Fira Zafirah/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(4), 341-348
- 343 -
Provinsi Jawa Timur adalah 99,34%. Terdapat 14 Kabupaten/Kota dengan cakupan 100%
atau lebih. Kabupaten Bojonegoro memiliki cakupan tertinggi yaitu 112,4% dan Kabupaten
Bangkalan memiliki cakupan terendah yaitu 72,02%, khususnya di Kecamatan Socah
wilayah kerja Puskesmas Jaddih dengan capaian sebesar 341 bayi (80,6 %), yang seharusnya
dengan target 415 bayi (98%) dari total 423 bayi (Profil Kesehatan Indonesia, 2019).
Faktor yang menjadi penentu dalam pemberian imunisasi di masyarakat adalah
perilaku masyarakat itu sendiri. Beberapa faktor yang menjadi penyebab tidak terpenuhinya
pemberian imunisasi dasar lengkap kepada bayi secara merata. Menurut dari beberapa
penelitian yang dilakukan menyebutkan beberapa hambatan yang menjadi kendala dalam
pemberian imunisasi yaitu seperti tradisi (budaya), dukungan keluarga, tingkat pendidikan
orang tua, pengetahuan ibu, pekerjaan orang tua, akses atau jangkaun pelayanan imunisasi,
sikap dan perilaku ibu, informasi terkait imunisasi, keterbatasan waktu, komposisi vaksin,
usia ibu, status imunisasi, peran petuga kesehatan, dukungan tokoh agama, kepatuhan ibu,
kehadiran balita serta pendapatan orang tua. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk
mengetahui secara lebih mendalam tentang faktor yang mempengaruhi kurangnya cakupan
pemberian imunisasi dasar lengkap pada bayi di wilayah kerja Puskesmas Jaddih Kabupaten
Bangkalan. Dikarenakan cakupan pemberian imunisasi dasar lengkap di wilayah kerja
Puskesmas Bangkalan belum mencapai target.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif. Penelitian yang
menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkrip wawancara,
catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya (Wahidmurni, 2017).
Analisis data dilakukan berdasarkan keinginan penulis untuk menjelaskan dan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya cakupan imunisasi dasar lengkap di wilayah
kerja Puskesmas Jaddih. Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data-data penelitian dari sumber data yang didapatkan dari
subyek maupun sampel penelitian terdahulu.
Teknik pengumpulan data merupakan suatu kewajiban, karena teknik pengumpulan
data ini nantinya digunakan sebagai dasar untuk menyusun instrumen penelitian. Instrument
penelitian merupakan seperangkat peralatan yang akan digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data-data penelitian (Kristanto, 2018). Pengumpulan data dilakukan melalui
sumber data sekunder dan primer. Data sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (Nur Indrianto, 2013).
Untuk sumber data primer dilanjutkan melalui wawancara mendalam kepada narasumber
terpercaya yang berasal dari bidang Kesehatan Reproduksi dan KIA bidang imunisasi di
puskesmas Jaddih Kabupaten Bangkalan. Data primer adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang
bersangkutan yang memerlukannya (Nur Indrianto, 2013).
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Atau secara sederhananya wawancara adalah suatu kejadian
atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dan sumber informasi atau
orang yang diwawancarai (interview) melalui komunikasi langsung (M., 2014). Wawancara
sendiri pada hakikatnya merupakan kegiatan untuk memperoleh informasi secara mendalam
tentang sebuah isu atau tema yang diangkat dalam penelitian, atau juga disebut sebagai
proses pembuktian terhadap informasi keterangan yang telah diperoleh lewat teknik
sebelumnya. Melalui proses pembuktian inilah bisa saja hasil wawancara sesuai atau berbeda
dengan informasi yang telah diperoleh sebelumnya (Yunus, 2010). Pengumpulan data yang