Ni Nyoman Desy Mas Hendrawati dan I Ketut Sudibia/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
274-283
- 281 -
nilai signifikansi 0,049 < 0,05 dengan hasil uji t sebesar 0.038 yang mempunyai arti
apabila setiap kenaikan satu orang dalam variabel keberadaan keluarga di daerah asal
menyebabkan peningkatan terhadap tingkat pengeluaran sebesar 0,042 Rupiah, dengan
asumsi variabel lainnya konstan (ceteris paribus). Koefisien dari variabel dummy sebesar
142859,844 mempunyai arti bahwa masyarakat yang bekerja di sektor formal (D=1)
mempunyai jumlah pengeluaran rata-rata lebih tinggi sebesar 142859,844 Rupiah
dibandingkan dengan masyarakat yang bekerja di sektor informal (D=0). Hasil dari
penelitian ini di dukung pada teori pendapatan yang menyatakan bahwa “jumlah
penghasilan yang diperoleh dari hasil pekerjaan dan biasanya pendapatan seseorang
dihitung setiap tahun atau setiap bulan, dengan demikian pendapatan merupakan
gambaran terhadap posisi ekonomi keluarga dalam masyarakat. Pendapatan pekerja
formal memiliki nilai pendapatan sementara pekerja informal belum tentu penghasilannya
atau tidak stabil, sehingga sesuai hukum pendapatan, semakin tinggi pendapatan maka
pengeluaran semakin tinggi”.
Hipotesis keempat penelitian menyatakan bahwa variabel pengeluaran (Y
1
)
berpengaruh positif terhadap variabel remitan (Y
2
). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel pengeluaran (Y
1
) terhadap variabel remitan (Y
2
) yang memiliki nilai signifikansi
0,000 < 0,05 dengan hasil uji t sebesar 0,473 yang mempunyai arti apabila setiap
kenaikan satu Rupiah pengeluaran menyebabkan peningkatan terhadap tingkat remitan
sebesar 0,473 Rupiah, dengan asumsi variabel lainnya konstan (ceteris paribus).
Penelitian ini di dukung oleh teori konsumsi Keynes yang menyatakan “tingkat konsumsi
tersebut harus dipenuhi, walaupun tingkat pendapatan sama dengan nol atau bisa disebut
dengan konsumsi otonomus (autonomous consumption). Jika pendapatan disposabel
meningkat, maka konsumsi juga akan meningkat. Hanya saja peningkatan konsumsi
tersebut tidak sebesar peningkatan pendapatan disposabel”.
Hipotesis kelima penelitian menyatakan bahwa “variabel pendapatan (X
1
)
berpengaruh positif terhadap variabel remitan (Y
2
). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel pendapatan (X
1
) terhadap variabel variabel remitan (Y
2
) yang memiliki nilai
signifikansi 0,000 < 0,05 dengan hasil uji t sebesar 0,421 yang mempunyai arti apabila
setiap kenaikan satu Rupiah pendapatan menyebabkan peningkatan terhadap tingkat
remitan sebesar 0,421 Rupiah, dengan asumsi variabel lainnya konstan (ceteris paribus).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya dari (Ardana, Sudibia, &
Wirathi, 2011) mengemukakan bahwa pendapatan secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pengiriman remitan ke daerah asal oleh tenaga kerja magang asal
Kabupaten Jembrana.
Hipotesis keenam penelitian menyatakan bahwa “variabel keberadaan keluarga di
daerah asal (X
2
) berpengaruh positif terhadap variabel remitan (Y
2
). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel keberadaan keluarga di daerah asal (X
2
) terhadap variabel
remitan (Y
2
) yang memiliki nilai signifikansi 0,000 < 0,05 dengan hasil uji t sebesar
0,160 yang mempunyai arti apabila setiap kenaikan satu orang dalam variabel X
2
menyebabkan peningkatan terhadap tingkat remitan sebesar 0,160 Rupiah, dengan asumsi
variabel lainnya konstan (ceteris paribus). Penelitian ini di dukung oleh penelitian
sebelumnya yang di lakukan oleh Ardana (2011) menyatakan bahwa jumlah anggota
keluarga di daerah asal secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pengiriman remitan ke daerah asal oleh tenaga kerja magang (Ardana et al., 2011).”
Hipotesis ketujuh penelitian menyatakan bahwa variabel status pekerjaan (X
3
)
berpengaruh nyata terhadap variabel remitan (Y
2
). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel status pekerjaan (X
3
) terhadap variabel remitan (Y
2
) yang memiliki nilai
signifikansi 0,026 < 0,05 dengan hasil uji t sebesar 0,049 yang mempunyai arti apabila
setiap kenaikan satu orang dalam variabel keberadaan keluarga di daerah asal
menyebabkan peningkatan terhadap tingkat remitan sebesar 0,049 Rupiah, dengan asumsi