Program Studi Farmasi, Politeknik Piksi Ganesha,
Indonesia1, 2, 3
[email protected]1,
[email protected]2, wempiapt@gmail.com3
|
Abstrak |
|
Received: Revised� : Accepted: |
14-09-2021 08-02-2022 10-02-2022 |
Latar
Belakang: Diabetes merupakan penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan meliputi etiologi yang ditandai dengan tingginya
kadar gula dalam darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat,
lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin hal ini
membutuhkan terapi jangka panjang untuk memulihkan dan meperbaiki kadar
insulin dalam darah. Pengetahuan merupakan Faktor penting untuk terbentuknya
perilaku kesehatan yang baik termasuk dalam kepatuhan� penggunaan obat. Tujuan:
Mendapatkan gambaran
korelasi antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan obat pasien Diabetes
Mellitus tipe 2 di Klinik Pratama Al-Qolbu 1 Cihampelas. Metode: Penelitian
ini menggunakan riset deskriptif dengan pedekatan kuantitatif menggunakan
desain cross-sectional. Responden penelitian adalah 50 orang pasien.
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner pengetahuan Diabetes
Knowledge Questionnaire (DKQ-24) dan kuesioner kepatuhan Morisky Medication
Adherence Scale (MMAS-8) yang telah memenuhi syarat uji validitas dan
reliabilitas. Uji Chi-Square digunakan untuk mengetahui seberapa kuat
hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan obat Hasil: Pengetahuan
pasien Diabetes mellitus type 2 40% berada pada tingkat sedang , dan 36 %
berada pada tingkat kepatuhan yang tergolong tinggi. Uji Chi-Square� menunjukan nilai p=0,000 dengan nilai
kolerasi person r = 0,676. Kesimpulan: Terdapat
hubungan yang sangat tinggi antara pengetahuan dengan tingkat kepatuhan
penggunaan obat Diabetes Mellitus tipe 2 di Klinik Pratama Al-Qolbu 1
Cihampelas. Kata kunci: diabetes mellitus tipe 2; kepatuhan; �������������������� pengetahuan. |
|
|
|
|
Abstract |
|
|
Background: Diabetes is a chronic metabolic disease or
disorder with an etiology characterized by high blood sugar levels
accompanied by impaired carbohydrate, lipid, and protein metabolism as a
result of insulin function insufficiency. This requires long-term therapy to
restore and improve insulin levels in the blood. Knowledge is an important
factor for the formation of good health behavior, including drug use
compliance. Objective: To get an overview of the correlation
between knowledge and adherence to medication use in Type 2 Diabetes Mellitus
patients at the Al-Qolbu 1 Cihampelas Pratama Clinic. Methods: This study uses descriptive research with a
quantitative approach using a cross-sectional design. Research respondents
were 50 patients. The instruments in this study were the Diabetes Knowledge
Questionnaire (DKQ-24) and the Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8)
compliance questionnaire which had met the validity and reliability test
requirements. The Chi-Square test was used to determine how strong the relationship
between knowledge and adherence to medication use was. Results: Knowledge of patients with Diabetes mellitus
type 2 was 40% at the moderate level, and 36% at the high level of adherence.
The Chi-Square test shows the value of p = 0.000 with the correlation value
of person r = 0.676. Conclusion: There is a very high relationship between
knowledge and the level of adherence to the use of type 2 Diabetes Mellitus
drugs at the Al-Qolbu 1 Cihampelas Pratama Clinic. Keywords: type 2 diabetes mellitus; obedience; knowledge. |
*Correspondence Author: Asri Muryanti Nur Azizah
Email: [email protected]
PENDAHULUAN
Diabetes
Mellitus adalah suatu gangguan metabolik yang di tandai dengan tingginya kadar gula
dalam darah yang disebut hiperglikemia dengan gangguan metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein yang disebabkan karena kerusakan dalam produksi insulin dan
kerja dari insulin tidak optimal (Organization, 2014).
Menurut
data yang dipublikasikan oleh World Health Organization (WHO) angka kejadian
diabetes mellitus di dunia berkembang dari 30 juta pada tahun 1985 menjadi 194
juta pada tahun 2006 (Bloem, 2007). Pada
tahun 2025 diperkirakan angka ini terus meningkat mencapai 333 juta (Nugraha, Kusnadi, &
Subagja, 2016). World Health Organization (WHO) mengestimasikan
angka kejadian diabetes di Indonesia akan melonjak drastis menjadi 21,3
juta� jiwa di tahun 2030 (Pratiwi, 2019).
90%� dari total kasus diabetes merupakan
diabetes mellitus tipe 2 umumnya terjadi pada orang dewasa, namun beberapa
tahun terakhir juga ditemukan pada anak anak dan remaja. Hal ini berkaitan
dengan pola diet tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik yang mebuat anak
memiliki berat badan berlebih atau obesitas (Pangestika,
Ekawati, & Murni, 2022).
Berdasarkan
data dari Kementrian Kesehatan RI edisi 13 Oktober 2020 satgas COVID-19
menunjukan, bahwa dari 1488 pasien ada sekitar 34,5 % pasien yang menderita
Diabetes Militus, kemudian dari 1488 pasien yang meninggal akibat COVID-19
ternyata� juga didapatkan 11,6% dari
mereka merupakan pederita DM. Sejak 2014 Diabetes merupakan penyebab kematian
ke tiga tertinggi di Indonesia (Kemekes, 2020).
Pengetahuan
pasien mengenai penyakit Diabetes Melitus merupakan sarana yang
paling penting yang dapat membantu dalam penanganan Diabetes semasa hidupnya.
Pengetahuan yang diberikan pada pasien DM akan membuat pasien mengerti mengenai
penyakitnya dan mengerti bagaimana mengubah perilakunya dalam menghadapi
pernyakit tersebut. Diabetes merupakan penyakit yang membutuhkan terapi jangka
panjang untuk memulihkan kembali kadar insulin dalam darah (Nazriati, Pratiwi, &
Restuastuti, 2018).
Kepatuhan
Pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 secara umum merupakan tingkat perilaku
seseorang yang mendapatkan� terapi untuk
menjalankan diet, minum obat dan melaksanaan gaya hidup sesuai dengan
rekomendasi pemberi pelayanan kesehatan (Astari, 2016).
Berdasarkan
latar belakang diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh
pengetahuan pasien Diabetes Mellitus tipe 2 terhadap kepatuhan penggunaan obat
pada pasien rawat jalan di Klinik Pratama Al-Qolbu 1 Cihampelas.
METODE
PENELITIAN
Pengambilan data penelitian dilaksanakan
pada bulan April 2021 � Mei 2021. Jenis penelitian ini adalah deskriptif� kuantitatif (Sugiyono,
2018). Dengan desain
penelitian cross-sectional yang
berarti penelitian yang pada saat melakukan desain penghimpunan data
dilaksanakan pada satu waktu terhadap 50 sampel yang bersedia menjadi
responden, pasien minum obat DM secara terus menerus dan mendapatkan terapi
oral (Obat DM, Metformin, Glibenclamid, Glimepirid). Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan obat pada
pasien Diabetes Mellitus tipe 2. Instrumen pengumpulan data yang digunakan
untuk penelitian ini adalah kuesioner: Kuesioner pengetahuan DKQ-24 (Diabetes
Knowledge Questionnaire) dan Kuesioner kepatuhan MMAS-8 (Morisky Medication Adherence
Scale-8). Data di analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel
independent yaitu pengetahuan dan variabel dependent yaitu kepatuhan.
Penelitian dilakukan di Klinik Pratama Al-Qolbu 1 Cihampelas pada tanggal bulan
April � Mei 2021. Analisis yang digunakan adalah uji Chi square. Suatu variabel
dikatakan memperngaruhi variabel lainnya jika nilai pvalue < 0,05 dengan
interval kepercayaan 95% (Notoatmodjo, 2016). Metode analisa data yang di gunakan yaitu uji spearman
rank dengan menggunakan SPSS
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2. Distribusi
frekuensi berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan responden
di Klinik Pratama Al-Qolbu 1 Cihampelas
Karakteristik |
F |
(%) |
Usia
|
|
|
37-46 tahun |
7 |
14 |
47-56 tahun |
17 |
34 |
57-66 tahun |
23 |
46 |
67-76 tahun |
3 |
6 |
Total |
50 |
100 |
Jenis Kelamin |
|
|
Laki-laki |
21 |
42 |
Perempuan |
29 |
58 |
Total |
50 |
100 |
Pendidikan |
|
|
SD |
15 |
31 |
SMP |
8 |
16 |
SMA |
15 |
31 |
D3 |
4 |
7 |
S1 |
8 |
15 |
Total |
50 |
100 |
Pekerjaan |
|
|
Ibu Rumah Tangga |
20 |
40 |
Pegawai Negeri Sipil |
3 |
6 |
Wirausaha |
4 |
8 |
Wiraswasta |
19 |
38 |
Buruh |
4 |
8 |
Total |
50 |
100 |
Berdasarkan tabel 2 Distribusi frekuensi menunjukkan
berdasarkan usia responden penderita DM Tipe 2 yang paling tinggi diderita oleh
pasien dengan kategori usia 57-66 tahun (46%), distribusi frekuensi berdasarkan
jenis kelamin didapatkan lebih dari separuh 29 (58%) responden berjenis kelamin
perempuan, distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan responden
penderita DM Tipe 2 paling tinggi diderita oleh pasien dengan kategori tingkat
pendidikan SD dan SMA dengan persentase sebanyak 15 orang (31%) dan distribusi
frekuensi berdasarkan pekerjaan lebih banyak pada kategori Ibu Rumah Tangga
sebanyak� 20 (40%). Ini dikarekanakan
pada penilitian jumlah responden penderita DM Tipe 2 lebih banyak perempuan
yaitu Ibu Rumah Tangga yang hanya melakukan sedikit aktivitas fisik dirumah (Andalas, 2018).
�
Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Tingkat Pengetahuan Responden
Diabetes Mellitus Tipe 2
Pengetahuan |
F |
(%) |
Baik |
19 |
38 |
Cukup |
20 |
40 |
Kurang |
11 |
22 |
Total |
50 |
100 |
Sumber: Data Diolah
Penulis, 2021
Tabel 3 menunjukkan bahwa distribusi
frekuensi pengetahuan pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2 didapatkan sebanyak
20 (40%) responden mempunyai pengetahuan cukup di Klinik Pratama Al-Qolbu 1
Cihampelas. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Manan
dan Chavan yang berpendapat bahwa responden yang paling banyak adalah yang
memiliki pengetahuan sedang (cukup) (Chavan, Jadhav, Mashruwala, Nehete, & Panjari, 2013).
Beberapa hal yang kurang
diketahui oleh pasien DM berdasarkan kuesioner adalah mengenai penyebab,
tanda dan gejala penyakit DM. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
antara lain adalah pengalaman, pendidikan, usia, serta media sumber informasi
seperti televisi, koran, radio dan lain-lain (Diantini, Lailiya, &
Kuswandari, 2017). Pengetahuan merupakan poin
penting dalam melakukan tatalaksana dalam menjalani pengobatan
(Tombokan,
2015). Tingkat pengetahuan
yang baik� akan mendorong pasien untuk
patuh dalam menjalani pengobatan dan mendengarkan intruksi petugas kesehatan.
Tingkat
pengetahuan yang rendah akan membuat pasien acuh terhadap pola makan sehingga
mengakibatkan kenaikan kadar glukosa dalam darah (Chatimah Sahamad & Susilo, 2021).
Tabel 4. Distribusi
Frekuensi Tingkat Kepatuhan Penggunaan Obat
Responden Diabetes
Mellitus Tipe 2
Kepatuhan |
F |
(%) |
Tinggi |
18 |
36 |
Sedang |
15 |
30 |
Rendah |
17 |
34 |
Total |
50 |
100 |
Sumber: Data Diolah
Penulis, 2021
Berdasarkan
tabel 4 menunjukkan
bahwa distribusi frekuensi kepatuhan penggunaan obat pada pasien Diabetes
Mellitus tipe 2 didapatkan sebanyak 18 (36%) responden mempunyai kepatuhan
tinggi di Klinik Pratama Al-Qolbu 1 Cihampelas. Hal ini ditandai dengan
rutinnya pasien diabetes untuk kontrol setiap bulannya.
Banyak faktor yang mempengaruhi
kepatuhan yaitu faktor internal antara lain usia, sikap, kejiwaan, kepribadian
dan motivasi pasien. Faktor eksternal antara lain pengetahuan, faktor
lingkungan, ekonomi dan dukungan sosial (Rakhmawaty, 2012).
Tabel� 5. Pengaruh Pengetahuan� Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terhadap
Kepatuhan Penggunaan Obat Pada Pasien Rawat Jalan Di Klinik Pratama Al-Qolbu 1 Cihampelas
Keterangan |
� Tingkat Kepatuhan |
Total |
p-value |
|||||||||
Rendah |
Sedang |
Tinggi |
||||||||||
F |
(%) |
F |
(%) |
F |
(%) |
f |
(%) |
.000 |
||||
Tingkat Pengetahuan |
Kurang |
11 |
22 |
0 |
0 |
0 |
0 |
11 |
22 |
|||
Cukup |
20 |
40 |
11 |
22 |
5 |
10 |
20 |
40 |
||||
Baik |
19 |
38 |
4 |
8 |
13 |
26 |
19 |
38 |
||||
Total |
17 |
34 |
15 |
30 |
18 |
36 |
50 |
100 |
||||
Sumber: Data
Diolah Penulis, 2021
Chi-Square Kepatuhan dan
Pengetahuan
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan Uji Chi-Square
(Tabel 5), didapatkan hasil p= 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa nilai p <
α (0.05) dan ini berarti pengetahuan berpengaruh terhadap kepatuhan
penggunaan obat pada pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dan didapatkan nilai
kolerasi person R sebesar 0,689 artinya ada pengaruh yang sangat kuat antara
pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan obat pada pasien Diabetes Mellitus tipe
2 di Klinik Pratama Al-Qolbu 1 Cihampelas. Ssemakin tinggi pengetahuan pasien
terhadap Diabetes Mellitus maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan
penggunaan obat diabetes (Yuwindry, Wiedyaningsih, & Widodo, 2016).
Pengetahuan merupakan salah satu faktor penting dalam
mempengaruhi tingkat kepatuhan minum obat, sehingga pemberian informasi yang
dalam mengenai diabetes mellitus sangat penting untuk dilakukan, agar tingkat kepatuhan
minum obat meningkat, resiko keparahan dan komplikasi penyakit dapat
diminimalisir (Bertalina & Purnama, 2016).
Pengetahuan merupakan point penting untuk terbentuknya
tindakan, unsur unsur yang diperlukan antara lain adalah pengertian tentang apa
yang dilakukan, keyakinan tentang manfaat dan kebenaran dari apa yang dilakukan
serta sarana yang diperlukan untuk berbuat, perilaku atau tindakan kepatuhan
ini dipengaruhi oleh keturunan, pengetahuan dan lingkungan (Geofani, Puspita, Ayuhastuti, & Roseno,
2020).
KESIMPULAN
Distribusi frekuensi dengan karakteristik
responden berdasarkan usia 57-66 sebanyak 23 (46%), karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin paling banyak adalah perempuan sebanyak 29 ( 58%),
karakeristik berdasarkan pendidikan terakhir responden adalah SD dan SMA
sebanyak 15 (31%), karakteristik reponden berdasarkan pekerjaan adalah ibu
rumah tangga 20 (40%), tingkat pengetahuan pasien tentang obat antidiabetik
oral di Klinik Pratama Al-Qolbu 1 Cihampelas adalah pengetahuan tergolong baik
sebesar 38%, cukup 49% dan kurang 22%, tingkat kepatuhan penggunaan obat di
Klinik Pratama Al-Qolbu 1 Cihampelas adalah 36% tinggi, 30% sedang, dan 34%
rendah, serta terdapat hubungan yang sangat kuat antara pengetahuan pasien
diabetes mellitus tipe 2 terhadap kepatuhan penggunaan obat pada pasien rawat
jalan di Klinik Pratama Al-Qolbu 1 Cihampelas dengan nilai p = 0,000.
Andalas, Majalah Kedokteran. (2018). Elda Nazriati, Diana
Pratiwi, Tuti Restuastuti.
Astari, Rani. (2016). Hubungan antara kepatuhan terapi diet
dan kadar gula darah puasa pada penderita diabetes melitus tipe 2 di wilayah
kerja puskesmas purnama pontianak. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas
Tanjungpura, 5(1).
Bertalina, Bertalina, & Purnama, Purnama. (2016).
Hubungan lama sakit, pengetahuan, motivasi pasien dan dukungan keluarga dengan
kepatuhan diet pasien Diabetes Mellitus. Jurnal Kesehatan, 7(2),
329�340.
Bloem, Martin. (2007). The 2006 WHO child growth standards.
British Medical Journal Publishing Group.
Chatimah Sahamad, Marfuathun, & Susilo, Jatmiko. (2021). Hubungan
Antara Pengetahuan dengan Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
(Kajian Terapi Farmakologi Dan Non Farmakologi di Puskesmas Labuan Bajo
Manggarai Barat Ntt Juni 2021). Universitas Ngudi Waluyo.
Chavan, P. M., Jadhav, Manan C., Mashruwala, Jinal B.,
Nehete, Aditi K., & Panjari, Pooja A. (2013). Real time emotion recognition
through facial expressions for desktop devices. International Journal of
Emerging Science and Engineering (IJESE), 1(7), 104�108.
Diantini, Novita Sari Eka, Lailiya, Faridatul, &
Kuswandari, Triyuni. (2017). Hubungan Pengetahuan Remaja Tentang Napza dengan
Sikap Remaja terhadap Penyalahgunaan Napza di SMKN 4 Bondowoso. Jurnal
Dharma Praja, 4(1), 28�34.
Geofani, Mei Yola, Puspita, Tita, Ayuhastuti, Angreni, &
Roseno, M. H. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pengobatan
Pasien Diabetes Melitus Tipe 2: Suatu Kajian Literatur. Politeknik
Kesehatan Kemenkes Bandung.
Kemekes, Ri. (2020). Petunjuk Teknis Pelayanan Puskesmas
Pada Masa Pandemi Covid-19. Kemenkes RI.
Nazriati, Elda, Pratiwi, Diana, & Restuastuti, Tuti.
(2018). Pengetahuan pasien diabetes melitus tipe 2 dan hubungannya dengan
kepatuhan minum obat di Puskesmas Mandau Kabupaten Bengkalis. Majalah
Kedokteran Andalas, 41(2), 59�68.
Notoatmodjo. (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Rineka Cipta, Jakarta.
Nugraha, Andri, Kusnadi, Engkus, & Subagja, Sigit.
(2016). Kadar gula darah sebelum dan sesudah melaksanakan senam diabetes pada
pasien diabetes melitus tipe II. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 9(2),
1�8.
Organization, World Health. (2014). WHO guidelines for
indoor air quality: household fuel combustion. World Health Organization.
Pangestika, Hanggayu, Ekawati, Dianita, & Murni, Nani
Sari. (2022). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diabetes Mellitus
Tipe 2. Jurnal�Aisyiyah Medika, 7(1).
Pratiwi, Anggi. (2019). Quality Of Life Pasien Diabetes
Mellitus dengan Ulkus Diabetikum Quality Of Life Diabetic Patients With Foot
Ulcers. Masker Medika, 7(2), 402�411.
Rakhmawaty, Wiwik. (2012). Analisa Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Loyalitas Penderita Tb Paru dalam Pengobatan Tb Paru di Puskesmas
Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut. STIE Indonesia Banjarmasin.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Yogyakarta: Alfabeta, Bandung.
Tombokan, Vera. (2015). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kepatuhan berobat pasien diabetes melitus pada praktek dokter keluarga di Kota
Tomohon. JIKMU, 5(3).
Yuwindry, Iwan, Wiedyaningsih, Chairun, & Widodo, Gunawan
Pamudji. (2016). Pengaruh Pengetahuan Terhadap Kualitas Hidup Dengan Kepatuhan
Penggunaan Obat Sebagai Variabel Antara Pada Pasien Dm. Pengaruh Pengetahuan
Terhadap Kualitas Hidup Dengan Kepatuhan Penggunaan Obat Sebagai Variabel
Antara Pada Pasien Dm, 6(4), 249�254.
|
� 2021 by the authors. Submitted
for possible open access publication under the terms and conditions of the
Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). |