Seminar usulan penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
Revisi usulan penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
Penelitian dan pengumpulan data |
|
|
|
|
|
|
|
Pengolahan dan analisis data |
|
|
|
|
|
|
|
Penulisan hasil penelitian |
|
|
|
|
|
|
|
Sidang tesis |
|
|
|
|
|
|
|
Revisi Tesis |
|
|
|
|
|
|
|
Data
penelitian kualitatif yang diperoleh dari sumber data yang telah di sebutkan di
atas dikumpulkan dengan menggunkan teknik pengumpulan data yang dapat
dikelompokan ke dalam dua kategori, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat
interaktif dan noninteraktif (Sirajuddin Saleh, 2017). Teknik interaktif terdiri dari
wawancara dan pengamatan yang berperan serta terhadap obyek yang diteliti.
Sedangkan
teknik noninteraktif meliputi pengamatan yang tidak berperan serta dalam obyek
penelitian serta analisis isi dokumen dan arsip. Perbedaan nendasar penelitian
kualitatif dengan penelitian kuantitatif adalah bagaimana kualitatif adalah
perilaku yang nyata berupa penglihatan, pendengaran, pengajuan pertanyaan, dan
pengumpulan benda-benda, sehingga penelitian kualitatif menjadikan peneliti
sebagai instrumen kunci yang langsung bertatap muka dengan orang-orang yang
terlibat dalam penelitian (Sugiyono, 2017)
Prinsip
dalam pengumpulan data penelitian kualitatif ialah:
1. Menggunakan multi sumber
bukti, memperhatikan sumber-sumber bukti lainnya, menggunakan banyak informan.
2. Menciptakan data dasar
penelitian, mengorganisir dan mengordinasikan data yang telah terkumpul,
biasanya studi kasus memakan waktu yang cukup lama, dan data yang diperolehnya
pun juga cukup banyak sehingga perlu dilakukan pengorganisasian data, supaya data
yang terkumpul tidak hilang saat dibutuhkan nanti, dan
3. Memelihara rangkaian
bukti, tujuannya agar bisa ditelusuri dari bukti-bukti yang ada, berkenaaan
dengan penelitian yang sedang dijalankan, penting ketika menelusuri kekurangan
data lapangan (Sugiyono, 2017)
Analisis
data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengkelompokan,
memberi kode atau tanda dan mengategorikan sehingga diperoleh suatu temuan
berdasarkan fokus atau masalah yang ingin dijawab. Analisis data dilakukan pada
sat dan setelah melakukan pengumpulan data dalam periode tertentu (Imam
Gunawan, 2015) Sugiono dalam buku berjudul Metode Penelitian Kombinasi
menyebutkan bahwa proses analisis data penelitian kualitatif sudah dimulai
sebelum peneliti memasuki lapangan obyek penelitian jadi menurutnya ada proses
analisis sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di
lapangan walaupun kesimpulan vang didapat masih bersifat sementara dan akan
terus berkembang.(Soegiyono, 2016)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
a.
Gambaran Geografis
Berdasarkan data hasil dokumentasi, bahwasanya Pondok
Pesantren Manba�ul Huda bertempat diwilayah Majalengka, tepatnya di jalan KH. Abdurrahman No. 240 Desa Cisambeng Kecamatan Palasah
Kabupaten Majalengka. Berdiri tanggal 26 juli 1989 yang didirikan oleh KH.
Gufron Shobur. Terletak didaerah pedesaan di tengah-tengah penduduk, sebelah
selatan berbatasan dengan perkebunan, sebelah timur berbatasan dengan sungai,
sebelah utara berbatasan dengan penduduk, sebelah barat berbatasan dengan
penduduk.
b.
Gambaran Historis
1)
Profil Pondok Pesantren Manba�ul Huda:
Berdasarkan data hasil dokumentasi bahwasannya
yayasan ini didirikan atas izin pemerintah, adapun nomor AHU-09812.50.10.2014
tanggal 28 November 2014. Berikut data Yayasan Pondok Pesantren Manba�ul Huda Cisambeng:
Nama Pondok Pesantren���������� :
Manba�ul Huda
Nama Pendiri�������������������������� :
KH. Drs.Gufron Shobur
Alamat Pon-Pes����������� ����������� :
Jl. KH. AbdurrahmanNo.240
Desa/Kelurahan �������������� ��������� : Cisambeng
Kecamatan������������������������������ :
Palasah
Kabupaten/Kota���������������������� :
Majalengka
Provinsi���������������������������������� :
Jawa Barat
No. Telepon���������������������������� :08524701100/085224985868
Kode Pos�������������������������������� :
45475
Nomor Statistik����������� ����������� :
510032100402
Tanggal/Tahun Berdiri� ����������� :
26 Juli 1989
Nama Pengasuh����������� ����������� :
Muhammad Umar, M.Ag
Kurikulum������������������ ����������� :Kolaborasi
Salafiyah�Ashriyyah.
c.
Data tanah dan lain-lainnya
Berdasarkan hasil dokumentasi penulis, bahwasannya
tanah yang didirikan untuk membangun yayasan ini adalah milik sendiri. Berikut
penjabaran data tanah dan lainnya:
Tanah Seluruhnya�������� :
3000 m
Status Tanah��������������� :
Hak Milik
Pemagaran������������������ :
Tidak Ada
Sumber Air����������������� :
Sumur Bor Jet Pump
Sanitasi/Resapan��������� :
Baik
Penghijauan/Tanaman: Jarang Tertata Rapi.
1)
Visi, Misi, dan Tujuan
Dari hasil dokumentasi penulis, pondok ini mempunyai visi, misi dan
tujuan yang jelas untuk mencetak generasi yang unggul.
Visi����� : Terciptanya pondok
pesantren yang mengedepankan ilmu ������� dan
amal serta unggul dalam prestasi dilandasi kultur islam.
Misi���� : Menyelenggarakan
proses belajar mengajar yang efektif dan penuh kenyamanan, mengembangkan kultur
islam dan jiwa ikhlas beramal, membiasakan shalat berjama�ah, qirotul qur�an,
dan berakhlakul karimah, memberikan pelayanan yang tepat dan baik dilandasi kekeluargaan
dan silaturrahmi terhadap masyarakat.
Tujuan
: Menjadi da�i/da�iah yang handal, mencetak lulusan yang terampil dan memiliki
kecakapan hidup (life skill), moslem entrepreneur.
2)
Sarana dan prasarana
Berikut data hasil observasi penulis, bahwasannya
fasilitas dan bangunan juga perlu sebagai kegiatan penunjang sebuah yayasan
pendidikan, berikut sarana fisik bangunan Pondok Pesantren Putri Manba�ul Huda:
9 ruang kelas, 1 ruang kepala, 1 ruang (TU), 1 ruang guru, 9 kamar santri
putri, 1 aula, 12 toilet, 1 dapur, 1 musholla, 1 BLKK menjahit, 1 kantin dan 3
lapangan olahraga.
3)
Kegiatan penunjang sebagai daya tarik
Dari hasil observasi penulis, bahwasannya Pondok
Pesantren Putri Manba�ul Huda ini mempunyai daya tarik selain pengajian kitab
kuning, adapun kegiatan lainnya yaitu pencak silat dan juga balai
latihan kerja (BLK) menjahit. Berikut kegiatan penunjang sebgai daya tarik:
a)
Pengajian kitab Kuning
b)
Muhadloroh
c)
Hadroh
d)
Marawis
e)
Qiro�ah
f)
Istighosah
g)
Pencak Silat Pagar Nusa
h)
Khitobahan
i)
Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK)
Menjahit.
j)
Digital Printing
k)
Pengajian Rutinan Mingguan Untuk Masyarakat
l)
Petrenakan Budidaya Ikan Lele dan Kambing
m) Produksi Air Minum Dalam Kemasan
Berdasarkan
hasil wawancara penulis, bahwasannya Pondok Pesantren Putri Manba�ul Huda
mempunyai management keuangan yang tidak memberatkan bagi para wali santri,
dengan biaya pendaftaran Rp. 350.000/tahun dan bulanan Rp. 150.000+10 Kg beras.
Adapun hasil wawancara dengan Roisah Pondok Putri, bahwasannya bantuan dari
pemerintah adalah seperti dari gubernur, PT, dan lain-lain. Selain itu, ada
program BLKK (Balai Latihan Kerja Komunitas) menjahit, Inkubasi Digital
Printing sebagai bukti atas partisipasi pemerintah dalam memajukan pesantren.
4)
BLKK (Balai Latihan Kerja Komunitas)
Manba�ul Huda
�Selain pengetahuan agama, pondok pesantren
Manba�ul Huda juga mempunyai balai latihan menjahit baju wanita dewasa.
Fasilitas ini diberikan atas bantuan dari pemerintah untuk pesantren. Dibuka
pada 15 Februari 2020.� Dengan adanya
BLKK ini, santri memperoleh keterampilan hidup. Setidaknya bisa menjahit.
Adapun bukti izin operasional: Nomor: SP DIPA 026.13.2.452542/2021
tanggal 23 November 2020, SK Kepala Balai Latihan Kerja Komunitas Pondok
Pesantren Manba�ul Huda: No.000/YPM/PP-MH/IV/2021. Management BLKK Manba�ul
Huda: pimpinan: K. Muhammad Umar, M.Ag, Bendahara: Nurbaeti S.Pd, sekertaris:
Izah Faizah S.Pd, pelatih/instrutur: Laeli Izzati A, M.Pd, dan Rika Syamsiatul
F, S.H.
Adapun
kondisi fisik sarana dan prasarana BLKK Manba�ul Huda seperti: mesin jahit
highspeed berjumlah 9 buah,
mesin obras berjumlah 1, setrika uap berjumlah 6
buah, mesin lubang kancing dan bordir berjumlah 3 buah, toolset, toolkit (kotak
alat menjahit dengan tangan), mata nenek, jarum tangan, gunting bahan, canting
benang, kapur jahit, bidal dan bahan. Ruangan instruktur berjumlah 1, ruangan
jahit berjumlah 1, ruangan belajar 1, ruangan obras 1, wc 1, dan washtafel
berjumlah 1. Jadi totaolnya adalah 6 ruangan.
5)
Kendala, kekurangan dan kelemahan
Sebagai
lembaga pendidikan pastinya ada kendala dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran. Tentunya di Pondok Pesantren Putri Manba�ul Huda mempunyai
kendala yakni terdapat santri yang belum betah sehingga ada saja santri yang
kabur.
Dari
pengamatan hasil observasi penulis kekurangannya yaitu tidak adanya pagar atau
gerbang, sehingga pondok terlalu terbuka dan memudahkan santri untuk kabur,
kelemahannya yaitu, kurangnya pengurus untuk memantau santri, sehingga santri
bisa kabur.
Manajemen
Ekonomi yang dilakukan oleh Pesantren Manba�ul huda
Pertama,
Perekonomian dalam perencanaan pengembangan manajemen usaha pesantren yang
dapat menjadi panduan dalam manajemen usaha pesantren menghasilkan pertumbuhan ekonomi, kemudian hasil pengembangan tersebut dapat dimanfaatkan oleh sekuruh
warga pesantren.
Kedua,
Pengorganisasian Dalam tahapan ini, pemimpin
melakukan pemetaan terhadap sumber daya yang ada, mulai dari sumber
daya manusia sampai sumber daya
organisasi yang mencangkup potensi lahan, kekuatan dana, kekuatan dukungan
Ketiga,
Pelaksanaan Dalam tahap ini yang dilakukan adalah target pemasaran. Fungsi pemasaran
dalam lembaga pendidikan adalah untuk membentuk citra baik dan menarik masyarakat. Dalam pelaksanaan memberikan langkah-langkah untuk memenangkan persaingan dengan menggunakan target pemasaran: (a) tujuan harus didefinisikan
secara jelas, yang mancangkup hasil, proses, dan
juga strategi; (b) membuat rencana
pemasaran dan usaha-usaha pemasaran untuk masing-masing kelompok sasasran; (c) lakukan komunikasi baik ke dalam
maupun keluar serta lakukan pelatihan;
(d) daftarkan kebutuhan logistik yang dibutuhkan
Keempat,
Pengendalian dan evaluasi, dalam evaluasi pimpinan dihadapkan kepada kebijakan
dalam pengambilan keputusan. pengambilan keputusan yang efektif terdapat tujuh
kriteria yaitu: (1) secara menyeluruh mengumpulkan berbagai macam cakupan yang
luas dari suatu tindakan alternative; (2) mensurvei semua cakupan tentang hasil
dari sebuah sasaran yang harus dipenuhi dan nilai-nilai yang mencangkup sebuah
pilihan; (3) secara hati-hati menimbang hal yang menjurus kepada konsekuensi
negative; (4) secara intensif mencari informasi baru yang relevan untuk
dievaluasi dari alternatif yang ada
Manajemen
ekonomi Pesantren merupakan usaha untuk menciptakan kemandirian dalam
perekonomian merupakan sikap dan mental yang memungkinkan seseorang atau
kelompok orang di dalamnya bertindak bebas, benar, dan bermanfaat, yaitu
berusaha melakukan segala sesuatu dengan jujur dan benar atas dorongan dirinya
sendiri d an kemampuan mengatur diri sendiri, sesuai dengan hak dan
kewajibannya, sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah yang berkembang,
serta dapat Bertanggung jawab terhadap segala resiko yang terjadi Mandiri
secara finansial adalah mampu membiayai segala keperluan diri dan tidak lagi
bergantung kepada yang lain. Dan ini memerlukan proses transisi, waktu, dan
usaha untuk selalu bersikap gigih tanpa putus asa. (Payerle
et al., 2015)
Pondok
Pesantren dengan ekonomi mandirinya berarti sebuah lembaga yang memiliki
kemampuan memilih dan melakukan kegiatan untuk bisa bertahan hidup dengan lebih
baik, memberikan layanan pendidikan yang sempurna dan berkualitas. Dengan
demikian kemandirian yang dimaksud merupakan suatu konsep yang sering
dihubungkan dengan pembangunan, sering dikaitkan dengan pengembangan diri, dan
selalu terkait dengan hal bagaimana menjadi diri menjadi lebih produktif dalam
berbagai aspek kehidupan sehingga berkontribusi bagi orang lain. Kemandirian
adalah satu sikap yang mengutamakan kemampuan diri sendiri dalam mengatasi
berbagai masalah demi mencapai suatu tujuan, tanpa menutup diri terhadap
perkembangan yang ada dengan strategi bekerjasama, dengan cara belajar dan mendengarkan
dari pihak-pihak lain selama hal tersebut memberikan keuntungan bagi sebuah
usaha. (Yuliani
et al., 2023)
Perekonomian
yang mandiri sebuah Pondok Pesantren bertujuan guna meningkatkan layanan
pendidikan menjadi berkualitas, sehingga bangsa inipun menjadi berkualitas.
Salah satunya adalah dengan cara berwirausaha, yaitu menjalankan usaha ekonomi
sendiri, menciptakan unit-unit usaha baru, dan menciptakan inovasi-inovasi baru
yang profit di lingkungan Pondok Pesantren. dan ini merupakan kewajiban dalam
mengimplementasikan semangat menjadi manusia yang tidak merugi. Hari ini harus
lebih baik dari hari kemaren. (Rifa�i,
2019)
Semangat
kemandirian (self-help) dan percaya diri (self reliance) perlu
untuk ditumbuhkan guna menciptakan keadaan bahwa kita akan dapat menjadi pihak
yang lebih baik yang siap bersaing dengan baik melalui usaha-usaha mandiri yang
bermanfaat secara berkelanjutan. Semangat kemandirian yang tidak selalu
bergantung kepada pihak lain. Dengan pengimplementasian manajemen ekonomi yang
baik maka hal tersebut dapat tercapai. Bila tidak maka sebesar apapun usaha
tersebut nmaun tidak dilakukan degana manajemen ekonomi yang baik, maka
kegagalan akan datang juga pada akhirnya. (Rifa�i,
2019)
Perwujudan
dalam pengembangan ekonomi mandiri tersebut tentu perlu diiringi dengan
semangat kewirausahawanan yang harus berkarakteristik sebagai pencari peluang (opportunity
founder), harus berani mengambil sebuah risiko, jiwa dan sikap mandiri
dalam melakukan suatu usaha atau terobosan, selalu percaya diri yaitu positive
thinking dengan segala apa yang direncanakan dan yang akan terjadi, memiliki
keberanian untuk menjadi pihak yang berhasil yang akan menuai profit, serta
memiliki kemauan untuk membantu orang lain guna bersama-sama bangkit dari
keterpurukan dan sebagai implementasi dari ajaran Islam yaitu tolong menolong
dan bersedekah. (Rifa�i,
2019)
Dengan
demikian, maka ekonomi mandiri Pondok Pesantren memberikan arti bahwa Pondok
Pesantren tersebut dapat melakukan usaha-usaha ekonomi di dalam maupun di luar
lingkungan Pondok tersebut secara fokus terhadap pengembangan dan ekspansi
usaha yang dilakukan dengan manajemen yang baik, agar dapat menjalankan
kewajiban memberikan layanan pendidikan berkualitas kepada masyarakat dengan
dukungan pendanaan dari usaha-usaha tersebut secara sirkulatif dan memadai
sehingga dapat memberikan layanan pendidikan yang berkualitas bagi masyarakat
internal dan eksternal Pondok Pesantren. (Syafi�i
& Wisri, 2017)
Di
dalam Manajemen ekonomi atau disebut dengan Management by Objektive dan
tetapkan target adalah manajemen berdasarkan sasaran yang ingin dicapai. Semua
hal dalam sebuah perencanaan difokuskan untuk mencapai sasaran, tujuan, atau
target yang ingin dicapai oleh sebuah lembaga pendidikan. Maka sasaran harus
ditetapkan dengan matang, fokus, dan rinci, dan terbatas. Ini harus ditetapkan
sebagaipedoman dari pada perilaku organisasi nantinya. Target ini ditetapkan
untuk mempermudah proses pelaksanaan (Actuating) dalam mencapai target
yang diinginkan sesuai dengan dana, waktu, dan personalia yang ada pada lembaga
pendidikan tersebut.
Visi
lembaga pendidikan menjadi penting untuk dijadikan pedoman dalam merencanakan
usaha-usaha mandiri lembaga pendidikan tersebut agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam pikiran maupun dalam perilaku personalia yang ada. Semua
pihak secara totalitas harus memahami dan mengerti tentang visi dan misi-misi
bagaimana mengembangkan layanan pendidikan pada para pengguna pendidikan, yang
dapat didukung oleh kemandirian ekonomi lembaga pendidikan yang berkembang (Economic_Development, n.d.)
Hasil
penelitian ini relevan dengan penelitian yang ditulis oleh (Rifa�i, 2019) yang
menyatakan bahwa untuk memnerikan layanan pendidikan yang berkualitas,
pesantren membutuhkan dana yang cukup, maka dari itu pesantren memiliki
kewajiban meningkatkan kualitas pendidikan dengan adanya dukungan kemandirian
ekonomi yang baik, karena manajemen ekonomi yang baik dapat memberikan
kontribusi besar terhadap terwujudnya kelengkapan fasilitas-fasilitas
pendidikan sehingga tidak bersandar kepada sumbangan pendidikan dari peserta
didik, dan bantuan pemerintah yang terbatas.
Ketahanan Ekonomi Masyarakat
Ketahanan
ekonomi adalah dinamika kehidupan finansial suatu masyarakat yang tangguh dan
mampu mengembangkan kekuatan nasional dalam untuk menghadapi segala ancaman,
rintangan, hambatan, serta tantangan. Adapun upaya untuk meningkatkan ketahanan
ekonomi adalah dengan menggerakkan roda ekonomi melalui ekonomi kreatif yang
mengusung konsep ekonomi baru dengan meningkatkan kreativitas berupa ide dan
gagasan yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian, salah satunya
melalui program pesantren dalam memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar.
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh pondok pesantren Manba�ul Huda diatas terlihat membawa
dampak ekonomi kepada masyarakat baik jangka pendek dan jangka panjang, karena
ketahanan ekonomi akan berdampak positif bagi pesantren dan masyarakat. Dan
dengan SDM ekonomi yang memadai dapat menjadikan kegiatan pesantren yang
berbasis ekonomi dapat terarah dan berkualitas.
Pemberdayaan
ekonomi pesantren untuk bisa lebih dikembangkan dalam memajukan perekonomian
masyarakat sekitar. Hal ini dapat berdampak pula pada pengurangan kemiskinan
umat. Apabila model pemberdayaan ekonomi pesantren dikembangkan dan dijalankan
secara luas dalam suatu wilayah, misalnya kota atau provinsi, maka hal ini akan
mengurangi jumlah kemiskinan di wilayah tersebut. Pada akhirnya kesejahteraan
di daerah tersebut akan meningkat. (Fathoni
& Rohim, 2019)
Untuk memberdayakan
ketahanan ekonomi masyarakat, pesantren memiliki peran yang strategis dengan
segala keunikan serta sumber daya yang dimilikinya, pesantren dapat menjadi
jalan dalam memajukan perekonomian masyarakat. Harapannya, supaya masyarakat
menjadi sejahtera melalui manajemen ekonomi pesantren dalam pemberdayaan
perekonomian berbasis pesantren.
Pesantren
dalam meningkatkan upaya dan mengembangkan ekonomi masyarakat yang menjadi
kegiatan pengembangan program pondok pesantren manba�ul huda sebagai lembaga
sosial, tentu harus didukung dengan kegiatan-kegiatan yang mampu membangun jiwa
dan moto kewirausahaan yang baik pada santri. Pengelola ekonomi maupun
masyarakat sehingga citra pesantren dalam upaya mengembangkan ekonominya dapat
berjalan dan sesuai harapan.
Hasil
penelitian ini menunjukan pondok pesantren manba�ul huda cisambeng memiliki
ketahanan ekonomi masyarakat melalui kemandirian usaha pesantren, yaitu :
Pertama,
Pelatihan Balai Komuniats Menjahit, dalam pelatihan tersebut masyarakat atau
santri yang ikut serta diberikan keterampilan pembelajaran dalam hal menjahit
khususnya menjahit pakaian dewasa, manfaat dengan di adakannya pelatihan
tersebut masyarakat yang ikut serta dalam pelatihan mendapatkan ilmu menjahit.
Sehingga mereka mampu membuka usaha sendiri dalam upaya mempertahankan ekonomi.
Kedua,
Ternak kambing, dengan adanya usaha ternak kambing juga memberikan keuntungan
bagi masyarakat setempat karena sebagian kambing dititpkan atau menyewa tempat
warga,� memberikan makan kambing dan
merwatnya. Nanti hasil dari penjualan kambing dibagi dengan yang merawatnya.
Dan hasil dari ternak kambing bagi masyarakat bisa menjadi sarana investasi
untuk kebutuhan ekonomi yang bersifat mendadak atau bisa untuk persiapan
kebutuhan dimasa depan.
Ketiga,
Air Minum Dalam Kemasan, usaha air minum dalam kemasan tersebut pesantren
bekerjasama dengan PT QoHa, dan dengan harga yang terjangkau meringankan
masyarakat untuk menikmati kualitas air minum Qoha tersebut, sehingga dalam
arti berkualitas dan terjamin dari segi kesehatan.� Karena kebutuhan air minum terus meningkat,
sehingga masyarakat tidak bisa lepas dari Air Minum Dalam Kemasan.
Keempat,
Digital Printing, usha digital printing yang merupakan bantuan dari pemerintah
untuk pesantren tersebut tentu saja baru berjalan kurang lebih 7 bulan yang
lalu tetapi, dengan adanya usaha tersebut sangat membantu dan mempermudah
masyarakat sehingga kebutuhan yang masyarakat butuhkan seperti mencetak
undangan, menyablon pakaian dan lainnya dengan cepat dikerjakan di unit usaha
digital printing pondok manba�ul huda.
Adapun
Manajemen pesantren pada hakikatnya merupakan salah satu strategi dalam
pembaharuan pesantren dalam bidang ekonomi yaitu sebagai suatu kegiatan yang
dimaksudkan untuk memampukan dan memandirikan masyarakat pesantren. Dalam hal
ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan masyarakat pesantren melalui
keterlibatan pada berbagai program pembangunan pesantren tersebut terutama
dalam pengelolaan ekonomi serta memberikan kewenangan kepada masyarakat
pesantren secara proporsional dalam pengambilan keputusan. Manajemen seperti
yang kita ketahui merupakan alat yang kuat serta sebagai pondasi dalam
pembangunan lembaga-lembaga di Indonesia.
Manajemen
merupakan kunci untuk berjalannya suatu usaha yang didirikan pesantren Sehingga
menuai hasil yang dapat mensejahterakan masyarakat pesantren.
Selain
membawa dampak positif yang signifikan, ada juga dampak negative yang apabila
tidak diantisipasi mengganggu stabilitas kinerja organisasi, yaitu: a) Banyak
menyita waktu, apalagi tahap perintisan; b) Beban tanggungjawab menumpuk pada
orang-orang tertentu; c) Margin keuntungan relatif kecil, terutama di awal-awal
membangun/ mendirikan usaha, biasanya hanya menggunakan modal atau dana yang
ada pada diri sendiri (terbatas) sehingga jumlah keuntungan juga terbatas.
Beberapa
hal yang dilakukan dalam menciptakan sumber daya manusia
diantaranya: a) Tahap perencanaan yang terjadi diawali dengan perencanaan (penyusunan), pelaksanaan dan monitoring (evaluasi);
b) Model yang diterapkan adalah
model �open management� yang diaplikasikan lewat proses perencanaan, penyusunan kegiatan serta penganggaran terhadap pembiayaan yang dibutuhkan; c) Sumber-sumber dananya meliputi dana dari pemerintah (World Bank), masyarakat (syariah santri), unit
usaha wartel, koperasi, kantin dan unit usaha mebel (furnitur);
d) Strategi yang diterapkan adalah
planning dan thingking strategy; e) Implikasi efektifitas manajemen sumber dana bagi perkembangan pondok adalah: 1) Efektifitas manajemen sumber dana yang terjadi berpengaruh pada bertambahnya lembaga pendidikan Islam yang dinaunginya; 2) Adapun faktor pendukung dari pada manajemen terletak pada baiknya relasi terjadi hubungan baik semua pihak
baik internal atau eksternal; dan 3) Sedangkan alternatif pemecahan masalah (problem solving) yang dilakukan
adalah profesionalsasi tenaga kependidikan terkait yang ada serta rekrutmen tenaga yang kompeten (profesional).
Perkembangan
pesantren sangat ditentukan
dengan adanya pengelolaan atau manajemen yang baik. Pesantren kecil mampu mengalami pengembangan secara signifikan apabila dikelola secara profesional. Begitupun juga sebaliknya, pesantren yang telah maju akan
mengalami kemunduran apabila manajemen yang diterapkan tidak baik
KESIMPULAN
Pondok
Pesantren Manba�ul Huda memiliki banyak sumber daya ekonomi yaitu : Digital
Printing. Blk Menjahit, Ternak Kambing, dan Air Minum Dalam Kemasan. Dalam
mengelola sumber daya ekonomi tersebut, pondok pesantren melakukan
fungsi-fungsi manajemen, diantaranya: Perencanaan, Pengorganisasian,
Pelaksanaan, Pengawasan. Dalam proses manajemen, sistem informasi yang
mendukung dapat menjadi strategi dalam perkembangan kegiatan operasional
Pilihan
jenis usaha ekonomi yang dikembangkan pesantren tentunya mendasarkan pada
realitas objektif potensi ekonomi yang dibutuhkan masyarakat sekitar pesantren,
sehingga lahir pola kerjasama sinergis antara pesantren dan masyarakat dalam
pengembangan ekonomi �tersebut berdampak positif adanya manajemen
ekonomi pesantren terhadap ketahanan ekonomi masyarakat, yaitu selain
memberikan Pendidikan agama, pesantren juga berperan aktif dalam pengembangan
ekonomi Masyarakat sekitar. Pesantren juga memberikan dukungan bagi masyarakat
sekitar dalam hal pemberdayaan ekonomi, seperti melalui pelatihan keterampilan,
atau pendampingan dalam menjalankan usaha
REFERENSI
A
Hisyam. (2015). Peran Pondok Pesantren Dalam Peningkatan Kesejahteraan
Masyarakat.
Abdulah Syukri Zarkasyi. (2005). Manajemen Pesantren (Cet ke-2).
Trimurti Press.
Burhan Bungin. (2007). Penelitian Kualitatif. Kencana Media
Prenada.
Dachlan 2014:1. (2014). 済無No Title
No Title No Title. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951�952.,
22�31.
Darmalaksana. (n.d.). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka dan
Studi Lapangan.
Darmalaksana, W. (2020). Metode Penelitian Kualitatif Studi Pustaka
Dan Studi Pustaka. Pre-Print Digital Library UIN Sunan Gunung Djati
Bandung,.
Economic_Development. (n.d.).
Edi Suharto. (2017). Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat,.
Reflika Aditama.
Faozan. (2006). Pondok Pesantren dan Pemberdayaan Ekonomi. Studi
Islam Dan Budaya, 4(1), 88�102.
Fathoni, M. A., & Rohim, A. N. (2019). Peran pesantren dalam
pemberdayaan ekonomi umat di Indonesia. CIMAE: Conference on Islamic
Management, Accounting, and Economics, 2, 133�140.
https://journal.uii.ac.id/CIMAE/article/view/12766/9450
Hakim, L. (2004). Perlawanan Islam Kultural. Pustaka Eurika.
Hikawati, F. (2020). Metodologi Penelitian. PT Raja Grafindo
Persada.
Imam Gunawan. (2015). Metode Penelitian Observasi Teori Dan Praktek.
Remaja Rosdakarya.
Lexy J., & Moeloeng. (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Revisi.
Remaja Rosdakarya.
Marlinah, L. (2017). Meningkatkan Ketahanan Ekonomi Nasional Melalui
Pengembangan Ekonomi Kreatif. Jurnal Cakrawala: Ejournal.Bsi.Ac.Id, 17(2),
258�265.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/cakrawala/article/view/2488
Mulyadi, V. R. dan D. (2015). Kepempinan dan Prilaku. 143.
Musyafa, A. Y. (2023). Manajemen Unit Usaha Pesantren Berbasis
Ekoproteksi. At-Tasyri�: Jurnal Hukum Dan Ekonomi Syariah, 2(02),
69�84. https://doi.org/10.55380/tasyri.v2i02.588
Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif.
Tarsito.
No Title. (2021). Almuqsith Pustaka.
Nurrchim. (2019). Peran Pesantren Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat di
Indonesia. Conference on Islamic Management, Acounting and Economic, 2(2),
138.
Payerle, G., Team, R. C., Payerle, G., D, S., Dolnicar, S., Chapple, A.,
Pastuszak, A. W., & Wang, R. (2015). Scholar (3). In Annals of Tourism
Research (Vol. 3, Issue 4, p. 45).
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25926610%5Cnhttp://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=PMC4492060%0Ahttp://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0160738315000444
Peter F.Drucker. (1990). Managing the Non-Profit Organization.
Harper Business.
Philip Kotler & Kevin Lane Keller. (2012). Marketing Management,
(14 (New Je). Prentice Hall.
Purabaya, A., & G. (2016). Strategi Peningkatan Kesejahteraan
Ekonomi Masyarakat. Comunity Development, 1(2), 71�72.
Rahim, A. R., & Basir, B. (2019). Peran Kewirausahaan Dalam
Membangun Ketahanan Ekonomi Bangsa. Jurnal Economic Resource, 1(2),
130�135. https://doi.org/10.33096/jer.v1i2.160
Rifa�i, M. (2019). Manajemen Ekonomi Mandiri Pondok Pesantren Dalam
Mewujudkan Kualitas Layanan Pendidikan. Profit : Jurnal Kajian Ekonomi
Dan Perbankan Syariah, 3(1), 30�44.
https://doi.org/10.33650/profit.v3i1.538
Rijai. (2018). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah, 17(2),
80�85.
Sirajuddin Saleh. (2017). Analisis Data Kualitatif. Pustaka
Ramadhan.
Soegiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan
Kombinasi. Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. PT RINEKA CIPTA.
Suparta. (n.d.). Manajemen Ekonomi Pondok Pesantren. Studi Pp
Al-Ashriyah Nurul Iman Parung.
Syafi�i, I., & Wisri, W. (2017). Manajemen Pengembangan Usaha
Ekonomi Pesantren. LISAN AL-HAL: Jurnal Pengembangan Pemikiran Dan
Kebudayaan, 11(2), 331�360.
https://doi.org/10.35316/lisanalhal.v11i2.182
Syam, & Nur. (2010). Kepemimpinan Dalam Pengembangan Pondok
Pesantren, Manajemen Pesantren. Pustaka.
Syamsuri, S. (2020). Strategi Pengembangan Ekonomi Berdikari di
Pesantren Gontor Berbasis Pengelolaan Kopontren. Al-Intaj : Jurnal
Ekonomi Dan Perbankan Syariah, 6(1), 37.
https://doi.org/10.29300/aij.v6i1.2803
Ubaidillah, M. (2019). Enterpeuneurship Santri (Studi Kasus
Intergrasi Pendidikan Kitab Kuning dan Enterpeurship Pondok Pesantren Riyadhul
Jannah Mojokerto). UIN Sunan Ampel Surabaya.
Wijaya, H. (2018). Analisis Data Kualitatif Model Spradley (Etnografi). Research
Gate, March, 1�9. https://www.researchgate.net/publication/323557072
Yuliani, Y., Verolyna, D., & Valentine, F. (2023). Strategi
Komunikasi Dalam Meningkatkan Jumlah Siswa Baru di Pondok Pesantren Al-Asriyyah
Nurul Islam Kec. Semnde Darat Tengah Kabupaten Muara Enim. http://e-theses.iaincurup.ac.id/id/eprint/4037%0Ahttp://e-theses.iaincurup.ac.id/4037/1/SKRIPSI
YULIANI.pdf
Zainudin, A. (2018). Model Manajemen Unit Bisnis Pesantren. Jurnal
Pengembangan Wirausaha, 20(01).
|
|