Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, April 2022, 2 (4), 452-462
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v2i4.341 452
Kualitas Hidup Penyandang Diabetes Mellitus Ditinjau dari Health Locus of
Control Health Locus of Control and Quality of Life in Diabetes Mellitus
Patients: A Literature Review
Milenia Ramadhani1*, Induniasih2, Sutejo3
Politeknik Kesehatan, Kementerian Kesehatan Yogyakarta, Indonesia1, 2, 3
mileniaramadhani.co@gmail.com1, o_induniasih@yahoo.com2, decsuthe@yahoo.com3
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
03-04-2022
05-04-2022
25-04-2022
Health Locus of Control (HLoC) merupakan indikator penting dalam
perawatan diri yang berperan dalam meningkatkan kualitas hidup pada
penyandang Diabetes Mellitus (DM). Diketahuinya kualitas hidup
penyandang DM yang dipengaruhi oleh HLoC. Penelitian ini
menggunakan metode review literatur dengan menggunakan artikel
database PubMed, Science Direct, Proquest, Google Scholar, Cohcrane
Library, Sage Publications, Researchgate, dan EBSCOhost. Pemberian
pemahaman yang baik dan benar terkait persepsi, sikap dan perilaku pada
penyandang DM dapat meningkatkan HLoC dan kualitas hidupnya.
Terbukti HloC mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kualitas hidup penyandang DM.
Kata kunci: HLoC; diabetes melitus; kualitas hidup; literature review
Abstract
Health Locus of Control (HLoC) is an important indicator in self-care
that plays a role in improving the quality of life for people with Diabetes
Mellitus (DM). It is known that the quality of life of people with diabetes
is affected by HLoC. This study uses a literature review method using the
article databases PubMed, Science Direct, Proquest, Google Scholar,
Cohcrane Library, Sage Publications, Researchgate, and EBSCOhost.
Providing a good and correct understanding of perceptions, attitudes
and behavior in people with DM can improve HLoC and their quality of
life. It is proven that HloC has a positive and significant effect on the
quality of life of people with DM.
Keywords: HLoC; diabetes melitus; quality of life; literature review
*Correspondence Author: Milenia Ramadhani
PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
disebabkan karena masalah sekresi insulin, kerja insulin dalam darah atau kombinasi
keduanya (WHO, 2017). International Diabetes Federation tahun 2017 menyebutkan
penyandang DM mencapai 425 juta orang dewasa dan lebih dari 79% hidup di wilayah
negara berkembang yang diprediksi meningkat menjadi 629 juta orang pada tahun 2045
dan Indonesia peringkat ke-empat penyandang DM tertinggi di dunia yaitu 10,3 juta orang.
Banyak penyandang DM yang memiliki gaya hidup buruk, kualitas hidup buruk
dan tidak memiliki kesadaran tinggi dalam mengelola gaya hidup serta menjaga kesehatan
Milenia Ramadhani, Induniasih, Sutejo /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2 (4), 452-462
Kualitas Hidup Penyandang Diabetes Mellitus Ditinjau dari Health Locus of Control Health Locus of
Control and Quality of Life in Diabetes Mellitus Patients: A Literature Review
453
sehinggaberesiko terhadap komplikasi yang meliputi Gagal Ginjal, Amputasi, Kebutaan,
Penyakit Jantung, Stroke serta kematian (Boyd, 2011; IFD, 2017).
Penyandang DM umumnya mengalami penurunan kualitas hidup yang merupakan
indikator kesehatan yang penting. Penurunan kualitas hidup pada penyandang DM ditandai
dengan ketidaksanggupan penyandang DM tersebut melakukan pengontrolan diri secara
mandiri berdasarkan persepsi diri yang membentuk perilaku dalam mengendalikan
kesehatannya yang disebuthealthlocus of control (HLoC) ( Tandra, 2013).
HLoC memiliki peran penting terhadap kualitas hidup atau Quality of Life (QoL),
dimana individu dengan HLoC yang tinggi yang mampu melakukan kontrol atas dirinya
memiliki kualitas hidup yang tinggi juga. Penyandang DM yang dapat meningkatkan lokus
kontrolnya, maka akan dapat meningkatkan kesehatan diri, kepuasan hidup, konsep diri,
kesehatan mental serta kualitas hidup melalui perencanaan perilaku yang spesifik
(Bigdeloo & Bozorgi, 2016).
Pada penyandang DM yang memiliki HLoC baik atas kesehatannya akan berusaha
meningkatkan kesehatan fisik dan psikologisnya sehingga kualitas hidupnya meningkat
(Haskas, 2017). Terdapat hubungan yang signifikan dari HLoC,Optimisme, dan Dukungan
Sosial terhadap kualitas hidup penyandang DM Tipe II pada lansia (Farahdina, 2019).
Penelitian lain menyimpulkan bahwa individu dengan HLoC yang tinggi akan berperilaku
dan mempunyai gaya hidup yang terencana sehingga membuatnya lebih sehat, bahagia,
dan memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi (Popova, 2012). Penyandang DM dengan
internal HLoC tinggi, mengalami nyeri punggung lebih jarang dan kooperatif dalam hal
perawatan penyakit sehingga berdampak secara fisik maupun psikologis terhadap kualitas
hidup (Sengul et al., 2010).
Penelitian ini merupakan penelitian literature review terkait pengaruh HLoC
terhadap kualitas hidup dengan melihat pada persepsi, sikap dan perilaku penyandang DM,
bagaimana meningkatkan HLoC yang baik sehingga kualitas hidup juga meningkat.
Kebaruan penelitian ini adalah mensintesiskan hasil-hasil penelitian terkait HLoC dan
kualitas hidup penyandang DM. Tujuan umum penelitian ini yaitu diketahuinya kualitas
hiduppenyandangDMyang dipengaruhi oleh HLoC.
Tujuan khusus penelitian diantaranya: a) Diketahuinya kualitas hidup penyandang
DM; b) Diketahuinya perilaku penyandang DM terhadap kualitas hidup; c) Diketahuinya
HLoC penyandang DM; d) Diketahuinya perilaku penyandang DM terhadap HLoC.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian literature review yakni sebuah jenis
penelitian yang sistematis dan eksplisit yang berupaya memeriksa, menganalisa,
mengevaluasi, dan mensintesiskan berbagai temuan penelitian, teori, dan bahan penelitian
lainnya terkait dengan topik tertentuguna menemukan ruang kosong bagi penelitian
selanjutnya (Efron & Ravid, 2018). Pencarian literatur dalam penelitian ini berasal dari
database PubMed, Science Direct, Proquest, Google Scholar, Cohcrane Library, Sage
Publications, Researchgate, dan EBSCOhost dengan katakunci health locus of control,
quality of life, dan Diabetes Mellitus serta gabungan yang dipublikasi antara tahun 2015
sampai 2020.
Tabel 1. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Milenia Ramadhani, Induniasih, Sutejo /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2 (4), 452-462
Kualitas Hidup Penyandang Diabetes Mellitus Ditinjau dari Health Locus of Control Health Locus of
Control and Quality of Life in Diabetes Mellitus Patients: A Literature Review
454
KriteriaInklusi
a.
Artikel/sumber informasi terbit tahun 2015-2020
b.
Artikel teks lengkap (fulltext)
c.
Artikel/sumber informasi berbahasa Indonesia atau Inggris
d.
Original artikel penelitian bukan literature review
e.
Jurnal meneliti tentang health locus of control
dan kualitas hidup pada penyandang DM
KriteriaEksklusi
a. Laporan penelitian dalam bentuk monograf skripsi
Penilaian kualitas jurnal menggunakan JBI Critical Appraisal dengan format
penelitian cross sectional, kualitatif, quasi experimental, dan randomized controlled trial.
Suatu jurnal dikatakan baik dan valid jika hasilnya > 50%. Hasil penilaian ini didapat
persentase terbanyak 75% (11 jurnal) oleh penelitian cross sectional dan terdapat 3 jurnal
yang hanya mencapai 50%.
Strategi pencarian literatur menggunakan database yang dikembangkan dari
pertanyaan penelitian seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 2. Strategi Pencarian pada Data Base
Strategi Pencarian pada Data Base
Langkah pencarian artikel melalui database
1. Health Locus of Control
2. Quality of Life
3. Diabetes Mellitus
4. #1 AND #2 AND #3
HASIL DAN PEMBAHASAN
ANALISIS DAN SINTESIS
Kualitas hidup yang dipengaruhi HLoC pada penyandang DM
HLoC bagi penyandang DM memiliki peran penting untuk menentukan sebarapa
baik kualitas hidup atau Quality of Life (QoL) yang dimiliki. Hasil review literatur
penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara HLoC terhadap kuaitas
hidup pada para penyandang DM (Al Nawafa’h & Hamdan-Mansour, 2015; Octari et al.,
2020). Individu dengan HLoC internal juga percaya bahwa mereka memiliki kendali atas
situasi yang mereka hadapi (Besen et al., 2016). Penelitian lain menyebut bahwa
penyandang DM yang memiliki HLoC eksternal yang baik akan berpengaruh pada kualitas
hidup yang lebih baik (Octari et al., 2020; Williams et al., 2016). Penyandang DM yang
memiliki HLoC yang baik akan memiliki rasa tanggung jawab dalam pengendalian
penyakit ini (Russo et al., 2016). Lokus kontrol kesehatan internal akan meningkatkan
kemampuan seseorang dalam perilaku perawatan diri dan akan menghasilkan kontrol yang
lebih baik terhadap Diabetes dan meningkatkan kepatuhan dalam mengatur pola makannya
sehingga kualitas hidupnya terjaga (Fardaza et al., 2017; Kusnanto et al., 2018).
Kualitas hidup penyandang DM
Kualitas hidup menjadi salah satu indikator penting bagi penyandang DM, yang
dapat menentukan sikap dan perilakunya dalam menghadapi penyakitnya. Faktor usia, jenis
kelamin, status perkawinan, dan aktivitas fisik dapat memengaruhi kualitas hidup
penyandang DM (Almasri et al., 2020). Semakin tinggi daya tahan diri, semakin meningkat
pula kualitas hidup dan dimensi-dimensinya.Anak muda dengan penerimaan diri yang baik
memiliki kualitas hidup yang baik pula. Dengan kata lain, penerimaan diri merupakan salah
satu prasyarat utama bagaimana penyandang DM memiliki daya tahan dalam menghadapi
kondisi sosial hidupnya. Meningkatnya usia, kualitas hidup penyandang DM cenderung
Milenia Ramadhani, Induniasih, Sutejo /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2 (4), 452-462
Kualitas Hidup Penyandang Diabetes Mellitus Ditinjau dari Health Locus of Control Health Locus of
Control and Quality of Life in Diabetes Mellitus Patients: A Literature Review
455
menurun, terutama bagi mereka dengan pendapatan ekonomi rendah (Kumar & Krishna,
2015). Wanita penyandang DM memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dibanding
dengan pria. Begitu pula dengan penyandang DM yang cerai, lajang maupun janda
memiliki kualitas hidup lebih rendah dibanding dengan yang menikah. Pada tingkat
pendidikan pun, penyandang DM dengan tingkat pendidikan tinggi akan memiliki kualitas
hidup yang lebih baik (Almasri et al., 2020). Hal berbeda diungkapkan dalam penelitian
lain bahwa perempuan memiliki skor yang lebih tinggi dalam kualitas hidup ketimbang
pria dan individu yang berumur 26-35 tahun cenderung memiliki skor kualitas hidup yang
rendah atau perempuan yang memiliki kesehatan mental yang tinggi menunjukkan kondisi
kesehatan yang lebih baik (Gillani et al., 2018; Nwatu et al., 2019).
Semakin lama menderita DM, kualitas hidup penyandang DM semakin menurun
karena waktu yang lebih lama berkaitan dengan kualitas hidup yang buruk (Almasri et al.,
2020; Kumar & Krishna, 2015). Faktor yang tidak kalah penting dan sangat memengaruhi
kualitas hidup penyandang DM adalah insulin (Gillani et al., 2018). Penyandang DM yang
mempunyai kualitas hidup yang baik akan lebih jarang merasakan nyeri pada badannya
(Russo et al., 2016; Tanaka et al., 2018). Terdapat tiga faktor utama yang memengaruhi
kualitas hidup penderita DM, yaitu pekerjaan yang dilakukan, kontrol emosi, dan kualitas
pendidikan. Pekerjaan dan pendidikan merupakan dua kategori dominan yang
menyebabkan tekanan emosional yang pada akhirnya menurunkan kualitas hidup
penyandang DM (Faridah et al., 2017). Kontrol emosi menjadi satu-satunya faktor yang
dapat dikelola dengan syarat utama ada dukungan dari kelompok yang mengelilinginya
(Vissenberg et al., 2017). Secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas
hidup yaitu internal dan eksternal. Faktor internal menyangkut dengan riwayat hidup dan
manajemen kontrol diri, sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan sosial dan kerja
penyandang DM. Berdasarkan kedua faktor tersebut, faktor eksternal memiliki peran yang
lebih besar dalam menurunkan kualitas hidup penyandang DM (Wilson et al., 2017).
Perilaku penyandang DM terhadap kualitas hidup
Setelah pandangan hidup, persepsi dan sikap penyandang DM yang terbentuk
dengan konsep kualitas hidup, maka perilaku juga penting dalam mendukung kualitas
hidup penyandang DM. Setiap penyandang DM memiliki perilaku yang berbeda terhadap
kualitas hidupnya. Hasil penelitian menunjukkan penyandang DM dengan QOL
rendah/buruk cenderung menyerah pada tekanan dari kontrol diet dan obat-obatan,
sedangkan penyandang DM yang patuh terhadap pengobatan akan memiliki kualitas hidup
yang tinggi/baik (Kumar & Krishna, 2015). Perilaku diet dan rutin berolahraga dilihat dari
kecenderungan penyandang DM yang lebih kuat untuk mengaitkan hasil kesehatan dengan
tindakan mereka sendiri, dimana ini menghasilkan QOL yang meningkat (Krok-Schoen et
al., 2017). Penyandang DM Tipe 1 dan DM Tipe 2 dengan nyeri terkait SMBG punya
keadaan mood yang lebih buruk, QOL yang lebih rendah, HbA1c lebih tinggi, dan
penghargaan tentang pentingnya SMBG lebih sedikit. Mereka juga menambahkan jika
penyandang DM Tipe 1 memiliki QOL yang lebih rendah (Tanaka et al., 2018). Semakin
banyak penyandang DM yang menunjukkan kepasrahan dan ketakutan akan kondisi
kesehatannya, semakin rendah kualitas hidupnya (Octari et al., 2020). Penyandang DM
yang memiliki QOL tinggi menunjukkan patuh terhadap kegiatan perawatan diri
(Albargawi et al., 2016). Pernyataan lain mengungkapkan bahwa HRQOL dapat
dipersepsikan lebih baik dengan kecukupan yang dirasakan dari dukungan sosial umum
(Gillani et al., 2018).
Health locus of control penyandang DM
Pada Diabetes, faktor psikologis yang berbeda seperti lokus kontrol kesehatan
menjadi penting karena dapat menimbulkan rasa tanggung jawab dalam mengendalikan
penyakit dan perawatan diri (Fardaza et al., 2017). HLoC penyandang DM merupakan
derajat keyakinan dan persepsi diri sendiri dalam mengendalikan kesehatannya akibat DM
yang dideritanya, baik oleh faktor internal ataupun eksternal.Perbedaan HLoC pada setiap
Milenia Ramadhani, Induniasih, Sutejo /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2 (4), 452-462
Kualitas Hidup Penyandang Diabetes Mellitus Ditinjau dari Health Locus of Control Health Locus of
Control and Quality of Life in Diabetes Mellitus Patients: A Literature Review
456
orang merupakan akibat dari beberapa faktor, diantaranya pendidikan/pengetahuan, jenis
kelamin, usia, dan juga status pernikahan. Penyandang DM dengan usia di atas 65 tahun
biasanya akan memiliki locus of control internal yang lebih besar. Begitu juga dengan pria,
memiliki signifikansi yang lebih terhadap HLoC dibanding wanita. Terlebih, penyandang
DM dengan penyakit kronis akan memiliki HLoC yang lebih besar dibanding dengan
penyandang DM tanpa penyakit kronis ( Octari et al., 2020).
Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa penyandang DM yang memiliki
HLoC yang baik, dapat mengelola kesehatannya dengan baik lantaran adanya rasa percaya
diri terhadap kesehatannya (Octari et al., 2020). Health locus control penyandang DM di
Surabaya memiliki kendali atas kesehatannya. Dalih tersebut disebabkan karena
penyandang DM memiliki keyakinan bahwa pengendalian penyakit ada pada faktor nasib,
keberuntungan atau peluang lain yang dapat memengaruhinya (Tanaka et al., 2018). Selain
itu pula, banyak penyandang DM melaporkan bahwa kesehatan mereka begitu dipengaruhi
oleh orang yang lebih kuat dari diri mereka seperti perawat atau dokter yang menanganinya
(Al Nawafa’h & Hamdan-Mansour, 2015). Penelitian di Arab Saudi dan di Taheran
menunjukkan bahwa meskipun mayoritas responden percaya bahwa dokter mereka
berpengaruh besar dalam manajemen Diabetes, namun sebagian besar responden juga
percaya bahwa kesembuhan mereka bergantung pada Allah sebagai HloC (Saffari et al.,
2019). Penelitian yang lain menunjukkanHLOC peluang merupakan prediktor yang
signifikan dari perilaku gaya hidup. Ilmu metafisika seperti perdukunan dianggap
mempunyai peran yang kuat dalam menyembuhkan penyakit dan seringkali digunakan
untuk melengkapi perawatan medis (Asril et al., 2020).
Wanita penyandang DM akan sangat terpengaruh terhadap dimensi kepercayaan
orang lain, apalagi jika tidak ada dukungan dari lingkungan sekelilingnya.Hal ini karena
wanita memiliki persepsi lebih buruk tentang kesehatannya dan merasa lebih tertekan,
khususnya dalam pergaulan dibandingkan dengan pria (Trento et al., 2019). Kendatipun
wanita memiliki persepsi dan kualitas hidup yang buruk, perempuan dinilai lebih patuh
terhadap pengobatan daripada laki-laki dan responden yang belum menikah lebih patuh
berolahraga daripada responden yang sudah menikah (Albargawi et al., 2016). Sementara
itu, pengaruh faktor ekonomi ditunjukkan oleh dua penelitian yang menyimpulkan
penyandang DM dari kelas bawah atau terpinggirkan secara ekonomi cenderung lebih
rentan terhadap tingkat keyakinannya dalam mengendalikan kesehatannya. Pendapatan
ekonomi merupakan bagian dari pengendalian kesehatan (Wilson et al., 2017).
Perilaku penyandang DM terhadap HLoC
Perilaku kesehatan penyandang DM dipengaruhi oleh HLoC dan keyakinan
terhadap dirinya sendiri. Ketika ada inisiasi penurunan kualitas hidup, kondisi penyandang
DM cenderung akan menurun. Pada saat itu pula, biasanya penyandang DM mulai
menyerah pada obat-obatan Diabetes dan akan lebih mencari obat anti depresi. Penyandang
DM dengan internal HLOC yang rendah tidak mampu mempertahankan berat badan dan
menahan godaan makan (Al Nawafa’h & Hamdan-Mansour, 2015; Albargawi et al., 2016).
Perilaku lain yang muncul dari penyandang DM terhadap HLoC adalah sebagai berikut, a)
Semakin banyak penyandang DM yang mematuhi pengobatan sesuai resep, maka semakin
kecil kemungkinan mereka untuk mematuhi terapi diet dan latihan fisik; b) Kepatuhan
menunjukkan korelasi positif yang signifikan perilaku terhadap HLoC; c) Seandainya
penyandang DM dapat mengetahui perbedaan antara kondisi glukosa darahnya dan dapat
mengatur kadar glukosa darahnya, mereka lebih cenderung memperhatikan apa yang
mereka makan dan memastikan mereka menjalani gaya hidup (Klinovszky et al., 2019).
Penyandang DM yang patuh terhadap makanan, berolahraga, perawatan kaki, pengobatan
dan pemantauan glukosa darah memiliki internal HLOC yang tinggi.Kepatuhan terhadap
terapi farmakologis lebih tinggi daripada berolahraga dan penyandang DM mengakui
pentingnya menemui dokter mereka secara teratur dan mengikuti rekomendasi mereka
untuk mengendalikan Diabetes mereka (Williams et al., 2016). Selain itu, kelompok yang
menggunakan insulin memiliki internal HLOC yang lebih besar (Besen et al., 2016).
Milenia Ramadhani, Induniasih, Sutejo /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2 (4), 452-462
Kualitas Hidup Penyandang Diabetes Mellitus Ditinjau dari Health Locus of Control Health Locus of
Control and Quality of Life in Diabetes Mellitus Patients: A Literature Review
457
Penelitian lain menambahkan bahwa kelompok intervensi pada DM Tipe 2
menunjukkan perilaku pengelolaan diri yang lebih kompleks seperti merencanakan ke
depan, mencari makanan yang cukup dan alternatif aktivitas fisik, dan secara konsisten
mempertimbangkan Diabetes mereka saat membuat pilihan (Vissenberg et al., 2017).
Kepatuhan memeriksa glukosa darah, sebagian besar didorong oleh kondisi sosial-
eksternal locus health of control dan efikasi diri, serta internal HloC (Klinovszky et al.,
2019). Penyandang DM dengan internal HLOC tinggi ditunjukkan dengan sikap tidak
merokok, mengakses sumber daya berupa informasi dan resep, serta berhenti membeli dan
mengonsumsi makanan yang dianggap tidak sehat (Wilson et al., 2017). Penyandang DM
yang mengonsumsi alkohol cenderung memiliki kepatuhan yang rendah terhadap perilaku
perawatan diri (Asril et al., 2020). Penyandang DM yang memiliki eksternal HLOC
(dokter) cenderung lebih mengikuti aktivitas perawatan diri seperti diet tertentu
(Albargawi et al., 2016). Selain itu, penyandang DM dengan God of HLOC cenderung
tidak mematuhi makanan khusus. Studi lain juga mengatakan bahwa penyandang DM yang
kebanyakan mengikuti nasihat yang diterima selama kehamilan, akan menjadi kurang
mematuhi nasihat dari waktu ke waktu setelah melahirkan (Hjelm et al., 2018).
Health Locus of Control (HLoC) merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi kualitas hidup penyandang DM. Baik buruknya HLoC sangat berpengaruh
pada baik buruknya kualitas hidup penyandang DM. HLoC sangat penting dalam langkah-
langkah perawatan penyakit DM. HLoC sangat terkait dengan keberhasilan dalam tindakan
preventif suatu penyakit, dimana dapat mempengaruhi keyakinan seseorang untuk tetap
berusaha sehat, mengurangi kecemasan, ketakutan dan stress, mematuhi perilaku
pencegahan serta mematuhi pengobatan yang dilakukan. Tindakan preventif diperlukan
untuk mengurangi gejala dan tingkat keparahan, mengendalikan stabilitas gula darah dan
mencegah komplikasi agar kualitas hidup penyandang DM menjadi lebih baik (McCusker
& Morrow, 1979).
Pedoman perawatan DM menyatakan bahwa HLoC memberikan peran penting
keberhasilan perawatan baik dalam hal diagnosis, strategi dan pengelolaan pengendalian
glikemik, pengaturan gaya hidup termasuk diet dan nutrisi, terapi aktivitas fisik, treatment
penurunan glukosa dengan obat, terapi insulin, pengendalian dan penanganan komplikasi
serta pendidikan manajemen diri untuk Diabetes. HLoC seseorang yang tinggi memberikan
modal keyakinan yang baik dan motivasi yang tinggi untuk meningkatkan kualitas
hidupnya sekaligus melawan penyakitnya (LeRoith et al., 2019).
Berdasarkan penjabaran di atas, untuk meningkatkan perilaku perawatan diri dan
meningkatkan kesehatan, peningkatan edukasi berbasis HLOC seperti penggunaan metode
konsultasi, media film, pamflet, dan poster harus dilakukan oleh Asosiasi Diabetes dan
pusat kesehatan, khususnya perawat (Fardaza et al., 2017). Program konseling dapat
dipertimbangkan dalam pengelolaan Gestasional Diabetes Mellitus agar dapat
memodifikasi aspek psikologis, yaitu untuk mengurangi kecemasan (Miazgowski et al.,
2018). Penatalaksanaan perawatan yang berpusat pada pasien dengan pendekatan menarik
ke dalam protokol perawatan dianggap jauh lebih efektif untuk dilakukan dengan
assessment rutin HLOC sebagai kemajuan dalam mengelola Diabetesnya (Trento et al.,
2019). Penatalaksanaan Diabetes dapat ditingkatkan dengan pelatihan dan kegiatan
perencanaan tentang HLOC yaitu aktivitas perawatan diri yang meliputi diet, olahraga, dan
pemantauan gula darah (Besen et al., 2016).
Hal lain yang menarikdiungkapkan dengan diadakannya intervensi berupa game
terkait Diabetes dan buku masak yang berisi informasi makanan sehat siap saji dapat
menjadi alternatif lain dalam peningkatan pengelolaan diri untuk HLOC (Vissenberg et
al., 2017). Tidak kalah pentingnya bahwa workshop tentang DM dapat meningkatkan
motivasi penyandang DM dalam hal meningkatkan internal HLOC (Wilson et al., 2017).
Selain itu, religion support seperti melakukan kegiatan keagamaan (mendatangi masjid,
shalat, membaca Quran, dan berdoa) dapat meningkatkan kualitas hidup penyandang DM
(Saffari et al., 2019). Peran perawat untuk menunjang asuhan keperawatan dengan
Milenia Ramadhani, Induniasih, Sutejo /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2 (4), 452-462
Kualitas Hidup Penyandang Diabetes Mellitus Ditinjau dari Health Locus of Control Health Locus of
Control and Quality of Life in Diabetes Mellitus Patients: A Literature Review
458
melibatkan penyandang DM ada beberapa cara. Pertama, secara internal ditunjukkan
dengan memberikan pemilihan perawatan, melibatkan penyandang DM dalam pembuatan
pilihan, dan menekankan tanggung jawab dan pengarahan diri sendiri. Kedua, secara
eksternal dengan percaya pada peluang bahwa kesehatan mereka dapat dikontrol,
menekankan ketergantungan dukungan sosial, dan meningkatkan kemampuan membuat
keterampilan. Ketiga, dengan menggabungkan konsep HLoC ke dalam pengkajian
keperawatan. Keempat, dengan metode reorientasi dari penafsiran ulang melalui diskusi
serta pendekatan konseling. Hal ini sebagai prasyarat penting bagaimana penyandang DM
memandang situasi kesehatan mereka dan apakah mereka setuju mempertimbangkan atau
mencoba yang diubah perspektif (Shillinger, 1983).
Pada bagian sintesis ini, peneliti berusaha merekonstruksi hasil-hasil penelitian
yang telah direview menjadi kerangka konseptual baru hasil sintesis yang dilakukan.
Health locus of control memiliki hubungan positif terhadap kualitas hidup (QOL), dimana
locus of control sangat erat kaitannya terhadap quality of life, yaitu ketika individu dengan
locus of controlnya baik maka akan menghasilkan kualitas hidup yang baik (Kuniyo &
Haskas, 2019). Kualitas hidup yang baik dipersepsikan bahwa penyandang DM memiliki
penerimaan diri (daya tahan terhadap lingkungan sosial) yang baik dan semakin tinggi
emosi justru akan memperburuk kualitas hidup. Penatalaksanaan self-care yang tidak tepat
dapat menjadi beban bagi penyandang DM karena perubahan gaya hidup dan penyesuaian
terhadap perubahan dalam kegiatan sehari-hari. Ini akan menghasilkan respon emosi yang
negatif termasuk perasaan marah, frustasi, sedih atau kesepian. Penyandang DM yang tidak
dapat menerima keadaan yang terjadi pada dirinya, dapat mengalami depresi (Ernianti et
al., 2018).
Kondisi psikologis ini dapat mempengaruhi kualitas hidup apabila support system
setempat tidak dianggap cukup bagi penyandang DM. Dukungan sosial yang dirasa cukup
menjadikan kualitas hidup yang baik bagi penyandang DM. Dukungan sosial yang datang
dari keluarga mempunyai peran yang sangat besar dalam peningkatan perawatan mandiri
penyandang DM. Keluarga memberikan perasaan nyaman dan tentram kepada penyandang
DM dalam melakukan pengelolaan penyakit dengan tepat sehingga penyandang DM dapat
meningkatkan kualitas hidupnya (Anggraeni et al., 2018).
Pengelolaan penyakit pada penyandang DM berkaitan dengan kontrol diri yang
disebut dengan health locus of control. Hasil analisis menggambarkan bahwa penyandang
DM lebih dominan memiliki internal HLOC sebagai bentuk pengendalian diri atas
kesehatannya. Hal tersebut terjadi lantaran individu percaya bahwa hasil yang baik yang
diperoleh dari kegagalan merupakan hasil dari perilakunya sendiri sehingga ia percaya
bahwa yang mengontrol berhasil tidaknya suatu tujuan adalah dirinya sendiri (Kuniyo &
Haskas, 2019). Penelitian serupa juga menunjukkan bahwa penyandang DM yang memiliki
HLOC internal akan lebih bertanggung jawab terhadap kesehatannya, mempunyai
semangat untuk sembuh, berusaha melakukan tindakan untuk sembuh dan menemukan
pemecahan masalah, serta selalu berfikir seefektif mungkin (2015; Pratita, 2013). Oleh
karena itu, penyandang DM dengan HLOC yang tinggi memiliki pengelolaan diri yang
baik terhadap penyakitnya yang ditandai dengan mengikuti penatalaksanaan Diabetes (diet,
olahraga, kontrol gula darah). Penyandang DM dengan HLOC akan cenderung mengambil
tanggung jawab untuk kesehatan dirinya sehingga individu akan mematuhi rekomendasi
dalam kasus implementasi 5 pilar DM untuk stabilitas gula darah (Pratita, 2013). Intervensi
yang dilakukan dengan cara penguatan internal HLOC dapat ditempuh dengan melibatkan
langsung penyandang DM dalam pengendalian DM. Pengendalian ini akan lebih efektif
jika ada komitmen untuk mencegah terulangnya pengalaman yang tidak menyenangkan
(Haskas & Suryanto, 2019). HLoC merupakan salah satu faktor yang memengaruhi kualitas
hidup penyandang DM, dan HLoC sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor juga, maka
dalam sintesis penelitian ini dapat digambarkan dalam bentuk skema keterkaitan antara
HLoC dan kualitas hidup penyandang DM dalam konteks faktor-faktor yang
memengaruhinya
Milenia Ramadhani, Induniasih, Sutejo /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2 (4), 452-462
Kualitas Hidup Penyandang Diabetes Mellitus Ditinjau dari Health Locus of Control Health Locus of
Control and Quality of Life in Diabetes Mellitus Patients: A Literature Review
459
Gambar 2. Skema Keterkaitan HLoC dan Kualitas Hidup Penyandang DM
KESIMPULAN
Health Locus of Control (HLoC) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas hidup penyandang DM. Kualitas hidup penyandang DM dapat menjadi baik/buruk
bergantung pada faktor yang mempengaruhinya. Perilaku penyandang DM untuk
menunjang kualitas hidupnya ditunjukkan dengan patuh memeriksakan diri, aktivitas fisik
rutin, menjaga gaya hidup, dan berperilaku positif lainnya (kegiatan keagamaan seperti
shalat dan membaca Quran). HloC pada penyandang DM lebih dominan pada internal
HLOCnya. Perilaku penyandang DM terhadap HLoC ditandai dengan perilaku
mempraktekkan kebiasaan hidup sehatdan mematuhi guideline/perawatan penyandang DM
(diet, latihan, pemantauan glukosa darah, perawatan kaki, tidak merokok).
BIBLIOGRAFI
Al Nawafa’h, D. N., & Hamdan-Mansour, A. M. (2015). Correlates of health locus of
control among patients diagnosed with type-II diabetes mellitus. Journal of Diabetes
Mellitus, 5 (03), 190.
Albargawi, M., Snethen, J., Gannass, A. A. L., & Kelber, =S. (2016). Perception of persons
with type 2 diabetes mellitus in Saudi Arabia. International Journal of Nursing
Sciences, 3 (1), 3944.
Almasri, D. M., Noor, A. O., Ghoneim, R. H., Bagalagel, A. A., Almetwazi, M., Baghlaf,
N. A., & Hamdi, E. A. (2020). The impact of diabetes mellitus on health-related
quality of life in Saudi Arabia. Saudi Pharmaceutical Journal, 28 (12), 15141519.
DM
Faktor Eksternal:
Pendampingan
tenaga kesehatan
Sosialisasi/kampa
nye
Dukungan sosial
Pekerjaan
Pelayanan
kesehatan
Faktor Internal:
Pengetahuan
Pengendalian
diri
Efikasi diri
Motivasi
Kekronisan
Konsep diri
Religiusitas
Olahraga
L
Aspek
Demografi:
Usia
Jenis Kelamin
Tingkat
Pendidikan
Tingkat
Ekonomi
Tingkat
Kesehatan
Milenia Ramadhani, Induniasih, Sutejo /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2 (4), 452-462
Kualitas Hidup Penyandang Diabetes Mellitus Ditinjau dari Health Locus of Control Health Locus of
Control and Quality of Life in Diabetes Mellitus Patients: A Literature Review
460
Asril, N. M., Tabuchi, K., Tsunematsu, M., Kobayashi, T., & Kakehashi, M. (2020).
Predicting Healthy Lifestyle Behaviours Among Patients With Type 2 Diabetes in
Rural Bali, Indonesia. Clinical Medicine Insights: Endocrinology and Diabetes, 13,
1179551420915856. https://doi.org/10.1177/1179551420915856
Besen, D. B., Günüşen, N., Sürücü, H. A., & Koşar, C. (2016). Predictor effect of Locus
Of Control (LOC) on self-care activities and metabolic control in individuals with
type 2 diabetes. PeerJ, 4, e2722.
Bigdeloo, M., & Bozorgi, Z. D. (2016). Relationship between the spiritual intelligence,
self-control, and life satisfaction in High School Teachers of Mahshahr City. Rev.
Eur. Stud., 8, 210.
Boyd, L. (2011). Physical, Mental & Social Effects of Diabetes.
Http://Www.Livestrong.Com.
Efron, S. E., & Ravid, R. (2018). Writing the literature review: A Practical Guide.
Ernianti, D., Martini, M., Udiyono, A., & Saraswati, L. D. (2018). Gambaran Kualitas
Hidup Penderita Diabetes Melituspada Anggota Dan Non Anggota Komunitas
Diabetes Di Puskesmas Ngrambe. Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6 (1),
215224. https://doi.org/10.14710/jkm.v6i1.19871
Farahdina, E. (2019). Pengaruh health locus of control, optimisme, dan dukungan sosial
terhadap quality of life pasien diabetes mellitus tipe dua pada lansia. TAZKIYA
Journal Of Psychology, 2 (1).
Fardaza, F. E., Heidari, H., & Solhi, M. (2017). Effect of educational intervention based on
locus of control structure of attribution theory on self-care behavior of patients with
type II diabetes. Medical Journal of the Islamic Republic of Iran, 31, 116.
Faridah, I. N., Perwitasari, D. A., Pusfita, M., & Jasman, H. (2017). Relationship between
emotional distress and quality of life on type 2 diabetes mellitus patients in Meranti
island regency hospital. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering,
259 (1), 12002.
Gillani, S. W., Ansari, I. A., Zaghloul, H. A., Abdul, M. I. M., Sulaiman, S. A. S., Baig, M.
R., & Rathore, H. A. (2018). Women with type 1 diabetes mellitus: effect of disease
and Psychosocial-Related correlates on health-related quality of life. Journal of
Diabetes Research, 2018.
HASKAS, Y. (2017). Determinan Locus Of Control Pada Theory Of Planned Behavior
Dalam Perilaku Pengendalian Diabetes Melitus. Universitas Airlangga. Jurnal Ris
Haskas, y., & Suryanto, s. (2019). Locus of Control: pengendalian Diabetes Melitus pada
Penderita DM tipe 2. et Kesehatan, 8 (1), 1320.
https://doi.org/10.31983/jrk.v8i1.3892
Hjelm, K., Bard, K., & Apelqvist, J. (2018). A qualitative study of developing beliefs about
health, illness and healthcare in migrant African women with gestational diabetes
living in Sweden. BMC Women’s Health, 18 (1), 114.
IFD. (2017). Diabetes Atlas Eight Edition 2017.
Klinovszky, A., Kiss, I. M., Papp-Zipernovszky, O., Lengyel, C., & Buzás, N. (2019).
Associations of different adherences in patients with type 2 diabetes mellitus. Patient
Preference and Adherence, 13, 395.
Krok-Schoen, J. L., Shim, R., Nagel, R., Lehman, J., Myers, M., Lucey, C., & Post, D. M.
(2017). Outcomes of a health coaching intervention delivered by medical students for
older adults with uncontrolled type 2 diabetes. Gerontology & Geriatrics Education,
38 (3), 257270. https://doi.org/10.1080/02701960.2015.1018514
Kumar, P., & Krishna, M. (2015). Quality of life in Diabetes mellitus. Science Journal of
Public Health, 3 (3), 310313.
Kuniyo, H., & Haskas, Y. (2019). Pengaruh Locus Of Control (LOC) Terhadap Quality Of
Life (QOL) Pada Pasien Diabetes Melitus (DM) Tipe Ii Di Rsud Kota Makassar
Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 14 (4), 352357.
Kusnanto, K., Susanti, R. D., Ni’mah, L., & Zulkarnain, H. (2018). The Correlation
Milenia Ramadhani, Induniasih, Sutejo /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2 (4), 452-462
Kualitas Hidup Penyandang Diabetes Mellitus Ditinjau dari Health Locus of Control Health Locus of
Control and Quality of Life in Diabetes Mellitus Patients: A Literature Review
461
Between Motivation and Health Locus of Control with Adherence Dietary of Diabetes
Mellitus. Jurnal Ners, 13 (2), 171177. https://doi.org/10.20473/jn.v13i2.9700
LeRoith, D., Biessels, G. J., Braithwaite, S. S., Casanueva, F. F., Draznin, B., Halter, J. B.,
Hirsch, I. B., McDonnell, M. E., Molitch, M. E., & Murad, M. H. (2019). Treatment
of diabetes in older adults: an endocrine society clinical practice guideline. The
Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 104 (5), 15201574.
https://doi.org/10.1210/jc.2019-00198
McCusker, J., & Morrow, G. (1979). The relationship of health locus of control to
preventive health behaviors and health beliefs. Patient Counselling and Health
Education, 1 (4), 146150. https://doi.org/10.1016/S0738-3991 (79)80003-8
Miazgowski, T., Bikowska, M., Ogonowski, J., & Taszarek, A. (2018). The impact of
health locus of control and anxiety on self-monitored blood glucose concentration in
women with gestational diabetes mellitus. Journal of Women’s Health, 27 (2), 209
215. https://doi.org/10.1089/jwh.2017.6366
Nwatu, C. B., Onyekonwu, C. L., Unaogu, N. N., Ijeoma, U. N., Onyeka, T. C., Onwuekwe,
I. O., Ugwumba, F., Nwachukwu, C. V, & Nwutobo, R. C. (2019). Health related
quality of life in nigerians with complicated diabetes mellitusa study from Enugu,
South East Nigeria. Nigerian Journal of Medicine, 28 (2), 138147.
https://doi.org/10.4103/1115-2613.278574
Octari, T. E., Suryadi, B., & Sawitri, D. R. (2020). the role of self-concept and health locus
of control on quality of life among individuals with diabetes. Jurnal Psikologi, 19 (1),
8094.
Popova, S. (2012). Locus Of Control-Predictor Of Health And Subjective WellBeing.
European Medical, Health and Pharmaceutical Journal, 4.
https://doi.org/10.12955/emhpj.v4i0.367
Pratita, N. D. (2013). Hubungan dukungan pasangan dan health locus of control dengan
kepatuhan dalam menjalani proses pengobatan pada penderita diabetes mellitus tipe-
2. Calyptra, 1 (1), 124.
Russo, G. T., Scavini, M., Acmet, E., Bonizzoni, E., Bosi, E., Giorgino, F., Tiengo, A.,
Cucinotta, D., & Group, P. S. (2016). The burden of structured self-monitoring of
blood glucose on diabetes-specific quality of life and locus of control in patients with
noninsulin-treated type 2 diabetes: The PRISMA study. Diabetes Technology &
Therapeutics, 18 (7), 421428. https://doi.org/10.1089/dia.2015.0358
Saffari, M., Lin, C.-Y., Chen, H., & Pakpour, A. H. (2019). The role of religious coping
and social support on medication adherence and quality of life among the elderly with
type 2 diabetes. Quality of Life Research, 28 (8), 21832193.
https://doi.org/10.1007/s11136-019-02183-z
Sengul, Y., Kara, B., & Arda, M. N. (2010). The relationship between health locus of
control and quality of life in patients with chronic low back pain. Turkish
Neurosurgery, 20 (2), 180185. https://doi.org/10.5137/1019-5149.JTN.2616-09.1
Shillinger, F. L. (1983). Locus of control: Implications for clinical nursing practice. Image:
The Journal of Nursing Scholarship, 15 (2), 5863. https://doi.org/10.1111/j.1547-
5069.1983.tb01357.x
Tanaka, N., Yabe, D., Murotani, K., Ueno, S., Kuwata, H., Hamamoto, Y., Kurose, T.,
Takahashi, N., Akashi, T., & Matsuoka, T. (2018). Mental distress and healthrelated
quality of life among type 1 and type 2 diabetes patients using self‐monitoring of
blood glucose: A cross‐sectional questionnaire study in Japan. Journal of Diabetes
Investigation, 9 (5), 12031211. https://doi.org/10.1111/jdi.12827
Tandra. (2013). Life Healthy With Diabetes: Diabetes, Mengapa Dan Bagaimana? Rapha
Publishing.
Trento, M., Charrier, L., Cavallo, F., Bertello, S., Oleandri, S., Donati, M. C., Rizzo, S.,
Virgili, G., Picca, G., & Bandello, F. (2019). Vision-related quality of life and locus
of control in type 1 diabetes: a multicenter observational study. Acta Diabetologica,
Milenia Ramadhani, Induniasih, Sutejo /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2 (4), 452-462
Kualitas Hidup Penyandang Diabetes Mellitus Ditinjau dari Health Locus of Control Health Locus of
Control and Quality of Life in Diabetes Mellitus Patients: A Literature Review
462
56 (11), 12091216.
Vissenberg, C., Nierkens, V., Van Valkengoed, I., Nijpels, G., Uitewaal, P., Middelkoop,
B., & Stronks, K. (2017). The impact of a social network based intervention on self-
management behaviours among patients with type 2 diabetes living in
socioeconomically deprived neighbourhoods: a mixed methods approach. SAGE
Publications Sage UK: London, England.
https://doi.org/10.1177/1403494817701565
WHO. (2017). Global Report On Diabetes. Annual Report.
Williams, J. S., Lynch, C. P., Voronca, D., & Egede, L. E. (2016). Health locus of control
and cardiovascular risk factors in veterans with type 2 diabetes. Endocrine, 51 (1),
8390. https://doi.org/10.1007/s12020-015-0677-8
Wilson, A. L., McNaughton, D., Meyer, S. B., & Ward, P. R. (2017). Understanding the
links between resilience and type-2 diabetes self-management: a qualitative study in
South Australia. Archives of Public Health, 75 (1), 113.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).