Asri
Rosita Devi, Elisa Wahyu Lestari, Zenditya Nanditasari, Peni� Sesotijowati, Ridzki Sitti Fatimah, Idam
Ragil Widianto Atmojo
Universitas
Sebelas Maret1236, SD Negeri Tegal Rejo45
E-mail : [email protected]1; [email protected]2
; [email protected]3, [email protected]4, [email protected]5, [email protected]6
� Kata Kunci |
Abstrak |
Minat; Media;
Jenga |
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar IPAS materi Kekayaan Budaya Indonesia dengan media pembelajaran Jenga Cakrawala
Nusantara (JeKaNusa). Penelitian
ini adalah penelitian tindakan kelas. Subyek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV SD
Negeri�� Tegal Rejo No 98 dengan jumlah 11 siswa. Teknik pengumpulan data yaitu dengan menyebarkan angket minat belajar dan observasi untuk untuk mendapatkan data yang
valid. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengelolaan data untuk mengukur minat belajar IPAS dilakukan dengan
mengumpulkan skor dari skala minat belajar, kemudian mengonversikannya. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran
Jenga dapat meningkatkan minat belajar IPAS siswa kelas IV SDN Tegal Rejo. Terlihat dari hasil pengisian angket yang dimulai dari siklus I didapati skor minat sangat kurang adalah 0 siswa, skor kurang adalah
0 siswa, skor cukup adalah 8 siswa, skor baik
adalah 3 siswa, dan skor sangat baik adalah 0 siswa. Pada siklus II didapati skor minat sangat kurang adalah 0 siswa, skor kurang
adalah 0 siswa, skor cukup adalah
0 siswa, skor baik adalah 1 siswa, dan skor sangat baik adalah 10 siswa. Dari hasil observasi langsung terhadap proses pembelajaran
juga terbukti empat
indicator minat siswa telah muncul/nampak. |
Keywords |
�Abstract |
Interest; Media; Jenga |
This
study aims to increase interest in learning IPAS material on Indonesian
Cultural Wealth with Jenga Cakrawala Nusantara (JeKaNusa) learning media.
This research is a class action research. The subjects in this study were
fourth grade students of SD Negeri Tegal Rejo No 98 with a total of 11
students. Data collection techniques are by distributing questionnaires of
interest in learning and observation to obtain valid data. The data analysis
technique used in this research is descriptive quantitative. Data management
to measure IPAS learning interest is done by collecting scores from the
learning interest scale, then converting them. The results of the study can
be concluded that the use of Jenga learning media can increase the interest
in learning IPAS of fourth grade students of SDN Tegal Rejo. It can be seen
from the results of filling out the questionnaire starting from cycle I, it
was found that the score of very poor interest was 0 students, the score was
less was 0 students, the score was sufficient was 8 students, the score was
good was 3 students, and the score was very good was 0 students. In cycle II,
it was found that the score for very less interest was 0 students, the score
for less was 0 students, the score for enough was 0 students, the score for
good was 1 student, and the score for very good was 10 students. From the
results of direct observation of the learning process, it is also evident
that four indicators of student interest have appeared / appeared |
*Correspondence Author: Asri Rosita Devi
Email: [email protected] ��
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan tempat di mana individu manusia dibentuk menjadi sumber daya yang
berpengetahuan dan berkepribadian. Proses pembentukan ini terjadi sepanjang
jenjang pendidikan mulai dari usia dini hingga pendidikan tinggi (Warsito,
2019). Pada tingkat pendidikan dasar seperti SD atau MI, anak-anak secara
langsung belajar berinteraksi dengan orang lain, baik guru maupun teman sebaya,
dan memperoleh pengetahuan dalam berbagai mata pelajaran. Untuk memaksimalkan
perubahan sumber daya manusia melalui pendidikan agar menghasilkan individu
yang berpengetahuan dan berkepribadian, seorang pendidik perlu memahami dengan
baik minat dan bakat para peserta didik. Susanto (2013:4) menjelaskan bahwa
belajar adalah aktivitas yang dilakukan secara sengaja dan sadar oleh seseorang
untuk memperoleh konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru yang dapat mengubah
perilaku secara relatif permanen dalam berpikir, merasa, dan bertindak. Minat
belajar merupakan perasaan suka yang muncul dari dalam diri seseorang karena
adanya ketertarikan terhadap aktivitas pembelajaran yang memberikan kepuasan.
Minat
adalah kecenderungan atau ketertarikan yang dimiliki seseorang terhadap
sesuatu, tanpa tekanan atau paksaan dari pihak lain, terhadap hal yang ada di
hadapannya (Warsito, 2019). Pentingnya perkembangan minat peserta didik dalam
proses belajar tidak dapat diabaikan. Jika peserta didik tidak tertarik dengan
materi yang dipelajari, mereka akan kesulitan untuk menguasai materi tersebut.
Minat belajar membantu dalam membangun konsentrasi dan fokus siswa. Konsentrasi
yang didapat secara alami dan tanpa tekanan dari luar akan mempermudah siswa
untuk fokus pada pelajaran. Tanpa minat, kemampuan untuk berkonsentrasi pada
pelajaran akan sulit dikembangkan dan dipertahankan. Sebaliknya, kurangnya
minat dapat menyebabkan kebosanan, kurangnya perhatian, atau bahkan
ketidakterlibatan terhadap suatu objek atau aktivitas. Menurut Slameto
(2010:180) minat adalah perasaan sukarela dan keterikatan terhadap suatu hal
atau aktivitas tanpa adanya paksaan dari luar. Minat juga terkait dengan
penerimaan terhadap hubungan antara diri sendiri dengan hal-hal di luar diri,
di mana semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
Slameto juga menjelaskan bahwa ekspresi minat dapat terlihat melalui pernyataan
atau partisipasi dalam aktivitas tertentu. Siswa menunjukkan minatnya dengan
aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan, yang merupakan cara untuk
mengungkapkan kesenangan dan ketertarikannya terhadap hal yang diminati.
Seseorang akan lebih termotivasi dan merasa senang terlibat dalam suatu
kegiatan jika mereka memiliki minat yang kuat. Salah satu cara untuk merangsang
minat adalah dengan menggunakan alat peraga sebagai pendukung pembelajaran.
Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Prayogo (2015) yang merupakan penelitian
pengembangan (R&D), penggunaan Alat Permainan Edukatif (APE) sebagai media
pembelajaran telah terbukti meningkatkan respons peserta didik. Media
pembelajaran dapat bervariasi mulai dari buku atau media cetak, media digital,
hingga permainan edukatif. Alat permainan edukatif adalah salah satu bentuk
media pembelajaran yang diadaptasi dari permainan-permainan yang dikembangkan
bersama dengan materi pelajaran. Berdasarkan penelitian ini, media pembelajaran
dapat berupa permainan yang menyenangkan seperti ular tangga, kartu pintar, jenga, dan lainnya. Penggunaan media
pembelajaran yang menantang, seperti permainan jenga, dapat meningkatkan minat
belajar peserta didik dengan mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif.
Mengaplikasikan permainan jenga dalam pembelajaran IPAS diharapkan dapat
memfasilitasi penyampaian materi pelajaran kekayaan budaya Indonesia secara
menarik dan memikat minat peserta didik terhadap IPAS. Selain memanfaatkan
media pembelajaran yang menarik, penting juga untuk melatih peserta didik dalam
berpikir kritis. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah membiasakan
peserta didik untuk mengerjakan latihan soal secara teratur. Dengan melatih
peserta didik untuk memecahkan masalah melalui latihan soal, mereka akan
terlatih untuk berpikir kreatif dan kritis.
Menggabungkan
belajar dengan permainan, kita dapat menciptakan suasana belajar yang lebih
segar dan menyenangkan, sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik
dan efektif. Permainan jenga dipilih karena dapat mengembangkan kemampuan
berpikir, strategi, fokus, dan emosi siswa. Selain itu, permainan ini melatih
mental dan kepribadian anak, melatih kesabaran dan ketekunan melalui transfer
balok kayu. Media permainan jenga budaya memiliki balok jenga dengan sisi
miring, kartu pertanyaan berwarna-warni, dan buku panduan permainan, diharapkan
menciptakan suasana belajar yang inovatif dan menyenangkan bagi siswa sekolah
dasar.
Pembelajaran
IPAS dapat menumbuhkan proses penemuan yang merangsang siswa untuk aktif
terlibat dalam pembelajaran. Pada pembelajaran IPAS, juga dapat meningkatkan
proses ketrampilan, seperti mengidentifikasi pola kehidupan yang menyebabkan
terjadinya permasalahan lingkungan serta memprediksi dampaknya terhadap kondisi
sosial kemasyarakatan, ekonomi (Supono & Tambunan, 2021). IPAS adalah Ilmu
Pengetahuan Alam dan Sosial yang mana digabungkan menjadi satu pada kurikulum
merdeka dengan harapan dapat memicu anak untuk mengelola lingkungan dan sosial
dalam satu kesatuan (Yamin & Syahrir, 2020).
Berdasarkan
penjelasan tersebut, dikembangkan suatu media pembelajaran berupa Permainan
Jenga Cakrawala Nusantara (JeKaNusa) untuk meningkatkan minat belajar dan
pemahaman materi peserta didik mengenai Kekayaan Budaya Indonesia dalam mata
pelajaran IPAS, dengan pendekatan Culturally Responsive Teaching, serta
menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) untuk kelas IV SD
Negeri Tegal Rejo.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam desain penelitian tindakan kelas yaitu menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart yang memiliki empat tahapan penelitian yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Subyek dalam penelitian ini adalah peserta
didik kelas IV di SD Negeri� �Tegal Rejo No 98 yang berada di JL. Laos Utara No.4, Kagokan, Pajang,
Laweyan, Pajang, Kec. Laweyan, Kota Surakarta Prov. Jawa Tengah, Penelitian ini
dilaksanakan pada semester 2 tahun ajaran 2023/2024. Siswa� kelas 4 di SD Negeri Tegalrejo No 98
berjumlah 11 yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Guru
kelas 4 di SD Negeri� Tegal Rejo No 98 yaitu Nur Jannah,
S.Pd.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan menggunakan observasi, kuisioner, dan lembar validasi. Observasi dilakukan untuk melakukan pengamtan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Kuisioner atau angket digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa menggunakan skala pengukuran linkert dengan menggunakan pengisian ceklist. Lembar validasi tersebut digunakan untuk menilai kualitas produk yang telah dikembangkan berdasarkan dari segi materi dan segi media. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Pengelolaan data untuk mengukur minat belajar IPAS dilakukan dengan mengumpulkan skor dari skala minat belajar, kemudian mengonversikannya. Skor minat dikategorikan sesuai tabel 1.
Tabel 1. Kategorisasi
Rentang Skor |
Kategori |
85-100 |
Sangat Baik |
75-84 |
Baik |
60-74 |
Cukup |
40-59 |
Kurang |
0-39 |
Sangat Kurang |
�����������
Prosedur penelitian ini dilakukan melalui empat tahap, antara
lain perancangan (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) di setiap siklusnya, seperti pada gambar 1.
PERENCANAAN PELAKSANAAN PENGAMATAN SIKLUS
1 REFLEKSI PELAKSANAAN SIKLUS
2 PERENCANAAN REFLEKSI PENGAMATAN
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
(Iskandar, 2009:67)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari pengisian kuesioner dilakukan
berdasarkan berbagai indikator minat belajar. Siklus I pembelajaran dilakukan
tanpa menggunakan media
Jenga Cakrawala Nusantara dengan
tujuan untuk mengukur minat awal siswa tanpa
penggunakan media permainan.
Kemudian pada siklus II pembelajaran dilakukan dengan materi yang sama serta menggunakan
media permainan Jenga beserta
kartu yang berisi tantangan, informasi, pengetahuan, hukuman, dan pertanyaan. Pada siklus pertama didapati skor minat sangat kurang adalah 0 siswa, skor kurang
adalah 0 siswa, skor cukup adalah
8 siswa, skor baik adalah 3 siswa,
dan skor sangat baik adalah 0 siswa. Pada siklus II didapati skor minat sangat kurang adalah 0 siswa, skor kurang
adalah 0 siswa, skor cukup adalah
0 siswa, skor baik adalah 1 siswa,
dan skor sangat baik adalah 10 siswa.
Tabel 2. Perbandingan skor
angket minat belajar siklus I dan siklus II
Skor (%) |
Kategori |
Jumlah siswa |
|
Siklus I |
Siklus II |
||
85-100 |
Sangat Baik |
0 |
10 |
75-84 |
Baik |
3 |
1 |
60-74 |
Cukup |
8 |
0 |
40-59 |
Kurang |
0 |
0 |
0-39 |
Sangat Kurang |
0 |
0 |
|
|
|
|
Sunarti dan Selly
Rahmawati (2014:176)
Gambar 2. Perbandingan Minat Belajar
Berdasarkan gambar 2, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan minat belajar dari
siklus I ke Siklus 2. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media Jenga Cakrawala
Nusantara pada materi Kekayaan
Budaya Indonesia dapat meningkatkan minat belajar siswa yang diharapkan, dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil ini sudah sesuai
dengan target yang ingin dicapai yaitu kategori
cukup. Pada hasil observasi terhadap minat dilihat dari
empat indicator, yaitu: (1)
Perasaan Senang (Para siswa terlihat senang ketika guru menggunakan Jenga sebagai alat
peraga dalam pembelajaran IPAS). (2) Perhatian dalam belajar (Ketika guru berada di depan kelas dan menggunakan alat peraga Jenga,
semua siswa sangat memperhatikan. Hal ini mungkin karena para siswa penasaran
dengan cara Jenga dapat digunakan sebagai alat peraga dalam pembelajaran). (3)
Bahan pelajaran dan sikap guru yang menarik (guru sebagai fasilitator serta keterampilan guru dalam menggunakan media Jenga).
(4) Manfaat dan fungsi mata
pelajaran (media membantu siswa untuk meningkatkan
minat belajar siswa mengenai materi Kekayaan Budaya Indonesia). Dari hasil
observasi tersebut sesuai dengan pandangan Adha dan rekan-rekan (2014:19)
mengenai alat peraga, yang menyatakan bahwa salah satu cara untuk mendorong
interaksi siswa dengan materi pelajaran adalah dengan menggunakan alat bantu
yang disebut alat peraga.
Melalui interaksi tersebut, siswa akan membentuk sebuah lingkungan yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan rasa suka terhadap pembelajaran, atau dengan kata lain, memunculkan minat belajar. Hal tersebut selaras dengan pendapat Nana Sujana (2014:99) yang mengatakan alat peraga dalam proses pengajaran memiliki peran yang penting sebagai bantuan untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Alat peraga di sini merujuk pada konsep mengubah hal-hal yang abstrak menjadi konkrit untuk menjelaskannya kembali kepada siswa sehingga mereka dapat memahaminya dengan lebih baik.
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan
media pembelajaran berupa Jenga Cakrawala Nusantara dapat meningkatkan minat
belajar siswa kelas IV SDN Tegal Rejo Laweyan Surakarta terhadap materi
Kekayaan Budaya Indonesia dalam pembelajaran IPAS. Dari hasil angket pada
siklus I, terdapat 8 siswa dalam kategori Cukup, 3 siswa dalam kategori Baik.
Pada siklus II mendapat hasil 1 siswa dalam kategori Baik, dan 10 siswa dalam
kategori Sangat Baik. Selain itu, hasil observasi langsung guru terhadap proses
pembelajaran juga menunjukkan bahwa empat indikator minat siswa telah muncul.
Saran yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah
pentingnya memanfaatkan media sebagai alat peraga dalam semua mata pelajaran,
bukan hanya pada mata pelajaran IPAS, tetapi pada semua mata pelajaran. Lebih
lanjut, disarankan untuk melakukan studi atau penelitian yang mendalam mengenai
berbagai jenis media yang dapat digunakan dalam konteks pembelajaran.
REFERENSI
Adha, S. (2014). .
Penggunaan Garis Bilangan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Di Kelas V Sd Inpres 3 Besusu. Elementary
School of Education E-Journal, 2(1), 18�22.
Iskandar. (2009). Metodologi
Penelitian Kualitatif. Gaung Persada (GP Press).
Prayogo, W. A. (2015). Pengembangan
Alat Permainan Edukatif Jeng Katar Untuk Kelas V Sekolah Dasar.
Rahmawati, S. dan S. (2014).
Penilaian Dalam Kurikulum 2013. Andi Offset.
Slameto. (2010). Belajar
dan Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta.
Sudjana, N. (2002). Dasar-dasar
Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya.
Supono, T., & Tambunan,
W. (2021). Kesiapan Penerapan Protokol Kesehatan Di Lingkungan Sekolah Dasar
Pangudi Luhur Jakarta Selatan. Jurnal Manajemen Pendidikan, 10(2),
57�65. https://doi.org/10.33541/jmp.v10i2.3269
Susanto, A. (2013). Teori
Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Fajar Interpratama Mandiri.
Warsito, W. (2019).
Peningkatan Minat Belajar Matematika Kelas Iv Melalui Alat Peraga
Layang-Layang. Jurnal Sinektik, 2(2), 242. https://doi.org/10.33061/js.v2i2.3346
Yamin, M., &
Syahrir, S. (2020). Pembangunan Pendidikan Merdeka Belajar (Telaah Metode
Pembelajaran). Jurnal Ilmiah Mandala Education, 6(1), 126�136.
https://doi.org/10.58258/jime.v6i1.1121
|
|