Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, April 2022, 2 (4), 497-502
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v2i4.374 497
Tinjauan Ketepatan Pengodean Diagnosis Penyebab Dasar Kematian pada
Pasien Diabetes Mellitus di RSU UKI Jakarta
Dinda Nurmalasari1, Lily Widjaja2, Deasy Rosmala Dewi3, Laela Indawati4
Universitas Esa Unggul Jakarta, Indonesia1, 2, 3, 4
nurmalasaridindanur@gmail.com1, lily.widjaja@esaunggul.ac.id2 deasy[email protected]3
laela.indawati@esaunggul.ac.id4
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
03-04-2022
05-04-2022
25-04-2022
Determinasi merupakan kehati-hatian dan keakurasian kode penyakit bisa
mudah diidentifikasi menjadi kode tepat serta tidak tepat, Kode yang tepat
disesuaikan dalam ICD-10 kemudian kode yang tidak tepat merupakan
kode yang tidak sesuai dalam ICD-0. Pengodean penyebab kematian
dilakukan rumah sakit untuk laporan kematian di rumah
sakit.Ketidaktepatan kode diagnosis terdiri atas 5M(Man, Money, Method,
Machine, Material)Berdasarkan hasil wawancara terhadap petugas koding
bahwa ketepatan pengodean penyebab kematian pada pasien Diabetes
mellitus belum optimal karena tulisan dokter yang kurang jelas,
penggunaan singkatan dalam diagnosis, kurangnya SDM berlatar
pendidikan RMIK, tidak perlu biaya dalam pengodean, metode yang
dilakukan dalam melakukan pengodean penyebab kematian dari form
sertifikat Medis Penyebab kematian pada point Penyebab langsung,
Penyebab antara dan penyebab dasar dan tidak adanya ruang khusus
pengodean. pada permasalahan yang terkandung diatas, dengan demikian
penulis melaksankan penelitian berkenaan dengan ketepatan pengodean
penyebab kematian pada pasien diabetes mellitus sesuai dengan ICD-
10.tujuan penelitian ini untuk menganalisis kesesuaian pengodean
diagnosis penyebab kematian terhadap pasien Diabetes mellitus Di RSU
UKI Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian dari 72 rekam medis pasien
meninggal tentang ketepatan pengodean penyebab kematian pada pasien
Diabetes mellitus Di RSU UKI Jakarta pada tahun 2017-2020 Diperoleh
kode diagnosis penyebab kematian yang tepat sebanyak 56 rekam
medis(88%) dan kode diagnosis penyebab kematian yang tidak tepat
sebanyak 16 Rekam medis(12%). Saran untuk pengodean diagnosis
penyebab kematian Di RSU UKI Jakarta agar dalam pengodean penyebab
kematian dilakukan sesuai aturan yaitu menggunakan tabel MMDS, ICD-
10 Vol 2 dan reseleksi dalam pengaplikasian rule meliputi Rule 1, Rule 2
atau Rule 3 yang mencakup pengaplikasian kadiah umum.
Kata kunci: Ketepatan, Penyebab kematian, Kode Sebab Kematian,
Diabetes Mellitus
Abstract
Determination is a precaution and the accuracy of disease codes can be
easily identified into correct and incorrect codes, Correct codes are
adjusted in ICD-10 then incorrect codes are inappropriate codes in ICD-
0. The cause of death was hospital reporting. The uncertainty of the
diagnostic code consists of 5m (man, money, method, machine, material)
based on the interview of the coding officer that the precision of the cause
of death in the diabetes mellitus diabetes is not optimum because of poor
doctors' writing, the use of abbreviations in the diagnosis, the lack of
human resources in rmic education, no charge in coding, The method of
conducting a death certificate from the medical certificate form is the
cause of death at the point of immediate cause, the cause between and
the underlying cause and the absence of a specialized chamber. Hence,
the authors conducted a study on the correctness of the causes of death
Dinda Nurmalasari1, Lily Widjaja2, Deasy Rosmala Dewi3, Laela Indawati r /Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 2(2), 497-502
Tinjauan Ketepatan Pengodean Diagnosis Penyebab Dasar Kematian pada Pasien Diabetes Mellitus di RSU
Uki Jakarta
498
in diabetes patients mellitus according to the icd-10. The purpose of this
study was to understand the precision of the diagnosis of the causes of
death in the diabetes patient mellitus in Jakarta general hospital. Based
on a study of the 72 medical records of patients dying of the precision of
the cause of death in diabetes patients mellitus in Jakarta general in
2017-2020.
Keywords: Accuracy, Cause of Death, Code of Cause of Death, Diabetes
Mellitus
*Correspondence Author: Dinda Nurmalasari
PENDAHULUAN
AMenurut Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit,
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan, dan gawat darurat. Dalam menyelanggarakan rekam medis perlu disesuaikan antara
kebutuhan dengan fasilitas yang diberikan (Kemenkuham RI, 2009).
Berdasarkan (Permenkes, 2008) Rekam medis merupakan inventarisasi data yang
berisikan catatan dan dokumen mengenai biodata pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan serta treatment lain yang sudah diberikan kepada pasien. Unit rekam medis
menyelenggarakan sistem rekam medis, yang terdiri dari beberapa sistem antara lain,
sistem pendaftaran pasien, sistem penomoran, sistem penamaan, sistem pengolahan data
medis, sistem koding Diagnosis penyakit, sistem penyimpanan, dan sistem pengambilan
kembali rekam medis (Farida, 2016).
Sistem koding adalah kegiatan pemberian sandi dengan menggunakan konsolidasi
antara huruf dan angka yang menginterpretasikan komponen dari setiap data. Kegiatan
yang dilasanakan dalam koding terdiri dari kegiatan pengodean Diagnosis (penyakit, non
penyakit, external cause, symptoms) dan pengodean tindakan medis. Untuk menentukan
kode yang tepat harus ditunjang oleh penulisan Diagnosis yang lengkap, jelas dan tepat
oleh dokter dan koder yang handal (Khairun Nissa, 2020).
ICD-10 merupakan kode diagnosis penyakit sekaligus digunakan untuk
mengetahui sebab dasar kematian kemudian mengkodenya dalam sertifikasi kematian yang
dirujuk kedalam tabel Medical Mortality Data System (MMDS) (Hidayat, 2014). Tabel
tersebut dapat mempermudah dalam menentukan kode UCoD(Underlyin Cause of Death)
yang tepat serta menunjukan penentuan kode penyebab multiple yang tepat (Hardono &
Ernawati, 2018).
Berdasarkan hasil penelitian Eni Nur Rahmawati menunjukkan bahwa putusan
yang diambil di RSUP dr.Soeradji Tirtonegoro klaten di dasarkan pada ketepatan dasar
kematian sebagai pertimbangannya, Namun dalam melaksanakan pemutusan terhadap
kode sebab dasar kematian sesuai dengan ICD-10 masih belum dilaksanakan. Bersumber
pada tabel MMDS mencatat ketepatan kode sebab dasar kematian adalah 90.32% belum
akurat. Rasio ketidak tepatan tertinggi adalah 67.86% hal tersebut disebabkan oleh ketidak
tepatan dalam memutuskan kode berdasarkan prinsip umum (Rahmawati, 2018).
Yuniana Eka Pratiwi memaparkan hasil dari penelitian nya bahwa Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV dalam ketepatan hasil penetapan kode penyebab
umum kematian pasien yang benar sebesar jumlah 21 (75%) dan kode penyebab dasar
kematian yang belum akurat yang berjumlah 7 kode (25%) (Pratiwi, 2013).
Erna Fitri Widayati menunjukkan hasil penelitian nya bahwa dalam bidang
manajemen data klinis rumah sakit yang paling penting adalah ketelitian terhadap data
diagnosis. Peneliti melakukan survei di rumah sakit 17 mei 2018 bahwa masih banyak
Dinda Nurmalasari1, Lily Widjaja2, Deasy Rosmala Dewi3, Laela Indawati r /Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 2(2), 497-502
Tinjauan Ketepatan Pengodean Diagnosis Penyebab Dasar Kematian pada Pasien Diabetes Mellitus di RSU
Uki Jakarta
499
ditemukan kode yang kurang akurat dalam kodefikasi penyakit DM. Adapun kode yang
tidak tepat sebanyak 18 kode (60%) kode tepat sebanyak 12 (40%) dari jumlah berkas
keseluruhan sebanyak 30 (Widayati, 2019).
Hasil Penelitian Ari Sukawan dan Lilik meilany mendapatkan gambaran dan
keterangan-keterangan mengenai ketepatan pengodean diagnosis dan tindakan medis pada
penyakit diabetes mellitus type II terhadap tarif INA-CBG’s unit rawat inap di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Makassar. Sampel didapatkan 100 rekam medis pasien rawat
inap penderita penyakit diabetes militus type II dibulan Januari 2017-Juni 2017
(Sukawan & Meilany, 2020).
Hasil Penelitian Ivana Putri Risyanti Dan Syafira Atikah Yudianti Menunjukkan
Hasil ketepatan serta keakuratan pengodean harus disesuaikan dengan prinsip umum ICD
10. Ketepatan dan keakuratan dalam menentukan diagnosis pasien sangat berpengaruh.
Jika pengkodean diagnosis tidak tepat maka akan berdampak terhadap jumlah kasus
terhadap penyusunan laporan morbiditas, mortalitas dan perkiraan jumlah angka statistik
rumah sakit (Risyanti & Yudianti, 2020).
Bersumber terhadap hasil observasi awal terhadap 30 berkas Rekam medis di RSU
UKI Jakarta Peneliti menemukan bahwa dalam pegkodean penyebab kematian pada pasien
Diabetets mellitus tidak tepat. Ketidaktepatan dalam pengodean ini terrjadi karena dalam
penulisan tidak terbaca dengan jelas, Penggunaan diagnosa yang singkat, Penulisan
diagnosa dengan huruf sambung serta kurangnya pelatihan dalam pengodean.
Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pelaksanaan SPO pengodean penyebab
kematian, Mengidentifikasi ketepatan pengodean penyebab kematian pada pasien Diabetes
mellitus dan Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesalahan pengodean penyebab
kematian.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di unit rekam medis RSU UKI Jakarta pada bulan
Desember 2020 sampai bulan Agustus 2021, Penelitian ini dilaksanakan dengan
menggunakan metode deskriptif (Soendari, 2012). Populasi pada penelitan ini adalah
Rekam Medis tentang ketepatan koding rekam medis dengan diagnosis penyebab kematian
diabetes mellitus di RSU UKI Jakarta pada tahun 2017-2020 di RSU UKI Jakarta
Berjumlah 72 berkas rekam medis. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode
pengambilan sampel secara non random dengan teknik sampel jenuh. Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan data observasi, wawancara, studi pustaka serta
instrumen yang digunakan adalah Buku catatan dan pedoman wawancara. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif dengan menganalisis
ketepatan pengodean diagnosis penyebab kematian pada pasien Diabetes Mellitus di RSU
UKI Jakarta (Notoatmodjo, 2012).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu peneliti telah melakukan observasi secara
langsung terhadap rekam medis sesuai dengan standar prosedur ilmiah. Namun masih
ditemukan keterbatasan penelitian yaitu pada Lembar sertifikat kematiannya ada beberapa
kolom yang masih kosong atau tidak terisi secara lengkap dan juga ada tulisan yang kurang
jelas sehingga petugas koding merasa kesulitan dalam pengkodingan dengan kaidah ICD-
10.
1. Standar Prosedur Operasional Pengodean Penyebab Kematian
Dinda Nurmalasari1, Lily Widjaja2, Deasy Rosmala Dewi3, Laela Indawati r /Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 2(2), 497-502
Tinjauan Ketepatan Pengodean Diagnosis Penyebab Dasar Kematian pada Pasien Diabetes Mellitus di RSU
Uki Jakarta
500
Berdasarkan pendapat (Sailendra, 2015) menjelaskan bahwa SPO adalah panduan
yang diaplikasikan dalam kegiatan oprasional organisasi agar bisa beroprasi dengan baik.
Implementasi SPO yang tepat, akan memberikan dampak konsistensi terhadap hasil
kinerja, kemudahan terhadap berbagai proses pelayanan dan hasil produk yang baik,
pelayanan dan pengaturan yang seimbang.
Berdasarkan hasil penelitian terkait standar prosedur operasional di RSU UKI
Jakarta belum ada SPO tentang pengodean penyebab kematian Saat ini di RSU UKI Jakarta
yang ada hanya ketepatan pengodean secara umum saja. Menurut hasil penelitian serta
interview kepada Kepala unit rekam medis dan Koder di RSU UKI Jakarta, terkait standar
pelaksanaan pengodean penyebab kematian di RSU UKI Jakarta. Saat ini di RSU UKI
Jakarta belum memiliki SPO tentang Ketepatan pengodean penyebab kematian.
2. Ketepatan Pengodean Penyebab Kematian Pada Pasien Diabetes Mellitus
Dalam mengidentifikasikan sebuah kode agar mudah untuk dicermati diperlukan
Keakuratan adalah ketelitian. Ketelitian serta keakuratan kode penyakit bisa
diidentifikasikan menjadi kode yang akurat dan tidak akurat. Kode yang akurat merupakan
penetapan kode penyakit yang tepat, tepat sesuai dengan ICD-10 sedangkan kode tidak
akurat adalah penetapan kode penyakit yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan ICD-10
(Multisari & Sugiarsi, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian diketahui hasil rekapitulasis data dengan analisis
kuantitatif tentang ketepatan kodefikasi sebab dasar kematian pada sertifikat kematian
terhadap 72 rekam medis pasien meninggal tingkat ketepatan pengodean dikategorikan
menjadi 2 yaitu pengodean tepat dan tidak tepat.
Tabel 1. Ketepatan Kode Diagnosa Penyebab Kematian Pada Pasien
Diabetes Mellitus Tahun 2017-2020
Ketepatan
Frekuensi
Persentase
Tepat
Tidak Tepat
56
16
88%
12%
Total
72
100%
Berdasarkan tabel 1 hasil dari persentase ketepatan pengodean penyebab kematian
pada pasien Diabetes mellitus di RSU UKI Jakarta pada tahun 2017-2020 Diperoleh kode
diagnosa penyebab kematian yang tepat sebanyak 56 rekam medis(88%) dan kode diagnosa
penyebab kematian yang belum akurat adalah sebanyak 16 Rekam medis(12%).
3. Faytor yang Mempengaruhi Kesalahan Diagnosa Pada Pasien Diabetes Mellitus
Menurut (Siswati, 2019) Sumber daya merupakan komponen yang terdapat pada
suatu ekosistem yang memasok barang dan jasa yang bermanfaat terhadap kebutuhan
manusia.Sumber daya di unit rekam medis dan informasi kesehatan terdiri dari : 5M(Man,
Money, Method, Machine, Material)
Berdasarkan hasil penelitian dan wawancara kepada koder di RSU UKI Jakarta
terkait faktor yang menyebabkan ketidaktepatan pengodean penyebab kematian di RSU
UKI Jakarta, Diketahui bahwa faktor penyebabnya yaitu :
a. Faktor Man (Manusia)
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti di RSU UKI Jakarta didapatkan
informasi bahwa penyebab kesalahan pengodean itu terjadi Karena kurang telitinya
koder, kurangnya SDM dengan latar belakang pendidikan RMIK, kurangnya
pelatihan untuk para koder.
b. Faktor Money (Dana)
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di RSU UKI Jakarta
didapatkan informasi bahwa dalam proses pengodean tidak memerlukan dana.
c. Faktor Machine (Peralatan)
Dinda Nurmalasari1, Lily Widjaja2, Deasy Rosmala Dewi3, Laela Indawati r /Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 2(2), 497-502
Tinjauan Ketepatan Pengodean Diagnosis Penyebab Dasar Kematian pada Pasien Diabetes Mellitus di RSU
Uki Jakarta
501
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di RSU UKI Jakarta
bahwa ketidaktepatan koding terjadi karena tidak adanya kamus kedokteran,
tersedianya ICD-10 Versi 2010, ICD 10 Volume 2 digunakan untuk menentukan
koding penyebab kematian, tulisan diagnosis yang tidak jelas, penulisan diagnosis
yang singkat dan penulisan diagnosis dengan huruf sambung.
d. Faktor Method (Metode)
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti di RSU UKI Jakarta didapatkan
informasi bahwa metode yang dilakukan dalam melakukan pengodean penyebab
kematian dari form sertifikat Medis Penyebab kematian pada point Penyebab
langsung. Penyebab antara dan penyebab dasar tetapi Petugas belum melakukan
secara maksimal karena belum adanya SPO penentuan kode penyebab kematian
(Maryati et al., 2019).
e. Faktor Material (Fasilitas)
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti di RSU UKI Jakarta diketahui
bahwa tidak adanya ruangan khusus koding dalam unit rekam medis.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSU UKI J pada bulan Desember
2020 Agustus 2021 dengan judul Tinjauan Ketepatan Pengodean Penyebab Kematian
Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSU UKI Jakarta, penulis dapat menyimpulkan bahwa
dari hasil penelitian bahwa Standar Prosedur Operasional (SPO) yang mengatur pengodean
tentang penyebab kematian secara khusus belum ada namun ada SPO mengenai pengisian
sertifikat medis penyebab kematian dimana di dalam pengodeannya menggunakan ICD-
10. Berdasarkan hasil perhitungan ketepatan pengkodean penyebab kematian pada
pasien diabetes mellitus dimana mengacu pada sertifikat kematian yang telah di teliti
sebanyak 72 rekam medis ketepatan didapat sebesar 88% dan ketidaktepatan sebesar 12%.
Berdasarkan hasil obsevasi dan wawancara petugas koding di RSU UKI dalam
pengodean masih kurang tepat karena dalam penulisan di sertifikat tidak terbaca dengan
jelas, penulisan diagnosis singkat, penulisan diagnosis dengan huruf sambung, kurangnya
pelatihan dalam pengodean, jumlah koder yang berpendidikan RMIK sedikit sehingga
banyak istilah medis yang kurang dipahami, tidak memerlukan dana dalam proses
pengodeannya, tidak adanya kamus kedokteran, tersedianya ICD-10 Versi 2010, ICD 10
Volume 2 digunakan untuk menentukan koding penyebab kematian, metode yang
dilakukan dalam melakukan pengodean penyebab kematian dari form sertifikat Medis
Penyebab kematian pada point Penyebab langsung, Penyebab antara dan penyebab dasar
dan tidak adanya ruangan khusus koding dalam unit rekam medis.
BIBLIOGRAFI
Farida, M. I. (2016). Analisis Pengelolaan Data Rekam Medis Di Rumah Sakit Angkatan
Udara (RSAU) Lanud Iswahyudi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hardono, Y. D. M., & Ernawati, D. (2018). Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Petugas
Rekam Medis Tentang Kode Sebab Kematian/Underlying Cause Of Death di Rumah
Sakit Tugurejo Semarang 2016. VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 17(01).
https://doi.org/10.33633/visikes.v17i01.1856
Hidayat, T. (2014). Evaluasi Ketepatan Kode Diagnosis Penyebab Dasar Kematian
Berdasarkan ICD-10 di RS Panti Rapih Yogyakarta. Jurnal Manajemen Informasi
Dinda Nurmalasari1, Lily Widjaja2, Deasy Rosmala Dewi3, Laela Indawati r /Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 2(2), 497-502
Tinjauan Ketepatan Pengodean Diagnosis Penyebab Dasar Kematian pada Pasien Diabetes Mellitus di RSU
Uki Jakarta
502
Kesehatan Indonesia (JMIKI), 2(1). https://doi.org/10.33560/.v2i1.41
Maryati, S., Jati, S. P., & Wulan, L. R. K. (2019). Analisis Program Audit Maternal-
Perinatal (Amp) di Kabupaten Cianjur Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Budi Luhur:
Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat, Keperawatan, Dan Kebidanan, 12(2), 172
181.
Multisari, S., & Sugiarsi, S. (2014). Nalisis Keakuratan Kode Diagnosis Utama Typhoid
Fever Berdasarkan Icd-10 Pada Pasien Rawat Inap di Rsud Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2011. Rekam Medis, 6(2).
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan.
Permenkes. (2008). Pengertian Rekam Medis.
Pratiwi, Y. E. (2013). Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010. Jurnal
Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, 1(1), 8996.
https://doi.org/10.33560/.v1i1.61
Rahmawati, N. E. (2018). Keakuratan Konsep Dasar Kematian. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 16891699.
Risyanti, I. P., & Yudianti, S. A. (2020). Pengaruh Ketepatan Kodefikasi Penyakit
Terhadap Validasi Laporan Morbiditas Rawat Jalan. Jurnal Rekam Medis Dan
Informasi Kesehatan, 3(1), 1317. https://doi.org/10.31983/jrmik.v3i1.5667
Sailendra, A. (2015). Langkah-langkah Praktis membuat SOP (Standard Operating
Procedures).
Siswati, S. (2019). Pengembangan Soft Skills dalam Kurikulum untuk Menghadapi
Revolusi Industri 4.0. Edukasi: Jurnal Pendidikan, 17(2), 264273.
http://dx.doi.org/10.31571/edukasi.v17i2.1240
Soendari, T. (2012). Metode Penelitian Deskriptif. Bandung, UPI. Stuss, Magdalena &
Herdan, Agnieszka, 17.
Sukawan, A., & Meilany, L. (2020). Pengaruh Ketepatan Pengkodean Diagnosa dan
Tindakan Medis pada Penyakit Diabetes Mellitus Tipe II terhadap Tarif Ina-Cbgs
Unit Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar Sulawesi Selatan.
Jurnal Mitrasehat, 10(1), 112120.
Widayati, E. F. (2019). Tinjauan Pelaksanaan Pengodean Diagnosis Kasus Diabetes
Mellitus Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit TK.II 04.05.01 dr. Soedjono Magelang
Tahun 2017.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).