ANALISIS KEBUTUHAN SEDIAAN MULTIVITAMIN TERHADAP PENGETAHUAN PASIEN MENGENAI COVID-19 DI APOTEK K-24 A.H NASUTION BANDUNG

 

 

Helta Sari1, Wempi Eka Rusmana2

Politeknik Piksi Ganesha Bandung, Indonesia1,2

[email protected]1, [email protected]2

 

 

 

Abstrak

Received:

Revised :

Accepted:

24-08-2021

08-02-2022

10-02-2022

Latar Belakang: Coronavirus merupakan virus yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, pneumonia (infeksi paru-paru) yang bersifat akut, dan gagal ginjal. Persiapan daya tahan tubuh merupakan salah satu upaya pencegahan COVID-19 yang dapat dilakukan. Terdapat beragam upaya dari berbagai literatur yang dapat memperbaiki daya tahan tubuh salah satunya dengan mengkonsumsi multivitamin. Multivitamin memang tidak dapat dijadikan terapi dalam mengatasi infeksi virus ini, tetapi asupan multivitamin dapat meningkatkan kinerja sistem imun dalam melawan infeksi yang disebabkan oleh virus maupun bakteri, termasuk infeksi virus Corona.

Tujuan: Untuk mengetahui tingkat kebutuhan sediaan multivitamin dan tingkat pengetahuan pasien mengenai COVID-19 diapotek K24 A.H Nasution.

Metode: Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh lansung dari responden melalui pengisian kuesioner yang disebarkan menggunakan google form dengan teknik penentuan sampel jenuh di Apotek K24 A.H Nasution sebanyak 20 responden dan analisis data menggunakan analisis skala likert dan analisis kuantitatif.

Hasil: Hasil penelitian ini menunjukan responden perempuan (55%), laki-laki (45%). Dengan rentang usia 21-24 (35%), 25-35 (25%), 36-45 (25%), 46-50 (15%). Didapatkan hasil pernyataan kuesioner kebutuhan sediaan multivitamin dinilai reliable 0,761 > 0.7 dan pernyataan tingkat pengetahuan COVID 19 dinilai reliable 0.757 > 0.7.

Kesimpulan: Kebutuhan sediaan multivitamin dalam kriteria tinggi dan pengetahuan pasien mengenai COVID 19 dalam kriteria cukup.

Kata kunci: kebutuhan; pengetahuan; multivitamin;

�������������������� COVID-19.

 

 

 

 

Abstract

 

Background: Corona virus is a virus that can cause respiratory sytem disoders, acute pneumonia (lung infection) and kidney failure. Preparation of the immune system is one of the efforts to prevent COVID-19 that can be done. There are various efforts from various literatures that can improve the body�s resistance, one of which is by consuming multivitamins. Multivitamins cannot be used as therapy in overcoming viral infections, but multivitamin intake can improve the performance of the immune system in fighting infections caused by viruses or bacteria, including corona virus infections.

Objective: To determine the level of need fot multivitamin preparations and the level of patient knowledge about COVID-19 at the K24 A.H Nasution pharmacy.

Methods: The research used is descriptive research, the data collected in this study is primary data, namely data obtained directly from the respondents through the use of questionnaires distributed using google fro with the technique of determining saturated samples at K24 A.H Nasution pharmacies as many as 20 respondents and using likert scale analysis and quantitative analysis.

Results: The results of this study indicate that female respondents are 55% and male respondents are 45%. With an ade range of 21-24 (35%), 25-35 (25%), 36-45 (25%), 46-50 (15%). The result of the statement on the need for multivitamin preparations were found tp be reliable 0.761 > 0.7 and the statement on the level of knowledge of COVID-19 wa considered reliable 0.757 > 0.7.

Conclusion: The need for multivitamin prepations in high criteria and patient knowledge about COVID-19 in sufficient criteria.

Keywords: needs, knowledge, multivitamins, COVID-19.

*Correspondence Author : Helta Sari

Email : [email protected]

 

 

PENDAHULUAN

 

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit yang berasal dari virus baru berjenis (SARS-CoV-2) (Yuliana, 2020). WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi, hal ini dikarenakan peningkatan jumlah kasus COVID-19 yang berlangsung cukup cepat dan telah terjadi penyebaran di berbagai negara (Organization, 2020).

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat (Wulandari et al., 2020). Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) (Dewi, 2020). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia (Siregar, Gulo, & Sinurat, 2020).

Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia) (Putri, 2020). Penelitian menyebutkan bahwa SARS yang menjadi sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas (Astini, 2020). Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian (Lesmana Renaldy, 2021). Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru (Damanik, Simanjuntak, & Wiratma, 2020).

COVID-19 merupakan penyakit yang baru ditemukan oleh karena itu pengetahuan terkait pencegahannya masih terbatas. Kunci pencegahan meliputi pemutusan rantai penularan dengan isolasi, deteksi dini, dan melakukan proteksi dasar (Listina, Solikhati, & Fatmah, 2020). Persiapan daya tahan tubuh merupakan salah satu upaya pencegahan COVID-19 yang dapat dilakukan (Antari et al., 2021). Terdapat beragam upaya dari berbagai literatur yang dapat memperbaiki daya tahan tubuh terhadap infeksi saluran napas. Beberapa di antaranya adalah berhenti merokok dan konsumsi alkohol, memperbaiki kualitas tidur, serta konsumsi suplemen (Susilo et al., 2020)

Multivitamin merupakan formula yang terdiri dari vitamin tunggal, beberapa (multi) atau kombinasi dengan mineral. Jumlah vitamin yang dibutuhkan di dalam tubuh sangatlah kecil dan vitamin tidak dapat dibentuk oleh tubuh secara cukup (Yuliawati & Djannah, 2020). Untuk mencukupi vitamin di dalam tubuh dapat diperoleh dari bahan makanan seperti: sayur, buah, dan karbohidrat. Penggunaan vitamin sintesis atau 14 multivitamin tidak diperlukan bilamana asupan vitamin dari pangan sudah cukup dan tidak ditemukan adanya gejala defisiensi dari suatu vitamin (Yani, 2021).

Berdasarkan pemaparan di atas, kebutuhan manusia terhadap produk multivitamin belakangan ini sangat besar dikarenakan adanya pandemi COVID-19 sehingga perlu adanya multivitamin sebagai penunjang kesehatan tubuh perorangan. Saat ini berbagai multivitamin biasa dikunsumsi atau didapat dalam bentuk vitamin yang sederhana yang biasanya dalam bentuk tablet, kapsul, atau cairan.

 

 

METODE PENELITIAN

 

Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh lansung dari responden melalui pengisian kuesioner yang disebarkan melaui googlefrom di Apotek K24 A.H Nasution Bandung (Sugiyono, 2014). Responden dalam penelitian ini adalah pasien yang membeli multivitamin diatas 20 tahun dan bersedia mengisi kuesioner, dilakukan pada tanggal 9-10 Juli 2021.

Instrument penelitian ini adalah kuesioner dengan menggunakan skala likert yang diamati penelitian ini adalah kebutuhan sediaan multivitamin dan tingkat pengetahuan pasien mengenai COVID 19. Sampel yang digunakan dihitung dengan menggunakan rumus slovin rentang sampel yang dapat diambil dari teknik Slovin adalah antara 10-20% dari populasi penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian ini dilakukan sebanyak 100 orang, sehingga presentasi kelonggaran yang digunakan adalah 20% . berikut hasil perhitungan dengan rumus slovin:

n = N

1 + Ne2

n = 100

1+100 (0.2)2

n = 100

1+4

n = 20

Sampel yang digunakan sebanyak 20 orang.

 

 

 

Variabel

Mutu

Indikator

Skala

Variabel (X)

(Kebutuhan Sediaan Multivitamin)

Multivitamin adalah suatu sediaan yang ditunjukan untuk menambah kebutuhan manusia akan vitamin, mineral dan unsur nutrisi lainnya.

  Jenis Multivitamin

  Dosisi Sediaan Multivitamin

  Kandungan Sediaan Multivitamin

         Bentuk Sediaan Multivitamin

Likert

Variabel (Y)

(Pada Masa Pandemi COVID 19)

COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2).

1.       Gejala

2.       Penularan

3.       Usia

4.       Pencegahan

Likert

Operasional Variabel

 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maka diperoleh hasil berikut.

 

Tabel 1. Jenis Kelamin Responden

No.

Jenis Kelamin

Jumlah Pasien

Presentase

1

Laki-laki

9

45%

2

Perempuan

11

55%

Sumber : Diolah Oleh Penulis (2021)

 

Berdasarkan tabel 1, Menunjukan jumlah responden sebanyak 20 yang terdiri dari Laki-laki dan Perempuan. Responden perempuan menunjukan responden terbanyak yaitu 11 responden dengan presentase 55% dan responden laki-laki sebanyak 9 dengan presentase 45%.

 

Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Pasien

No.

Umur Pasien

Jumlah

Presentase

1

Umur 21-24

7

35%

2

Umur 25-35

5

35%

3

Umur 36-45

5

25%

4

Umur 46-50

3

15%

Total

20

100%

sumber: Diolah Oleh Penulis (2021)

 

Berdasarkan tabel 2, Menunjukan jumlah responden sebanyak 20 yang terdiri dari umur 21 - 50 tahun menghasilkan jumlah responden terbanyak pada umur 21 - 24 dengan presentase 35%. Dari hasil penelitian ini sebagian besar responden berada pada rentan usia produktif.

 

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pasien

No.

Pendidikan Pasien

Jumlah

Presentase

1

SD

3

15%

2

SMP

4

20%

3

SMA

7

35%

4

Perguruan Tinggi

6

30%

 

Total

20

100%

Sumber : Diolah Oleh Penulis (2021)

 

Berdasarkan tabel 3, Menunjukan tingkat pendidikan pasien Apotek K24 A.H Nasution Bandung yang menunjukan tingkat pendidikan tertinggi yaitu SMA dengan presentase 35%.

 

Tabel 4. Uji Validitas Kebutuhan Sediaan Multivitamin

Nomor Butir Pernyataan

R Hitung

R Tabel

Kategori

1.

0.506

0.444

VALID

2.

0.659

0.444

VALID

3.

0.511

0.444

VALID

4.

0.462

0.444

VALID

5.

0.631

0.444

VALID

6.

0.597

0.444

VALID

7.

0.816

0.444

VALID

8.

0.755

0.444

VALID

Sumber : Diolah Oleh Penulis (2021)

 

Berdasarkan tabel 4, Menunjukan bahwa semua penyataan dalam kuesioner kebutuhan sediaan multivitamin dalam kategori valid. Seperti yang telah diketahui bahwa suatu kategori dinilai valid apabila memiliki nilai r hitung > r tabel (0.444).

 

������������� Tabel 5. Uji Validitas Pengetahuan COVID-19

Nomor Butir Pernyataan

R Hitung

R Tabel

Kategori

1.

0.614

0.444

VALID

2.

0.749

0.444

VALID

3.

0.505

0.444

VALID

4.

0.580

0.444

VALID

5.

0.485

0.444

VALID

6.

0.752

0.444

VALID

7.

0.606

0.444

VALID

8.

0.573

0.444

VALID

Sumber : Diolah Oleh Penulis (2021)

Berdasarkan tabel 5, Menunjukan bahwa semua penyataan dalam kuesioner pengetahuan mengenai COVID-19 dalam kategori valid. Seperti yang telah diketahui bahwa suatu kategori dinilai valid apabila memiliki nilai r hitung > r tabel (0.444).

 

Tabel 6. Uji Reliabilitas Kebutuhan Sediaan Multivitamin

Cronbach�s Alpha

N of Items

0.761

8

Sumber : Diolah Oleh Penulis (2021)

 

Berdasarkan tabel 6, Menunjukan bahwa 8 item pernyataan dalam kuesioner kebutuhan sediaan multivitamin dalam kategori reliable. Seperti yang diketahui bahwa suatu kategori dinilai reliable apabila menunjukkan nilai Cronbach�s Alpha yang lebih dari 0,7 (Latan & Temalagi, 2013).

 

Tabel 7. Uji Reliabilitas Pengetahuan COVID-19

Cronbach�s Alpha

N of Items

0.757

8

Sumber : Diolah Oleh Penulis (2021)

 

Berdasarkan tabel 7, Menunjukan bahwa 8 item pernyataan dalam kuesioner pengetahuan COVID-19 dalam kategori reliable. Seperti yang diketahui bahwa suatu kategori dinilai reliable apabila menunjukkan nilai Cronbach�s Alpha yang lebih dari 0,7 (Latan & Temalagi, 2013).

 

Tabel 8. Tingkat Kebutuhan Sediaan Multivitamin

Kategori

Interval

Frekuensi

Persentase

Tinggi

26-32

11

55%

Cukup

21-26

9

45%

Kurang

15-20

0

0%

Rendah

8-14

0

0%

Total

20

100%

Sumber : Diolah Oleh Penulis (2021)

 

Berdasarkan tabel 8, Menunjukan tingkat kebutuhan multivitamin dari jenis multivitamin, kandungan multivitamin, dosis multivitamin dan juga bentuk multivitamin dalam tingkatan yang tinggi. Di masa pandemic seperti sekarang ini banyak masyarakat yang mulai untuk lebih peduli dengan kesehatan diri sendiri utamanya dan kesehatan keluarganya hal ini dikarenakan masyarakat dituntut untuk selalu sehat agar tidak mudah menurun imunitas tubuhnya sehingga memudahkan masyarakat tertular COVID-19. Sehingga kebutungan sediaan multivitamin pun meningkat karena manfaatnya berperan penting pada saat pandemic COVID-19 ini.

 

Tabel 9. Tingkat Pengetahuan Mengenai COVID-19

Kategori

Interval

Frekuensi

Persentase

Tinggi

26-32

7

35%

Cukup

21-26

12

60%

Kurang

15-20

1

5%

Rendah

8-14

0

0%

Total

20

100%

Sumber : Diolah Oleh Penulis (2021

 

Berdasarkan tabel 9, Menunjukan tingkat pengetahuan pasien mengenai COVID-19 berdasarkan gejala, penularan, usia dan juga pencegahan dalam tingkatan cukup. Pengetahuan yang cukup ini dikarenakan pasien mendapatkan informasi baru mengenai COVID-19 baik di internet, social media, dan juga televisi.

����������� Responden yang dipilih adalah pasien yang membeli multivitamin di Apotek K24 A.H Nasution Bandung laki-laki dan perempuan yang berusia 21 Tahun sampai 57 tahun. Dengan pertimbangan karna usia 21- 57 tahun merupakan usia dewasa seseorang dan merupakan kelompok usia produktif. Usia dewasa adalah usia seseorang yang memiliki hak untuk melakukan perbuatannya sendiri tanpa adanya bantuan dari pihak lain. Sebanyak 16 kuesioner disebarkan di Apotek K24 A.H Nasution Bandung. Dengan data diri yang diambil dari responden terdiri dari jenis kelamin dan umur.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat penggunaan smultivitamin terdiri dari 6 hal yaitu : Tingkat Pendidikan, pengalaman, pertambahan umur, keyakinana, informasi dan juga penghasilan (Notoatmodjo, 2012). Pengalaman seseorang tersebut mempengaruhi penggunaan suplemen antara lain: keluhan, alasan konsumsi, jumlah multivitamin yang dikonsumsi dan alasan membeli multivitamin sebagai daya tahan tubuh (Antari et al., 2021).

Disamping itu juga adanya perubahan perilaku karena proses pendewasaan pada hakekatnya merupakan gabungan atau terjadi baik secara adaptif maupun naluriah. Melalui perjalanan umurnya semakin dewasa, makhluk yang bersangkutan akan melakukan adaptasi perilaku hidupnya terhadap lingkungannya (Antari et al., 2020).

Penggunaan multivitamin harus disesuaikan dengan kondisi seseorang karena ketersediaan vitamin dalam tubuh bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin dan kondisi fisik. Suplai vitamin dapat dipengaruhi oleh penggunaan obat, intake makanan, dan life style (drug abuse, alkohol, perokok dll). Mengonsumsi multivitamin bukan berdasarkan tingginya dosis. Tubuh kita memerlukan vitamin dalam jumlah, dosis dan jenis yang tepat agar dapat meningkatkan sistem imun tubuh.

Imunomodulator yang menstimulasi sistem imun ini diyakini dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan virus COVID-19. Beberapa suplemen memiliki efek terhadap sistem imun dan berpengaruh pada daya tahan tubuh virus COVID-19. Vitamin C berkontribusi untuk daya tahan tubuh dengan mendukung berbagai fungsi seluler pada sistem kekebalan tubuh (innate immune dan adaptive immune).

Vitamin C terakumulasi dalam sel fagosit (makrofag), seperti neutrofil, dan dapat meningkatkan emotaksis, fagositosis, spesies oksigen reaktif, yang tujuannya untuk membunuh mikroba. Makrofag diperlukan untuk pembersihan neutrofil dari tempat infeksi, sehingga mengurangi jaringan nekrosis dan potensi kerusakan jaringan lebih lanjut. Vitamin C berkontribusi dalam menjaga integritas sel dengan melindungi sel terhadap spesies oksigen reaktif yang dihasilkan selama pernapasan dan pada respon peradangan.13 Aktivitas vitamin E dalam sistem daya tahan tubuh tidak lepas dari aktivitas antioksidannya.

Uji pada manusia dengan suplementasi vitamin E dosis tinggi, menunjukkan peningkatan proliferasi limfosit, meningkatkan produksi IL-2, dan menurunkan produksi IL-6. Namun, beberapa penelitian tidak menunjukkan, hal tersebut. karena perbedaan dalam dosis vitamin E yang digunakan, kadar vitamin E dalam darah, usia subjek, dan metode penentuan kadar antibodi. Vitamin D dapat memodulasi respon imun bawaan dan adaptif. Studi observasi menunjukkan selalu ada hubungan antara rendahnya kadar vitamin D3 dalam darah dengan mudahnya seseorang mengalami infeksi saluran napas. Uji klinik menunjukkan manfaat vitamin D untuk mencegah infeksi saluran napas pada mereka yang kurang vitamin D.

Zink merupakan mineral renik dalam komponen diet, zinc memiliki fungsi penting dalam pemeliharaan dan perkembangan sistem imun, baik sistem imun yang innate maupun adaptif. Kekurangan zinc dapat menyebabkan kerentanan terhadap penyakit infeksi. Peningkatan konsentrasi zinc intrasel dengan pyrithione dapat menghambat replikasi virus RNA, termasuk SARS-CoV.16 Selenoprotein membantu mencegah oksidasi lipid, mengurangi peradangan dan mencegah penggumpalan trombosit. Enzim yang mengandung Se bekerja bersama dengan vitamin E mencegah radikal bebas yang menimbulkan kerusakan oksidatif pada sel dan jaringan.

 

 

KESIMPULAN

 

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis kebutuhan sediaan multivitamin terhadap pengetahuan pasien mengenai COVID-19 di Apotek K24 A.H Nasution dapat disimpulkan bahwa Kebutuhan sediaan multivitamin berdasarkan jenis, dosis, kandungan dan bentuk saat COVID-19 di Apotek K24 A.H Nasution Bandung dalam kriteria tinggi (55%). Pengetahuan pasien mengenai COVID-19 di Apotek K24 A.H Nasution dalam kriteria cukup (60%).

�����������

 

BIBLIOGRAFI

 

Antari, Ni Putu Udayana, Dewi, Ni Putu Kurnia, Putri, Kadek Ayu Kartika, Rahayu, Luh Risma Putri, Wulandari, Ni Putu Nadya Kirana, Ningsih, Ni Putu Ayu Wulan, Pertiwi, Ni Wayan Ari, Cahyanti, Ni Putu Sri Devi Chynta, Damayanti, Made Elvenia Ambara, & Dewi, Made Tarysa Laksmi. (2020). Perilaku hidup bersih dan sehat mahasiswa universitas Mahasaraswati Denpasar selama pandemi COVID-19. Jurnal Ilmiah Medicamento, 6(2), 94�99.

Antari, Ni Putu Udayana, Dewi, Ni Putu Leona Yorita, Saputra, I. Wayan Mahardika, Prascitasari, Nyoman Ayu, Arkhania, Ni Putu Ayu Dhea, Aswindari, Ni Nyoman Zelina, Juliari, Ni Putu Hera, Andarista, Ni Kadek Novi, Kosalawa, Anak Agung Ngurah Dwi, & Jayanti, Ni Ketut Aprilia. (2021). Korelasi antara Pemahaman COVID-19 dan Penggunaan Suplemen, Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar. Jurnal Ilmiah Medicamento, 7(1), 1�7.

Astini, Ni Komang Suni. (2020). Pemanfaatan teknologi informasi dalam pembelajaran tingkat sekolah dasar pada masa pandemi COVID-19. Lampuhyang, 11(2), 13�25. https://doi.org/10.47730/jurnallampuhyang.v11i2.194

Damanik, Elsarika, Simanjuntak, Yunida Turisna, & Wiratma, Dicky Yuswardi. (2020). Pencegahan corona virus disease 19 (COVID-19) pada pedagang pasar helvetia kelurahan helvetia tengah. Jurnal Abdimas Mutiara, 1(2), 8�11.

Dewi, Wahyu Aji Fatma. (2020). Dampak COVID-19 terhadap implementasi pembelajaran daring di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55�61. https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89

Latan, Hengky, & Temalagi, Selva. (2013). Analisis multivariate teknik dan aplikasi menggunakan program IBM SPSS 20.0. Bandung: Alfabeta, 146.

Lesmana Renaldy, Richie. (2021). Implementasi metode certainty factor berbasis web pada aplikasi rekomendasi diagnosa kasus COVID-19. Jurnal Ilmu Teknik Dan Komputer, 312�320.

Listina, Osie, Solikhati, Devi Ika Kurnianingtyas, & Fatmah, Ismi Sakina. (2020). Edukasi corona virus desease 19 (COVID) melalui penyebaran poster kepada masyarakat kecamatan slawi kabupaten tegal. JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia, 1(2), 10. https://doi.org/10.36308/jabi.v1i2.210

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. In Jakarta: Rineka Cipta.

Organization, World Health. (2020). WHO consolidated guidelines on tuberculosis. Module 4: treatment-drug-resistant tuberculosis treatment. World Health Organization.

Putri, Ririn Noviyanti. (2020). Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 20(2), 705�709.

Siregar, Rinco, Gulo, Adventy Riang Bevy, & Sinurat, Lasma Rina Efrina. (2020). Edukasi tentang upaya pencegahan COVID-19 pada masyarakat di pasar Sukaramai Kecamatan Medan Area tahun 2020. Jurnal Abdimas Mutiara, 1(2), 191�198.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (12th, Cetaka ed.). Bandung: CV Alfabeta.

Susilo, Adityo, Rumende, Cleopas Martin, Pitoyo, Ceva Wicaksono, Santoso, Widayat Djoko, Yulianti, Mira, Herikurniawan, Herikurniawan, Sinto, Robert, Singh, Gurmeet, Nainggolan, Leonard, & Nelwan, Erni Juwita. (2020). Coronavirus disease 2019: Tinjauan literatur terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45�67. http://dx.doi.org/10.7454/jpdi.v7i1.415

Wulandari, Anggun, Rahman, Fauzie, Pujianti, Nita, Sari, Ayu Riana, Laily, Nur, Anggraini, Lia, Muddin, Farid Ilham, Ridwan, Agus Muhammad, Anhar, Vina Yulia, & Azmiyannoor, Muhammad. (2020). Hubungan Karakteristik Individu dengan Pengetahuan tentang Pencegahan Coronavirus Disease 2019 pada Masyarakat di Kalimantan Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(1), 42�46. https://doi.org/10.26714/jkmi.15.1.2020.42-46

Yani, Risma. (2021). The Effect Of Giving Leaflets On The Level Of Community Knowledge In Increasing The Resistance Of The Body With Vitamins In The Era Of Pandemic Covid-19. Prosiding Pengembangan Masyarakat Mandiri Berkemajuan Muhammadiyah (Bamara-Mu), 1(1), 723�728.

Yuliana, Yuliana. (2020). Corona virus diseases (Covid-19): Sebuah tinjauan literatur. Wellness And Healthy Magazine, 2(1), 187�192. https://doi.org/10.30604/well.95212020s

Yuliawati, Kurnia, & Djannah, Sitti. (2020). Bagaimana pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat tentang konsumsi multivitamin/supplemen selama pandemi COVID-19? Jurnal Kesehatan Masyarakat Khatulistiwa, 7(3), 123�134.

 

� 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).