Ni Nyoman Wahyu Udayani, Putu Mesi Dian Adnyani /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1),
108-116
Analisis Efektivitas Biaya Penggunaan Terapi Insulin Kombinasi dan Insulin Tunggal
Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2
110
tujuan yang sama dengan membandingkan hasil suatu kegiatan dengan biayanya) (Putra,
Udayani, & Meriyani, 2017).
Upaya terapi non farmakologi dan farmakologi telah dilakukan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien diabetes melitus. Terapi farmakologi untuk diabetes
melitus tipe 2 meliputi antidiabetik oral dan terapi insulin (Putra et al., 2017). Insulin
diberikan untuk pasien yang memiliki nilai HbA1c ≥7,5% dengan kadar glukosa darah
puasa > 250 mg/dL, atau pasien yang gagal dengan terapi antidiabetik oral. Penggunaan
insulin dapat dikombinasikan dengan antidiabetik oral apabila kadar glukosa darah tidak
terkontrol dengan baik (HbA1c >7,5%) dalam jangka waktu tiga bulan dengan dua
antidiabetik oral (Udayani, Meriyani, & Wardani, 2018), sedangkan berdasarkan
PERKENI pemberian insulin dapat diberikan pada pasien dengan kadar HbA1c lebih dari
9% (Perkeni, 2011).
Cost Effective Analysis (CEA) atau Analisis Efektivitas Biaya merupakan bentuk
analisis ekonomi yang komprehensif, dilakukan dengan mendefinisikan menilai,
membandingkan sumber daya yang digunakan (input) dengan konsekuensi pelayanan
(output) antara dua atau lebih alternatif. CEA mengukur outcome dalam unit natural
(misalnya, kadar gula darah dalam mg/dl) (Yuswantina & Dyahariesti, 2018). Dengan
menggunakan metode ini, bisa dihitung insulin tunggal/kombinasi apa yang paling cost-
effective.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan
deskriptif yang dilakukan secara retrospektif, yaitu diambil dari penelusuran dokumen
rekam medis pasien dan rincian biaya obat didapatkan di bagian Instalasi Farmasi, dan
biaya laboratorium, biaya pemeriksaan dokter serta biaya administrasi di salah satu rumah
sakit Kabupaten Gianyar (Sugiyono, 2014). Subjek penelitian adalah pasien Diabetes
Melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di salah satu rumah sakit Kabupaten Gianyar
yang mendapatkan insulin kombinasi dan insulin tunggal yang memenuhi kriteria inklusi
dan eksklusi.
1. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Pasien berumur diatas ≥ 17 tahun.
b. Pasien yang mendapat terapi insulin tunggal atau terapi kombinasi insulin di salah
satu rumah sakit Kabupaten Gianyar.
2. Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini :
a. Pasien dengan data rekam medis yang tidak lengkap atau hilang
b. Pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang tidak teratur melakukan terapi
Dari data diperoleh sampel pasien DM tipe 2 sebanyak 70 pasien yang memenuhi
kriteria inklusi.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode metode
dokumentasi, yang merupakan data yang diperoleh dari rekam medis pasien mengenai
nama, umur, jenis kelamin, jenis obat, kadar GDP. Data laboratorium mengenai kadar GDP
hasil pemeriksaan laboratorium setelah penggunaan obat antidiabetik oral dan kombinasi
selama 3 bulan periode terapi pasien, serta data mengenai biaya obat dan administrasi
diperoleh dari Instalasi Farmasi dan bagian kasir/keuangan di salah satu rumah sakit
Kabupaten Gianyar.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi:
a. Demografi subjek penelitian
Karakteristik pasien meliputi gambaran distribusi berdasarkan jenis kelamin, umur,
serta berdasarkan tercapainya target GDP 90-130 mg/dL.
b. Gambaran jenis terapi