PENGARUH KOMPENSASI DAN
BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA MELALUI KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL
INTERVENING DI YAYASAN X
Matius Sutrisno
Received
:
26-02-2021 Revised�� : 22-03-2021 Accepted
:
23-03-2021 |
Abstract The potential possessed by each teacher does not always
develop naturally due to the influence of various factors, resulting in low
teacher performance. This study aims to examine the effect of compensation
and organizational culture on performance through job satisfaction as an
intervening variable at the X Foundation simultaneously. The study population
was all certified permanent teachers from Foundation X, totaling 74 teachers
and a sample of 63 people through thetechnique. proportionate stratified
random sampling. Collecting data using a questionnaire instrument and data
analysis techniques to test the hypothesis is SEM. The results of research
and discussion can be concluded that compensation has an effect on
performance, compensation has a significant effect on job satisfaction,
organizational culture has a significant effect on performance,
organizational culture has a significant effect on job satisfaction and job
satisfaction has no significant effect on performance, job satisfaction is
not proven to be an intervening variable. Between the effect of compensation
on performance, job satisfaction is not proven as an intervening variable
between the influence of organizational culture on performance. Keywords: compensation;
organizational culture; job satisfaction; performance. Abstrak Potensi yang dimiliki oleh
setiap guru tidak selalu berkembang secara wajar akibat adanya pengaruh dari
berbagai faktor, sehingga berdampak pada rendahnya kinerja guru. Penelitian ini bertujuan
untuk mengkaji pengaruh kompensasi dan budaya organisasi
terhadap kinerja melalui kepuasan kerja sebagai variabel intervening di Yayasan
X secara simultan. Populasi penelitian adalah seluruh guru tetap yayasan X yang telah disertifikasi, yang berjumlah 74 guru dan sampel sejumlah 63 orang melalui teknik proportionate stratified random sampling. Pengumpulan
data menggunakan instrumen
kuesioner dan teknik analisis data untuk menguji hipotesis adalah SEM. Hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa kompensasi berpengaruh terhadap kinerja, kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja, budaya organisasi berpengaruh terhadap signifikan kepuasan kerja dan kepuasan
kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja, kepuasan kerja tidak terbukti sebagai variabel intervening antara pengaruh kompensasi terhadap kinerja, kepuasan kerja tidak terbukti
sebagai variabel
intervening antara pengaruh
budaya organisasi terhadap kinerja. Kata kunci: kompensasi; budaya organisasi; kepuasan kerja; kinerja. � |
CC
BY
PENDAHULUAN
Yayasan X didirikan untuk ikut
serta menanggapi persoalan pembangunan bangsa, khususnya berkenaan dengan masalah
pendidikan dan pengajaran. Pendirian yayasan ini dilandasi oleh kesadaran dan
komitmen bersama atas pembangunan bangsa, khususnya dalam pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya, antara lain diperlukan pembinaan dan pengembangan
pendidikan dan pengajaran. Bahwa pembinaan dan pengembangan pendidikan dan
pengajaran tersebut bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi
juga dituntut kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi.
����������� Mengingat
pendidikan dan pengajaran merupakan elemen yang sangat penting untuk
menciptakan sumber daya yang berkualitas, cerdas, damai, terbuka, demokratis dan mampu
bersaing serta dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga negara Indonesia.
Kebutuhan guru yang sangat mendasar adalah kebutuhan kompensasi, dimana
kompensasi masih dirasakan belum memuaskan, sangat menentukan kinerja guru.
Besaran pemberian kompensasi antar unit karya berbeda-beda berdasarkan
kemampuan finansial masing-masing sekolah. Maka nampaklah perbedaan nominal
antara SDK, SMPK dan SMAK. Perbedaan yang cukup mencolok adalah tunjangan
kelebihan mengajar dan tunjangan wali kelas. Maka hal ini menjadi permasalahan
sendiri bagi kinerja yang ditunjukkan oleh tenaga pendidikan yang ada dalam
yayasan ini. Guru dalam proses pembelajaran bertanggung jawab untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang diizinkan. Peran guru tidak hanya mentransfer pengetahuan
saja, tetapi juga membentuk pribadi anak untuk mencapai kedewasaannya, karena
itu guru tidak hanya berperan sebagai pengajar saja, tetapi juga sebagai
pembimbing, pemimpin dan lainnya. Selain itu, guru juga dituntut berperan
dalam administrasi sekolah yang meliputi administrasi kesiswaan, administrasi
sarana dan prasarana, administrasi hubungan masyarakat dan layanan khusus.
Tugas lain yang dibebankan oleh kepala sekolah dapat berupa piket sekolah. Guru
yang profesional adalah jika pekerjaannya itu dapat menjamin kehidupan guru.
Selain itu dari hasil wawancara
yang penulis lakukan dengan kepala sekolah, diperoleh informasi bahwa guru
enggan mengikuti pelatihan dan seminar apabila tidak disediakan tunjangan
transportasi, penginapan dan tunjangan makan selama mengikuti pelatihan. Disisi
lain, kinerja guru di Yayasan X makin dituntut bekerja lebih profesional lagi,
meskipun tidak dipungkiri masih ada beberapa orang guru yang semangat mengikuti
pelatihan, seminar bahkan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih
tinggi lagi.
����������� Masrukhin
dan Waridin (2006) mengungkapkan bahwa setiap organisasi memiliki budaya
organisasi yang berfungsi untuk membentuk aturan atau pedoman dalam berfikir
dan bertindak dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Sejalan dengan Masrukhin
dan Waridin yayasan menyerukan perbaikan dalam budaya organisasi dalam
menanggapi temuan tim supervisi internal dengan sikap tidak perlu saling
menyalahkan dan yang harus dilakukan adalah berubah. Perubahan itu adalah
perubahan mental pembelajaran dan adaptif terhadap perubahan. Tekanan utama
dalam perubahan dan pengembangan budaya organisasi adalah mencoba untuk
mengubah nilai-nilai, sikap dan perilaku dari anggota organisasi secara
keseluruhan (dan
Waridin, 2006).
Berdasarkan latar belakang, maka
rumusan masalah yang diteliti, yaitu apakah kompensasi kerja berpengaruh
terhadap kepuasan kerja di Yayasan X, kedua apakah kompensasi kerja berpengaruh
terhadap kinerja guru di Yayasan X, ketiga apakah budaya organisasi� berperan terhadap kepuasan kerja di Yayasan
X, keempat apakah budaya organisasi�
berpengaruh terhadap kinerja guru Yayasan X, kelima apakah� kepuasan kerja berpengaruh terhadap kinerja
guru di Yayasan X.�����
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan
penelitian penjelasan (explanatory
research) yang akan membuktikan hubungan kausal antara variabel bebas
(eksogen variable) yaitu variabel variabel kompensasi dan budaya organisasi;
variabel antara (intervening variable)
yaitu variabel kepuasan kerja; dan variabel terikat (endogen variable) yaitu
kinerja guru.
Terdapat beberapa alasan yang
menjadi penyebab digunakan PLS dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini
alasan-alasan tersebut yaitu: pertama, PLS (Partial
Least Square) merupakan metode analisis data yang didasarkan asumsi sampel
tidak harus besar, yaitu jumlah sampel kurang dari 100 bisa dilakukan analisis
dan residual distribution. Kedua, PLS (Partial
Least Square) dapat digunakan untuk menganalisis teori yang masih dikatakan
lemah, karena PLS (Partial Least Square)
dapat digunakan untuk prediksi. Ketiga, PLS (Partial Least Square) memungkinkan algoritma dengan menggunakan
analisis series Ordinary Least Square
(OLS) sehingga diperoleh efisiensi perhitungan algaritma (Ulum,
Ghozali, & Chariri, 2008). Keempat, pada pendekatan PLS, diasumsikan bahwa semua
ukuran variance dapat digunakan untuk menjelaskan. Metode analisis data dalam
penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu:
����������� Analisis
deskriptif, yaitu memberikan gambaran atau deskriptif empiris atas data yang
dikumpulkan dalam penelitian (Sari,
2016). Data tersebut berasal
dari jawaban-jawaban responden atas item-item yang terdapat dalam kuesioner dan
akan dioleh dengan cara dikelompokkan dan ditabulasikan kemudian diberi
penjelasan.
����������� Menurut
Sugiyono: 2018 statistik inferensial, (statistik induktif atau statistik
probabilitas) adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data
sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi (Jusmiana,
2020). Sesuai dengan
hipotesis yang telah dirumuskan, maka dalam penelitian ini analisis data
statistik inferensial diukur dengan menggunakan software SmartPLS (Partial
Least Square) mulai dari pengukuran model (outer model), struktur model (inner
model) dan pengujian hipotesis.
����������� PLS
(Partial Least Square) menggunakan
metoda principle component analiysis
dalam model pengukuran, yaitu blok ekstraksi varian untuk melihat hubungan
indikator dengan konstruk latennya dengan menghitung total varian yang terdiri
atas varian umum (common variance),
varian spesifik (specific variance)
dan varian error (error variance).
Sehingga total varian menjadi tinggi.
����������� Outer model sering juga disebut (outer relation atau measurement model)
yang mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator berhubungan dengan variabel
latennya. Model pengukuran (outer model)
digunakan untuk menilai validitas dan realibilitas model. Uji validitas dilakukan
untuk mengetahui kemampuan instrumen penelitian mengukur apa yang seharusnya
diukur (Cooper,
Schindler, & Sun, 2006). Sedangkan uji reliabilitas
digunakan untuk mengukur konsistensi alat ukur dalam mengukur suatu konsep atau
dapat juga digunakan untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item
pernyataan dalam kuesioner atau instrument penelitian.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Hasil
Dalam
suatu penelitian reliabilitas pada SmartPLS,
ada dua perlakuan yang berbeda untuk dua jenis indikator yaitu cara untuk
indikator formatif dan cara untuk indikator reflektif. Uji reliabilitas di
dalam penelitian ini menggunakan indikator reflektif dan berikut cara
pengukurannya. Uji reliabilitas untuk mengukur indikator reflektif dalam PLS
dapat menggunakan dua metode, yaitu Cronbach�s
alpha dan Composite Reliability. Cronbach�alpha mengukur batas bawah
nilai reliabilitas suatu konstruk sedangkan composite reliability mengukur
nilai sesungguhnya reliabilitas suatu konstruk. Suatu konstruk dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach�s alpha
harus lebih dari 0,6 dan nilai composite reliability harus lebih dari 0,6. (Anita, Nanda, Zenita, & Abdillah, 2018).
Rule of thumbs untuk uji reliabilitas
dengan indikator reflektif dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Ringkasan
Rule of Thumb Uji Realibilitas
Reliabilitas |
Cronbach�s
Alpha |
a.
>0,70
untuk Confirmatory Research b.
>0.60 masih
dapat diterima untuk Exploratory
Research |
Composite
Reliability |
a.
>0,70
untuk Confirmatory Research b.
>0.60 masih
dapat diterima untuk Exploratory
Research |
������ Sumber : Chin (1998) dan Ghazali (2015:
76)
����������� Hipotesis
diuji dengan menggunakan metode resampling bootstrap karena memungkinkan
berlakunya data untuk terdistribusi secara bebas, tidak membutuhkan asumsi
distribusi normal, dan tidak membutuhkan sampel dalam jumlah besar (minimal 30
sampel). Pengujiannya dilakukan dengan t-test. Jika hasil pengukuran pada outer
model signifikan (t-stat >1,96) , maka indikator dapat digunakan sebagai
instrumen pengukur variabel laten. Jika hasil pengukuran pada inner model
signifikan (t-stat >1,96), maka terdapat pengaruh yang bermakna antara
variabel laten.
Pengujian
hipotesis mediasi dilakukan guna mengetahui kekuatan pengaruh variabel
moderator pada penelitian ini, pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan
metode direct dan indirect effect, dengan membandingkan nilai path coefficients
atau nilai P hubungan direct yang artinya tanpa melalui pengaruh variabel
moderator dan hubungan indirect yang melalui pengaruh variabel moderator.
Pada hasil analisis yang tertera pada tabel diats
dapat diketahui bahwa nilai t-Statistik
hubungan Budaya Organisasi (X1) terhadap
Kinerja (Y) adalah 2.591. Hasil pengujian
tersebut menunjukkan t-Statistik > 1,96. Hal ini dapat diartikan bahwa Budaya Organisasi (X1)
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja (Y).
Hasil penelitian terbukti bahwa budaya organisasi mempunyai
pengaruh positif terhadap kinerja. Budaya organisasi meliputi keterhubungan
antar karyawan perusahaan termasuk rekan kerja dan pimpinan. Keterhubungan yang
dimaksud meliputi perlunya bagi karyawan untuk memelihara hubungan yang baik
dengan sesama rekan kerja, baik sesama rekan kerja pada unit yang sama maupun
pada unit kerja lain.
Hasil
analisis menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh tidak signifikan terhadap
Kinerja guru di Yayasan X. Pengaruh yang tidak signifikan diinterprestasikan
bahwa guru telah merasa puas, karena pekerjaan yang dipercayakan sebagai
pelayanan dapat diselesaikan dengan baik.
Pembahasan
Metode
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling atau judgement
sampling. Menurut Sugiyono (2017:117) pengertian purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
berdasarkan kriteria�kriteria atau pertimbangan tertentu (Ernanda & Sugiyono, 2017).
Adapun kriteria - kriteria penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1.
Tenaga
pendidik yang menjadi pegawai tetap Yayasan X.
2.
Tenaga
pendidik yang menjadi pegawai tetap yayasan X
dan telah tersertifikasi.
Berdasarkan
daftar gaji yayasan X, tenaga pendidik tiga (3) unit karya pendidikan yayasan X yang telah menjadi pegawai
tetap adalah 101 orang. Tenaga pendidik tersebut diseleksi kembali sesuai
dengan kriteria yang sudah ditetapkan. Seleksi sampel penelitian disajikan pada
tabel 2 berikut :
Tabel
2. Seleksi
Sampel Penelitian
NO |
Kriteria
Sampel |
Jumlah |
1. |
Tenaga pendidik yang mengajar di
Yayasan X. |
101 |
2. |
Tenaga pendidik yang menjadi pegawai
tetap yayasan X
dan belum tersertifikasi. |
21 |
3. |
Tenaga pendidik PNS yang telah
tersertifikasi |
6 |
4. |
Tenaga pendidik yang tidak
mengembalikan koesoner |
11 |
|
Jumlah
sampel yang diambil adalah |
101
� 21 � 6 � 11 |
|
Jumlah
Sampel |
������������ 63 |
Sumber:
data diolah 2018
Tabel
2 menunjukkan bahwa dari 101 tenaga pendidik yang mengajar di� yayasan ini dan telah tersertifikasi hanya
sebanyak 80 orang yang terpilih menjadi sampel penelitian. Sehingga total
pengamatan yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 80 orang.
Dari 80 guru yang menjadi sampel ternyata ada 6 guru PNS yang berkarya di 2
unit karya Yayasan ini yakni 5 orang guru ada di SMPK� dan 1 guru di SMAK. Sehingga sampel mengerucut
menjadi 73 orang. Setelah koesioner disebar dan yang tidak dikembalikan ada 11
orang. Maka sampel yang menjadi bahan penelitian ini adalah 63 orang.
Teknik
pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data dan
keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan data yang akurat dan lebih
spesifik, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
kuesioner (angket).
Kuesioner
yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar pernyataan
mengenai hal-hal yang berhubungan dengan variabel yang diteliti. Jenis
kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang
sudah disediakan jawabannya, alasan penulis menggunakan kuesioner tertutup
karena kuesioner jenis ini memberikan kemudahan kepada 86 responden dalam
memberikan jawaban, kuesioner tertutup lebih praktis, dan dapat mengimbangi
keterbatasan biaya dan waktu penelitian.
����������� Instrumen penelitian yang digunakan
adalah angket atau kuesioner. Kuesioner yang digunakan adalah jenis kuesioner
tertutup dimana pertanyaan sudah disediakan jawabannya. Dalam penelitian ini
digunakan kuesioner tertutup dengan skala Likert
modelnya five point� Responden adalah pendidik tetap Yayasan X, merespon tingkat persetujuan
pada setiap pertanyaan kuesioner dalam kisaran sangat setuju hingga sangat
tidak setuju. Adapun cara pemberian skor terhadap jawaban responden akan
diberikan skor mulai 1 (satu) sampai 5 (lima). Pemberian skor terhadap
alternatif jawaban yang ada dalam kuesioner sebagai berikut :
a.
Sangat
setuju diberi skor 5, artinya pernyataan tersebut sepenuhnya mengambarkan
perasaan responden.
b.
Setuju
diberi skor 4, artinya pernyataan lebih cenderung menggambarkan perasaan
responden daripada tidak.
c.
Netral
diberi skor 3, artinya pernyataan tersebut menimbulkan rasa tidak menentu pada
responden, antara menggambarkan atau tidak.
d.
Tidak
setuju diberi skor 2, artinya pernyataan�
lebih cenderung tidak menggambarkan perasaan responden daripada
sebaliknya.
e.
Sangat
tidak setuju diberi skor 1, artinya pernyataan sama sekali tidak menggambarkan
perasaan responden.
Menurut
Sugiyono (2012) mendefinisikan pengertian variabel sebagai berikut : �Variabel
adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau
ditarik kesimpulannya� (Parlina, 2017).
Hal ini selaras dengan menurut Arikunto, �Variabel adalah obyek penelitian atau
apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian� (Arikunto, 2019).
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diteliti yaitu sebagai
berikut:
1.
Variabel
eksogen (X): adalah varibel yang nilainya tidak dipenaruhi/ ditentukan oleh
variabel lain di dalam model. Variabel eksogen dikenal juga sebagai variabel
independen (variabel bebas). Dalam penelitian ini variabel eksogen adalah
Kompensasi kerja (X1) dan Budaya Organisasi (X2);
2.
Variabel
intervening (Z), yaitu variabel yang memberikan jeda antara variabel bebas
dengan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak langsung mempengaruhi
variabel terikat. Yang termasuk intervening variabel dalam penelitian ini
adalah kepuasan kerja (Z);
3.
Variabel
endogen (Y), yaitu variabel yang terikat atau tergantung pada variabel lain.
Dalam penelitian ini variabel endogen adalah kinerja guru (Y).
Definisi
operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan
karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Azwar & Abrian, 2015).
Operasional variabel tentunya diperlukan untuk menentukan jenis, indikator, serta
skala dari variabel-variabel yang terkait di dalam penelitian, sehingga
pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar
sesuai dengan judul penelitian.
����������� Penelitian ini menggunakan metode
analisis data dengan menggunakan software SmartPLS versi 3.0. yang dijalankan
dengan media komputer.� Menurut Jogiyanto
dan Abdillah PLS (Partial Least Square)
adalah: Analisis persamaan struktural (SEM) berbasis varian yang secara
simultan dapat melakukan pengujian model pengukuran sekaligus pengujian model
struktural. Model pengukuran digunakan untuk uji validitas dan reabilitas,
sedangkan model struktural digunakan untuk uji kausalitas (pengujian hipotesis
dengan model prediksi) (Jogiyanto & Abdillah, 2009).���
����������� Terdapat beberapa alasan yang
menjadi penyebab digunakan PLS dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini
alasan-alasan tersebut yaitu:pertama, PLS (Partial
Least Square) merupakan metode analisis data yang didasarkan asumsi sampel
tidak harus besar, yaitu jumlah sampel kurang dari 100 bisa dilakukan analisis,
dan residual distribution. Kedua, PLS (Partial
Least Square) dapat digunakan untuk menganalisis teori yang masih dikatakan
lemah, karena PLS (Partial Least Square)
dapat digunakan untuk prediksi. Ketiga, PLS (Partial Least Square) memungkinkan algoritma dengan menggunakan
analisis series Ordinary Least Square
(OLS) sehingga diperoleh efisiensi perhitungan olgaritma. Keempat, pada
pendekatan PLS, diasumsikan bahwa semua ukuran variance dapat digunakan untuk
menjelaskan. Metode analisis data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua
yaitu:
����������� PLS (Partial Least Square) menggunakan metoda principle component
analiysis dalam model pengukuran, yaitu blok ekstraksi varian untuk melihat
hubungan indikator dengan konstruk latennya dengan menghitung total varian yang
terdiri atas varian umum (common variance),
varian spesifik (specific variance),
dan varian error (error variance).
Sehingga total varian menjadi tinggi.
.
KESIMPULAN
Dari penelitian ini, maka dapat disimpulkan
bahwa kompensasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja. Dengan dijalankannya sistem pemberian kompensasi yang adil dan baik,
maka diharapkan akan dapat
mendorong karyawan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya. Apabila sistem evaluasi kinerja pada suatu organisasi
dapat menggambarkan usaha dan pekerjaan
yang dilakukan oleh karyawannya dengan baik, maka akan terlihat perbedaan hasil kerja antara karyawan
satu dengan yang lain. Dengan demikian karyawan akan
berusaha untuk meningkatkan kinerjanya karena semakin bagus kinerjanya maka karyawan tersebut
akan memperoleh imbalan kompensasi yang lebih baik dibandingkan
dengan karyawan lain. Pemberian kompensasi yang tepat, sistem upah
yang teratur dan rapi akan
meningkatkan hasil kerja dan kinerja
karyawan.
BIBLIOGRAPHY
Anita, R., Nanda, S. T., Zenita, R., & Abdillah, M. R.
(2018). Locus of Control, Penerimaan Auditor atas Dysfunctional Audit Behavior
dan Intention to Quit. Jurnal Dinamika Akuntansi Dan Bisnis, 5(1),
43�54.
Arikunto, S. (2019). Prosedur penelitian.
Azwar, H., & Abrian, Y. (2015). Pengaruh Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan di Hotel Grand Inna Muara Padang. E-Journal Home
Economic and Tourism, 9(2).
Bontis, N., Keow, W. C. C., & Richardson, S. (2000).
Intellectual capital and business performance in Malaysian industries. Journal
of Intellectual Capital.
Cooper, D. R., Schindler, P. S., & Sun, J. (2006). Business
research methods (Vol. 9). Mcgraw-hill New York.
dan Waridin, M. (2006). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan
Kerja, Budaya Organisasi dan Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai. JurnalEkonomi
Dan Bisnis, 7(2), 197�209.
Ernanda, D., & Sugiyono, S. (2017). Pengaruh Store
Atmosphere, Hedonic Motive Dan Service Quality Terhadap Keputusan Pembelian. Jurnal
Ilmu Dan Riset Manajemen (JIRM), 6(10).
Jogiyanto, H. M., & Abdillah, W. (2009). Konsep dan
aplikasi PLS (Partial Least Square) untuk penelitian empiris. BPFE Fakultas
Ekonomika Dan Bisnis UGM. Yogyakarta.
Jusmiana, A. (2020). Sekapur Sirih Tentang Statistik.
Parlina, N. D. (2017). Pengaruh Perputaran Modal Kerja
Terhadap Profitabilitas Melalui Perputaran Piutang Sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Inspirasi Bisnis Dan Manajemen, 1(2),
159�166.
Sari, N. P. (2016). Transformasi Pekerja Informal ke Arah
Formal: Analisis Deskriptif dan Regresi Logistik. Jurnal Ekonomi Kuantitatif
Terapan.
Ulum, I., Ghozali, I., & Chariri, A. (2008). Intellectual
capital dan kinerja keuangan perusahaan; Suatu analisis dengan pendekatan
Partial Least Squares (PLS).