Dinda Nurmalasari1, Lily Widjaja2, Deasy Rosmala Dewi3, Laela Indawati r /Cerdika: Jurnal Ilmiah
Indonesia, 2(2), 497-502
Tinjauan Ketepatan Pengodean Diagnosis Penyebab Dasar Kematian pada Pasien Diabetes Mellitus di RSU
Uki Jakarta
501
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti di RSU UKI Jakarta
bahwa ketidaktepatan koding terjadi karena tidak adanya kamus kedokteran,
tersedianya ICD-10 Versi 2010, ICD 10 Volume 2 digunakan untuk menentukan
koding penyebab kematian, tulisan diagnosis yang tidak jelas, penulisan diagnosis
yang singkat dan penulisan diagnosis dengan huruf sambung.
d. Faktor Method (Metode)
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti di RSU UKI Jakarta didapatkan
informasi bahwa metode yang dilakukan dalam melakukan pengodean penyebab
kematian dari form sertifikat Medis Penyebab kematian pada point Penyebab
langsung. Penyebab antara dan penyebab dasar tetapi Petugas belum melakukan
secara maksimal karena belum adanya SPO penentuan kode penyebab kematian
(Maryati et al., 2019).
e. Faktor Material (Fasilitas)
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti di RSU UKI Jakarta diketahui
bahwa tidak adanya ruangan khusus koding dalam unit rekam medis.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RSU UKI J pada bulan Desember
2020 – Agustus 2021 dengan judul Tinjauan Ketepatan Pengodean Penyebab Kematian
Pada Pasien Diabetes Mellitus Di RSU UKI Jakarta, penulis dapat menyimpulkan bahwa
dari hasil penelitian bahwa Standar Prosedur Operasional (SPO) yang mengatur pengodean
tentang penyebab kematian secara khusus belum ada namun ada SPO mengenai pengisian
sertifikat medis penyebab kematian dimana di dalam pengodeannya menggunakan ICD-
10. Berdasarkan hasil perhitungan ketepatan pengkodean penyebab kematian pada
pasien diabetes mellitus dimana mengacu pada sertifikat kematian yang telah di teliti
sebanyak 72 rekam medis ketepatan didapat sebesar 88% dan ketidaktepatan sebesar 12%.
Berdasarkan hasil obsevasi dan wawancara petugas koding di RSU UKI dalam
pengodean masih kurang tepat karena dalam penulisan di sertifikat tidak terbaca dengan
jelas, penulisan diagnosis singkat, penulisan diagnosis dengan huruf sambung, kurangnya
pelatihan dalam pengodean, jumlah koder yang berpendidikan RMIK sedikit sehingga
banyak istilah medis yang kurang dipahami, tidak memerlukan dana dalam proses
pengodeannya, tidak adanya kamus kedokteran, tersedianya ICD-10 Versi 2010, ICD 10
Volume 2 digunakan untuk menentukan koding penyebab kematian, metode yang
dilakukan dalam melakukan pengodean penyebab kematian dari form sertifikat Medis
Penyebab kematian pada point Penyebab langsung, Penyebab antara dan penyebab dasar
dan tidak adanya ruangan khusus koding dalam unit rekam medis.
BIBLIOGRAFI
Farida, M. I. (2016). Analisis Pengelolaan Data Rekam Medis Di Rumah Sakit Angkatan
Udara (RSAU) Lanud Iswahyudi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hardono, Y. D. M., & Ernawati, D. (2018). Tinjauan Pengetahuan dan Sikap Petugas
Rekam Medis Tentang Kode Sebab Kematian/Underlying Cause Of Death di Rumah
Sakit Tugurejo Semarang 2016. VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 17(01).
https://doi.org/10.33633/visikes.v17i01.1856
Hidayat, T. (2014). Evaluasi Ketepatan Kode Diagnosis Penyebab Dasar Kematian
Berdasarkan ICD-10 di RS Panti Rapih Yogyakarta. Jurnal Manajemen Informasi