Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, April 2021, 1 (4), 328-340
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
- 328 -
PENGARUH DEWAN DIREKSI, KOMITE AUDIT, KEPEMILIKAN
MANAJERIAL DAN KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL TERHADAP
FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI
DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA 2016-2019
Angeline Fransisca
1
, Yenni
2
dan Wirda Lilia
3
Fakultas Ekonomi, Universitas Prima Indonesia, Medan, Indonesia
angelia88.af@gmail.com, yennishen00@gmail.com dan liliawirda@ymail.com.
Received : 05-04-2021
Revised : 19-04-2021
Accepted : 22-04-2021
Abstract
This study aims to determine the effect of the influence of the
Board of Directors, Audit Committee, Managerial Ownership
and Institutional Ownership on Financial Distress in Basic
Industry and Chemical Sector Companies Listed on the
Indonesia Stock Exchange for the 2016-2019 Period. The
data used is sourced from financial data on the Indonesia
Stock Exchange through the website www.idnfinancials.com.
And a selection has been made based on predetermined
criteria. The population used in this study were 68 companies
in the Basic Industry and Chemical Sector. By using
purposive sampling, the sample obtained was 11 companies.
With this research, it is hoped that it can become a science to
help further researchers as well as students or the general
public who need a source of information. From this research
it can be seen that the Board of Directors, Audit Committee,
Managerial Ownership, Institutional Ownership do not
significantly influence financial distress in the Basic Industry
and Chemical Sector Companies. But all variables have effect
simultaneously. The choice of sectors in this study is because
these stocks are currently the most popular stocks. The Basic
Industry and Chemical sectors represent the basic elements
that are used in everyday life. Almost all items that we use on
a daily basis are products of basic industrial companies and
chemicals.
Keywords: board of directors; audit committee; managerial
ownership; institutional ownership; financial
distress.
Abstrak
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh
pengaruh dewan direksi, komite audit, kepemilikan
manajerial dan kepemilikan institusional terhadap financial
distress pada perusahaan sektor idustri dasar dan kimia yang
terdaftar di bursa efek indonesia periode 2016-2019. Data
yang digunakan bersumber dari data keuangan di Bursa Efek
Indonesia melalui situs www.idnfinancials.com dan telah
dilakukan seleksi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Angeline Fransisca, Yenni dan Wirda Lilia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(4), 328-340
- 329 -
perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia yang berjumlah
68 perusahaan, dengan menggunakan purposive sampling
maka sampel yang didapatkan sebanyak 11 perusahaan.
Dengan penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi suatu
ilmu pengetahuan untuk membantu para peneliti selanjutnya
dan juga para mahasiswa atau masyarakat umum yang
membutuhkan suatu sumber informasi. Dari penelitian ini
dapat diketahui bahwa dewan direksi, komite audit,
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap financial distress
pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia. Tetapi
semua variabel berpengaruh secara simultan. Pemilihan
sektor pada penelitian ini dikarenakan saham tersebut
merupakan saham-saham yang paling banyak diminati saat
ini. Sektor Industri Dasar dan Kimia mewakili unsur dasar
yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua
barang yang kita gunakan sehari-hari merupakan produk
perusahan industri dasar dan kimia.
Kata kunci: dewan direksi; komite audit; kepemilikan
manajerial; kepemilikan institusional;
financial distress.
CC BY
PENDAHULUAN
Setiap
perusahaan
memiliki
sistem
dan
kebijakkan
yang
berbeda-beda
sesuai
dengan
budaya
dan
tujuan
yang
ditetapkan
oleh
perusahaan
itu
sendiri (Dolphina, 2012).
Perusahaan
didirikan
untuk
memperoleh
laba,
yang
nantinya
akan
digunakan
untuk
mempertahankan
kelangsungan
hidup
peruashaan.
Untuk
itu,
perusahaan
dituntut
agar
dapat
mengikuti
perkembangan
kondisi
ekonomi
Indonesia
yang
sering
kali
tidak
stabil.
Kondisi
ekonomi
Indonesia
yang
tidak
stabil,
menyebabkan
perusahaan
kesulitan
untuk
tetap
dapat
bersaing
dengan
perusahaan
lain (Rofiq, 2019).
Perekonomian
Indonesia
yang
sering
kali
tidak
stabil
menyebabkan
adanya
tuntutan
bagi
perusahaan
untuk
mengembangkan
inovasi
dan
melakukan
ekspansi
bisnis
agar
tetap
bisa
mempertahankan
kelangsungan
hidupnya.
Dalam
hal
i
ni,
perusahaan
yang
tidak
mampu
bertahan
akan
mengalami
kebangkrutan,
salah
s
atu
penyebab
kebangkrutan
adalah
perusahaan
mengalami
rugi
secara
terus
menerus
dan
sistem
tata
kelola
perusahaan
yang
kurang
baik (Brilianti, 2013).
Penelitian ini dilakukan pada salah satu sektor yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia (BEI) yaitu sektor industri dasar dan kimia.
Sektor
i
ndustri
dasar
dan
kimia
merupakan
suatu
sektor
y
ang
memiliki
unsur
dasar
yang
sering
digunakan
dalam
kegiatan
sehari-hari.
Barang
yang
digunakan
sehari-hari
merupakan
produk
dari
perusahaan
industri
dasar
dan
kimia,
berikut
subsektor
dari
industry
dasar
dan
kimia
yang
terdiri
dari
sub
sektor
semen;
sub
sektor
keramik,
porselen
dan
kaca;
sub
sektor
logam
dan
sejenisnya;
sub
sektor
Angeline Fransisca, Yenni dan Wirda Lilia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(4), 328-340
- 330 -
kimia;
sub
sektor
plastik
dan
kemasan;
sub
sektor
pakan
ternak;
sub
sektor
kayu
dan
pengolahannya;
serta
sub
sektor
pulp
dan
kertas.
Untuk
mendeteksi
kebangkrutan
suatu
perusahaan
(financial
distress)
dapat
digunakan
beberapa
metode,
salah
satunya
adalah
metode
Altman
Z-Score (Primasari,
2017).
Metode
Altman
Z-Score
merupakan
metode
untuk
memprediksi
keberlangsungan
hidup
suatu
perusahaan
dengan
mengkombinasikan
beberapa
rasio
keuangan
yang
umum
dan
pemberian
bobot
yang
berbeda
satu
dengan
lainnya.
Metode
ini
dipakai
karena
lebih
cocok
digunakan
untuk
memprediksi
keberlangsungan
usaha
perusahaan-perusahaan
yang
go
public.
Fenomena
penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
potensi
financial
distress
perusahaan
sektor
industri
dasar
dan
kimia
yang
terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia
pada
periode
2016-2019
dengan
menggunakan
model
Altman
Z-Score.
Data yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
adalah
data yang diolah berdasarkan laporan keuangan perusahaan
industri
dasar
dan
kimia
yang
t
erdaftar di Bursa
Efek
Indonesia
tahun
2016-2019.
Hasil
akhir
penelitian
ini
menunjukkan
bahwa
perusahaan
sektor
i
ndustri
dasar
dan
kimia
yang
terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia
pada
periode
2016-2019
diklasifikasikan
menjadi
tiga
kategori
perusahaan,
yaitu
p
erusahaan
yang
masuk
dalam
k
ategori
Distress
Area,
Grey
Area,
dan
Non
Distress
Area.
Menurut (Sanjaya, n.d.) PT.
Keramika
Indonesia
Assosiasi
Tbk
pada
tahun
2016-
2018 masuk
dalam
kategori
grey
area,
PT.
Keramika
Indonesia
Assosiasi
Tbk
pada
tahun
2019
masuk
dalam
kategori
distress
area.
PT.
Asiaplast
Industries
Tbk
pada
tahun
2016
secara
konsisten
masuk
dalam
kategori
non
distress
area,
PT.
Asiaplast
Industries
Tbk
pada
tahun
2017-2018
masuk
dalam
kategori
distress
area.
PT.
Asiaplast
Industries
Tbk
pada
tahun
2019
masuk
dalam
kategori
grey
area.
Selain
i
tu
terdapat
tiga
perusahaan
yang
mengalami
financial
distress
pada
tahun
2016-2019
dan
berpotensi
mengalami
kebangkrutan
dimasa
yang
akan
datang
yaitu
PT. Tirta Mahakam Resources Tbk, masuk
dalam kategori distress area pada tahun 2016-2019. PT. Berlina (BRNA) masuk dalam
kategori distress area pada tahun 2016-2019. PT. Jakarta Kyoei Steel Works
Tbk
masuk
dalam
kategori
distress
area
pada
tahun
2016-2019.
Pada
kondisi
ini,
maka
pihak
internal
perusahaan
akan
lebih
cepat
untuk
mengambil
tindakan
yang
dapat
memperbaiki
kondisi
keuangan
perusahaan
sebelum
mengalami
kebangkrutan.
Pihak
eksternal
pun
dalam
hal
ini
akan
terbantu
dalam
proses
pengambilan
keputusan
apakah
akan
berinvestasi
atau
tidak
pada
perusahaan
tersebut. Dalam hal ini peranan corporatere governance penting di
dipertimbangkan dikarenakan peranan corporate governance dapat mengendalikan dan
melakukan pengawasan kegiatan perusahaan. Corporate governance terdiri dari
beberapa variabel yang mencakup dari struktur kepemilikan institusional, dewan direksi,
komite audit dan kepemilikan manajerial (Hardiningsih, 2010).
Kepemilikan
Institusional
merupakan
kepemilikan
saham
perusahaan
oleh
institusi
seperti
perusahaan
asuransi,
bank,
perusahaan
investasi,
reksa
dana,
i
nstitusi
l
ainnya.
Kepemilikan
i
nstitusional
dapat
mengurangi
masalah
keagenan
yang
terjadi
karena
pemegang
saham
institusional
akan
mengawasi
perusahaan
sehingga tindakan manajer
perusahaan yang mementingkan diri sendiri (Ulandari, 2017).
Dewan
Direksi
merupakan
suatu
mekanisme
corporate
governance
yang
bertugas
untuk
menentukan
kebijakan
yang
akan
diambil
atau
strategi
perusahaan
tersebut
secara
jangka
pendek
maupun
jangka
panjang (Helena & Saifi, 2018).
Direksi
bertanggung
jawab
terhadap
pengelolaan
perusahaan
agar
dapat
menghasilkan
keuntungan
(profitability)
dan
memastikan
kesinambungan
usaha
perusahaan.
Fungsi
pengelolaan
perusahaan
oleh
Direksi
mencakup
lima
tugas
utama
yaitu
kepengurusan,
manajemen
risiko,
pengendalian
i
nternal,
komunikasi.
Komite
audit
dibentuk
untuk
membantu
dewan
komisaris
(dalam
two
tier
systems)
untuk
mengawasi
kinerja
kegiatan
pelaporan
keuangan
dan
pelaksanaan
audit
baik
internal
Angeline Fransisca, Yenni dan Wirda Lilia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(4), 328-340
- 331 -
maupun
eksternal
di
dalam
perusahaan (Widyati, 2013).
Dan
karenanya
untuk
mempertahankan
i
ndependensi,
komite
audit
beranggotakan
komisaris
independen,
dan
pihak-pihak
diluar
perusahaan
yang
terlepas dari
kegiatan
manajemen
sehari-hari
dan
mempunyai
tanggung
jawab
utama
untuk
membantu
.
dewan
komisaris
dalam
menjalankan
tanggung
jawabnya
terutama
dengan
masalah
yang
berhubungan
dengan
kebijakan
akuntansi
perusahaan,
pengawasan
internal,
dan
sistem
pelaporan
keuangan
dan
tanggung
jawab.
METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
ini
adalah
menggunakan
metode
penelitian
kuantitatif. Data
kuantitatif
yang
digunakan
dalam
penelitian
i
ni
adalah
data
sekunder
dengan
dokumentasi
berupa
laporan
keuangan
perusahaan
sektor
industri
dasar
dan
kimia
yang
terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia
(BEI)
yang
diperoleh
melalui
www.idnfinancials.com.
Jenis
penelitian
yang
digunakan
adalah deskriptif.
Populasi
dalam
penelitian
ini
adalah
perusahaan
sektor
industri
dasar
dan
kimia
yang
terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia
(BEI)
dan
laporan
keuangan
yang
bersumber
dari
www.idnfinancials.com.
Berdasarkan
populasi
yang
ditentukan
terdapat
68
perusahaan.
Sampel
adalah
sebagian
sebagian
dari
jumlah
dan
karakteristik
yang
dimiliki
oleh
populasi.
Teknik
pengambilan
sampel
yang
digunakan
adalah
purposive
sampling,
yaitu
pemilihan
sampel
dengan
kriteria yang ditentukan peneliti.
Kriteria-kriteria pengambilan sampel:
No
Kriteria
1.
Perusahaan
sektor
industri
dasar
dan
kimia
yang
terdaftar
di
Bursa
Efekk
I
Indonesia
(BEI)
periode
2016-1019
2.
Perusahaan
sektor
industri
dasar
dan
kimia
yang
tidak
rutin
mempublikasikan
laporan
keuangan
di
Bursa
Efek
Indonesia
(BEI)
Periode
2016-2019
3.
Perusahaan
sektor
industri
dasar
dan
kimia
yang
mengalami
kerugian
di
Bursa
Efek
Indonesia
(BEI)
periode
2016-2019
Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria sampel
Total sampel selama periode berjalan ( 11x4 tahun )
Definsi Variabel Operasional
1. Dewan Direksi (X1)
Menurut Mayangsari (2015),
dewan
direksi
merupakan
sekelompok
orang
yang
memiliki
hak
untuk
mengawasi
terhadap
pengelolaan
aktivitas
perusahaan
atau
pengawasan
implementasi
kebijakan
direksi.
Dewan direksi = jumlah anggota dewan direksi pada Periode 𝐭 dan CEO
Angeline Fransisca, Yenni dan Wirda Lilia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(4), 328-340
- 332 -
2. Komite Audit (X2)
Menurut Kristanti (2012),
komite
audit
merupakan
salah
satu
bagian
dari
mekanisme
tata
kelola
perusahaan
dalam
melakukan
pengendalian
internal
dan
merupakan
salah
satu
elemen
kunci
dalam
yang
membantu
mengendalikan
dan
mengawasi
manajemen.
3. Kepemilikan Manajerial (X3)
Menurut Setiawan (2017),
kepemilikan
manajerial
ialah
proporsi
saham
oleh
manajemen
yang
dimiliki
dari
seluruh
jumlah
saham
yang
ada
di
perusahaan
tersebut.
KEP_ma =
jumlah saham yang dimiliki manajemen
jumlah saham yang beredar
X 100
4. Kepemilikan Institusional (X4)
Menurut Mayangsari (2015),
Kepemilikan
insitusional
merupakan
jumlah
proposi
saham
yang
dimiliki
oleh
lembaga
non
bank
atau
insitusi,
Perusahaan
yang
memiliki
badan
institusi
keuangan
seperti
yaitu
reksadana,
asuransi,
dan
dana
pensiun.
Kep_
INST
=
jumlah saham yang dimiliki institusional
jumlah saham yang beredar
X 100
5. Financial Distress (Y)
Menurut Wongsosudono dan Chrissa (2013),
financial
distress
terjadi
sebelum
kebangkrutan.
Kebangkrutan
sendiri
biasanya
diartikan
sebagai
suatu
keadaan
atau
situasi
di
mana
perusahaan
gagal
atau
tidak
mampu
lagi
memenuhi
kewajiban-
kewajiban
debitur
karena
perusahaan
mengalami
kekurangan
dan
ketidakcukupan
dana
untuk
menjalankan
usahanya.
Financial
distress
diukur
dengan
menggunakan
alat
uji
diskriminan
(z-score). Persamaan dari model Altman Z-score yaitu:
Z − score = 1,2
(
X1
)
+ 1,4
(
X2
)
+ 3,3
(
X3
)
+ 0,6
(
X4
)
+ 1,0(X5)
Dimana:
X1
:
Working
Capital
to
Total
Assets
X2
:
Retained
Earning
to
Total
Assets
X3
:
Earning
Before
Interest
and
Tax
to
Total
Assets
X4
:
Book
Value
of
Equity
to
Book
Value
of
Debt
X5
:
Sales
to
Total
Assets
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Menurut
Ghozali
(2016:30),
uji
normalitas
bertujuan
untuk
menguji
apakah
data
pada
variabel
berdistribusi
normal
atau
tidak.
Dalam
penelitian
ini,
uji
normalitas
menggunakan
uji
One
Sample Kolmogorov-Smirnov
(K-S).
Uji Multikolinearitas
Menurut
Ghozali
(2016:103),
uji
multikolinearitas
bertujuan
untuk
menguji
apakah
terjadi
hubungan
linier
yang
sempurna
dan
mendekati
sempurna
antar
variabel
independen.
Dalam
penelitian
ini
uji
multikolinearitas
dapat
dilihat
dari
tolerance
value
dan
variance
inflation
factor
(VIF).
Uji Heteroskedastisitas
Menurut
Ghozali
(2016:134),
uji
heteroskedastisitas
bertujuan
menguji
apakah
dalam
model
regresi
terjadi
ketidaksamaan
varians
dari
residual
satu
pengamatan
ke
pengamatan
lain.
Dalam
penelitian
ini
Uji
Heteroskedastisitas
dengan
Grafik
Plot.
Angeline Fransisca, Yenni dan Wirda Lilia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(4), 328-340
- 333 -
Uji Autokorelasi
Menurut
Imam
Ghozali
(2016:107),
uji
autokorelasi
bertujuan
untuk
mengetahui
ada
atau
tidaknya
penyimpangan
asumsi
klasik
autokorelasi,
yaitu
korelasi
yang
terjadi
pada
satu
pengamatan
dengan
pengamatan
yang
lain
pada
model
regresi.
Analisis Regresi Berganda
Analisis
regresi
dilakukan
untuk
mengukur
kekuatan
hubungan
dan
menunjukkan
arah
hubungan
antara
variabel
independen
terhadap
financial
distress
sebagai
variabel
i
dependen.
Persamaan
regresi
berganda
yang
digunakan
adalah
sebagai
berikut:
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e
Keterangan:
Y = financial distress
a = konstanta
b1-b4 = Koefisien Regresi
x1 = Dewan Direksi
x2 = Komite Audit
x3 = Kepemilikan Manajerial
x4 = Kepemilikan Institusional
e = Faktor Pengganggu (error)
Koefisien Determinasi Hipotesis
Menurut
Ghozali
(2012:97),
koefisien
determinasi
(R
2)
)
merupakan
alat
untuk
mengukur
seberapa
jauh
kemampuan
model
dalam
menerangkan
variasi
variable
dependen.
Nilai
koefisien
determinasi
adalah
antara
nol
atau
satu.
Nilai
(R
2)
yang
kecil
berarti
kemampuan
variable-variabel
indenpenden
dalam
menjelaskan
variable-variabel
dependen
amat
terbatas.
Pengujian Hipotesis Secara Simultan (uji f)
Menurut
Ghozali
(2012:98),
uji
statistik
F
pada
dasarnya
menunjukkan
apakah
semua
variabel
independen
atau
variabel
bebas
yang
dimasukkan
dalam
model
mempunyai
pengaruh
secara
bersama-sama
terhadap
variabel
dependen
atau
variabel
terikat.
Pengujian Hipotesis Persial (uji t)
Menurut
Ghozali
(2012:98),
uji
beda
t-test
digunakan
untuk
menguji
seberapa
jauh
pengaruh
variabel
independen
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini
secara
individual
dalam
menerangkan
variabel
dependen
secara
parsial.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Descriptive Statistict
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
DD
44
3.00
8.00
4.7273
1.64760
KA
44
3.00
4.00
3.1818
.39015
KM
44
.06
107.21
15.1515
20.10519
KI
44
13.98
119.86
64.9191
26.71870
FD
44
.18
6.19
2.4373
1.42745
Valid N (listwise)
44
Angeline Fransisca, Yenni dan Wirda Lilia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(4), 328-340
- 334 -
a. Variabel
DD
memiliki
sampel
44
dengan
nilai
minimum
3.00
dan
nilai
maksimum
8.00
sedangkan
nilai
rata-rata
4.7273
dengan
standar
deviasi
1.64760.
b. Variabel
KA
memiliki
sampel
44
dengan
nilai
minimum
3.00
dan
nilai
maksimum
4.00
sedangkan
nilai
rata-rata
3.1818
dengan
standar
deviasi
0.39015.
c. Variabel
KM
memiliki
sampel
44
dengan
nilai
minimum
0.06
dan
nilai
maksimum
107.21
sedangkan
nilai
rata-rata
15.1515
dengan
standar
deviasi
20.10519.
d. Variabel
KI
memiliki
sampel
44
dengan
nilai
minimum
13.98
dan
nilai
maksimum
119.86
sedangkan
nilai
rata-rata
64.9191
dengan
standar
deviasi
26.71870.
e. Variabel
FD
memiliki
sampel
44
dengan
nilai
minimum
0.18
dan
nilai
maksimum
6.19
sedangkan
nilai
rata-rata
2.4373
dengan
standar
deviasi
1.42745.
Uji Normalitas
Data
menyebar
disekitar
g
aris
diagonal
dan
mengikuti
j
arak
garis
diagonal
atau
grafik
histogramnya
menunjukan
pola
distribusi
normal,
maka
model
regresi
memenuhi
asumsi
normalitas.
Angeline Fransisca, Yenni dan Wirda Lilia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(4), 328-340
- 335 -
Kolmogrov Simirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
44
Normal Parameters
a,b
Mean
.0000000
Std. Deviation
.91491536
Most Extreme Differences
Absolute
.144
Positive
.144
Negative
-.093
Test Statistic
.144
Asymp. Sig. (2-tailed)
.023
c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Berdasarkan
hasil
uji
normalitas
menggunakan
metode
Kolomogrov
Smirnov
didapatkan
hasil
signifikasi
dari
uji normalitas
sebesar
0.023
dimana
hasil
tersebut
lebih
besar
dari
taraf signifikansi
0.05.
Sehingga
dapat
disimpulakan
bahwa
uji
normalitas
pada
penelitian
ini
terdistribusi
normal.
Uji Heteroskedastisitas
UJI PARK
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-1,686
2,605
-,647
,521
DD
-,401
,157
-,366
-2,552
,015
KA
,276
,684
,060
,403
,689
KM
,017
,014
,188
1,218
,231
KI
,020
,011
,294
1,873
,069
a. Dependent Variable: Res2
Berdasarkan hasil uji park diatas didapatkan nilai Signifikansi diatas 0.05 untuk
variabel DD, KA, KM dan KI yang artinya semua variabel tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
Angeline Fransisca, Yenni dan Wirda Lilia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(4), 328-340
- 336 -
Pada
Gambar,
Grafik
Scatterplot
diatas
terlihat
titik
menyebar
secara
acak
(random)
serta
tersebar
baik
diatas
maupun
dibawah
angka
0
pada
sumbu
Y.
Hal
ini
dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
tejadi
heteroskedastisitas.
Uji Multikolonieritas
Dari hasil uji diatas nilai tolerance value semua variabel
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig.
Collinearity
Statistics
B
Std. Error
Beta
Tolerance
VIF
1
(Constant)
7.701
1.478
5.212
.000
X1
-.534
.089
-.617
-5.995
.000
.995
1.005
X2
-.498
.388
-.136
-1.283
.207
.938
1.066
X3
.009
.008
.130
1.175
.247
.865
1.156
X4
-.020
.006
-.373
-3.309
.002
.830
1.205
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan
hasil
uji
Multikolonieritas,
Nilai
VIF
tidak
ada
yang
melebihi
10
dan
nilai
Tolerance
tidak
ada
yang
kurang
dari
0.10.
Sehingga
dapat
disimpulkan
tidak
terjadi
Multikolonieritas.
Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1
.768
a
.589
.547
.96069
1.912
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3
b. Dependent Variable: Y
Angeline Fransisca, Yenni dan Wirda Lilia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(4), 328-340
- 337 -
Berdasarkan hasil uji Autokorelasi diatas diketahui nilai DW = 1,912,
dibandingkan dengan nilai
signifikansi
sebesar
5%
dengan
jumlah
sampel
44
dan
jumlah
variabel
independen
(X)
4
(k=4)
=
4.44
sehingga
didapatkan
hasil
dU
dari
tabel
r
=
1.720.
Jadi
nilai
DW
lebih
besar
dari
batas
dU
dan
k
urang
dari
(4-dU)
=
4-1.720
=
2.280.
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terjadi
autokorelasi. Berdasarkan
hasil
uji
Autokorelasi
diatas
diketahui
nilai
DW
=
1.912
dibandingkan
dengan
nilai
signifikansi
sebesar
5%
dengan
jumlah
sampel
44
dan
jumlah
variabel
independen
(X)
4
(k=4)
=
4.44
sehingga
didapatkan
hasil
dU
dari
tabel
r
=
1.720.
Jadi
nilai
DW
l
ebih
besar
dari
batas
dU
dan
kurang
dari
(4-dU)
=
4-1.720
=
2.280.
Sehingga
dapat
disimpulkan
bahwa
tidak
terjadi
autokorelasi.
Uji Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std.
Error
Beta
1
(Constant)
7.701
1.478
5.212
.000
X1
-.534
.089
-.617
-5.995
.000
X2
-.498
.388
-.136
-1.283
.207
X3
.009
.008
.130
1.175
.247
X4
-.020
.006
-.373
-3.309
.002
a. Dependent Variable: Y
Dari hasil diatas diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + e
Y = 7.701 + ( - 0.534) x 1 + (- 0.498) x 2 + 0.009 x 3 + (-0.020 x 4) + e
Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1
.768
a
.589
.547
.96069
a. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3
b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil data diatas diperoleh nilai R square sebesar 0.589 atau 58.4%. Yang
artinya FD mampu menjelaskan variabel X1,X2,X3 dan X4. Sedangkan sisanya 41.6%
di jelaskan
oleh
variabel
lain
yang
tidak
diteliti
dalam
penelitian
.
Uji F
Angeline Fransisca, Yenni dan Wirda Lilia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(4), 328-340
- 338 -
ANOVA
a
Model
Sum of
Squares
Df
Mean
Square
F
Sig.
1
Regression
51.623
4
12.906
13.984
.000
b
Residual
35.994
39
.923
Total
87.617
43
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4, X1, X2, X3
Berdasarkan
hasil
uji
diatas
diperoleh
nilai
Fhitung
sebesar
13.984
dengan
i
Ftabel
2.61.
Dan
nilai
signifikan
sebesar
0,000
<
0.05.
Artinya
nilai
13.984
>
2.61
artinya
variabel
independen
berpengaruh
secara
simultan
terhadap
variabel
dependen
(financial
distress).
Uji T
Coefficients
a
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
7.701
1.478
5.212
.000
X1
-.534
.089
-.617
-5.995
.000
X2
-.498
.388
-.136
-1.283
.207
X3
.009
.008
.130
1.175
.247
X4
-.020
.006
-.373
-3.309
.002
a. Dependent Variable: Y
a. Berdasarkan
hasil
uji
T
(parsial)
diatas
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi
Dewan
Direksi
(X)
terhadap
financial
distress
(Y)
adalah
0.000
<
0.05
dan
nilai
Thitung
-5.995
<
nilai
Ttabel
2.02269
maka
Ho
diterima
dan
Ha
ditolak.
Artinya
Dewan
Direksi
tidak
memiliki
pengaruh
secara
signifikan
terhadap
financial
fistress.
b. Berdasarkan
hasil
uji
T
(parsial)
diatas
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi
Komite
Audit
(X)
terhadap
financial
distress
(Y)
adalah
0.207
>
0.05
dan
i
nilai
Thitung
-1.283
nilai
Ttabel
2.02269
maka
Ho
diterima
dan
Ha
ditolak.
Artinya
Komite
Audit
tidak
memiliki
pengaruh
secara
signifikan
terhadap
financial
distress.
c. Berdasarkan
hasil
uji
T
(parsial)
diatas
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi
Kepemilikan
Manajerial
(X)
terhadap
dinancial
distress
(Y)
adalah
0.247
>
0.05
dan
nilai
Thitung
1.175
<
nilai
Ttabel
2.02269.
maka
Ho
diterima
dan
Ha
ditolak.
Artinya
Kepemilikan
Manajerial
tidak
memiliki
pengaruh
secara
signifikan
terhadap
financial
distress.
d. Berdasarkan
hasil
uji
T
(parsial)
diatas
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi
Kepemilikan
Institusional
(X)
terhadap
financial
distress
(Y)
adalah
0.002
<
0.05
dan
nilai
Thitung
-3.309
<
nilai
Ttabel
2.02269
maka
Ho
diterima
dan
Ha
ditolak.
Artinya
Kepemilikan
Institusional
tidak
memiliki
pengaruh
secara
signifikan
terhadap
financial
distress.
IDENTIFIKASI DAN DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Angeline Fransisca, Yenni dan Wirda Lilia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(4), 328-340
- 339 -
Variabel
Notasi
Definisi
Satuan Ukuran
Dewan Direksi (X1)
DD
Jumlah anggota dewan direksi
Jumlah anggota
Komite Audit (X2)
KA
Jumlah anggota komite audit
yang ahli dan berpengalaman
Jumlah anggota
Kepemilikan
Manajerial (X3)
KM
Presentase kepemilikan saham
oleh manajemen
%
Kepemilikan
Institusional (X4)
KI
Presentase kepemilikan saham
oleh institusi
%
Financial Distress
(Y)
FD
Kondisi keuangan perusahaan
-Z-score
KESIMPULAN
Dewan
Direksi
secara
parsial
tidak
memiliki
pengaruh
secara
signifikan
terhadap
financial
distress
pada
perusahaan
subsektor
Industri
dasar
dan
kimia
yang
terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia
periode
2016-2019. Komite
Audit
secara
parsial
tidak
memiliki
pengaruh
secara
signifikan
terhadap
financial
distress
pada
perusahaan
subsektor
Industri
dasar
dan
kimia
yang
terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia
periode
2016-2019. Kepemilikan
Manajerial
secara
parsial
tidak
memiliki
pengaruh
secara
signifikan
t
erhadap
financial
distress
pada
perusahaan
subsektor
Industri
dasar
dan
kimia
yang
terdaftar
di
Bursa
i
Efek
Indonesia
periode
2016-2019. Kepemilikan
Institusional
secara
parsial
tidak
memiliki
pengaruh
secara
signifikan
terhadap
financial
distress
pada
perusahaan
subsektor
Industri
dasar
d
an
kimia
yang
terdaftar
di
Bursa
Efek
Indonesia
periode
2016-2019.
BIBLIOGRAPHY
Brilianti, D. P. (2013). Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional,
leverage dan komite audit terhadap konservatisme akuntansi. Universitas
Negeri Semarang.
Dolphina, E. (2012). Pengaruh Motivasi, Kepemimpinan dan Budaya Kerja terhadap
Kepuasan Kerja Karyawan serta Dampaknya pada Kinerja Perusahaan.
Semantik, 2(1).
Hardiningsih, P. (2010). Pengaruh independensi, corporate governance, dan kualitas
audit terhadap integritas laporan keuangan. Kajian Akuntansi, 2(1), 247048.
Helena, S., & Saifi, M. (2018). Pengaruh Corporate Governance Terhadap Financial
Distress (Studi Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2016). Jurnal Administrasi Bisnis, 60(2), 143152.
Primasari, N. S. (2017). Analisis Altman Z-Score, Grover Score, Springate, Dan
Zmijewski Sebagai Signaling Financial Distress (Studi Empiris Industri Barang-
Barang Konsumsi Di Indonesia). Accounting and Management Journal, 1(1).
Rofiq, A. (2019). Kemajuan Ekonomi Indonesia Isu Strategis, Tantangan, dan
Kebijakan. PT Penerbit IPB Press.
Angeline Fransisca, Yenni dan Wirda Lilia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(4), 328-340
- 340 -
Sanjaya, H. (n.d.). Ghozali, I.(2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program
IBM SPSS 23 (VIII). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ulandari, R. V. (2017). Pengaruh Corporate Governance Dan Intangible Assets
Terhadap Financial Distress Pada Perusahaan Transportasi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016. Universitas Gunung Rinjani.
Widyati, M. F. (2013). Pengaruh dewan direksi, komisaris independen, komite audit,
kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap kinerja
keuangan. Jurnal Ilmu Manajemen, 1(1), 234249.