Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Maret 2021, 1 (3), 238-246
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
- 238 -
PEMANFAATAN BUNGA ROSELLA (HIBISCUS SABDARIFFA L) PADA
PEMBUATAN PUDDING BAVAROIS SUKEDBULA
(SUSU KEDELAI BUNGA ROSELLA)
Isna Arista Gustiarani
1
dan U. Yuyun Triastuti
2
Program Seni Kuliner Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini Semarang, Indonesia
isnagusti@gmail.com dan yuyuntriastuti94@gmail.com
Received : 26-02-2021
Revised : 15-03- 2021
Accepted : 20-03- 2021
Abstract
Rosella (Hibiscus sabdariffa L) is a plant that has flowers
with a characteristic sour taste and produces a red color, so
it can be used as a flavoring and coloring agent in making
bavarois pudding. The main ingredient in making bavarois
pudding is cow's milk, but its use can be replaced with soy
milk which is free of saturated fat. The use of rosella flowers
as a pink dye and sour flavor, and soy milk to produce a
healthy sukedbula bavarois pudding (rosella flower soy milk)
that is safe for consumption. The main objective of this
research is to develop Pudding bavarois made from soy milk,
with flavor and roselle flower coloring, at 0% (P0), 10%
(P1), 20% (P2), and 30% (P3). Thebavarois sukedbula
pudding selected formula for theis with a percentage of
rosella flower powder as much as 20% (P2) and the
sukedbula bavarois pudding selectedcontains 24% vitamin
C, 0.32% fat, and 4.35% protein. This study used an
experimental method to obtain data by experimenting with
making bavaroise sukedbula pudding, which is made from
soy milk and rosella flower powder. The method of analyzing
the collected data used qualitative and quantitative analysis,
namely to determine the level of public preference, using
descriptive analysis of the mean assessment, while
laboratory tests were for chemical analysis. Savarois
sukedbula pudding was selected after being tested, namely
the treatment of 10% rosella powder, which was 11 grams
which was used in making Pudding bavarois sukedbula. The
sukedbula bavarois pudding contains levels of 24% vitamin
C, 0.32% fat, and 4.35% protein. Descriptively, the sensor
assessment resulted in bavaroise sukedbula pudding with a
bright pink color 3.8, sweet and sour taste that was fresh 3.6,
dense texture soft foamy (foamy) 3.6, distinctive aroma of
rosella 3.4, and overall preference favored by panelists 3.6.
Keywords : rosella flower; soy milk; bavarois pudding.
Abstrak
Rosella (Hibiscus sabdariffa L) merupakan tanaman yang
memiliki bunga dengan ciri khas rasa asam, serta
menghasilkan warna merah, sehingga dapat digunakan
sebagai perasa dan pewarna pada pembuatan pudding
Isna Arista Gustiarani dan U. Yuyun Triastuti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3), 238-246
- 239 -
bavarois. Bahan utama pada pembuatan pudding bavarois
yaitu susu sapi, namun pemakaiannya dapat diganti
menggunakan susu kedelai yang bebas lemak jenuh.
Pemanfaatan bunga rosella sebagai pewarna merah muda
dan perasa asam, serta susu kedelai untuk menghasilkan
pudding bavarois sukedbula (susu kedelai bunga rosella)
yang sehat sehingga aman untuk konsumsi. Tujuan utama
penelitian ini yaitu mengembangkan Pudding bavarois
berbahan susu kedelai, dengan perasa dan pewarna bunga
rosella, sebesar 0 % (P0), 10 % (P1), 20 % (P2), dan 30 %
(P3). Pudding bavarois sukedbula formula terpilih yaitu
dengan persentase bubuk bunga rosella sebanyak 20 % (P2)
dan pudding bavarois sukedbula terpilih mengandung 24 %
vitamin C, 0.32 % lemak, dan 4.35% protein. Penelitian ini
menggunakan metode eksperimen untuk memperoleh data
dengan melakukan percobaan pembuatan pudding bavaroise
sukedbula, yang dibuat dari susu kedelai dan bubuk bunga
rosella. Metode analisis data yang telah terkumpul,
menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif yaitu untuk
mengetahui tingkat kesukaan masyarakat, menggunakan
analisis deskriptif penilalaian rerata, sedangkan uji
laboratorium untuk analisis secara kimiawi. Pudding
bavarois sukedbula perlakuan terpilih setelah diuji yaitu
pada perlakuan pemanfaatn bubuk rosella sebanyak 10 %
yaitu 11 gram yang dimanfaatkan pada pembuatan Pudding
bavarois sukedbula. Pudding bavarois sukedbula tersebut
mengandung kadar 24 % vitamin C, 0.32 % fat, dan 4.35 %
protein. Secara deskriptif penilaian sensorinya menghasilkan
pudding bavaroise sukedbula berwarna merah muda cerah
3.8, berasa manis dan asam yang segar 3.6, bertekstur padat
berbusa lembut (foamy) 3.6, beraroma khas bunga rosela
3.4, serta kesukaan keseluruhan disukai panelis 3.6.
Kata kunci: bunga rosella; susu kedelai; pudding bavarois.
CC BY
PENDAHULUAN
Rosella merupakan tanaman yang banyak tumbuh di daerah tropis seperti di
Indonesia. Rosella merupakan tumbuhan perdu atau semak yang merupakan tanaman
musiman. Tanaman rosella tumbuh dari biji atau benih serta berbunga hampir sepanjang
tahun, bagian rosella yang bisa diproses menjadi makanan adalah kelopak bunganya yang
mempunyai rasa amat masam (Haidar, Z, 2016).
Rosella (Hibiscus sabdariffa) merupakan salah satu tanaman yang dikenal
memiliki manfaat fungsional bagi kesehatan. Bagian kelopak bunganya kaya akan
antioksidan yang berperan sebagai pengikat radikal bebas dan sering dimanfaatkan
sebagai pewarna alami (Handarini, 2014).
Kelopak bunga rosella adalah bagian tanaman yang bisa diproses menjadi produk
pangan. Kelopak bunga tanaman ini berwarna merah tua, tebal, dan berair. Ekstrak
Isna Arista Gustiarani dan U. Yuyun Triastuti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3), 238-246
- 240 -
kelopak bunga rosella mengandung vitamin C dalam jumlah yang tinggi setra asam
suksinat dan asam oksalat yang merupakan dua asam organik yang dominan. Ekstrak
kelopak bunga rosella juga mengandung asam askorbat yang lebih tinggi dari jeruk dan
mangga (Suwandi, 2012).
Komponen senyawa kimia ekstrak bunga rosella pada produk kacang goyang
yang berfungsi sebagai pewarna makanan juga mempunyai khasiat sebagai obat adalah
Xhantosine, 5,5’,7,7’- Tetrabromoindigo, Oleic acid, kimia linoleic acid, gamma-
tecopherol, Vitamin E atau alphatecopherol, Squalene (Fauziati., 2016). Berdasarkan
penelitian-penelitian yang terdahulu tentang pemanfaatan bunga rosella, sebagai pewarna
alami dan pemberi rasa asam pada makanan, maka peneliti mengembangkan bunga
rosella pada pembuatan pudding sukedbulla.
Pudding adalah sejenis makanan terbuat dari pati, yang diolah dengan cara
merebus, kukus, dan membakar (boiled, steamed, and baked), pudding berasal dari
adonan cair maupun setengah padat, yang dimasak kemudian dicetak dan dibekukan
dalam cetakan dengan berbagai macam ukuran. Pudding dapat disajikan dalam berbagai
kesempatan dengan berbagai variasi rasa, bentuk dan tekstur (Farida dkk, 2008).
Pudding merupakan salah satu bentuk dessert yang disajikan dalam suhu rendah.
Banyak jenis pudding yang bisa dinikmati, salah satunya yaitu pudding busa atau yang
dikenal dengan istilah bavarois, yang memiliki tekstur foamy, lembut seperti busa (Dwi,
2014). Pudding Pudding yang ditambah dengan putih telur yang dikocok hingga kaku
akan menghasilkan pudding dengan tekstur yang lembut seperti busa yang dalam istilah
asingnya disebut “Bavarois”. Kesulitan yang sering membuat bavarois dikatakan gagal
adalah adanya lapisan busa dan pudding jika telah membeku. Lapisan tersebut dapat saja
terjadi jika pada saat pengadukan tidak homogen atau pada saat memasukkan adonan
agar-agar dalam putih telur kocok sudah dalam suhu dingin (Ekawatiningsih, 2008).
Pudding busa disukai hampir oleh semua orang, baik orang dewasa maupun
anak-anak. Pudding busa (bavarois) dapat disajikan dalam tampilan mewah sehingga
sering disajikan saat acara spesial atau acara khusus (Ismayani, 2013)(Ismayani, 2007).
Penampilan pudding bavarois yang mewah, dalam pengolahannya dapat
dikombinasikan dengan ekstrak bunga rosella. Kelebihan yang ada pada ekstrak bunga
rosella, dapat menghasilkan warna merah dan rasa asam. Pemakaian ekstrak bunga pada
pudding bavarois susu kedelai (pudding bavarois sukedbulla), diharapkan dapat
menambah penampilan khususnya pada warna menjadi lebih menarik dan rasa yang
segar.
Kesegaran yang dihasilkan dari ekstrak bunga rosella, karena kandungan vitamin
C yang cukup tinggi. Kandungan gizi pada bunga rosella antara lain kalori 44 kkal,
protein 1.6 g, lemak 0.1 g, karbohidrat 11.1 g, dan serat 2.5 g, abu 1.0 g, kalsium 160 mg,
fosfor 60 mg, betakaroten 285 ig, vitamin C 14 mg, tiamin 0.04 mg, ribovlavin 0.6 mg,
serta 0.5 mg (Maryani., 2008).
Manfaat kelopak bunga rosella dengan warna merah karena senyawa antosianin,
yang dapat mengatasi kanker darah atau leukemia. Senyawa antosianin yang berperan
sebagai antioksidan mampu meredam aksi radikal bebas yang menyerang molekul tubuh
yang dapat menyebabkan oksidasi, kolesterol, lipid yang berujung pada penyakit kanker
(Suryatmaja, 2008).
Penggunaaan bunga rosella merah lokal dalam pembuatan pudding bavarois susu
kedelai bunga rosella yaitu dalam bentuk rosella bubuk. Merujuk dari hasil penelitian
tentang pemanfaatan rosella dalam bentuk serbuk (Kusnadi, K & K, 2020), maka proses
pembuatan rosella bubuk yaitu:
1) Pengeringan, yaitu kelopak bunga rosella dikeringkan dengan suhu 60
O
celcius,
selama 15 menit.
Isna Arista Gustiarani dan U. Yuyun Triastuti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3), 238-246
- 241 -
2) Penghalusan yaitu kelopak bunga rosella kering dihaluskan dengan menggunakan
blender hingga halus.
3) Pengayakan yaitu kelopak bunga rosella yang telah halus kemudian diayak hingga
didapatkan bubuk yang halus.
Penggunaan bunga rosella sebagai bahan pembuatan pudding bavarois ditujukan
agar memberikan warna merah alami yang bagus, selain itu rasa asam pada bunga rosella
juga akan memberikan rasa segar pada pudding. Selain bahan perasa dan pewarna yang
digunakan dalam pembuatan pudding bavaroise, juga terdapat bahan cair. Bahan cair
pada pudding bavaroise umumnya susu sapi. Susu sapi mempunyai ciri rasa yang gurih,
dan protein yang tinggi, serta lemak. Namun lemak yang terkandung merupakan lemak
jenuh, maka akan menyebabkan pudding bavaroise mengandung kolesterol jahat. Sebagai
alternatif untuk mengurangi lemak jahat, maka susu sapi diganti dengan susu kedelai.
Sedangkan susu kedelai dapat dimanfaatkan sebagai pengganti susu sapi dalam
pembuatan pudding yaitu pada buku Pudding Susu Kedelai Tinggi Protein & Rendah
Kolesterol (Muaris, 2006). Susu kedelai juga merupakan produk lokal yang dalam
pemanfaatannya masih kurang maksimal, hanya dikonsumsi langsung.
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI), susu kedelai merupakan produk
yang berasal dari ekstrak biji kacang kedelai. Susu kedelai nabati memiliki kandungan
serat, asam lemak tak jenuh serta protein yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan. Susu
kedelai juga dapat menjadi alternatif pengganti susu sapi bagi orang yang alergi dan tidak
menyukai susu sapi atau bagi mereka yang tidak dapat menjangkau harga susu sapi yang
mahal karena susu kedelai harganya lebih murah jika dibandingkan dengan susu hewani,
serta susu kedelai memiliki nilai gizi yang baik dan cocok untuk dikonsumsi untuk semua
golongan usia (Picauly, P., 2018)..
Kandungan gizi pada susu kedelai menurut Deputi Menteri Negara Riset dan
Teknologi Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu pengetahuan dan teknologi
(Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan, 2000), air 88.60 %, protein 4.40 %, lemak
2.50 %, karbohidrat 3.80%, kalori 52.99 %, Vitamin B1 0.04 %, Vitamin B2 0.02 %,
serta Vitamin A 0.02 %. Selanjutnya untuk proses pembuatan susu kedelai, diterangkan
sebagai berikut:
1) Pertama biji kedelai yang telah dipersiapkan direndam dalam air selama satu malam.
Air rendaman dibuang.
2) Biji kedelai dihancurkan dengan menggunakan blender dengan disertai penambahan
air panas sebanyak 7 kali berat kedelai kering, selanjutnya dilakukan penyaringan
dengan kain saring yang cukup halus.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis menggunakan bahan lokal susu kedelai
dan rosella sebagai tambahan dalam pembuatan pudding bavarois. Pembuatan pudding
bavarois sukedbula, akan meningkatkan manfaat susu kedelai dan bunga rosella menjadi
produk yang bergizi tinggi dan bernilai jual.
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen untuk memperoleh data dengan
melakukan percobaan pembuatan pudding bavaroise sukedbula, yang dibuat dari susu
kedelai dan bubuk bunga rosella. Eksperimen dilakukan di laboratorium Tata Boga
Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini Semarang, beralamat di Jalan Sultan Agung
nomer 77 Semarang. Waktu yang digunakan selama 3 (tiga) bulan, yaitu dari bulan
April sampai dengan bulan Juni pada tahun 2020.
Isna Arista Gustiarani dan U. Yuyun Triastuti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3), 238-246
- 242 -
B. Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak
Lengkap, dengan kombinasi 4 perlakuan dan 3 ulangan. Eksprimen pembuatan
pudding bavarois susu kedelai bunga rosella dengan menggunakan bahan tambahan
rosella bubuk, dengan perbandingan 0%, 10%, 20%, dan 30% bubuk rosella yang akan
digunakan. Masing-masing produk diberi kode P0 untuk pudding control, P1 untuk
produk pudding bavarois dengan penggunaan rosella 10%, kode P2 untuk pudding
bavarois dengan penggunaan rosella 20%, dan kode P3 untuk pudding bavarois dengan
penggunaan rosella 30%. Teknik pengambilan sampel yaitu Simple Random Sampling.
Produk pudding yang diujikan kepada 35 panelis semi terlatih yaitu mahasiswa
Program Studi Tata Boga Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini Semarang.
C. Alat dan Bahan
Peralatan sebagai penunjang keberhasilan eksperimen dalam pembuatan pudding
bavarois susu kedelai bunga rosella harus memadai, sehingga produk yang dihasilkan
maksimal. Jenis peralatan yang digunaan pada pembuatan pudding bavarois susu
kedelai bunga rosella, yaitu kompor, timbangan, baskom, mixer, gelas ukur, timbangan
digital, spatula, dan cetakan.
Bahan yang digunakan untuk membuat pudding bavarois harus berkualitas baik,
sehingga produk yang akan dihasilkan juga maksimal dari segi rasa, warna, tekstur,
bentuk dan aroma. Spesifikasi bahan yang digunakan dalam pembuatan pudding
bavarois susu kedelai bunga rosella yaitu tepung agar-agar, telur, gula pasir, bubuk
bunga rosella, susu kedelai, dan garam.
Proses pembuatan pudding bavarois susu kedelai bunga rosella (sukedbula) yaitu
pengukuran bahan sesuai formula yang ditetapkan. Perebusan cairan agar-agar, gula
pasir, garam, dan susu kedelai dengan api sedang hingga mendidih sambil diaduk.
Penambahan bubuk rosella bubuk, dimasak selama 3 (tiga) menit sambil diaduk hingga
rata, selanjutnya diangkat dari kompor.
Langkah berikutnya dilakukan penyaringan cairan agar-agar untuk memisahkan
kotoran dari sisa bahan. Proses selanjutnya mencampur cairan susu agar-agar dengan
foam putih telur, lakukan pencetakan, dan pendinginan yang dilakukan pada
refrigerator selama 30 menit.
D. Metode Analisis
Metode analisis data yang telah terkumpul, menggunakan analisis kualitatif dan
kuantitatif yaitu untuk mengetahui tingkat kesukaan masyarakat, menggunakan analisis
deskriptif penilalaian rerata, sedangkan uji laboratorium untuk analisis secara kimiawi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Penilaian Sensori
Penilaian sensori yang dilakukan terdiri dari uji organoleptic, yang dilakukan
oleh panelis semi terlatih, yang selanjutnya hasil dijelaskan secara deskriptif terhadap
atribud warna, rasa, aroma, tekstur (Agusman, 2013). Hasil penilaian sensorik terhadap
pudding sukedbula, sebagai berikut:
Isna Arista Gustiarani dan U. Yuyun Triastuti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3), 238-246
- 243 -
1. Warna
Pudding bavarois sukedbula yang dihasilkan dengan perlakuan P2, dengan
menambahkan bubuk bunga rosella sebanyak 20 % dari total bahan kering,
menghasilkan warna yang paling disukai oleh panelis. Warna pudding bavaroise
sukedbula yang ditambahkan bubuk bunga rosella 22 g mengahsilkan warna pudding
merah muda cerah dan menarik.
Pudding bavarois sukedbula perlakuan P1 yang ditambahkan bubuk bunga
rosella sebanyak 11 g (10 %) mempunyai warna merah yang terlalu muda, sedangkan
perlakuan P2 yang ditambahkan bubuk bunga rosella sebanyak 33 g atau 30 %
mempunyai warna merah muda namun agak pekat, sehingga kedua pudding dengan
perlakuan P1 dan P3 kurang disukai panelis.
Berdasarkan penilaian dari segi warna diketahui rerata tingkat kesukaan panelis
terhadap Pudding bavarois sukedbula berkisar dari 3.2 sampai dengan 3.8. Pudding
bavaroise sukedbula dengan yang menambahkan 20 % bubuk rosella dengan rerata 3.8
paling disukai, dan produk penambahan bubuk bunga rosella 30 % dengan rerata 3.6
lebih disukai dibandingkan produk penambahan bubuk rosella dengan rerata 3.2.
2. Rasa
Pudding bavarois dengan perlakuan P2, yaitu yang ditambahkan bubuk bunga
rosella sebanyak 20 % atau 22 g dari total bahan kering, mempunyai rasa yang manis
asam segar yang pas, sehingga lebih disukai panelis, dibandingkan yang perlakuan P1
(10 %) bubuk rosella yang rasanya hanya manis dan asamnya kurang, serta perlakuan
P3 dengan penambahan 30 % bubuk bunga rosella yang mempunyai rasa manis namun
terlalu asam, sehingga pudding dengan perlakuan P1 dan P3 kurang disukai panelis.
Penilaian rerata terhadap Pudding bavarois sukedbula diketahui berkisar dari 2.4
sampai dengan 3.6. Perlakuan P1 (10 %) nilai reratanya 2.4, perlakuan P2 (20 %)
reratanya 3.6, sedangkan perlakuan P3 (30 %) nilai reratanya 3.3. Maka nilai tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap pudding bavarois kedbula yaitu
perlakuan P2 dengan penambahan bubuk bunga rosella sebanyak 20 %.
3. Aroma
Penilaian Pudding bavarois sukedbula dengan perlakuan P2, yaitu yang
ditambahkan bubuk bunga rosella sebanyak 20 % atau 22 g dari total bahan kering,
mempunyai aroma yang cukup segar khas bunga rosella, sehingga lebih disukai
panelis, dibandingkan yang perlakuan P1 (10 %) bubuk rosella yang aromanya
hambar, serta perlakuan P3 dengan penambahan 30 % bubuk bunga rosella yang
mempunyai terlalu tajam, sehingga pudding dengan perlakuan P1 dan P3 kurang
disukai panelis.
Penilaian rerata terhadap Pudding bavarois sukedbula diketahui berkisar dari 2.6
sampai dengan 3.4. Perlakuan P1 (10 %) nilai reratanya 2.6, perlakuan P2 (20 %)
reratanya 3.4, sedangkan perlakuan P3 (30 %) nilai reratanya 2.8. Maka nilai tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap Pudding bavarois sukedbula
yaitu perlakuan P2 dengan penambahan bubuk bunga rosella sebanyak 20 %.
4. Tekstur
Pudding bavarois sukedbula dengan perlakuan P2, yaitu yang ditambahkan
bubuk bunga rosella sebanyak 20 % atau 22 g dari total bahan kering, mempunyai
kepadatan busa yang pas (foamy), sehingga lebih disukai panelis, dibandingkan yang
perlakuan P1 (10 %) maupun perlakuan P3 (30 %), namun secara umum dari ketiga
perlakuan mempunyai tekstur yang hampir sama untuk kepadatan busanya.
Isna Arista Gustiarani dan U. Yuyun Triastuti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3), 238-246
- 244 -
Penilaian rerata terhadap Pudding bavarois sukedbula diketahui berkisar dari 3.2
sampai dengan 3.6. Perlakuan P1 (10 %) nilai reratanya 3.2, perlakuan P2 (20 %)
reratanya 3.8, sedangkan perlakuan P3 (30 %) nilai reratanya 3.6. Maka nilai tersebut
menunjukkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap Pudding bavarois kedbula
yaitu perlakuan P2 dengan penambahan bubuk bunga rosella sebanyak 20 %.
B. Daya Terima Masyarakat
Daya terima masyarakat dengan menggunakan penilaian tingkat kesukaan
(hedonik) terhadap Pudding bavarois sukedbula, indikator penilaian melalui kualitas
rasa, warna, tekstur, dan aroma, dengan memberi nilai tidak suka, kurang suka, suka,
cukup suka, dan sangat suka (Rahayu, W.P., 2001). Berikut hasil uji hedonik terhadap
Pudding bavarois susu kedelai bunga rosella eksperimen ketiga. Sebagai hasil akhir,
indikator yang digunakan dalam pengamatan hasil terpilih pada perlakuan P2, yaitu
dengan penambahan bubuk rosela 20 %.
C. Kandungan Gizi Pudding bavarois Susu Kedelai Bunga Rosella
Berdasarkan hasil uji organoleptic dengan uji hedonic (kesukaan) Pudding
bavarois susu kedelai bunga rosella (sukedbula) terbaik terhadap rasa, warna, aroma,
dan tekstur, maka perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan P2 dengan penambahan
rosella bubuk 20 %. Pengamatan penunjang untuk perlakuan terbaik pada pudding
bavarois susu kedelai bunga rosella, maka dilakukan uji kimiawi terhadap vitamin C,
lemak dan protein, yang dilakukan di laboratorium kimia Politeknik Katolik
Mangunwijaya.
Gizi yang terkandung didalam pudding bavarois sukedbula dari hasil uji
kimiawi, diterangkan sebagai berikut:
1. Kadar Vitamin C
Pengujian kadar vitamin C yang dilakukan pada Pudding bavarois susu kedelai
bunga rosella 2.4 %. Kadar vitamin C yang terkandung pada Pudding bavarois
sukedbula banyak berasal dari bunga rosella, meskipun bahan lainnya juga
mengandung vitamin C. Vitamin C pada serbuk bunga rosella sebanyak 14 % per 100
g. Penggunaan serbuk rosella pada pudding bavaroise sukedbula yang diuji kimiawi
sebanyak 20 g setara 2.8 %, namun setelah digunakan sebagai perasa dan pewarna
pada pudding bavaroise sukedbula kadar vitamin C menjadi 2.4 %, maka mengalami
sedikit penurunan yaitu 0.4 %. Vitamin C yang terdapat pada pudding bavaroise
sukedbula masih cukup baik, meskipun mengalami sedikit penurunan, sehingga
manfaat dari bunga rosella sebagai antioksidan masih ada. Penurunan kadar vitamin C
dipengaruhi oleh proses pemanasan pada saat dicampurkan pada cairan agar-agar.
2. Kandungan Protein
Kandungan protein dari Pudding bavarois didapatkan dari bahan utama yang
digunakan, yaitu bersumber dari susu kedelai dan putih telur. Kandungan protein pada
susu kedelai yaitu 4.48 % per 100 g, sedangkan pada putih telur sebanyak
mengandung 4.7 % per 100 g. Total sumber protein pada bahan penyumbang protein
terbanyak yaitu 500 g susu kedelai dan 50 g putih telur sebanyak 22.4 % dan 2.3 %,
total protein per 100 g bahan menjadi 5.1 %.
Berdasarkan hasil hasil uji kimia yang telah dilakukan pada pudding bavarois
susu kedelai bunga rosella mengandung protein sebanyak 4,35 % per 100 g pudding.
Protein yang berasal dari bahan utama dan setelah dilakukan pengolahan menjadi
protein mengalami sedikit penurunan, yaitu sebanyak 0.75 %, sehingga pudding
tersebut masih cukup bagus kandungan proteinnya dan layak dikonsumsi. Penurunan
Isna Arista Gustiarani dan U. Yuyun Triastuti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3), 238-246
- 245 -
disebabkan karena kerusakan protein atau denaturasi. Denaturasi protein pada pudding
bavaroise sukedbula tidak terlalu banyak.
Beberapa penyebab kerusakan protein diantaranya karena panas, karena zat
asam, dan gula (Demodaran, S., 1997). Panas merupakan agen fisik umum yang dapat
mendenaturasikan protein (Tan, T. C., 2012). Derajat keasaman dapat
mendenaturasikan protein, pada pudding bavaroise sukedbula terdapat bubuk bunga
rosella yang mengandung derajat keasaman. Gula yang digunakan pada Pudding
bavarois sukedbula, disaat proses pemasakan meningkatkan suhu panas pada adonan,
sehingga dapat mendenaturasikan protein.
3. Kandungan Lemak
Hasil uji kimiawi terhadap Pudding bavarois sukedbula menunjukkan angka
0.32 %. Lemak yang terkandung pada Pudding bavarois sukedbula bersumber pada
500 g susu kedelai dan 50 g putih telur, lemak yang terkandung masing-masing 9.6 %
dan 0.035 %, total lemak pada bahan sebanyak 9.635 %. Bila dihitung per 100 g bahan
susu kedelai dan putih telur, maka mengandung lemak sebanyak 1.927 %. Selisih
angka kandungan lemak bahan dan setelah diolah menjadi Pudding bavarois sukedbula
mengalami penurunan sebanyak 1.6 %. Penurunan kadar lemak dipengaruhi oleh
pemanasan, karena lemak banyak berasal dari susu kedelai, dan lemak tersebut
merupakan lemak tak jenuh, bahwa lemak tak jenuh akan rusak yang disebabkan oleh
proses pemanasan (Palupi NS, 2007). Proses pemanasan terhadap susu kedelai
dilakukan pada saat merebus adonan cair Pudding bavarois sukedbula.
Berdasarkan hasil uji kimia diatas, dapat disimpulkan bahwa Pudding bavarois
susu kedelai bunga rosella memiliki kadar lemak yang rendah, dikarenakan telur yang
digunakan hanya putihnya saja, sedangkan sumber lemak yang lain yaitu susu kedelai
mengandung lemak nabati, yang aman untuk kesehatan. Sehingga Pudding bavarois
susu kedelai bunga rosella cocok untuk dikonsumsi sebagai dessert oleh orang yang
diet rendah lemak dan kolesterol.
KESIMPULAN
Pudding bavarois sukedbula perlakuan terpilih setelah diuji yaitu pada perlakuan
pemanfaatan bubuk rosella sebanyak 10 % yaitu 11 gram yang dimanfaatkan pada
pembuatan Pudding bavarois sukedbula. Pudding bavarois sukedbula tersebut
mengandung kadar 24 % vitamin C, 0.32 % fat, dan 4.35 % protein. Secara deskriptif
penilaian sensorinya menghasilkan pudding bavaroise sukedbula berwarna merah muda
cerah 3.8, berasa manis dan asam yang segar 3.6, bertekstur padat berbusa lembut (foamy)
3.6, beraroma khas bunga rosela 3.4, serta kesukaan keseluruhan disukai panelis 3.6. Saran
pada penelitian selanjutnya disarankan melakukan pengujian daya simpan dan teknik
penyimpanan yang tepat terhadap Pudding bavarois sukedbula, selanjutnya penyajian
disarankan untuk menambahkan pelengkap berupa vla atau saus.
BIBLIOGRAPHY
Agusman. 2013. Pengujian Organoleptik. Semarang : Teknologi Pangan Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Isna Arista Gustiarani dan U. Yuyun Triastuti/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3), 238-246
- 246 -
Dapur Kirana. 2013. Minuman Favorit ala Cafe dari Susu Kedelai. Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
Demodaran, S. and Paraf, A. 1997. Food Proteins and Their Applications. Marcel Dekker
Inc. New York.
Dwi, Nurmala. 2014. Seri Belajar Memasak Puding. Jakarta : Demedia Pustaka.
Faridah, Ani dkk. 2008.Patiseri Jilid 3 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Fauziati., Sampepana E. 2012. Pemanfaatan Ekstrak Bunga Rosella Sebagai Bahan
Pewarna Alami Pada Kacang Goyang. Laporan Penelitian. Jurnal Riset Teknologi
Industri. Samarinda
Habsari, Rinto. 2003. Pudding Busa Dan Susu. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Handarini, K., 2014. Potensi Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa L.) Sebagai
Pewarna Dan Pengawet Alami Pada Jelly Jajanan Anak. Jurnal Teknik Industri
Heuristic, 11 (2), 32-42.
Hindah Muaris. 2006. Pudding Susu Kedelai Tinggi Protein & Rendah Kolesterol.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Ismayani, Yeni. 2013. Step By Step Pudding Agar-Agar & Cake Pudding. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Maryani, H dan L. Kristina. 2008. Khasiat dan Manfaat Rosella. Jakarta: PT. Agromedia
Pustaka.
Pusat Informasi Wanita Dalam Pembangunan. 2000. Susu Kedelai (TTG Tepatguna).
Jakarta: Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Rahayu, W.P. 2001. Penuntun Praktikum Penilaian Organoleptik. Bogor: Fakultas
Teknologi Pangan. IPB.
Sarwani Hasibuan, Mardinah, Saptuti. 2009. Aplikasi Pewarna Alami Antosianin dari
Kelopak Rosella Pada Produk Yoghurt dalam Rangka Penganekaragaman
Produk Pangan Fungsional. Bogor: Fakultas Agribisnis dan Teknologi Pangan
Universitas Djuanda Bogor.
Suryaatmaja, Poppy Dkk. 2008. Rosella Aneka Olahan, Khasiat, & Ramuan. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Suwandi, T. 2012. Pemberian Ekstrak Kelopak Bunga Rosella Menurunkan
Malondialdehid Pada Tikus Yang Diberi Minyak Jelantah. Tesis. Program Studi
Ilmu Biometrik Universitas Ubayana. Denpasar.