Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Maret 2021, 1(3), 209-220
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
- 209 -
PENGARUH KINERJA ORGANISASI DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT PADA BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)
TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Firman Maulana, Mohammad Mas’ud Said dan Hayat
Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Islam Malang
firmanmaulana290999@gmail.com, groupk[email protected] dan
hijaya7577@gmail.com
Received : 26-02-2021
Revised : 20-03-2021
Accepted : 23-03-2021
Abstract
Organizational performance and community empowerment,
which are the driving factors for the welfare of the
community either partially or simultaneously. The research
methodology in this study uses quantitative methods that use
regression as a measure of the effect of independent
variables on the dependent variable. Organizational
Performance and Empowerment simultaneously have a
significant effect on Community Welfare, it has been tested
simultaneously to produce a score of 1,902,792> from
Ftable of 10,769 with a significance value of 0.00 <0.05,
indicating that Ha is accepted and H0 is rejected. The
coefficient of determination test results in a value of 0.981 or
equal to the proportion of 98.1% indicating that there is a
relationship between the influence of the variables X1 and
X2 on Y in this study, while the remaining 0.19% is indicated
by other variables. 2) Organizational performance variables
partially have a significant effect on the welfare of society, it
has been tested partially to produce a t count of 3,675 <from
t table of 1,667 with a significance value of 0.00 <0.05. It
shows that Ha is accepted and H0 is rejected. 3) The
variable of community empowerment partially does not have
a significant effect on the welfare of the community, it has
been tested partially to produce t count 0.930 <of t table of
1.667 with a significance value of 0.05 <3.56. Shows that Ha
is rejected and H0 is accepted.
Keywords: organizational; performance; empowerment.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kinerja organisasi dan pemberdayaan masyarakat terhadap
kesejahteraan masyarakat baik secara parsial maupun secara
simultan. Metodologi penelitian pada penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif yang menggunakan regresi
sebagai pengukur seberapa besar pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat. Penelitian ini dilakukan di Desa
Torongrejo, Kecamatan Junrejo Kota Batu. Hasil Penelitian
ini menunjukkan bahwa kinerja Organisasi dan
Pemberdayaan secara simultan berpengaruh secara signifikan
terhadap Kesejahteraan Masyarakat, telah diuji secara
Firman Maulana, Mohammad Mas’u Said dan Hayat/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
209-220
- 210 -
simultan menghasilkan Fhitung sebesar 1.902,792 > dari
Ftabel sebesar 10,769 dengan nilai signifikansi 0,00 < 0,05
menunjukkan Ha diterima dan H0 ditolak. Pada uji koefisien
determinasi menghasilkan nilai sebesar 0,981 atau sama
dengan persentase 98,1% menunjukkan bahwa ada hubungan
antara pengaruh variable X1 dan X2 terhadap Y pada
penelitian ini, sedangkan sisanya sebesar 0,19% dipengaruhi
oleh variabel lain. 2) Variabel Kinerja Organisasi secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan
masyarakat, telah diuji secara parsial menghasilkan thitung
sebesar 3,675 < dari t tabel sebesar 1,667 dengan nilai
signifikansi 0,00 < 0,05. Menunjukkan Ha diterima dan H0
ditolak 3) Variabel Pemberdayaan Masyarakat secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap kesejahteraan
masyarakat, telah diuji secara parsial menghasilkan thitung
sebesar 0,930 < dari ttabel sebesar 1,667 dengan nilai
signifikansi 0,05 < 3,56. Menunjukkan Ha ditolak dan H0
diterima.
Kata kunci: kinerja; organisasi; pemberdayaan.
CC BY
PENDAHULUAN
Negara Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan alam melimpah dari
Pulau Sumatera hingga Pulau Papua, dengan potensi yang dimiliki hari ini sejatinya
kekayaan tersebut mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup seluruh masyarakat
Indonesia. Setiap daerah memiliki potensi kekayaan alam yang berbeda, potensi tersebut
dapat berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya budaya dan sumber
daya modal yang dapat dikelola untuk mendukung terciptanya kesejahteraan masyarakat
Indonesia.
Membangun desa sama halnya dengan membangun peradaban. Peradaban yang
dimulai dari hal paling mendasar sebagai kunci penting pembangunan kehidupan
berbangsa dan bernegara (Hayat, Turohman, & Cikusin, 2018). Desa merupakan pondasi
dari pembangunan ekonomi nasional, jika pada tingkat desa telah mampu mandiri secara
finansial maka kesejahteraan masyarakat dapat diwujudkan dengan mudah dan indeks
kesejahteraan masyarakat Indonesia otomatis akan meningkat. Pembangunan desa berdaya
menjadi salah satu hal krusial yang harus dipertimbangkan dalam pembangunan ekonomi
Indonesia selaras dengan pendapat ahli, bahwasanya hakikat tujuan dari pembangunan desa
adalah meningkatkan kualitas hidup dari masyarakat desa melalui kegiatan-kegiatan
pencapaian tujuan dari berbagai bidang (sosial, ekonomi, pendidikan, sarana kesehatan,
budaya, agama, politik, dan keamanan (Mone, Adisasmita, & Mediaty, 2013).
Cita-cita pemerintah adalah membangun desa, munculnya program Nawacita
Presiden dan Wakil Presiden salah satunya membangun Indonesia dari pinggiran dengan
memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan yang diperkuat
dengan Undang-Undang No.6 tahun 2014 yang mengatur tentang pendirian BUMDes
(Badan Usaha Milik Desa) serta dana desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN) yang disalurkan pemerintah pusat secara bertahap dan digunakan
untuk membangun sarana dan fasilitas untuk mendukung kesejahteraan masyarakat desa,
Firman Maulana, Mohammad Mas’u Said dan Hayat/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
209-220
- 211 -
meningkatkan kualitas sumber daya manusia di daerah desa tertinggal dan memberikan
kesempatan bagi daerah untuk berkembang dan mendukung ekonomi regional maupun
nasional. Pemerintah desa juga memiliki peranan penting dalam menentukan kemajuan
suatu desa karena bertugas memberikan pembinaan dan pengawasan, pemerintah desa juga
dituntut untuk menggerakkan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan
kesejahteraan desa agar desa berkembang dengan baik.
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa fokus pemerintah perlu
diarahkan kepada pemberdayaan masyarakat desa karena sebagian besar penduduk
Indonesia bertempat tinggal di desa, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) saat ini jumlah
penduduk Indonesia yang tinggal di desa 50,2 persen. Kesejahteraan masyarakat nasional
dapat terwujud jika iklim ekonomi pada tingkat provinsi berjalan dengan baik,
pertumbuhan ekonomi pada tingkat provinsi dapat tercapai jika perputaran ekonomi pada
tingkat kabupaten berjalan dengan lancar. Pertumbuhan ekonomi kabupaten dapat dicapai
dengan adanya ekonomi desa yang kuat, produktif dan mandiri sehingga berdampak pada
indeks kesejahteraan masyarakat luas. Namun pada realitasnya saat ini jumlah desa yang
mampu mengembangkan potensi kekayaan pada daerahnya masih sangat sedikit.
Berdasarkan data yang berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) terdapat 83.931 wilayah
administrasi setingkat desa di Indonesia pada 2018, namun pada tahun 2018 jumlah desa
yang dikategorikan sebagai desa mandiri hanya berjumlah 5.559 desa, serta desa belum
mandiri berjumlah 68.111 desa dan sisanya merupakan desa tertinggal (bps.go.id).
Pembangunan pada tingkat desa terus dirombak oleh pemerintah melalui berbagai
macam progam, namun upaya tersebut belum memberikan hasil yang memuaskan.
Terdapat faktor-faktor yang menyebabkan ketidakberhasilan program tersebut salah
satunya adalah kinerja organisasi BUMDes yang kurang baik, sehingga mematikan
semangat masyarakat dan bergantung kepada pemerintah. Berdasarkan data tersebut
maka pemerintah diwajibkan untuk memberikan perhatian lebih terhadap eksistensi desa
dengan cara membuat kebijakan yang terkait dengan pemberdayaan masyarakat desa
melalui BUMDes. BUMDes diharapkan mampu mengumpulkan dan mengorganisir usaha
yang dikembangkan masyarakat dengan tujuan menambah pendapatan masyarakat desa,
mengurangi pengangguran dan kesenjangan ekonomi sehingga dapat kesejahteraan
masyarakat dapat ditingkatkan. Sesuai dengan pernyataan ahli, pembangunan ekonomi
desa adalah suatu proses pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya yang
ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta untuk
menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan
ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Arsyad, 2014).
Kesejahteraan masyarakat desa juga dapat dicapai pemerintah melalui
pembangunan fasilitas dan infrastuktur, serta memberikan pelatihan dan pemenuhan
kebutuhan terhadap upaya pembangunan dan peningkatan ekonomi desa melalui BUMDes.
Pemerintah pusat dan daerah yang bersangkutan juga diharapkan dapat memberikan
program pemberdayaan yang tepat terhadap masyarakat desa tentang BUMDes sekaligus
memberikan motivasi kepada masyarakat untuk memiliki sifat mandiri, memanfaatkan
potensi desanya sendiri, dan mengembangkan kehidupanya sendiri sehingga tercipta
integrasi yang kuat antara pemerintah dan masyarakat desa. Desa memiliki basis sistem
kemasyarakatan yang kuat sehingga dapat digunakan untuk mendukung perkembangan
sistem ekonomi, sistem politik, pertahanan dan keamanan serta sosial budaya.
Melalui kinerja organisasi yang maksimal dari BUMDes maka kesejahteraan
masyarakat dengan segera akan tercapai. Menurut Sembiring kinerja organisasi di
definisikan sebagai gambaran tingkat pencapaian pelaksanaan kegiatan, program serta
kebijakan dengan menggunakan sejumlah sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Untuk dapat mengetahui keberhasilan kinerja organisasi pada BUMDes maka
perlu adanya pengukuran atau indikator yang dikemukakan para ahli (Sembiring, 2012).
Firman Maulana, Mohammad Mas’u Said dan Hayat/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
209-220
- 212 -
Adapun indikator kinerja organisasi menurut Slavkov & Babić antara lain: penurunan
biaya, produktivitas karyawan, peningkatan profitabilitas, kualitas produk dan jasa,
kepuasan pelanggan, pemecahan masalah, responsif terhadap teknologi, reputasi organisasi
(Slavković & Babić, 2013).
Selain kinerja organisasi, maka diperlukanya pemberdayaan masyarakat guna
menciptakan kesejahteraan masyarakat yang optimal dan merata. Menurut Huraerah
(2018), pemberdayaan masyarakat adalah sebuah proses dalam bingkai usaha memperkuat
apa yang lazim disebut community self-reliance atau kemandirian (Huraerah, 2018).
Adapun indikator yang dapat mengukur optimalisasi pemberdayaan masyarakat menurut
menurut Soeharto (2005) antara lain: pemenuhan kebutuhan, peningkatan pendapatan dan
partisipasi.
Hingga saat ini upaya dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat terus
berlangsung, masyarakat desa dapat menggali potensi daerahnya masing-masing dan
memanfaatkanya dengan baik guna meningkatkan daya saing masyarakat itu sendiri.
BUMDes yang berada di Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu mempunyai
potensi dalam bidang pariwisata, pertokoan, usaha produktif desa, pertanian, perkebunan
dan kuliner. Potensi tersebut berusaha digali oleh pengelola BUMDes untuk mendukung
peningkatan ekonomi desa berupa peningkatan pendapatan masyarakat dan pendapatan asli
desa yang berguna untuk pembangunan fasilitas umum dan pembangunan lain yang
mendukung pertumbuhan ekonomi daerah ataupun nasional. Dengan pertumbuhan
ekonomi tersebut kesejahteraan masyarakat juga terus meningkat, terbukti pada sebuah
penelitian yang dikemukakan oleh Julia (2019) dengan judul “Pengaruh Strategi
Pemberdayaan Masyarakat Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Desa”, hasil dari
penelitian tersebut menunjukan bahwa ada pengaruh yang signifikan strategi
pemberdayaan masyarakat dengan kesejahteraan masyarakat (Parida & Setiamandani,
2019).
Posisi Desa Torongrejo terletak pada bagian selatan Kota Batu berbatasan
langsung dengan Desa Pendemi, Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang, memiliki
sumber daya alam berupa tanah yang subur dan dapat ditanami berbagai macam tumbuhan,
karena potensi tersebut sebagian besar penduduk Desa Torongrejo bekerja pada sektor
pertanian dan perdagangan, potensi-potensi yang ada di Desa Torongrejo harusnya dapat di
kembangkan melaui BUMDes sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Annisa Nayyirotur Riswah (2019), dengan judul “Pengaruh Pelaksanaan Dana
Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) Khasanah Terhadap Kesejahteraan
Masyarakat Di Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus”. Hasil dari penelitian ini adalah
Hasil dari perhitungan regresi linear sederhana Y = 8,965 + 0,440X + e, pada persamaan
regresi linear tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif sebesar 0,440 artinya
jika pelaksanaan program DAPM khasanah 1 satuan maka kesejahteraan masyarakat
meningkat sebesar 0,440. Variabel DPAM Khasanah (X) berpengaruh secara signifikan
terhadap kesejahteraan masyarakat berdasarkan uji T yang menghasilkan T
hitung
sebesar
8,316 dengan taraf signifikansi 0,00, artinya < 0,05. Dengan itu, maka H0 ditolak dan Ha
diterima. Berdasarkan hasil koefisien determinasi atau adjust R square menunjukan angka
sebesar 0,421. Artinya DAPM Khasanah berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat
sebesar 42,1% dan sisanya 57,9% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Penelitian yang dilakukan oleh Desi Hariyani (2018), dengan judul “Pengaruh
Alokasi Dana Desa Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa (Studi Kasus Di Desa
Sungai Rambut Kecamatan Berbak Kabupaten Jabung Timur”. Hasil dari penelitian ini
menyimpulkan bahwa Hasil dari perhitungan regresi linear sederhana Y = 9,256 + 0,558 +
e, pada persamaan regresi linear tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif
sebesar 0,558 artinya setiap kenaikan alokasi dana desa 1 satuan maka kesejahteraan
Firman Maulana, Mohammad Mas’u Said dan Hayat/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
209-220
- 213 -
masyarakat (Y) meningkat sebesar 0,558. Variabel alokasi dana desa(X) berpengaruh
secara signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat berdasarkan uji T yang menghasilkan
T
hitung
sebesar 7,337 > 1,66342 dengan taraf signifikansi 0,00, artinya < 0,05. Dengan itu,
maka H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil koefisien determinasi atau adjust R
square menunjukan angka sebesar 0,386. Artinya alokasi dana desa berpengaruh terhadap
kesejahteraan masyarakat sebesar 38,6% dan sisanya 61,4% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Mohammad (Rizal, 2017) dengan judul “Pengaruh Program Keluarga Harapan
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Sidoarjo Tahun 2017”. Hasil dari
penelitian tersebut adalah Variabel program keluarga harapan (X) berpengaruh secara
signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat berdasarkan uji T yang menghasilkan T
hitung
sebesar 28,229 > 1,661 dengan taraf signifikansi 0,00, artinya < 0,05. Dengan itu, maka H0
ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil koefisien determinasi atau adjust R square
menunjukan angka sebesar 0,890. Artinya program keluarga harapan berpengaruh terhadap
kesejahteraan masyarakat sebesar 89 % dan sisanya 11 % dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini jika dilihat dari pengukuran
variabel adalah kuantitatif, karena data dalam penelitian ini dapat diukur dengan
menggunakan angka dan ada hubungan antara variabel X1 (kinerja organisasi) dan X2
(pemberdayaan masyarakat) dengan Y (kesejahteraan masyarakat) dengan menggunakan
alat analisis tertentu untuk menguji pengaruh yang terdapat pada variabel independen
terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian kuantitatif teknik pengumpulan data adalah bagian terpenting
karena penelitian kuantitatif tujuan utamanya adalah mendapatkan data dari objek yang
akan diteliti. Menurut Efferin, metode pengumpulan data merupakan jembatan yang
menghubungkan peneliti dengan fenomena sosial yang ditelitinya. Melalui metode yang
dipilih, peneliti dapat mengumpulkan berbagai data yang diperlukan guna menjawab
permasalahan yang ada. Berdasarkan penelitian ini metode yang akan digunakan untuk
pengumpulan data dengan menggunakan teknik metode kuisioner (angket) dan metode
dokumenter (Efferin, n.d.).
Menurut Kasiram, penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan
proses data-data yang berupa sebagai alat menganalisis dan melakukan pengkajian
penelitian, terutama mengenai apa yang sudah diteliti (Kasiram, 2010).
Penelitian ini dilakukan di Desa Torongrejo, Kecamatan Junrejo Kota Batu,
menurut data yang ada pada BAPPEDA Kota Batu, desa ini berada pada perbatasan antara
Kota Batu dan Kabupaten Malang dengan luas wilayah 318,833 ha yang subur dan
sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani. Alasan peneliti memilih
lokasi ini karena desa ini memiliki potensi dalam bidang pertanian yang seharusnya dapat
dimaksimalkan kemanfaatanya oleh pemerintah desa melalui BUMDes dan latar belakang
keluarga peneliti yang berasal dari keluarga petani dapat memudahkan peneliti dalam
mengambil data yang diperlukan dari masyarakat.
Setelah mendapatkan data melalui angket yang telah disebarkan kepada
masyarakat maka analisis data diperlukan oleh peneliti untuk mengubah data menjadi
informasi menggunakan alat-alat analisis sehingga data menjadi mudah dibaca dan
dipahami oleh pihak-pihak yang membutuhkan informasi dari penelitian seperti aparatur
desa dan masyarakat luas.
Firman Maulana, Mohammad Mas’u Said dan Hayat/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
209-220
- 214 -
Menurut Sugiyono analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi,
dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, penjabaran point-point, melakukan
sintesa, menyusun kedalam pola, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami (Sugiyono, 2011).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Kota Batu adalah sebuah kota aktif di Provinsi Jawa Timur yang memiliki Luas
19908,73 ha dan jumlah penduduk pada 2014 sejumlah 211.298 pada 2014 (BPS
Kota Batu), Kota Batu terletak di kaki Gunung Panderman yang letaknya 700-1100 m
di atas permukaan laut kota ini terdiri dari 3 Kecamatan, yaitu Kecamatan Batu,
Kecamatan Junrejo dan Kecamatan Bumiaji.
Gambar l Peta Kota Batu
(Sumber : Google Earth)
Kecamatan Junrejo sendiri memiliki luas wilayah 1.526,19 ha berbatasan
langsung dengan Kabupaten Malang, kecamatan ini terdiri dari tujuh desa, ketujuh
desa di kecamatan ini adalah Desa Beji, Desa Dadaprejo, Desa Junrejo, Desa
Mojorejo, Desa Tlekung dan Desa Torongrejo.
Desa Torongrejo berada di wilayah administratif Kecamatan Junrejo Kota
Batu. Letaknya strategis dan mudah dikunjungi karena berada tidak jauh dari pusat
Kota Batu dan pusat Kota Malang serta dekat dengan jalan raya yang banyak dilalui
oleh kendaraan umum.
Meskipun Desa ini berada di Kota Batu, namun banyak masyarakat dari daerah
lain berkunjung ke desa ini untuk berbisnis atau berlibur di desa ini. Daya tarik Desa
Torongrejo ini dikarenakan desa ini memiliki keunikan yaitu memiliki tanah yang
subur dan lingkungan yang asri serta memiliki beberapa objek wisata seperti arung
jeram dan cafe sawah.
2. Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah masyarakat RT 02 dan RT 03 RW 04
Dusun Krajan, Desa Torongrejo yang bertempat tinggal di sekitar BUMDes
Firman Maulana, Mohammad Mas’u Said dan Hayat/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
209-220
- 215 -
Torongrejo. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 75 orang.
Berikut karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,
profesi dan lama tinggal.
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh gambaran tentang jenis kelamin
responden yang dapat dilihat pada tabel 1 sebagaimana berikut:
Tabel 1. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
(
(Data diolah peneliti pada 2021)
Pada tabel 1 menunjukan bahwa sebagian besar jenis kelamin responden adalah
pria yaitu sebesar 57,3% sedangkan responden wanita sebesar 42,7%. Berdasarkan
karakteristik responden rentang usia dapat dibagi menjadi yakni <25 tahun, 25-35
tahun, 35-50 tahun.
Tabel 2. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Usia
(Data diolah peneliti pada 2021)
Tabel 2 menyimpulkan bahwa responden dengan usia 35-50 tahun
mendominasi dengan persentase 54,7%. Gambaran karakteristik responden
berdasarkan pendidikan dapat dibagi menjadi 4 yaitu : 1) Tidak sekolah-SD, 2) SLTP,
3) SLTA, 4) Diploma/Sarjana.
Jenis Kelamin
Frequency
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Pria
43
57.3
57.3
Wanita
32
42.7
100.0
Total
75
100.0
Usia
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
<25 tahun
12
16.0
16.0
16.0
25-35 tahun
22
29.3
29.3
45.3
35-50 tahun
41
54.7
54.7
100.0
Total
75
100.0
100.0
Firman Maulana, Mohammad Mas’u Said dan Hayat/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
209-220
- 216 -
Berikut hasil data yang diolah oleh peneliti, sebagaimana pada tabel 3:
Tabel 3. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
(Data diolah peneliti pada 2021)
Berdasarkan hasil penelitian menyimpulan bahwa responden dengan
karateristik pendidikan didominasi oleh responden dengan pendidikan SLTA sebesar
41,3%. Gambaran responden berdasarkan karakteristik profesi dibagi menjadi 4 yaitu
petani/buruh tani, ASN/TNI/POLRI, wirastwasta dan pekerjaan lain. Berikut hasil
data yang telah diolah oleh peneliti:
Tabel 4. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Profesi
Profesi
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Petani/Buruh Tani
17
22.7
22.7
22.7
ASN/TNI/POLRI
4
5.3
5.3
28.0
Wiraswasta
38
50.7
50.7
78.7
Pekerjaan Lain
16
21.3
21.3
100.0
Total
75
100.0
100.0
(Data diolah peneliti pada 2021)
Data yang tertera di atas menunjukan bahwa responden dengan profesi
wiraswasta di Desa Torongrejo mendominasi dengan persentase sebesar 50,7%.
Karakteristik responden berdasarkan lamanya tinggal dapat dibagi menjadi 4 yaitu <2
tahun, 2-5 tahun, 5-10 tahun, dan >10 tahun.
Berikut hasil data dan karakteristik responden:
Tabel 5.Gambaran Umum Responden Berdasarkan Lamanya Tinggal
Lama Tinggal
Frequency
Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
2-5 tahun
3
4.0
4.0
4.0
5-10 tahun
7
9.3
9.3
13.3
>10 tahun
65
86.7
86.7
100.0
Total
75
100.0
100.0
(Data diolah peneliti pada 2021)
Pendidikan Terakhir
Frequency
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak sekolah SD
23
30.7
30.7
SLTP
19
25.3
56.0
SLTA
31
41.3
97.3
Diploma/Sarjana
2
2.7
100.0
Total
75
100.0
Firman Maulana, Mohammad Mas’u Said dan Hayat/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
209-220
- 217 -
Berdasarkan hasil pengolahan data responden berdasarkan lamanya tinggal
menunjukan bahwa responden dengan lama tinggal >10 tahun mendominasi sebesar
86,7 %.
3. Uji Hipotesis
1) Hasil Uji t (Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh parsial dari variabel bebas terhadap
variabel terikat. Kriteria pengujian pada uji t atau parsial pada setiap variabel adalah
sebagai berikut :
a. Apabila

>

maka Ha diterima dan H0 ditolak.
b. Apabila

<

maka Ha ditolak dan H0 diterima.
Berdasarkan perhitungan statistik pengujian ini dihitung dengan bantuan SPSS
22, maka diperoleh hasil Uji t sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Uji t
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-.785
.333
-2.354
.021
Kinerja
Organisasi (X1)
.418
.111
.795
3.765
.000
Pemberdayaan
Masyarakat
(X2)
.135
.145
.196
.930
.356
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Masyarakat (Y)
Sumber: Data diolah 2021
Berdasarkan kriteria pada table (6) diatas maka cara menentukan

adalah :

= Df = n k

= 75 3 = 72, dengan α sebesar 0,05. Maka dengan begitu nilai

pada 72 adalah 1,667
1. Variabel Kinerja Organisasi (X1)
Variabel X1 menghasilkan nilai

sebesar 3,675 > dari

sebesar 1,667
dengan tingkat signifikansi 0,00 < a = 0,00. Hal ini menghasilkan Ha diterima
dan H0 ditolak. Sehingga dengan demikian, maka hipotesis pertama pada
penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari kinerja
organisasi (X1) terhadap kesejahteraan masyarakat (Y).
2. Variabel Pemberdayaan Masyarakat (X2)
Variabel X2 menghasilkan nilai

sebesar 0,930 < dari

sebesar 1,667
dengan tingkat signifikansi 0,005<a = 0,356. Hal ini menghasilkan H0 diterima
dan Ha ditolak. Sehingga dengan demikian, maka hipotesis kedua pada penelitian
ini membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
pemberdayaan masyarakat (X2) terhadap kesejahteraan masyarakat (Y).
2) Hasil Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh simultan dari variabel bebas terhadap
variabel terikat. Kriteria pengujian pada uji t atau parsial pada setiap variabel adalah
sebagai berikut :
a. Apabila

>

maka Ha diterima dan Ho ditolak.
b. Apabila

<

maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Berdasarkan perhitungan statistik pengujian ini dihitung dengan bantuan SPSS
22, maka diperoleh hasil Uji F sebagai berikut:
Firman Maulana, Mohammad Mas’u Said dan Hayat/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
209-220
- 218 -
Tabel 7. Hasil Uji F
Sumber : Data diolah 2021
Maka cara menentukan

berdasarkan kriteria pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:

= F (k; n k)

= F (3; 75 3) = F (3; 72) = 2,73
Yang berarti nilai

pada penelitian ini adalah 2,73. Pada perhitungan
statistik pada tabel (4.13) diatas menghasilkan nilai

sebesar 10,765 > dari

sebesar 1.902,792 dengan tingkat signifikasi 0.00 < 0,05. Hal ini
menghasilkan Ha diterima dan Ho ditolak, dengan demikian maka hipotesis ketiga
pada penelitian ini terbukti bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel kinerja
organisasi (X1) dan pemberdayaan masyarakat (X2) terhadap kesejahteraan
masyarakat (Y).
3) Analisis Koefisien Determinasi (Adj.
)
Analisis Koefisien Determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji Koefisien Determinasi pada
penelitian ini dihitung dengan bantuan SPSS 22, berikut merupakan hasil pengujian:
Tabel 8. Analisis Adjust R Square
Hasil Analisis Adjust R Square
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1
.991
a
.981
.981
.318
a. Predictors: (Constant), SUMX2, SUMX1
(Data diolah peneliti pada 2021)
Berdasarkan uji koefisien determinasi pada tabel 8 diatas yang telah
disesuaikan (Adjust R Square) sebesar 0,981 atau sama dengan persentase 98,1%
memperlihatkan bahwa ada hubungan antara pengaruh variabel (X1) dan (X2)
terhadap (Y) dalam penelitian ini, sedangkan sisanya sebesar 0,19% dipengaruhi
oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Berdasarkan dengan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bagian
sebelumnya, maka dapat diketahui hasil pengaruh kinerja organisasi dan
pemberdayaan masyarakat terhadap kesejahteraan masyarakat Desa Torongrejo
Kecamatan Junrejo Kota Batu adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Kinerja Organisasi terhadap Kesejahteraan Masyarakat Desa
Torongrejo
Model
Sum of
Squares
Df
Mean
Square
F
Sig.
1
Regression
385.376
2
192.688
1902.792
.000
b
Residual
7.291
72
.101
Total
392.667
74
a. Dependent Variable: SUMY
b. Predictors: (Constant), SUMX2, SUMX1
Firman Maulana, Mohammad Mas’u Said dan Hayat/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
209-220
- 219 -
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini diketahui Variabel Kinerja
organisasi diuji secara parsial menghasilkan

sebesar 3,675 > dari

sebesar 1,667 dengan taraf signifikansi 0,00 < a = 0,05. Berdasarkan perhitungan
tersebut menunjukan Ha diterima dan Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel kinerja organisasi (X1) berpengaruh secara parsial terhadap kesejahteraan
masyarakat Desa Torongrejo.
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ni Nyoman
Suryaningsih (2015) berjudul Dampak Kinerja Badan Keuangan Daerah Terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/Kota di Provinsi Bali mengungkapkan bahwa
kinerja badan keuangan daerah berpengaruh nyata terhadap kesejahteraan masyarakat
melalui kinerja pembangunan daerah kabupaten/kota di Provinsi Bali tahun 2001-
2011 (Yasa & Utama, 2015).
2. Pengaruh Pemberdayaan Masyarakat terhadap Kesejahteraan Masyarakat
Desa Torongrejo
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini diketahui variabel pemberdayaan
masyarakat diuji secara parsial menghasilkan

sebesar 0,930 < dari

sebesar 1,667 dengan taraf signifikansi 0,005 <a = 3,56. Berdasarkan perhitungan
tersebut menunjukan H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel pemberdayaan masyarakat (X2) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kesejahteraan masyarakat Desa Torongrejo.
Hasil dari penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian terhadulu yang
dilakukan oleh Annisa Royyitotur Riswah (2019) yang berjudul Pengaruh
Pelaksanaan Program Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) Khasanah
Terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus,
menunjukkan hasil penelitian bahwa program variabel program DAPM Khasanah
berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat (Riswah, 2019).
Pengaruh Kinerja Organisasi dan Pemberdayaan Masyarakat terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini diketahui Variabel Kinerja
Organisasi dan Pemberdayaan Masyarakat diuji secara simultan menghasilkan

sebesar 1.902,792 > dari

sebesar 10,765 dengan taraf signifikansi 0,00
< 0,05. Berdasarkan perhitungan tersebut menunjukan Ha diterima dan Ho ditolak,
berdasarkan perhitungan diatas menunjukan bahwa variabel kinerja organisasi (X1)
dan pemberdayaan masyarakat (X2) berpengaruh secara simultan terhadap
kesejahteraan masyarakat (Y).
Pada uji koefisien determinasi menghasilkan nilai sebesar 0,981 atau sama
dengan persentase 98,1% menunjukan bahwa terdapat hubungan antara pengaruh
variabel X1 dan X2 terhadap Y dalam penelitian ini, sedangkan sisanya sebesar
0,19% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak tercantum dalam penelitian ini.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa variabel kinerja organisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kesejahteraan masyarakat Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu, variabel
pemberdayaan masyarakat secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap
kesejahteraan masyarakat Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu dan kinerja
organisasi dan pemberdayaan masyarakat secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kesejahteraan masyarakat Desa Torongrejo Kecamatan Junrejo Kota Batu.
Firman Maulana, Mohammad Mas’u Said dan Hayat/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(3),
209-220
- 220 -
BIBLIOGRAPHY
Arsyad, L. (2014). Analisis Efisiensi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(Pnpm) Mandiri Perdesaan di Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat.
[Yogyakarta]: Universitas Gadjah Mada.
Efferin, S. (n.d.). dkk,(2004), Metode Penelitian Untuk Akutansi, Edisi Pertama, Cetakan
Pertama. Penerbit Bayumedia Publishing, Malang.
Hayat, H., Turohman, S. H., & Cikusin, Y. (2018). Strategi Pembangunan Sumber Daya
Manusia Berbasis Pembangunan Desa Untuk Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Desa. Jurnal Transformasi Administrasi, 8(2), 147164.
Huraerah, A. (2018). Pemberdayaan Pelaku Usaha Kecil Melalui Diversifikasi Produk
Olahan Buah Pala Di Desa Wanayasa, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten
Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Seminar Nasional Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM), 1(1), 112.
Kasiram, M. (2010). Metodologi penelitian: Kualitatifkuantitatif. Uin-Maliki Press.
Mone, I. Y., Adisasmita, H. R., & Mediaty, J. E. M. (2013). Pengaruh pengelolaan
keuangan daerah terhadap kinerja ekonomi daerah di Kabupaten Pangkep.
Parida, J., & Setiamandani, E. D. (2019). Pengaruh Strategi Pemberdayaan Masyarakat
Terhadap Peningkatan Kesejahteraan Desa. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik, 8(3), 146152.
Riswah, A. N. (2019). Pengaruh pelaksanaan program dana amanah pemberdayaan
masyarakat (DAPM) Khasanah terhadap kesejahteraan masyarakat di Kecamatan
Undaan Kabupaten Kudus. UIN Walisongo Semarang.
Rizal, M. (2018). Pengaruh Program Keluarga Harapan terhadap kesejahteraan
masyarakat Kabupaten Sidoarjo Tahun 2017. Surabaya: UIN Sunan Ampel
Surabaya.
SEMBIRING, M. J. (2012). Pengaruh Dukungan Pemerintah, partisipasi Anggota dan
Budaya Organisasi terhadap Strategi dan Kinerja Koperasi Wanita di jawa Timur.
UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Slavković, M., & Babić, V. (2013). Knowledge management, innovativeness, and
organizational performance: Evidence from Serbia. Economic Annals, 58(199), 85
107.
Sugiyono, P. (2011). Metodologi penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Alpabeta,
Bandung.
Yasa, I. N. M., & Utama, M. S. (2015). Dampak Kinerja Keuangan Daerah terhadap
Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten/kota di Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis Universitas Udayana, 4, 44748.