Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Maret 2021, 1 (3), 284-290
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
- 284 -
PERBEDAAN INDIVIDU DALAM RUANG LINGKUP PENDIDIKAN
PADA MASA PANDEMI COVID-19
Pipin Rismawati
1
, Siti Wardatul Inayah
2
dan Ina Magdalena
3
Universitas Muhammadiyah Tangerang, Indonesia
pipin.rismawati@umt.ac.id, siti.wardatul@umt.ac.id dan inapgsd@gmail.com
Received : 26-02-2021
Revised : 20-03-2021
Accepted : 25-03-2021
Abstract
Humans are a unity of individual and social beings, physical
and spiritual unity, and as God’s creatures. This means that
humans are a complete and inseparable individual unit.
Individual differences and similarities of individuals
psychologically in the learning and educational environment.
Individual differences are a basic subject in modern
psycology, individual differences are related to “personal
psycology”, which explains the psychological differences
between people and their various similarities. The psychology
of individual difference examines and explains how different
people think, feel and act.
Keywords: individual differences; learning; education.
Abstrak
Manusia ialah kesatuan dari makhluk orang serta sosial,
kesatuan jasmani serta rohani, serta selaku makhluk Tuhan.
Maksudnya manusia ialah kesatuan orang yang utuh serta
tidak bisa dipisahkan. Perbandingan orang mengkaji
perbandingan serta persamaan orang secara psikologis dalam
area pendidikan serta pembelajaran. Penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Data diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan
kajian literature pustaka. Hasil penelitian menggambarkan
bahwa perbandingan individual ialah pokok bahan dasar
dalam psikologi modern, peredaan orang berkaitan dengan
psikologi individu’’, yang menerangkan perbandingan
psikologis antar orang dan bermacam persamaannya.
Psikologi perbandingan orang menguji serta menarangkan
bagimana orang-orang berbeda dalam berfikir, berperasaan,
serta bertindak.
Kata kunci: perbedaan individu; pembelajaran; pendidikan.
CC BY
PENDAHULUAN
Setiap manusia diciptakan Allah SWT memiliki segala bentuk keunikan dan ciri
khas dari masing-masing manusia individu itu sendiri, inilah yang disebut perbedaan
Pipin Rismawati, Siti Wardatul Inayah dan Ina Magdalena/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
284-290
- 285 -
individu (Aisyah, 2015). Perbedaan individu mengacu pada perbedaan kemampuan dan
karakteristik (kognisi, kepribadian, keterampilan fisik, dll) (Rohman, 2010), antara siswa
dari kelompok usia tertentu dan siswa dalam setiap kelompok tertentu. Melalui praktik dan
aktivitas pendidikan, kita dapat beradaptasi dengan perbedaan individu siswa (Mudlofir,
2021).
Sebagai pendidik, guru diharapkan mampu untuk mengenali dan memahami
perbedaan pada setiap siswa didiknya agar tahu bagaimana cara untuk menangani setiap
perbedaan tersebut kearah yang baik. Perbedaan individu penting untuk dipahami karena
karakteristik individu yang berbeda sering kali menimbulkan permasalahan (Aisyah, 2015).
Dari permasalahan yang timbul, pendidik dapat mengetahui berbagai macam perbedaan
individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan percakapan, perbedaan bahasa,
perbedaan fisik motorik, perbedaan lingkungan keluarga, perbedaan tingkat pencapaian,
perbedaan latar belakang dan lainnya (Sodik, 2017).
Perbedaan-perbedaan tersebut perlu adanya penanganan dalam rangka upaya
pembelajaran. Pada anak usia dini yang notabennya antusias dan aktif tentunya mempunyai
kesulitan tersendiri dalam menghadapi perbedaan karakteristiknya karena sering kali
perilaku, kecerdasan dan lainnya dari anak usia dini tidak terduga (Mashar, 2015). Oleh
karena itu, menurut pandangan Langren “perbedaan” dalam “perbedaan individu” berfokus
pada perubahan yang terjadi, termasuk perubahan fisik dan psikologis. Waktu yang berbeda
telah membawa perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek-aspek perubahan
meliputi; masyarakat, politik, ekonomi, industri, informasi, dll. Akibat dari berbagai masalah
yang dihadapi individu, seperti pengangguran, penyesuaian, jenis dan kesempatan
pendidikan, rencana dan pilihan pendidikan, masalah hubungan sosial, masalah keluarga,
masalah keuangan, masalah pribadi, dll (Robi’ah, 2014).
Walaupun pada umumnya masing-masing individu berhasil mengatasi dengan
sempurna, sebagian lain masih perlu mendapatkan bantuan. Oleh karena itu, berawal dari
pertanyaan-pertanyaan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
perbedaan individu, termasuk pengungkapan beberapa tujuan penelitian yang direncanakan
antara lain mengetahui penjelasan mengenai individu tersebut dan menjelaskan bagaimana
menyikapi atau menangani perbedaan individu itu sendiri. Dari beberapa tujuan penelitian
diharapkan khususnya bagi para pendidik hasil penelitian ini bisa menajdi salah satu acuan
literasi ilmiah untuk terus mengembangkan dan mengamalkan ilmunya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pengumpulan informasi adalah melalui penelitian kepustakaan,
dan metode penelitian kepustakaan atau penelitian kepustakaan adalah mengumpulkan
informasi dari buku dan referensi lain yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian.
Buku dan dokumen lain merupakan sumber data, dan peneliti akan mengolah dan
menganalisisnya. Selian itu peneliti juga memperoleh data dari diselenggarakannya kegiatan
observasi ini adalah memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang hal-hal yang berkaitan
dengan kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar. Data diperoleh melalui wawancara dan
observasi yang dilakukan oleh pewawancara dan narasumber. Narasumber tersebut
merupakan salah satu guru yang mengajar di Sekolah Dasar tersebut.
Pipin Rismawati, Siti Wardatul Inayah dan Ina Magdalena/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
284-290
- 286 -
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Menurut ibu, pengertian individu itu apa?
Individu itu artinya yang tidak bisa terbagi, misalnya sebutan sesesorang yang terbatas.
2. Karakter apa saja yang dimiliki siswa?
Banyak sekali, karakter kan ada yang baik dan kurang baik. Seperti memiliki sikap
percaya diri, sabar, memiliki rasa ingin tahu, senang diajak bekerja sama, bertanggung
jawab, itu termasuk karakter yang baik. Karakter kurang baik seperti sikap acuh tak
acuh, tidak percaya diri, tidak memiliki rasa tanggung jawab.
3. Bagaimana ibu menyikapi siswa yang aktif?
Kalo anaknya aktif berarti gurunya harus ikut aktif untuk menghadapi anak tersebut,
jangan sampai kita bersikap pasif, karena kalau semisal kita bersikap pasif anaknya
bersifat aktif itu akan membuat anak merasa down, sebisa mungkin kita bersikap santai
dan saling mengerti apa yang dibutuhkan siswa.
4. Sekarang kan sedang pandemi sehingga proses belajar secara online, bagaimana cara
ibu agar siswa tidak lalai dalam melaksanakan tugasnya?
Harus tetap pantau walau kita tidak tahu sebenarnya anak atau orangtuanya yang
mengerjakan tugasnya, tetapi kita memberikan kepercayaan saja dengan cara ibu
memberikan tugas setiap pukul 8 pagi dan ibu pantau, ibu absen siapa saja yang
mengerjakan nah nanti dalam seminggu sekali tugas dikumpulkan dan kita tahu mana
saja tugas yang ada yang dikerjakan atau tidaknya.
5. Apa yang ibu lakukan ketika sedang belajar situasi kelas menjadi berisik atau tidak
terkendali?
Ibu harus bisa menguasai kelas dengan cara mencari cela supaya anak tersebut jadi
fokusnya ke ibu, misalkan kita memberi suatu hal yang menarik atau kita bisa belajar
diluar kelas supaya anak-anak juga bisa sekalian refreshing mungkin mereka juga
jenuh makanya mereka berisik, banyak hal sebetulnya tetapi kita harus pandai supaya
mereka fokusnya ke kita.
6. Bagaimana cara menyikapi anak yang memiliki latar belakang yang keras sehingga
berdampak pada psikologi anak?
Yang pertama kita harus konsultasi dulu terhadap orangtuanya keadaan dirumah
bagaimana karena karakter anak itu terbentuk dari rumah jadi disekolah dia hanya
menyalurkannya, kita tanya dulu kepada orangtuanya apakah bapaknya keras atau
ibunya yang keras, karena anak itu paling pintar meniru. Jadi kita harus yang paling
pertama dan utama itu konsultasi dulu terhadap orangtuanya baru kita dapat bekerja
sama mencari jalan keluar untuk menghadapi anak yang bersifat keras ini.
7. Bagaimana upaya yang dilakukan ibu agar pembelajaran menjadi menarik bagi siswa?
Kita sebagai guru harus menjadi guru yang menyenangkan bagi siswanya, supaya
siswa tersebut juga senang dengan kita, kalau awalnya siswanya senang kepada kita
inshaallah dengan cara pembelajaran apapun anak akan lebih cepat menangkap
pembelajaran tersebut, tetapi jangan monoton caranya kita harus berenovasi didalam
kelas atau diluar kelas kita ajak bersenang-senang tetapi teatap fokus utama yaitu
belajar.
8. Apa yang dilakukan ibu ketika seorang murid memiliki kebiasaan suka mengejek
terhadap temannya?
Yang pertama kita tidak menegur siswa tersebut didepan teman-temannya kita harus
panggil dia ajak bicara baik-baik kemudian tanyakan kenapa dia suka mengejek
temannya tapi hanya ibu dan dia saja tidak perlu teman-temannya tahu, khawatir
anaknya akan down atau sakit hati jadinya anak tersebut malah semakin menjadi-jadi,
Pipin Rismawati, Siti Wardatul Inayah dan Ina Magdalena/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
284-290
- 287 -
intinya kalau ada anak yang suka mengejek yang paling utama kita tegur dulu tetapi
personal saja tidak menegur langsung didepan teman-temannya.
Pembahasan
1. Pengertian Individu
Individu berasal dari kata Yunani ialah “individium” yang maksudnya tidak
dibagi”. Hingga bisa disimpulkan kalau orang merupakan manusia yang mempunyai
peranan khas ataupun khusus dalam kepribadiannya. Manusia merupakan makhluk yang
bisa ditatap dari bermacam sudut pandang. Dalam kamus echols& shadaly( 1975),
orang merupakan kata barang yang berarti perorangan serta oknum. Bersumber pada
penafsiran diatas bisa dibangun sesuatu area yang bisa memicu pertumbuhan potensi-
potensi yang dimilikinya serta hendak bawa pergantian pergantian yang di mau dalam
kerutinan serta sikap- sikapnya. Dalam perkembangan serta perkembangannya, manusia
memiliki kebutuhan- kebutuhan.
2. Ciri Individu
Tiap orang mempunyai karakteristik serta watak ataupun ciri kalau (heredity)
serta ciri yang mendapatkan dari pengaruh area. Ciri bawaan ialah ciri generasi yang
dipunyai semenjak lahir, baik yang menyangkut aspek biologis ataupun aspek sosial
psikologis. Natur serta Nature ialah sebutan yang biasa digunakan buat menerangkan
karakteristik- karakteristik orang dalam perihal raga, mental serta emosional pada tiap
tingkatan pertumbuhan. Hingga secara berkesinambungan dipengaruhi oleh beragam area
yang memicu. Bagi Simamora (2003) ciri orang bisa diidentifikasi lewat indikator-
indikator berikut, kemampuan, keahlian, kebutuhan serta perilaku.
3. Perbandingan Individu
Greenberg serta Baron dalam (Nurhayati, 2015) membagi 2 kelompok besar yang
pengaruhi kepuasan kerja, ialah, orang serta organisasi. Faktor-faktor tersebut
merupakan:
1) Faktor-faktor yang berkaitan dengan individu
Faktor-faktor yang berkaitan dengan orang merupakan faktor-faktor yang berasal
dari dalam diri orang, yang membedakan antara satu orang dengan orang yang lain, ialah:
a. Kepribadian
b. Nilai- nilai yang dipunyai individu
c. Pengaruh sosial serta budaya
d. Atensi serta pemakaian keterampilan
e. Umur serta pengelaman kerja
f. Jenis kelamin
g. Tingkatan intelegensi
h. Status serta senioritas
2) Faktor-faktor yang berhubungan dengan organisasi
Faktor-faktor yang berhubungan dengan organisasi merupakan aspek dari dalam
organisasi yang kompeten, mengenali atensi merk, atensi, tidak mementingkan diri
sendiri, memperlakukan mereka dengan baik serta menghargai mereka. Dalam aspek
pertumbuhan orang, diketahui terdapat 2 kenyataan yang menonjol, ialah:
a) Seluruh diri manusia memiliki unsur- unsur kesamaan didalam perkembangannya.
b) Didalam pola yang bertabiat universal dari apa yang membentuk peninggalan manusia
secara biologis serta sosial, masing-masing orang memiliki kecenderungan yang
berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut secara totalitas lebih banyak bertabiat
kuantitatif serta bukan kualitatif.
Pipin Rismawati, Siti Wardatul Inayah dan Ina Magdalena/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
284-290
- 288 -
Sebagian segi perbandingan individual yang butuh menemukan atensi yakni perbandingan
dalam:
a. Kecerdasan
b. Hasil Belajar
c. Bakat
d. Pengetahuan
e. Kepribadian
f. Cita-Cita
g. Identitas Jasmaniah
h. Latar Balik Lingkungan
Ada pula bidang-bidang perbedannya ialah:
a. Perbandingan Kognitif
Keahlian kognitif ialah keahlian yang berkaitan dengan kemampuan ilmu
pengetahuan serta tekhnologi tiap orang mempunyai anggapan tentang hasil pengamatan
ataupun penyerapan sesuatu objek.
b. Perbandingan Kecakapan Bahasa
Bahasa ialah salah satu keahlian orang yang sangat berarti dalam kehidupan.
Keahlian berbahasa ialah keahlian seorang buat melaporkan buah pikirannya dalam
wujud ungkapan kata serta kalimat yang penuh arti, logis serta sistematis.
c. Perbandingan Kecakapan Motorik
Kecakapan motorik ataupun keahlian psiko-motorik ialah keahlian buat
melaksanakan koordinasi gerakan ketentuan motorik yang dicoba oleh ketentuan pusat
buat melaksanakan aktivitas.
d. Perbandingan Latar Belakang
Perbandingan latar balik serta pengalaman mereka tiap-tiap bisa memperlancar
ataupun membatasi persentasinya, terlepas dari kemampuan orang buat memahami bahan.
e. Perbandingan Bakat
Bakat ialah keahlian spesial yang dibawa semenjak lahir. Keahlian tersebut
hendak tumbuh dengan baik apabila memperoleh rangsangan serta penimbunan secara
tepat.
f. Perbandingan Kesiapan Belajar
Perbandingan latar balik yang meliputi perbandingan sisi ekonomi sosial kultural
sangat berarti untuk pertumbuhan anak. Dampaknya kanak-kanak pada usia yang sama
tidak senantiasa terletak pada tingkatan kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh
dari luar yang lebih luas.
g. Perbandingan Tingkatan Pencapaian
Salah satu nyata buat memandang perbandingan anak merupakan dengan
mengecek hasil pencapaian dalam uji matemika standar. Tingkatan pencapaian anak ialah
sesuatu guna yang menampilkan nilai belajar anak.
h. Perbandingan Area Keluarga
Kanak-kanak berasal dari bermacam area keluarga. Area keluarga senantiasa
membagikan pengaruh terhadap perilaku anak dalam menghargai matematika. Riset
menampilkan terdapatnya korelasi positif antara perilaku anak terhadap matematika
dengan perilaku orangtua terhadap mata pelajaran ini.
i. Latar Balik Budaya serta Etnis
Kanak- kanak pula berbeda di pandang dari segi latar balik budaya serta etnis.
Motivasi buat belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang yang lain,
seperti kanak- kanak tertarik serta memperhitungkan pencapaiannya dalam sesuatu
pembelajaran.
Pipin Rismawati, Siti Wardatul Inayah dan Ina Magdalena/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
284-290
- 289 -
j. Aspek Pembelajaran dalam Pendidikan
Aspek pembelajaran dalam pendidikan mempengaruhi prestasi dalam bidang
akademik. Kanak-kanak yang mendapatkan hasil yang senantiasa efisien, penuh makna
cenderung terletak diatas rata-rata serta jadi belajar yang kilat. Murid yang mempunyai
sedikit pengalaman, seringnya menjajaki tata cara drill tanpa akhir buat metode belajar,
metode menghitung serta menghafalkan pembedahan dasar matematika.
3) Permasalahan Individu
a. Permasalahan Kebutuhan Individu
Pada biasanya secara psikologis diketahui terdapat 2 tipe kebutuhan dalam diri
orang, ialah kebutuhan biologis serta kebutuhan sosial/ psikologis. Sebagian diantara
kebutuhan-kebutuhan yang wajib dicermati yakni kebutuhan:
a) Mendapatkan kasih sayang
b) Mendapatkan harga diri
c) Buat mendapatkan penghargaan yang sama
d) Mau dikenal
e) Mendapatkan prestasi serta posisi
f) Buat diperlukan orang lain
g) Merasa bagian dari kelompok
h) Rasa nyaman serta proteksi diri
b. Permasalahan Penyesuaian Diri serta Tingkah Laku
Aktivitas ataupun tingkah laku pada hakikatnya ialah metode pemenuhan
kebutuhan. Banyak metode yang bisa ditempuh buat penuhi kebutuhannya baik metode
yang normal ataupun tidak. Bila orang bisa sukses penuhi kebutuhannya cocok dengan
lingkungannya serta tanpa memunculkan kendala ataupun kerugian untuk lingkungannya
perihal itu diucap adjestudataupun penyesuaian yang baik. Bila orang kandas dalam
proses penyesuaian diri tersebut, diucap maladjustedataupun salah usai.
c. Permasalahan Belajar
Sebagian permasalahan belajar, misalnya gimana menghasilkan keadaan yang
baik supaya perbuatan belajar sukses, memilah rencana belajar untuk siswa,
membiasakan proses belajar dengan keunikan siswa, evaluasi hasil belajar, penaksiran
kesusahan belajar, serta sebagainya. Untuk siswa sendiri, masalah- masalah belajar yang
bisa jadi mencuat misalnya pengaturan waktu belajar, memilah metode belajar memakai
buku-buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan tes, memilah mata kuliah
yang sesuai, serta sebagainya.
d. Perlindungan
Dalam kehidupan warga, keluarga ialah tempat proteksi yang awal kali serta
sangat berarti untuk anggotanya. Secara sosial budaya keluarga selaku pelindung utama
untuk anak- anaknya. Anak senantiasa dididik dari pengaruh spesialnya yang negatif
untuk pertumbuhan jiwanya. Proteksi non fiisik untuk pertumbuhan anak bagi sebagian
warga memanglah dibutuhkan. Perihal ini bila tidak dibekali dari dini tentang masalah-
masalah sosial yang nantinya di hadapi dalam pergaulan di warga.
KESIMPULAN
Manusia adalah makhluk yang dapat dipandang dari berbagai sudut pandang. Sejak
ratusan tahun sebelum masehi, manusia telah menjadi objek filsafat, baik objek formal yang
mempersoalkan hakikat manusia maupun objek material yang mempersoalkan mmanusia
sebagai apa adanya manusia dengan berbagai kondisinya.
Pipin Rismawati, Siti Wardatul Inayah dan Ina Magdalena/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
284-290
- 290 -
Perbedaan individu diantara perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan bahasa,
perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, kesiapan belajar,
perbedaan tingkat pencapaian, perbedaan lingkungan keluarga, perbedaan latar belakang
budaya dan etnis, dan faktor pendidikan.
BIBLIOGRAPHY
Aisyah, S. (2015). Perkembangan peserta didik dan bimbingan belajar. Deepublish.
Mashar, R. (2015). Emosi anak usia dini dan strategi pengembangannya. Kencana.
Mudlofir, H. A. (2021). Desain Pembelajaran Inovatif: Dari Teori ke Praktik. PT.
RajaGrafindo Persada.
Nurhayati, A. E. (2015). Pengaruh Kepuasan Kerja, Motivasi, dan Persepsi Atas Dukungan
Organisasional terhadap Komitmen Organisasi Guru Taman Kanakkanak di
Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, YOGYAKARTA. Jurnal Manajemen,
5(1), 1117.
Robi’ah, R. (2014). Efektivitas implementasi pendekatan perbedaan individual
(individualized instruction) terhadap prestasi belajar biologi kelas XI MA NU
Raudlatul Mu’allimin materi struktur dan fungsi jaringan hewan. IAIN
Walisongo.
Rohman, U. (2010). Perkembangan Fisik dan Kognitif pada Masa Kanak-Kanak. Buana
Pendidikan: Jurnal Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, 6(11), 4352.
Sodik, A. (2017). Pengantar Bimbingan dan Konsling. Aswaja Pressindo.