Polikarpus Lalamafu dan Rendy Oratmangun /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(4), 438-447
- 439 -
PENDAHULUAN
Kelompok usaha “Awayeras” merupakan kelompok usaha penyedia jasa kain tenun
jenis kain ikat dengan kekhasan dari Tanimbar (Altintas et al., 2011). Dalam aktifitas
produksi kain tenun Tanimbar, pengrajin hanya dimodali dengan keterampilan dan
kelengkapan tenun seadanya yaitu mesin tenun tradisional dan masih tergolong sangat
sederhana serta aktivitas produksi yang juga terbatas. Pengrajin membutuhkan waktu dua
sampai tiga hari untuk memproduksi satu lembar kain tenun Tanimbar. Di Kabupaten
Kepulauan Tanimbar terdapat banyak kelompok usaha yang juga memproduksi kain tenun
Tanimbar (Dasmasela, 2020). Usaha produksi kain tenun Tanimbar merupakan kekayaan
budaya yang telah ada sejak lama dan diwariskan secara turun temurun, akan tetapi
perkembangan mulai mengikis warisan budaya tersebut sehingga hanya segelintir orang
yang mampu memproduksi kain tenun Tanimbar. Kelompok Usaha “Awayeras” hanya
menyediakan kain tenun dalam bentuk kain sarung bermotif tenunan sehingga apabila ada
masyarakat yang ingin memperoleh varian bentuk produk dengan bahan dasar kain tenun
Tanimbar, maka masyarakat sendirilah yang harus mendesain dan menjahit sendiri varian
bentuk yang diinginkan (Ngilawajan, 2015).
Kain tenun Tanimbar dari segi harga yang lebih mahal disebabkan karena produksi
kain tenun Tanimbar rumit, mulai dari proses ikatan benang membentuk desain gambar atau
motif, pewarnaan, pengeringan, pemisahan benang, penggulungan, penyusunan desain
gambar atau motif, menenun sampai pada produk jadi dalam bentuk sarung, sehingga dari
keseluruhan proses tersebut, membutuhkan keuletan dan pembiayaan produksi yang tidak
sedikit. Dari kerumitan tersebut, maka jumlah pengrajin kain tenun Tanimbar terus
berkurang memilih untuk beralih profesi selain itu peralatan tenun yang juga kurang
memadai, bahkan rusak serta disisi lain persaingan produk kain yang harganya lebih murah
serta termasuk produk impor. Menurut (Malindar & Oratmangun, 2021), menyatakan bahwa
faktor ekonomi dan non-ekonomi memiliki memiliki pengaruh yang besar terhadap kain
tenun di Tanimbar. Di sisi lain pengrajin juga belum mampu melahirkan varian baru sesuai
dengan keinginan masyarakat sebagai peminat kain tenun Tanimbar dan pada kenyataannnya
terdapat peminat produk kain tenun Tanimbar dalam bentuk yang bervariasi, namun
keterbatasan pengetahuan, keahlian dan keterampilan serta peralatan sebagai sarana
penunjang produksi kain tenun Tanimbar maka permintaan pasar tersebut belum dapat
dipenuhi. Untuk menghasilkan produk tenun yang memenuhi harapan pelanggan diperlukan
perbaikan kualitas yang dapat dilakukan melalui suatu pengendalian proses produksi.
Aplikasi pengendalian proses pada suatu industri bertujuan untuk mengetahui kesesuaian
proses yang dilakukan perusahaan dengan standar yang telah ditentukan (Nastiti, 2014).
Berdasarkan uraian masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk untuk mengadakan
penelitian dengan judul: Pengaruh Mesin Produksi terhadap Kualitas Produk Tenun pada
Kelompok Usaha Awayeras di Kabupaten Kepulauan Tanimbar.
Menurut laporan Data Bridge Market Research (2021) bahwa:
“The machine tool market is attaining a significant growth in developing economies
during the forecast period of 2020-2027 due to factors such as increase in the
demand for machine tools across the industries, rising demand for high quality, high
productivity and reduced cycle time, rising demand in the
industrial automation which will likely to create positive growth of the market.”