Iqramina Sista Dewi1, Fahrul Indrajaya2,
Noveriady3, Neny Sukmawatie4, Yunida
Iashania5
Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya, Indonesia
E-mail : [email protected], [email protected], [email protected], [email protected], [email protected]
� Kata Kunci |
Abstrak |
Air Limbah Tambang; Kapur Tohor; Zeolite |
Air
limbah tambang adalah udara yang berasal dari kegiatan penambangan batubara
yang meliputi pengangkutan, pengangkutan dan penimbunan baik pada tambang
terbuka maupun tambang bawah tanah yang dapat menyebabkan terbentuknya lumpur
atau lumpur pengolahan udara dan udara asam tambang. Di PT. PT. Marunda
Grahamineral air limbah tambang berasal dari area tambang termasuk dari ROM
dan dialirkan ke kolam pengendapan yang kemudian dialirkan ke sungai yang
berada di sekitar area penambangan. Air limbah tambang yang berada di
settling pool SP 14 SE pit CTM memiliki pH 5 dan nilai TSS yang tinggi yaitu
9.460 mg/l. Pada penelitian ini dilakukan penambahan kapur tohor dan zeolit
dengan dosis 0,1 gr/l, 0,5 gr/l dan 0,8 gr/l yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas air limbah tambang. Setelah dilakukan percobaan dengan
menambahkan kapur tohor dan zeolit kualitas air limbah tambang
telah memenuhi standar baku mutu lingkungan. Namun, reaktivitas kapur tohor
lebih besar dibandingkan dengan zeolit dalam meningkatkan
kualitas air limbah tambang. Hal ini dapat dilihat dari peningkatah pH dan
penurunan kadar kandungan Mn. Dimana dengan dosis efektif 0,1gr/l kapur tohor
nilai pH yang awalnya 5 meningkat menjadi 7,7 dan kandungan Mn yang awalnya
0,03 mg/l menurun menjadi 0,00 mg/l. |
Keywords |
�Abstract |
Mining
Wastewater; Calcium oxide; Zeolite |
Mining wastewater is air that comes from coal
mining activities which include transporting, transporting and stockpiling
both in open pit mines and underground mines which can cause the formation of
air processing sludge or sludge and acid mine air. At PT. PT. Marunda
Grahamineral mine waste water comes from the mining area, including from the
ROM, and flows into a settling pond which then flows into the river around
the mining area. Mining wastewater in the SP 14 SE pit CTM settling pool has
a pH of 5 and a high TSS value of 9,460 mg/l. In this research, quicklime and
zeolite were added at doses of 0.1 gr/l, 0.5 gr/l and 0.8 gr/l with the aim
of improving the quality of mine wastewater. After experiments were carried
out by adding quicklime and zeolite, the quality of mine wastewater met
environmental quality standards. However, the reactivity of quicklime is
greater than zeolite in improving the quality of mine wastewater. This can be
seen from the increase in pH and decrease in Mn content levels. Where with an
effective dose of 0.1 gr/l quicklime the pH value which was initially 5
increased to 7.7 and the Mn content which was initially 0.03 mg/l decreased
to 0.00 mg/l |
*Correspondence Author: Iqramina Sista
Dewi
Email: [email protected] ���
PENDAHULUAN
Air limbah merupakan air yang berasal dari kegiatan
penambangan batubara meliputi penggalian, pengangkutan dan penimbunan baik pada
tambang terbuka maupun tambang bawah tanah yang dapat menyebabkan terbentuknya sludge atau lumpur pengolahan air dan
air asam tambang (Rifaat, 2020).
PT. Marunda Grahamineral adalah perusahaan Pemegang
Kontrak Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) Nomor
006/PK/PTBA- MGM/1994 Generasi II yang berada Kecamatan Laung Tuhup, Kabupaten
Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah dengan menggunakan sistem penambangan
terbuka yang dapat menimbulkan pembentukan air limbah yang sangat tinggi dan
apabila tidak dikelola dengan baik akan berdampak buruk bagi lingkungan dan
orang- orang disekitar area penambangan (Buli et al., 2018).
Pengolahan air limbah yang biasa digunakan terdiri
dari dua metode yaitu metode aktif dan metode pasif (Rianti &
Saputra, 2022). Metode aktif menjadi salah satu yang sering
digunakan dalam industri pertambangan karena dinilai lebih efektif. Metode ini
dilakukan dengan cara menambahkan bahan kimia ke dalam air limbah tambang
salahsatunya dengan menambahkan kapur tohor (Tulmunawwara, 2023).
Kapur tohor merupakan material berwarna putih
berbentuk amorfos dengan rumus kimia CaO (Fuadi, 2000). Kapur tohor merupakan bahan yang paling banyak
digunakan dalam pengolahan air asam tambang dengan metode aktif (Adha et al., 2018). Hal ini dikarenakan kapur tohor merupakan salah
satu bahan kimia yang dapat meningkatkan pH secara praktis, murah dan aman
sekaligus dapat mengurangi kandungan logam berat yang terkandung dalam air asam
tambang (Herlina et al.,
2014). Selain kapur tohor, ada bahan kimia lain yang
dapat digunakan untuk pengolahan air limbah yaitu zeolite .
Zeolite adalah senyawa zat kimia alumino-silikat
berhidrat dengan kation natrium, kalium dan barium (Danarto &
Sasmita, 2010). Secara umum, zeolite memiliki molekular struktur
yang unik, dimana atom silikon dikelilingi oleh empat atom oksigen sehingga
membentuk semacam jaringan dengan pola yang teratur. Rumus kimia zeolite dapat
ditulis: M2/n [(AlO2)x (SiO2)y.wH2O] atau Mc/n{(AlO2)c(SiO2)d}bH2O (Sugiarto et al.,
2013).
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh kapur tohor dan zeolite pada peningkatan kualitas air limbah tambang
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini dilakukan di PT. Marunda Grahamineral Metode penelitian dalam pengambilan
data menggunakan 2 metode yaitu studi literatur dan observasi. Metode studi
literatur dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data baik dari perushaan dan
literatur lainnya. Metode pengolahan data menggunakan 2 metode yaitu kualitatif
deskriftif. Data primer yang di butuhkan adalah pH yang di ukur menggunakan pH
meter dengan melakukan percobaan jar test dengan pengadukan selama 60 menit dan
diukur setiap 15 menit dan kandungan TSS, Fe, Mn yang didapatkan dari hasil uji
laboratorium. Teknik pengolahan data yang dilakukan penulis pada penelitian ini
adalah:
1.
Mengetahui kualitas air limbah sebelum penambahan
kapur tohor dan zeolite. Setelah diperoleh data pH air limbah, kemudian
dilakukan pengujian kandungan TSS, Fe dan Mn di UPT. Laboratorium Terpadu
Universitas Palangka Raya dengan menambahkan kapur tohor dan zeolite sebanyak
0,1 gr/l, 0,5 gr/l, dan 0,8 gr/l kemudian dibuat grafik menggunakan bantuan
Microsoft excel dan dijabarkan secara rinci menggunakan metode deskriftif
dengan bahasa yang mudah dipahami.
2.
Menganalisis pengaruh kapur tohor dan zeolite terhadap
pH, TSS, Fe dan Mn sehingga dapat diketahui pengaruh dari penambahan kapur
tohor dan zeolite terhadap air limbah yang diteliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada PT. Marunda Grahamineral
pada settling pond yaitu Settling Pond SP 14 SE pit CTM. Sumber
air limbah tambang pada settling pond ini
berasal dari area pit CTM yang tertampung di sump kemudian dialirkan menggunakan pompa ke SP 14 SE pit CTM.
Kualitas Air Limbah Tambang
Pengukuran pH air limbah tambang pada settling pond SP 14 SE pit CTM sebelum
dilakukan pengolahan diukur menggunakan kertas lakmus dimana pH yang diperoleh
adalah 5.
Gambar 1. Mengukur pH
Air Limbah Tambang
Pengukuran TSS dan kandungan logam air limbah tambang
pada settling pond SP 14 SE pit CTM
sebelum dilakukan pengolahan diukur di laboratorium. Berdasarkan hasil
pengujian yang dilakukan di UPT Laboratorium Terpadu Universitas Palangka Raya
dengan menggunakan baku mutu air limbah tambang berdasarkan keputusan menteri
negara lingkungan hidup nomor 113 tahun 2003 tentang baku mutu air limbah bagi
usaha dan atau kegiatan pertambangan batubara, hasil pengukuran didapatkan
nilai TSS dan kandungan logam air limbah tambang pada inlet settling pond SP 14 SE pit CTM:
Tabel 1. Hasil Uji
Laboratorium Inlet SP 14 SE Pit CTM
No. |
Parameter |
Satuan |
Baku Mutu Lingkungan (BML) |
Hasil Uji |
SP 14 CTM |
||||
1 |
Besi (Fe) |
mg/L |
7 |
0,00 |
2 |
Mangan (Mn) |
mg/L |
4 |
0,03 |
3 |
TSS |
mg/L |
400 |
9.460,00 |
Pengaruh Kapur Tohor
dan Zeolite Pada Air Limbah Tambang
Untuk mengetahui pengaruh kapur tohor dan zeolite pada pengelolaan air limbah
tambang dilakukan beberapa percobaan dengan mencampurkan sampel air limbah
tambang dengan dosis kapur tohor dan zeolite
berbeda yaitu: (0,1 g/l, 0,5 g/lt, 0,8 g/l) dan melakukan pengadukan secara
manual selama 1 menit. Setelah itu pengadukan dihentikan dan ditunggu selama
5-10 menit. Kemudian melakukan pengukuran pH akhir untuk melihat kenaikan pH
dari setiap dosis kapur tohor dan zeolite
yang digunakan setiap 15 menit dalam 1 jam.
nilai pH air
limbah tambang per 1 liter |
|||
waktu (menit) |
0,1 gram |
0,5 gram |
0,8 gram |
0 |
5 |
5 |
5 |
15 |
7,7 |
8,1 |
8,9 |
30 |
7,7 |
8,1 |
8,9 |
45 |
7,7 |
8,1 |
8,9 |
60 |
7,7 |
8,1 |
8,9 |
Tabel 3. Uji Dosis Zeolite
nilai pH air
limbah tambang per 1
liter |
|||
waktu (menit) |
0,1 gram |
0,5 gram |
0,8 gram |
0 |
5 |
5 |
5 |
15 |
6,2 |
7,0 |
7,2 |
30 |
6,2 |
7,0 |
7,2 |
45 |
6,2 |
7,0 |
7,2 |
60 |
6,2 |
7,0 |
7,2 |
Hasil percobaan
menunjukkan kenaikan pH air limbah tambang yang sesuai dengan syarat baku mutu air limbah berdasarkan keputusan
menteri negara lingkungan hidup nomor 113 tahun 2003 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan atau kegiatan
pertambangan batubara. pH air limbah
tambang mengalami kenaikan setiap penambahan dosis kapur tohor dan zeolite. Namun penggunaan zeolite tidak
signifikan. (Assyakiri
et al., 2022) Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara pH air limbah tambang
dengan variasi penambahan dosis kapur tohor dan zeolite, yaitu semakin besar
dosis kapur tohor dan zeolite yang digunakan, maka semakin
besar kenaikan pH air limbah tambang. Berikut grafik dari penggunaan kapur tohor dan zeolite dengan 3 dosis yang berbeda:
Gambar 2. Grafik Uji Dosis Kapur Tohor dan Zeolite
Terhadap pH
Gambar 3. Grafik Uji Dosis Kapur Tohor dan Zeolite Terhadap TSS
Gambar 4. Grafik Uji
Dosis Kapur Tohor dan Zeolite Terhadap
Fe
Gambar 5. Grafik Uji Dosis Kapur Tohor dan Zeolite Terhadap Mn
Berdasarkan asil pengujian sampel air limbah tambang
yang telah diberikan perlakuan yang dilakukan di UPT Laboratorium Terpadu
Universitas Palangka Raya hasil pengukuran didapatkan nilai TSS dan kandungan
logam air limbah tambang pada settling
pond SP 14 SE pit CTM:
Tabel 4. Hasil Uji
Laboratorium Penambahan Kapur Tohor
Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air Limbah Tambang |
||||||
No. |
Parameter |
Satuan |
Baku Mutu Lingkungan (BML) |
Hasil Uji |
||
Kapur Tohor |
||||||
SP 14 CTM |
0,1 |
0,5 |
0,8 |
|||
1 |
Besi (Fe) |
mg/L |
7 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
2 |
Mangan (Mn) |
mg/L |
4 |
0,00 |
0,00 |
0,00 |
3 |
TSS |
mg/L |
400 |
180,00 |
460,00 |
740,00 |
Pengaruh penggunaan kapur tohor pada kadar TSS air
limbah tambang dapat menurunkan kadar TSS tetapi tidak signifikan. Hal ini
dikarenakan kapur tohor berfungsi untuk menaikkan pH air limbah tambang bukan
sebagai zat adsorpsi. Pengaruh penggunaan kapur tohor pada kandungan logam yang
terdapat pada air limbah tambang disebabkan oleh perubahan derajat keasaman air
limbah. Pada setiap penambahan dosis kapur tohor kandungan Mn mengalami
penurunan dari kandungan awal yaitu 0,03 mg/l menjadi 0,00 mg/l. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kandungan logam pada air limbah
tambang dengan variasi penambahan dosis kapur tohor, jadi semakin besar dosis
kapur tohor yang digunakan, maka kandungan logam akan semakin menurun (Arisanti et al., 2023). Jadi semakin
meningkat nilai pH maka kandungan logam pada air limbah tambang akan semakin
menurun
Tabel 5. Hasil Uji
Laboratorium Penambahan Zeolite
Hasil Uji Laboratorium Kualitas Air Limbah Tambang |
|||||
No. |
Parameter |
Satuan |
Baku Mutu Lingkungan (BML) |
Hasil Uji |
|
Zeolite |
|||||
SP 14 CTM |
0,1 |
0,8 |
|||
1 |
Besi (Fe) |
mg/L |
7 |
0,00 |
0,00 |
2 |
Mangan (Mn) |
mg/L |
4 |
0,01 |
0,02 |
3 |
TSS |
mg/L |
400 |
140,00 |
200,00 |
Pengaruh penggunaan zeolite pada kadar TSS air limbah tambang dapat menurunkan kadar
TSS. Ini dikarenakan zeolite merupakan
zat adsorpsi yang baik. Pengaruh penggunaan zeolite
pada kandungan logam yang terdapat pada air limbah tambang disebabkan
karena zeolite merupakan absorden
logam dan penyaring molekul. Dari hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara kandungan logam pada air limbah tambang dengan variasi
penambahan dosis zeolite, jadi
semakin besar dosis zeolite yang
digunakan, maka kandungan logam akan semakin menurun.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil
analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Berdasarkan hasil analisis kualitas air limbah tambang dan dibandingkan
dengan baku mutu berdasarkan keputusan menteri negara lingkungan hidup nomor
113 tahun 2003 tentang baku mutu air limbah bagi usaha dan atau kegiatan
pertambangan batubara kandungan pH dan TSS Air limbah tambang pada SP 14 SE pit
CTM tidak sesuai dengan baku mutu dimana nilai pH 5 dan nilai TSS 9.460 mg/l.
Sedangkan untuk kandungan Fe dan Mn sudah sesuai dengan baku mutu dimana nilai
Fe 0,00 mg/l dan Mn 0,03 mg/l.
2.
Pengaruh penggunaan kapur tohor dan zeolite menunjukkan adanya
peningkatan kualitas air limbah tambang yang sesuai dengan syarat baku mutu air
limbah. Namun reaktivitas kapur tohor lebih besar daripada reaktivitas zeolite
dalam meningkatkan kualitas air limbah tambang. Hal ini dapat dilihat dari
peningkatah pH dan penurunaan kadar kandungan Mn. Dimana dengan dosis efektif
0,1gr/l kapur tohor nilai pH yang awalnya 5 meningkat menjadi 7,7 dan kandungan
Mn yang awalnya 0,03 mg/l menurun menjadi 0,00 mg/l. Sehingga penggunaan kapur
tohor lebih dianjurkan dibandingkan dengan penggunaan zeolite.
REFERENSI
Adha, C. W., Ramli, M., & Thamrin, M. (2018). Analisis
Efektivitas Kapur Tohor dan Zeolit Untuk Peningkatan pH dan Penurunan Kandungan
Logam Fe dan Cu Pada Pengolahan Air Asam Tambang. Seminar Nasional Rekayasa
Tropis 2023, 1(1), 43�51.
Arisanti, R., Husni, A., & Saputra, W. (2023). Analisis
Biaya Penggunaan Kapur Tohor untuk Menaikan pH Air Asam Tambang dengan Metode
Regresi Linier di IUP Tambang Air Laya PT. Bukit Asam tbk Tanjung Enim,
Sumatera Selatan. Media STIE Prabumulih, 7(2), 43�52.
Assyakiri, M. R. A. F., Rahmi, H., & Neris, A. (2022).
Kebutuhan dosis kapur tohor dalam penetralan air asam tambang KPL pit 1 timur
banko barat PT Bukit Asam. Humantech: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia,
2(Spesial Issues 1), 292�301.
Buli, W., Bakri, S., & Febryano, I. G. (2018).
Kelembagaan Pertambangan Batubara di Hutan Rakyat (Coal Mining Institution in
Private Forest). Jurnal Sylva Lestari, 6(3), 81�90.
Danarto, Y. C., & Sasmita, F. (2010). Pirolisis Limbah
Serbuk Kayu dengan Katalisator Zeolit. Pirolisis Limbah Serbuk Kayu Dengan
Katalisator Zeolit.
Fuadi, A. (2000). Mempelajari Karakteristik Batu Kapur
Tohor/Lime (CaO) Sebagai Adsorben Untuk Proses Pengeringan Secara Adsorpsi.
Herlina, A., Handayani, H. E., & Iskandar, H. (2014).
Pengaruh fly ash dan kapur tohor pada netralisasi air asam tambang terhadap
kualitas air asam tambang (pH, Fe & Mn) di IUP Tambang Air Laya PT. Bukit
Asam (Persero), Tbk. Jurnal Ilmu Teknik Sriwijaya, 2(2), 102629.
Rianti, L., & Saputra, D. A. A. R. (2022). Analisis
Penetralan Air Asam Tambang Dengan Metode Aktif Menggunakan Powerbase Di Pit
Timur Pt Dizamatra Powerindo Kabupaten Lahat Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal
Ilmiah Hospitality, 11(2), 1421�1426.
Rifaat, M. (2020). Kemampuan Konsorsium Bakteri Dari
Sedimen Mangrove Dalam Mereduksi Sulfat Dan Kandungan Logam Berat Besi (Fe)
Pada Air Asam Tambang Batubara. Universitas Hasanuddin.
Sugiarto, S., Oerbandono, T., Widhiyanuriyawan, D., &
Putra, F. S. P. (2013). Purifikasi biogas sistem kontinyu menggunakan zeolit. Rekayasa
Mesin, 4(1), 1�10.
Tulmunawwara, N. M. (2023). Pengaruh Penambahan Zeolit
Sebagai Bioadsorben Dengan Perlakuan Sedimen Sawah Untuk Mereduksi Logam Berat
Besi (Fe) Pada Limbah Air Asam Tambang= Effect Of Adding Zeolite As A
Bioadsorben With Rice Field Sediment Treatment To Reduce Heavy Metal Iron (Fe)
In Acid Mine Waste. Universitas Hasanuddin.
|
|