ANALISIS TINGKAT KEPATUHAN
PASIEN PROLANIS DIABETES MELITUS DALAM MENGKONSUMSI OBAT ANTIDIABETIKA ORAL DI
KLINIK AFIATI KOPO
Eka
yulianti kuswati1, Wempi eka rusmana2
Politeknik Piksi Ganesha Bandung, Indonesia1,2
[email protected]1,
[email protected]2
|
Abstrak |
|
Revised
: Accepted: |
20-08-2021 08-02-2022 10-02-2022 |
Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh
gagalnya organ pankreas memproduksi jumlah hormon insulin secara memadai
sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. DM merupakan
salah satu penyakit yang tidak menular dan merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat termasuk di Indonesia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien
PROLANIS DM (Diabetes melitus) dalam mengkonsumsi obat antidiabetika oral Di
Klinik Afiati Kopo. Metode: Metode Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan
pendekatan cross sectional. Pengukuran terhadap variabel independen dan
dependen dilakukan sekali dalam waktu yang bersamaan. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kepatuhan berobat. Hasil: Hasil
penelitian ini yaitu obat yang dikonsumsi 4 macam
sebanyak 34 orang (37,7%), untuk nilai Kepatuhan tinggi sebanyak 43 orang
dengan persentase sebesar 47,8%. Sedangkan berdasarkan hubungan tingkat
kepatuhan dengan beberapa karakteristik salah satunya berdasarkan jenis
kelamin perempuan dengan kepatuhan tinggi sebanyak 20 responden persentase
43,5%, berdasarkan usia yang memiliki kepadatan tinggi di usia 56-65 tahun
sebanyak 18 responden dengan persentase 46,2%, berdasarkan Pendidikan tingkat
kepatuhan tinggi di kategori pendidikan SMA sebanyak 26 responden dengan
persentase 52%, berdasarkan lama menderita yang memiliki kepatuhan tinggi di
Kategori penderita diabetes 4 tahun atau lebih sebanyak 21 responden
persentase 42%, berdasarkan penyakit penyerta yang memiliki kepatuhan tinggi
di kategori penyakit penyerta 1 macam sebanyak 17 responden persentase 50%,
berdasarkan jumlah obat dengan nilai kepatuhan paling tinggi di kategori
jumlah obat 4 macam atau lebih sebanyak 16 responden persentase 47%. Kesimpulan: Nilai Kepatuhan di Klinik Afiati masuk dalam kategori kepatuhan tinggi sebanyak 43
orang dengan persentase sebesar 47,8%. Kata kunci: tingkat kepatuhan; obat diabetika oral; ������������������ ��prolanis. |
|
|
|
|
Abstract |
|
|
Background: Diabetes
mellitus (DM) is a chronic disease caused by the failure of the pancreas to
produce adequate amounts of the hormone insulin, causing an increase in blood
glucose levels. DM is a non-communicable disease and is a public health
problem, including in Indonesia.
Objective: This study aims to determine the level of compliance of
PROLANIS DM (Diabetes mellitus) patients in consuming oral antidiabetic drugs
at the Afiati Kopo
Clinic. Methods: This
research is an analytic observational study with a cross sectional approach.
Measurements of the independent and dependent variables were carried out once
at the same time. The dependent variable in this study was medication
adherence. Results: The
results of this study were 34 people (37.7%) took 4 kinds of drugs, for a
high adherence value of 43 people with a percentage of 47.8%. Based on the
relationship according to some characteristics that are wrong based on female
gender according to according to 20 respondents based on 43.5%, based on age
who have an age level of 56-65 years as many as 18 respondents with a
proportion of 46.2%, based on education the level of compliance in high
school education category as many as 26 respondents with a proportion of 52%,
based on length of suffering who have adherence to the category of people
with diabetes 4 years or more as many as 21 respondents based on 42%, based
on comorbidities who have high adherence in the category of comorbidities 1
type as many as 17 respondents percentage 50 %, based on the number of drugs
with the highest adherence value in the category of the number of drugs 4 or
more as many as 16 respondents with a percentage of 47%. Conclusion:
Compliance score at Afiati Clinic is included in
the compliance category as many as 43 people with a percentage of 47.8%. Keywords: compliance level, oral diabetic drugs,
prolanis. |
*Correspondence Author
: Eka yulianti kuswati
Email
: [email protected]
PENDAHULUAN
Diabetes melitus (DM ) merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh gagalnya organ pankreas memproduksi jumlah hormon insulin secara memadai sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Penyakit Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius karena dapat menimbulkan komplikasi akut maupun kronik. Komplikasi akut yang dapat timbul meliputi, hipoglikemia, ketoasidosis, hiperosmolar non-ketotik, dan komplikasi kronik seperti: gagal jantung, gagal ginjal, dan kerusakan sistem saraf (Suyono, 2006).
Gejala klasik dari DM meliputi
3P,yaitu poliuri (banyak buang air kecil terutama malam hari), polidipsi (mudah
haus), poliphagi (mudah lapar) (Sumiyati, Umami, & Simarmata, 2021). Gejala tidak spesifik lain yang
juga dapat muncul pada penderita DM antara lain penurunan berat badan secara
cepat, mudah lelah, kesemutan pada kaki dan tangan, gatal � gatal, penglihatan
menjadi kabur, impotensi, luka sulit sembuh, keputihan, atau penyakit kulit
akibat jamur terutama pada daerah lipatan kulit (Mustapa,
2018).
Organisasi International Diabetes
Federation (IDF) memperkirakan sedikitnya terdapat 463 juta orang pada usia
20-79 tahun di dunia menderita diabetes pasca tahun 2019 atau setara dengan
angka prevalensi sebesar 9,3% dari total penduduk pada usia yang sama (Septiawan
et al., 2021).
Berdasarkan jenis kelamin, IDF memperkirakan
prevalensi diabetes di tahun 2019 yaitu 9% pada perempuan dan 9,65% pada
laki-laki. Prevalensi diabetes diperkirakan meningkat seiring penambahan umur
penduduk menjadi 19,9% atau 111,2 juta orang pada umur 65-79 tahun (Yunita & Hermawati, 2021). IDF juga memproyeksikan jumlah
penderita diabetes pada penduduk umur 20-79 tahun pada beberapa negara di dunia
yang telah mengidentifikasi 10 negara dengan jumlah penderita tertinggi (Oktoni, 2022). Cina, india dan amerika serikat
menempati urutan tiga teratas dengan jumlah penderita 116,4 juta, 77 juta dan
31 juta (Salihu, Prasetyo, & Setiawati, 2021).
Indonesia berada di
peringkat ke 7 diantara 10 negara dengan jumlah penderita terbanyak, yaitu
sebesar 10,7 juta (Zandroto, 2021). Indonesia menjadi satu-satunya
negara Asia Tenggara pada daftar
tersebut, sehingga dapat diperkirakan besarnya kontribusi Indonesia terhadap
prevalensi kasus diabetes di Asia Tenggara (Iskandar, Malik, Dae, Lestari, & Sudayasa, 2021). Dalam pengobatan diabetes
kepatuhan merupakan hal penting terutama pada pengobatan jangka Panjang. Selain
kepatuhan menjadi faktor penting dalam pengendalian dan Pencegahan diabetes
melitus di Indonesia dapat juga dilakukan dengan olahraga jasmani dan terapi
farmakologis Bersama dengan pengaturan makan merupakan upaya awal dalam
mencegah, mengontrol dan mengatasi diabetes (Jilao, 2017).
Sedangkan terapi farmakologis
terdiri dari obat antihiperglikemik oral yaitu golongan sulfonilurea,
meglitinid, biguanid, thiazolidinediones, glucosidase inhibitor, dipeptidyl
peptidase-IV inhibitors. Selain itu Salah satu upaya pencegahan atau
pengendalian kadar gula darah dapat dilakukan juga dengan mengikuti kegiatan
PROLANIS (Program Pengelolaan Penyakit Kronis) yang merupakan program BPJS
untuk mengendalikan faktor risiko dari penyakit kronis
salah satunya adalah Diabetes Melitus (DM) yang biasanya dilaksanakan di PPK1
seperti klinik Maupun puskesmas (Moerland, Retnaningsih, & Tamrin, 2020).
Adapun penyakit yang termasuk
kategori kronis antara lain diabetes melitus, hipertensi, jantung, asma,
epilepsy dan penyakit kronis lainnya (Fardiansyah & Rifaldi, 2021). Jumlah pasien PROLANIS
yang telah terdaftar di Klinik Afiati pada tahun 2021 sebanyak 153 peserta
aktif. Berdasarkan uraian data tersebut di atas menunjukan adanya peningkatan
jumlah penderita diabetes melitus baik secara global, nasional maupun daerah.
Ada beberapa kegiatan PROLANIS di Klinik Afiati yang rutin diadakan satu bulan
sekali di hari Minggu sebelum pandemi COVID meliputi senam PROLANIS, penyuluhan
yang dilakukan oleh satu perwakilan dokter penanggung jawab kegiatan PROLANIS
di Klinik Afiati, pemeriksaan GDP (gula darah puasa) yang dilakukan di Klinik
Afiati di bantu oleh laboran dari LABORATORIUM PRODIA yang dilaksanakan setiap
hari jum�at dan pemeriksaan Kesehatan dilakukan di hari Minggu.
Setelah adanya pandemi COVID
pelaksanaan PROLANIS di Klinik Afiati mengalami perubahan seperti tidak
dilakukannya kegiatan senam PROLANIS dan penyuluhan, serta pemeriksaan
Kesehatan dilakukan secara online yaitu melalui WA GRUP PROLANIS. Untuk
pengambilan obat dapat diambil setelah pasien selesai mendapatkan pemeriksaan
dari dokter penanggung jawab kegiatan PROLANIS.
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan pasien PROLANIS DM (Diabetes
melitus) dalam mengkonsumsi obat antidiabetika oral di Klinik Afiati Kopo.
METODE
PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian observasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengukuran terhadap variabel independen dan dependen dilakukan sekali dalam waktu yang bersamaan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan berobat, sedangkan variabel independen meliputi jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, jenis obat, Pendidikan dan lama menderita diabetes melitus. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kepatuhan yang mana variabel X adalah tingkat kepatuhan dan variabel Y adalah beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan antara lain : Jenis kelamin, Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Lama Menderita Penyakit, Penyakit Penyerta, Jumlah Obat yang dikonsumsi.
Hasil dari perhitungan akan diukur berdasarkan poin yang diperoleh oleh responden dengan menggunakan perhitungan berdasarkan kuesioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS) (Morisky & DiMatteo, 2011). Alat yang digunakan dalam pengumpulan data adalah membagikan kuesioner kepada Pasien PROLANIS Klinik Pratama Afiati Kopo. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden. Data yang diperoleh ditabulasi dalam bentuk nilai skor, dihitung total skor untuk pertanyaan dari setiap sub variabel lalu dipresentasikan. Skoring untuk setiap jawaban dari kuesioner diolah berdasarkan hasil skor dari kuesioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS) dikategorikan menjadi 3 yaitu pasien dengan total skor lebih dari dua dikatakan kepatuhan rendah (Morisky, Ang, Krousel‐Wood, & Ward, 2008).
Jika skor 1 atau 2 dikatakan kepatuhan sedang jika skor 0 dikatakan responden memiliki kepatuhan yang tinggi. Tiap kategori disajikan dalam persentase (%) . Persentase diperoleh dari rumus berikut :
Bagian metode harus dapat menjelaskan metode penelitian yang digunakan, termasuk bagaimana prosedur pelaksanaannya. Alat, bahan, media atau instrumen penelitian harus dijelaskan dengan baik. Apabila ada rumus statistika yang digunakan sebagai bagian dari metode penelitian, sebaiknya tidak menuliskan rumus yang sudah berlaku umum.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Berdasarkan Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini kuesioner dibagikan kepada 90 responden pasien Prolanis Klinik Afiati Kopo. Berikut ini adalah karakteristik responden yang dikelompokan berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan.
Tabel 1.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin |
Jumlah |
|
Orang |
�(%) |
|
Laki � Laki |
44 |
48,9 % |
Perempuan |
46 |
51,1 % |
Jumlah |
90 |
100 |
Sumber: Data Diolah Penulis, 2021
Dari data pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa berdasarkan jenis kelamin, responden yang paling banyak adalah Perempuan sebanyak 46 orang (51,1%) dan Laki - Laki hanya 44 orang (48,9% ) .
Tabel 2. Karakteristik Responden Usia
Usia |
Jumlah |
|
Orang |
(%) |
|
34 - 45 |
5 |
5,5 % |
46 - 55 |
22 |
24,5 % |
56 - 65 |
39 |
43,3 % |
66 - 75 |
20 |
22,2 % |
75 � 80 ke atas |
4 |
4,5 % |
Jumlah |
90 |
100 |
Sumber: Data Diolah Penulis, 2021
Dari data pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa berdasarkan Usia, responden yang paling banyak adalah di Usia 56-65 Tahun sebanyak 39 orang (43,3%) di urutan kedua terbanyak adalah responden di Usia 46-55 Tahun sebanyak 22 orang (24,5% ), di urutan ketiga adalah responden dengan Usia 66-75 Tahun sebanyak 20 orang (22,2% ), dan urutan keempat terbanyak adalah responden dengan Usia 34-45 Tahun sebanyak 5 orang (5,5%) terakhir dengan jumlah responden paling sedikit adalah Usia 75-80 Tahun ke atas sebanyak 4 orang (4,5 % ) .
Tabel 3. Karakteristik Responden Pendidikan
Pendidikan
|
Jumlah |
|
Orang |
�(%) |
|
SD |
15 |
16,6 % |
SMP |
12 |
13,4 % |
SMA |
50 |
55,5 % |
S1-S2 |
13 |
14,5 % |
Jumlah |
90 |
100 |
Sumber Data Diolah Penulis, 2021
Dari data pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa berdasarkan pendidikan, responden yang paling banyak adalah SMA sebanyak 50 orang (55,5% ), SD sebanyak 15 orang (16,6% ), S1-S2 sebanyak 13 orang (14,5% ), SMP sebanyak 12 orang (13,4%).
Tabel 4. Karakteristik Responden Pekerjaan
Pekerjaan |
Jumlah |
|
Orang |
�(%) |
|
Ibu rumah tangga |
32 |
35,5 % |
Wiraswasta |
30 |
33,4 % |
Pegawai negeri |
2 |
2.2 % |
Tidak bekerja |
26 |
28,9 % |
Jumlah |
90 |
100 |
Sumber: Data Diolah Penulis, 2021
Dari data pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa berdasarkan pekerjaan, responden yang paling banyak adalah sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak 32 orang (35,5% ), Wiraswasta sebanyak 30 orang (33,4% ), Tidak Bekerja sebanyak 26 orang (28,9% ), Pegawai Negeri sebanyak 2 orang (2,2%) .
Tabel 5.
Karakteristik Responden Lama Menderita Diabetes Melitus
Lama Menderita Diabetes
Melitus |
Jumlah |
|
Orang |
�(%) |
|
1 Tahun |
4 |
4,5 % |
2 Tahun |
14 |
15,5 % |
3 Tahun |
22 |
24,5 % |
4 Tahun atau lebih |
50 |
55,5 % |
Jumlah |
90 |
100 |
Sumber: Data Diolah Penulis, 2021
Dari data pada Tabel 5 dapat diketahui bahwa berdasarkan lama menderita Diabetes Melitus responden paling banyak adalah yang menderita penyakit diabetes melitus 4 tahun atau lebih sebanyak 50 orang (55,5% ), 3 tahun sebanyak 22 orang (24,5%), 2 tahun sebanyak 14 orang (15,5% ), 1 tahun sebanyak 4 orang (4,5%) .
Tabel 6.
Karakteristik Penyakit Penyerta
Penyakit
Penyerta |
Jumlah |
|
Orang |
(%) |
|
0 |
9 |
10 % |
1 |
34 |
37,8 % |
2 |
31 |
34,5 % |
3 atau lebih |
16 |
17,7 % |
Jumlah |
90 |
100 |
Sumber: Data Diolah Penulis, 2021
Dari data pada Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa berdasarkan penyakit penyerta responden paling banyak dengan jumlah penyakit penyerta 1 macam sebanyak 34 orang (37,8%), 2 macam sebanyak 31 orang (34,5%), 3 atau lebih sebanyak 16 orang (17,7%) dan 0 (tidak ada) sebanyak (10%) .
Tabel 7.
Karakteristik Jumlah Obat
Jumlah
Obat |
Jumlah |
|
Orang |
�(%) |
|
1 |
13 |
14,5 % |
2 |
21 |
23,4 % |
3 |
22 |
24,4 % |
4 |
34 |
37,7 % |
Jumlah |
90 |
100 |
Sumber: Data Diolah Penulis, 2021
Dari data pada Tabel 7 dapat diketahui bahwa berdasarkan karakteristik jumlah obat paling banyak dengan jumlah obat 4 macam sebanyak 34 orang (37,7%), 3 macam sebanyak 22 orang (24,4%), 2 macam sebanyak 21 orang (23,4%) dan 1 macam sebanyak 13 orang (14,5%) .
Tabel 8.
Karakteristik Tingkat Kepatuhan
Kepatuhan
|
Jumlah |
|
Orang |
(%) |
|
Kepatuhan tinggi |
43 |
47,8 % |
Kepatuhan sedang |
30 |
33,4 % |
Kepatuhan Rendah |
17 |
18,8 % |
Jumlah |
90 |
100 |
Sumber: Data Diolah Penulis, 2021
Berdasarkan tabel 8 hasil penelitian yang telah dilakukan di Klinik Afiati Kopo kepada 90 responden yang menjalani terapi oral obat Diabetes Melitus diketahui bahwa hasil tingkat kepatuhan pasien Prolanis Diabetes Melitus kategori kepatuhan tinggi yaitu sebesar 47,8%, kategori sedangnya 33,4 dan kategori rendah sebesar 18,8%.
Tabel 9.
Hubungan Tingkat Kepatuhan Pasien Diabetes Melitus dengan Beberapa
Karakteristik Berdasarkan Terapi Obat Antidiabetik Oral
Karakteristik
|
Kepatuhan
Tinggi |
|
Kepatuhan
Sedang |
|
Kepatuhan
Rendah |
|
Total |
|
|
n=43 |
% |
n=30 |
% |
n=17 |
% |
n=90 |
% |
Jenis
kelamin |
|
|
|
|
|
|
|
|
- Perempuan |
20 |
43,5 |
17 |
36,9 |
9 |
19,6 |
46 |
100 |
- Laki-laki |
23 |
52,3 |
13 |
29,5 |
8 |
18,2 |
44 |
100 |
Usia |
|
|
|
|
|
|
|
|
- 34-45 |
2 |
40 |
3 |
60 |
0 |
0 |
5 |
100 |
- 46-55 |
12 |
54,5 |
6 |
27,3 |
4 |
18,2 |
22 |
100 |
- 56-65 |
18 |
46,2 |
12 |
30,8 |
9 |
23 |
39 |
100 |
- 66-75 |
9 |
45 |
8 |
40 |
3 |
15 |
20 |
100 |
- 75 ke atas |
2 |
50 |
1 |
25 |
1 |
25 |
4 |
100 |
Pendidikan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- SD |
6 |
40 |
6 |
40 |
3 |
20 |
15 |
100 |
- SMP |
4 |
33,4 |
6 |
50 |
2 |
16,6 |
12 |
100 |
- SMA |
26 |
52 |
15 |
30 |
9 |
18 |
50 |
100 |
- S1-S2 |
7 |
54 |
3 |
23 |
3 |
23 |
13 |
100 |
Pekerjaan |
|
|
|
|
|
|
|
|
- Ibu Rumah Tangga |
13 |
40,6 |
12 |
37,6 |
7 |
21,8 |
32 |
100 |
- Wiraswasta |
17 |
56,6 |
7 |
23,4 |
6 |
20 |
30 |
100 |
- Pegawai Negeri |
0 |
0 |
1 |
50 |
1 |
50 |
2 |
100 |
- Tidak Bekerja |
13 |
50 |
10 |
38,5 |
3 |
11,5 |
26 |
100 |
Lama
Menderita |
|
|
|
|
|
|
|
|
- 1 Tahun |
3 |
75 |
1 |
25 |
0 |
0 |
4 |
100 |
- 2 Tahun |
9 |
64,3 |
5 |
35,7 |
0 |
0 |
14 |
100 |
- 3 Tahun |
10 |
45,5 |
7 |
31,8 |
5 |
22,7 |
22 |
100 |
- 4 Tahun Lebih |
21 |
42 |
17 |
34 |
12 |
24 |
50 |
100 |
Penyakit
Penyerta |
|
|
|
|
|
|
|
|
- 0 Macam |
8 |
88,8 |
1 |
11,2 |
0 |
0 |
9 |
100 |
- 1 Macam |
17 |
50 |
13 |
38,3 |
4 |
11,7 |
34 |
100 |
- 2 Macam |
13 |
42 |
9 |
29 |
9 |
29 |
31 |
100 |
- 3 Macam |
5 |
31,3 |
7 |
43,7 |
4 |
25 |
16 |
100 |
Jumlah
Obat |
|
|
|
|
|
|
|
|
- 1 Macam |
6 |
46,3 |
4 |
30,7 |
3 |
23 |
13 |
100 |
- 2 Macam |
11 |
52,4 |
7 |
33,4 |
3 |
14,2 |
21 |
100 |
- 3 Macam |
10 |
45,5 |
8 |
36,4 |
4 |
18,1 |
22 |
100 |
- 4 Macam |
16 |
47 |
11 |
32,4 |
7 |
20,6 |
34 |
100 |
Sumber: Data Diolah Penulis, 2021
Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kepatuhan penggunaan obat di Klinik Afiati Kopo berdasarkan hasil perhitungan kuesioner MMAS-8 menunjukan bahwa kepatuhan pasien Diabetes Melitus dalam tingkat kepatuhan tinggi dengan nilai 47,8% dan apabila dihubungkan tingkat kepatuhan berdasarkan beberapa karakteristik yang diambil dari 90 responden pada periode bulan Juni 2021 adalah sebagai berikut :
Pada hasil karakteristik jenis kelamin diperoleh persentase skor untuk jenis kelamin perempuan dengan kepatuhan tinggi sebanyak 20 responden persentase 43,5%, kepatuhan sedang sebanyak 17 responden dengan persentase 36,9% dan tingkat kepatuhan rendah sebanyak 9 responden dengan persentase 19,6%. Sedangkan untuk jenis kelamin laki-laki dengan kepatuhan tinggi sebanyak 23 responden persentase 52,3%, kepatuhan sedang sebanyak 13 responden dengan persentase 29,5 dan kepatuhan rendah sebanyak 8 responden dengan persentase 18,2%.
Pada hasil karakteristik berdasarkan usia kategori usia 34-45 tahun dengan kepatuhan tinggi sebanyak 2 responden persentase 40%, kepatuhan sedang 3 responden dengan persentase 60 dan kepatuhan rendah 0 responden persentase 0%. kategori usia 46-55 tahun dengan kepatuhan tinggi sebanyak 12 responden persentase 54,5%, kepatuhan sedang sebanyak 6 responden dengan persentase 27,3% dan kepatuhan rendah sebanyak 4 responden dengan persentase 18,2%. Kategori usia 56-65 tahun dengan tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 18 responden dengan persentase 46,2%, kepatuhan sedang sebanyak 12 responden persentase 30,8% dan kepatuhan rendah sebanyak 9 responden dengan persentase 23%. Kategori usia 66-75 tahun dengan kepatuhan tinggi sebanyak 9 responden persentase 45%, kepatuhan sedang sebanyak 8 responden dengan persentase 40% dan kepatuhan rendah sebanyak 3 dengan perolehan persentase 15%. Kategori 75 tahun ke atas dengan tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 2 responden dengan perolehan persentase 50%, kepatuhan sedang sebanyak 1 responden dengan persentase 25% dan kepatuhan rendah sebanyak 1 responden persentase 25%.
Pada hasil karakteristik berdasarkan Pendidikan yaitu SD dengan tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 6 responden persentase 40%, kepatuhan sedang sebanyak 6 responden dengan persentase 40% dan kepatuhan rendah sebanyak 3 responden persentase 20%. Pendidikan SMP dengan tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 4 responden dengan persentase 33,4%, kepatuhan sedang sebanyak 6 responden dengan persentase 50% dan kepatuhan rendah sebanyak 2 responden persentase 16,6%. Pendidikan SMA dengan kepatuhan tinggi sebanyak 26 responden dengan persentase 52%, kepatuhan sedang sebanyak 15 responden dengan persentase 30% dan kepatuhan rendah sebanyak 9 responden persentase 18%. Dan tingkat Pendidikan S1-S2 dengan kepatuhan tinggi sebanyak 7 responden persentase 54%, kepatuhan sedang 3 responden persentase 23% dan kepatuhan rendah sebanyak 3 responden persentase 23%.
Pada hasil karakteristik berdasarkan Pekerjaan dengan kategori Ibu Rumah Tangga dengan tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 13 responden persentase 40,6%, kepatuhan sedang sebanyak 12 responden persentase 37,6% dan kepatuhan rendah sebanyak 7 responden dengan persentase 21,8%. Kategori wiraswasta dengan kepatuhan tinggi sebanyak 17 responden persentase 56,6%, kepatuhan sedang sebanyak 7 responden dengan persentase 23,4% dan kepatuhan rendah 6 persentase 20%. Kategori pegawai negeri tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 0 responden persentase 0, tingkat kepatuhan sedang sebanyak 1 responden persentase 50%, dan tingkat kepatuhan rendah 1 responden persentase 50%. Kategori tidak bekerja dengan kepatuhan tinggi sebanyak 13 responden persentase 50%, kepatuhan sedang 10 responden persentase 38,5% dan tingkat kepatuhan rendah sebanyak 3 responden dengan persentase 11,5%.
5. Berdasarkan Lama Menderita
Pada hasil karakteristik berdasarkan lama menderita Diabetes Melitus dengan kategori 1 tahun kepatuhan tinggi sebanyak 3 responden persentase 75%, kepatuhan sedang sedang sebanyak 1 responden persentase 25%, kepatuhan rendah sebanyak 0 dengan persentase 0. Kategori 2 tahun kepatuhan tinggi sebanyak 9 responden sebanyak 64,3%, kepatuhan sedang sebanyak 5 responden dengan persentase 35,7%, kepatuhan rendah sebanyak 0 responden persentase 0. Kategori 3 tahun dengan tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 10 responden persentase 45,5%, kepatuhan sedang sebanyak 7 responden persentase 31,8% dan kepatuhan rendah sebanyak 5 responden 22,7%. Kategori 4 tahun atau lebih dengan kepatuhan tinggi sebanyak 21 responden persentase 42%, kepatuhan sedang sebanyak 17 responden persentase 34% dan kepatuhan rendah sebanyak 12 responden dengan persentase 24%.
6.
Berdasarkan
Penyakit Penyerta
Pada hasil karakteristik berdasarkan penyakit penyerta dengan kategori penyakit penyerta 0 macam (tidak ada) tingkat kepatuhan tinggi sebanyak 8 responden persentase 88,8%, kepatuhan sedang sebanyak 1 responden persentase 11,2%, kepatuhan rendah sebanyak 0 responden persentase 0. Kategori penyakit penyerta 1 macam dengan kepatuhan tinggi sebanyak 17 responden persentase 50%, kepatuhan sedang sebanyak 13 responden dengan persentase 38,3% dan kepatuhan rendah sebanyak 4 responden persentase 11,7%. Kategori penyakit penyerta 2 macam dengan kepatuhan tinggi sebanyak 13 responden persentase 42%, kepatuhan sedang sebanyak 9 responden persentase 29%, dan kepatuhan rendah sebanyak 9 responden persentase 29%. Dan untuk kategori penyakit penyerta 3 macam atau lebih kepatuhan tinggi sebanyak 5 responden persentase 31,3%, kepatuhan sedang sebanyak 7 responden persentase 43,7%, dan untuk kepatuhan rendah sebanyak 4 responden persentase 25%.
7. Berdasarkan Jumlah Obat
Pada hasil karakteristik berdasarkan jumlah obat dengan kategori 1 macam kepatuhan tinggi sebanyak 6 responden persentase 46,3%, kepatuhan sedang sebanyak 4 responden persentase 30,7% dan kepatuhan rendah sebanyak 3 responden persentase 23%. Kategori jumlah obat 2 macam dengan kepatuhan tinggi sebanyak 11 responden persentase 52,4%, kepatuhan sedang sebanyak 7 responden persentase 33,4% dan kepatuhan rendah sebanyak 3 responden persentase 14,2%. Kategori jumlah obat 3 macam dengan kepatuhan tinggi sebanyak 10 responden persentase 45,5%, kepatuhan sedang sebanyak 8 responden dengan persentase 36,4% dan kepatuhan rendah sebanyak 4 responden dengan persentase 18,1%. Kategori jumlah obat 4 macam atau lebih sebanyak 16 responden persentase 47%, kepatuhan sedang sebanyak 11 responden dengan persentase 32,4% dan kepatuhan rendah sebanyak 7 responden dengan persentase 20,6%.
KESIMPULAN
Hasil penelitian dari tingkat kepatuhan pasien prolanis diabetes melitus dalam mengkonsumsi obat secara oral di Klinik Afiati Kopo selama bulan Juni 2021 dapat disimpulkan yaitu memiliki tingkat kepatuhan yang tinggi dimana berdasarkan hasil perhitungan kuesioner MMAS-8 dengan hasil persentase sebesar 47,8% yang dikualifikasikan berdasarkan karakteristik jenis kelamin dengan kepatuhan paling tinggi adalah laki-laki dengan persentase 52,3%, berdasarkan usia memiliki kepadatan paling tinggi di kategori usia 56-65 tahun dengan persentase 46,2%, berdasarkan Pendidikan memiliki kepadatan paling tinggi di kategori SMA dengan persentase 26%, berdasarkan pekerjaan yang memiliki kepadatan paling tinggi di kategori wiraswasta dengan persentase 56,6%, berdasarkan lama menderita diabetes memiliki kepatuhan tinggi di kategori 4 tahun lebih dengan persentase 42%, berdasarkan penyakit penyerta yang memiliki tingkat kepatuhan tinggi di kategori 1 macam dengan persentase 50% dan berdasarkan jumlah obat yang memiliki kepatuhan tinggi di kategori 4 macam obat dengan persentase 47%.
Fardiansyah, Arief, & Rifaldi, Haidul Adha. (2021). Hubungan
Fasilitas Kesehatan Terdaftar Dengan Keaktifan Peserta Program Rujuk Balik di
BPJS Kesehatan Cabang Pasuruan. Hospital Majapahit (JURNAL ILMIAH KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO), 13(1), 86�94. https://doi.org/10.5281/zenodo.4558482.
Iskandar, Muhamad Reza,
Malik, Gita Julianti, Dae, Violata Advenia, Lestari, Cindy Dwi Lestari Dwi,
& Sudayasa, I. Putu. (2021). Uji efektivitas kulit buah kakao (theobroma
cacao l.) Sebagai antidiabetik. NURSING UPDATE: Jurnal Ilmiah Ilmu
Keperawatan P-ISSN: 2085-5931 e-ISSN: 2623-2871, 12(3), 7�16. https://doi.org/10.36089/nu.v12i3.408.
Jilao, Mareeya. (2017). Tingkat kepatuhan penggunaan obat antidiabetes oral pada pasien diabetes
melitus di Puskesmas Koh-Libong Thailand.
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Moerland, Theodhora
Albertiene, Retnaningsih, Dwi, & Tamrin, Tamrin. (2020). Hubungan Kepatuhan
Mengikuti Program Pengelolaan Penyakit Kronis BPJS dengan Kadar Gula Darah
Diabetesi. Jurnal Ners Widya Husada, 4(1), 17�26. https://doi.org/10.33666/jners.v4i1.298.
Morisky, Donald E., Ang,
Alfonso, Krousel‐Wood, Marie, & Ward, Harry J. (2008). Predictive
validity of a medication adherence measure in an outpatient setting. The
Journal of Clinical Hypertension, 10(5), 348�354. https://doi.org/10.1111/j.1751-7176.2008.07572.x.
Morisky, Donald E., &
DiMatteo, M. Robin. (2011). Improving the measurement of self-reported
medication nonadherence: response to authors. Journal of Clinical
Epidemiology, 64(3), 255�257. https://doi.org/10.1016/j.jclinepi.2010.09.002.
Mustapa, Mustapa. (2018). Asuhan keperawatan tpada tn M degan diabets melitus di wilayah kerja
puskesmas Tanjung Baringin tahun 2018. STIKes
PERINTIS PADANG.
Oktoni, Sakinah. (2022). Pemodelan Data Longitudinal Multikolinearitas dengan Principal Component
Analysis. Universitas Hasanuddin.
Salihu, Kustika, Prasetyo,
Doddy Yumam, & Setiawati, Estriana Murni. (2021). Spiritualitas dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2:
Literature Review. Universitas� Aisyiyah
Yogyakarta.
Septiawan, Taufik, Efendi,
Irvan, Sureskiarti, Enok, Wibowo, Thomas Ari, Khoiroh, Siti, Purnomo, Slamet,
Taharuddin, Taharuddin, Ferani, Anggun, Fatimah, Fatimah, & Rahmi, Nahdiyati
Nur. (2021). Upaya Pencegahan Diabetes Mellitus dengan Pemeriksaan Kesehatan dan
Pendidikan Kesehatan. Prosiding Seminar Nasional
Pengabdian Kepada Masyarakat: Peduli Masyarakat, 1(1), 249�254.
Sumiyati, Sumiyati, Umami,
Nisa Zakiati, & Simarmata, Murni Marlina. (2021). Pengaruh Diabetes Melitus
Terhadap Mata. Jurnal Mata Optik, 2(2), 1�9. https://doi.org/10.54363/jmo.v2i2.36.
Suyono, S. (2006). Masalah Diabetes Mellitus di Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
edisi 3. Jakarta: Balai penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Yunita, Sari, &
Hermawati, Hermawati. (2021). Efektivitas Madu Alami pada Penyembuhan Luka Ulkus Diabetes Mellitus (DM)
Melalui Media Video. Universitas� Aisyiyah
Surakarta.
Zandroto, Dedi Fitria Ramah
Dani. (2021). Gambaran Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Tentang Penyakit Diabetes
Melitua di Uptd Puskesmas Gunungsitoli Utara.
|
� 2021 by the
authors. Submitted for possible open access publication under the terms and
conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license
(https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) . |