Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Maret 2022, 2 (3), 413-425
p-ISSN: 2774-6291e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika. publikasiindonesia. id/index. php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v2i3.318 413
Profil Peresepan Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Apotek Murni
Periode Januari - Maret 2021
Puji Lestari1*, Meiti Rosmiati2
Apotek Murni Bekasi1, Politeknik Piksi Ganesha Bandung1,2
phujielestarie@gmail.com1, maytearose@gmail.com2
Abstrak
Received:
Revised:
Published:
10-09-2021
08-03-2022
25-03-2022
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas salah satu penyakit dengan
angka kesakitan dan angka kematian yang cukup tinggi. Penyakit ini
disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme dan dapat
menyebabkan infeksi. Kematian yang disebabkan oleh infeksi ini terjadi
2-6 kali lebih tinggi di negara berkembang. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui mengenai profil peresepan terapi infeksi saluran pernapasan
atas di Apotek Murni Bekasi periode Januari Maret 2021, berdasarkan
penggolongan dan urutan penggunaan obat terbanyak. Metode yang
digunakan deskriptif dan pengumpulan secara retrospektif menggunakan
data sekunder resep obat infeksi saluran pernapasan atas yang memenuhi
kriteria. Penelitian dilakukan bulan Januari - Maret 2021. Instrumen
yang digunakan adalah data resep pasien Infeksi Saluran Pernapasan
Atas. Sampel diambil secara simple random sampling dengan taraf
signifikan 5%. Sampel yang diambil adalah seluruh resep penggunaan
obat infeksi saluran pernapasan atas sebanyak 337 sample resep. Hasil
penelitian dari 337 sample terapi pengobatan Infeksi Saluran Pernapasan
Atas berdasarkan golongan obat yang mempunyai peresepan terbanyak
adalah obat golongan saluran napas dengan frekuensi 110 (46,41%) dan
jumlah pemakaian 402 (31,50%), analgetik-antipiretik dengan frekuensi
40 (16,87%) dan jumlah pemakaian 255 (19,98%), antibiotika dengan
frekuensi 27 (11,39%) dan jumlah pemakaian 217 (17%), antihistamin
dengan frekuensi 25 (10,55%) %) dan jumlah pemakaian 197 (15,44%),
vitamin dengan frekuensi 21 (8,85%) %) dan jumlah pemakaian 118
(9,25%), dan terakhir kortikosteroid dengan frekuensi 14 (5,91%) %)
dan jumlah pemakaian 87 (6,82%). Sss+ Sedangkan berdasarkan jenis
obatnya yang menjadi urutan tertinggi dengan jumlah terbanyak
penggunaan pemakaian obatnya, antara lain: paracetamol 242 (18,97%),
mucos® 228 (17,87%) dan CTM tablet 197 (15,43%) dan urutan
terbanyak frekuensi diresepkannya adalah OBH® 100 ml 56 (23,62%).
Jumlah terbanyak penggunaan pemakaian obatnya dalam terapi infeksi
saluran pernapasan atas adalah Paracetamol dan obat yang paling banyak
frekuensi diresepkan adalah OBH 100 ml.
Kata kunci: resep; infeksi saluran pernapasan atas; apotek
Abstract
Upper Respiratory Tract Infection is one of the diseases with high
morbidity and mortality rates. This disease is caused by a variety of
microorganisms and can cause infection. Deaths caused by these
infections occur 2-6 times higher in developing countries. The purpose
of this study was to determine the profile of prescribing therapy for upper
respiratory tract infections at Apotek Murni Bekasi for the period
January - March 2021, based on the classification and order of the most
drug use. The method used is descriptive and retrospective collection
using secondary data on prescription drugs for upper respiratory
infections that meet the criteria. The study was conducted in January -
March 2021. The instrument used was prescription data for patients with
Upper Respiratory Tract Infections. Samples were taken by simple
random sampling with a significant level of 5%. The samples taken were
Puji Lestari, Meiti Rosmiati /Cerdika: Jurnalilmiah Indonesia, 2(3), 413-425
Profil Peresepan Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Apotek Murni Periode Januari - Maret 2021
414
all prescriptions for the use of upper respiratory tract infection drugs as
many as 337 prescription samples. The results of the study from 337
samples of treatment therapy for Upper Respiratory Tract Infections
based on the drug class that had the most prescriptions were respiratory
drugs with a frequency of 110 (46. 41%) and a total use of 402 (31. 50%),
analgesic-antipyretic with a frequency of 40 ( 16. 87%) and the number
of uses 255 (19. 98%), antibiotics with a frequency of 27 (11. 39%) and
the number of uses 217 (17%), antihistamines with a frequency of 25 (10.
55%) %) and the number of uses 197 (15. 44%), vitamins with a
frequency of 21 (8. 85%) %) and the number of uses 118 (9. 25%), and
finally corticosteroids with a frequency of 14 (5. 91%) %) and the
number of uses 87 (6. 82%. Sss+ Meanwhile, based on the type of drug,
the highest order with the highest number of drug use were: paracetamol
242 (18. 97%), mucos® 228 (17. 87%) and CTM tablet 197 (15. 43%)
and the highest order frequency of prescription was OBH® 100 ml 56
(23. 62%). The highest number of use of the drug in the treatment of
upper respiratory tract infections is Paracetamol and the drug with the
most frequency is OBH 100 ml.
Keywords: recipe; upper respiratory tract infection; pharmacy
*Correspondence Author : Puji Lestari Widodo
Email : phujielestariemail@gmail. com
PENDAHULUAN
Menurut World Health Organization (WHO), sehat adalah keadaan sehat fisik,
mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, penyakit atau
kecacatan, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup secara sosial dan ekonomis
dalam kehidupan yang produktif (Pencegahan & Akut, 2007). Pelayanan kesehatan dapat
dilakukan dengan cara preventif, kuratif dan rehabilitatif (Suryaputri et al., 2019).
Dalam konteks ini, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) merupakan penyakit
dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup besar, sehingga penanganannya
memerlukan kesadaran yang tinggi dari masyarakat dan tenaga kesehatan, terkhusus
mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan. Penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Atas pada lazimnya bersifat enteng dan lumrahnya diakibatkan oleh virus, dan
bakteri bakteri (Bellos et al., 2010).
Infeksi Saluran Pernapasan Atas adalah penyakit yang disebabkan oleh berbagai
mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Di negara berkembang, angka kematian
akibat infeksi 2-6 kali lebih tinggi. Infeksi adalah salah satu penyebab utama kematian pada
anak balita (Anjum et al., 2017). Infeksi saluran pernafasan atas atau Menurut WHO Angka
mortalitas ISPA mencapai 4,25 juta setiap tahun di dunia (Saepul Anwar, 2019).
Menurut laporan November 2010 oleh Pusat Internasional untuk Akses Vaksin di
Sekolah Kesehatan Masyarakat Johns Hopkins Bloomberg, Indonesia ada diurutan ke 8
penyebab kematian akibat pneumonia (Sommer, 2016). Pneumonia adalah penyakit infeksi
akut yang menyerang jaringan paru (alveoli), dengan gejala batuk disertai sesak atau sesak
napas (Amalia, 2019). Di Indonesia, infeksi saluran pernapasan atas secara konsisten
menjadi penyebab utama kematian pada orang dewasa dan bayi. Infeksi saluran pernapasan
atas adalah infeksi yang mengenai struktur saluran pernafasan di atas laring yang
disebabkan oleh infeksi bakteri maupun virus (Purwandari, 2012).
Hasil survey yang dilakukan di Apotek Murni Bekasi, peringkat pertama dari 10
besar penyakit yang ada di wilayahnya berdasarkan dokumentasi pengunjung di bulan
Puji Lestari, Meiti Rosmiati /Cerdika: Jurnalilmiah Indonesia, 2(3), 413-425
Profil Peresepan Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Apotek Murni Periode Januari - Maret 2021
415
Januari samai Maret 2021 Infeksi Saluran Pernapasan Atas dengan jumlah kasus 2141.
Melihat tingginya angka kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Atas di Apotek Murni
Bekasi, maka diperlukan upaya-upaya kesehatan kepada masyarakat. Salah satunya adalah
upaya pengobatan Infeksi Saluran Pernapasan Atas.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui mengenai profil peresepan terapi infeksi
saluran pernapasan atas di Apotek Murni Bekasi periode Januari Maret 2021, berdasarkan
penggolongan dan urutan penggunaan obat terbanyak.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan deskriptif dan pengumpulan retrospektif data sekunder
tentang obat resep yang memenuhi syarat studi untuk infeksi saluran pernapasan atas dari
Januari 2021 hingga Maret 2021. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan resep
penggunaan obat Infeksi Saluran Pernapasan Atas yang berobat di Apotek Murni Bekasi
periode Januari-Maret 2021. Instrumen yang digunakan adalah data resep pasien Infeksi
Saluran Pernapasan Atas. Sampel yang diambil berdasarkan rumus Slovin (Notoamodjo
Soekidjo, 2018) adalah seluruh resep penggunaan obat infeksi saluran pernapasan atas.
Sampel yang digunakan adalah simple random sampling dengan taraf signifikansi 5%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh 337 sampel dari total populasi yang
diperoleh dari 2.141 kasus.
Variabel penelitian ini adalah variable tunggal yaitu dimana hanya
mendeskripsikan tentang profil peresepan obat infeksi saluran pernapasan atas di Apotek
Murni Bekasi di bulan Januari sampai Maret 2021 berdasarkan data resep penyakit Infeksi
Saluran Pernapasan Atas yang meliputi karakter obat yaitu golongan obat obat infeksi
saluran pernapasan atas dan jenis obat obat infeksi saluran pernapasan atas.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan pengamatan observasi. Dimana observasi
yang dimaksud adalah melihat dan menganalisa resep penggunaan obat infeksi saluran
pernapasan atas untuk pasien. Data diperoleh dengan menggunakan pengolahan data secara
manual. Analisis data bersifat deskriptif dengan melihat profil peresepan penggunaan obat
infeksi saluran pernapasan atas di Apotek Murni Bekasi. Setelah data terkumpul, diolah
dalam bentuk persentase dan disajikan dalam bentuk tabel. Umumnya, analisis ini hanya
menghasilkan persentase dari setiap kriteria pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Penggunaan Obat Berdasarkan Penggolongan Obat
Berdasarkan penggolongan obat yang digunakan pada penderita infeksi saluran
pernapasan atas di Apotek Murni Bekasi, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil Penggunaan Peresepan Obat
Berdasarkan Penggolongan Obat
No.
Golongan Obat
Penggunaan
Obat
Frekuensi
Obat
Persentase
Frekuensi
1.
Saluran napas
a. Mucos®
b. Demacolin®
c. OBH® 100 ml
d. Dextral®
228
62
56
31
34
10
56
5
14,34%
4,22%
23,63%
2,11%
Puji Lestari, Meiti Rosmiati /Cerdika: Jurnalilmiah Indonesia, 2(3), 413-425
Profil Peresepan Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Apotek Murni Periode Januari - Maret 2021
416
e. Salbutamol 2 mg tablet
f. Glyceryl Guaiacolat
tablet
Jumlah saluran napas
18
7
402
3
2
110
1,27%
0,84%
46,41%
2.
Analgetik-antipiretik
a. Paracetamol
b. Ibuprofen 400 mg
Jumlah Analgetik-
antipiretik
242
13
255
38
2
40
16,03%
0,84%
16,87%
3.
Vitamin
a. Enervon C® kaplet
b. Vitamin B Complex
c. Vitamin B6 tablet
d. Vitamin B1tablet
Jumlah vitamin
59
41
9
9
118
9
8
2
2
21
3,79%
3,38%
0,84%
0,84%
8,85%
4.
Antihistamin
CTM tablet
197
25
10,55%
5.
Kortikostreoid
a. Dexamathasone 0. 5
mg tablet
b. Methyl Prednisolon 4
mg tablet
Jumlah kortikosteroid
53
34
87
8
6
14
3,38%
2,53%
5,91%
6.
Antibiotika
a. Cefixime 100 mg
b. Azithromycin 500 mg
kaplet
c. Ciprofloxacin 500 mg
Jumlah antibiotika
181
29
7
217
21
5
1
27
8,86%
2,11%
0,42%
11,39%
Jumlah Penggunaan Obat
1276
237
100%
Sumber refrensi data tabel: data pasien infeksi saluran pernapasan atas Januari Maret
2021.
Dari data tabel 1 dapat diketahui persentase tertinggi penggunaan obat berdasarkan
penggolongan obat pada peresepan penderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas adalah
golongan obat saluran napas dengan persentase 31,50%, dan persentase terendah adalah
golongan obat kortikosteroid dengan persentase 6,82%. Adapun dari hasil tersebut, dapat
diurutkan banyaknya penggunaan obat mulai dari angka tertinggi sampai terkecil adalah
sebagai berikut :
Tabel 2. Data Tertinggi Pengggunaan Obat
Berdasarkan Penggolongan Obat
No.
Golongan Obat
Penggunaan
1
Saluran napas
402
2
Analgetik-antipiretik
255
3
Antibiotika
217
4
5
6
Antihistamin
Vitamin
Kortikosteroid Jumlah
197
118
87
1276
Puji Lestari, Meiti Rosmiati /Cerdika: Jurnalilmiah Indonesia, 2(3), 413-425
Profil Peresepan Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Apotek Murni Periode Januari - Maret 2021
417
Dari hasil data tabel 2. tersebut dimasukkan ke dalam diagram sebagai berikut :
Gambar 1. Diagram Penggunaan Obat Berdasarkan Penggolongan Obat
Kemudian dari data tabel 1 dapat diketahui persentase tertinggi distribusi frekuensi
peresepan berdasarkan penggolongan obat adalah golongan obat saluran napas dengan
persentase 46,41%, dan persentase terendah adalah golongan obat kortikosteroid dengan
persentase 5,91%. Adapun dari hasil tersebut, dapat diurutkan distribusi frekuensi
peresepan obat mulai dari angka tertinggi sampai terkecil adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Data Distribusi Frekuensi Obat
Berdasarkan Penggolongan Obat
No.
Golongan Obat
Frekuensi
1
Saluran napas
110
2
Analgetik-antipiretik
40
3
Antibiotika
27
4
5
6
Antihistamin
Vitamin
Kortikosteroid Jumlah
25
21
14
1276
Dari hasil data tabel 3. tersebut dimasukkan ke dalam diagram sebagai berikut :
32%
20%
17%
15%
9%
7%
Penggunaan Obat Berdasarkan
Golongan Obat
Saluran napas
Analgetik antipiretik
Antibiotika
Antihistamin
Vitamin
Kortikosteroid
Puji Lestari, Meiti Rosmiati /Cerdika: Jurnalilmiah Indonesia, 2(3), 413-425
Profil Peresepan Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Apotek Murni Periode Januari - Maret 2021
418
Gambaran Penggunaan Obat Berdasarkan Jenis Obat
1. Berdasarkan jenisnya, diketahui urutan penggunaan obat yang digunakan dalam
penanganan Infeksi Saluran Pernapasan Atas di Apotek Murni Bekasi maka diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 4. Jumlah Pengggunaan Peresepan Obat
Berdasarkan Jenis Obat
No.
Jenis Obat
Penggunaan
Obat
Persentase
Penggunaan
1.
Paracetamol
242
18,97%
2.
Mucos®
228
17,88%
3.
CTM 4 mg tablet
197
15,43%
4.
Cefixime 100 mg
181
14,18%
5.
Demacolin®
62
4,86%
6.
Enervon C®
59
4,62%
7.
OBH® 100 ml
56
4,38%
8.
Dexamathasone 0. 5 mg tablet
53
4,15%
9.
Vitamin B Complex tablet
41
3,21%
10.
Methyl Prednisolon 4 mg tablet
34
2,66%
11.
Dextral®
31
2,43%
12.
Azithromycin 500 mg kaplet
29
2,27%
13.
Salbutamol 2 mg tablet
18
1,41%
14.
Ibuprofen
13
1,02%
15.
Vitamin B1 tablet
9
0,71%
16.
Vitamin B6 tablet
9
0,71%
17.
Ciprofloxacin 500 mg tablet
7
0,55%
18.
Glyceryl Guaiacolat tablet
7
0,55%
Jumlah
1276
100%
Sumber refrensi data tabel: data pasien infeksi saluran pernapasan atas Januari Maret
2021.
Dari tabel 4 dapat diketahui bahwa lima persentase tertinggi diasumsikan sebagai
obat yang paling banyak jumlah digunakannya pada penderita Infeksi Saluran Pernapasan
Atas di Apotek Murni Bekasi periode Januari sampai Maret 2021. Lima persentase tertinggi
tersebut adalah :
46%
17%
11%
11%
9%
6%
Distribusi Frekuensi Obat Berdasarkan
Golongan Obat
Saluran napas
Analgetik-antipiretik
Antibiotika
Antihistamin
Vitamin
Kortikosteroid
Puji Lestari, Meiti Rosmiati /Cerdika: Jurnalilmiah Indonesia, 2(3), 413-425
Profil Peresepan Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Apotek Murni Periode Januari - Maret 2021
419
1. Paracetamol sejumlah 242 (18,97 %)
2. Mucos® sejumlah 228 (17,87 %)
3. Chlorpheniramin maleat (CTM) tablet sejumlah 197 (15,43 %)
4. Cefixime 100 mg sejumlah 181 (14,18 %)
5. Demacolin® sejumlah 62 (4,86 %)
Dan diketahui juga lima persentase terendah sebagai obat yang paling sedikit
digunakan pada penderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas di Apotek Murni Bekasi periode
Januari sampai Maret 2021. Tiga persentase terendah tersebut adalah :
1. Vitamin B6 tablet sejumlah 9 (0,71 %)
2. Ciprofloxacin 500 mg tablet sejumlah 7 (0,55 %)
3. Glyceryl Guaiacolat tablet sejumlah 7 (0,55 %)
Hasil dari persentasebanyaknyapenggunaan jumlah obat tersebut akan di
masukkan dalam diagram sebagai berikut:
Gambar 2. Diagram Penggunaan Pemakaian Obat Berdasarkan Jenis Obat
2. Berdasarkan jenisnya, dapat diketahui urutan frekuensi obat yang digunakan dalam
penanganan Infeksi Saluran Pernapasan Atas di Apotek Murni Bekasi maka diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Peresepan Obat
Berdasarkan Jenis Obat
No.
Jenis Obat
Frekuensi
Obat
Persentase
Frekuensi
1.
OBH® 100 ml
56
23,63%
2.
Paracetamol
38
16,03%
3.
Mucos®
34
14,34%
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
PENGGUNAAN OBAT
NAMA OBAT
Penggunaan Pemakaian Obat Berdasarkan Jenis
GRAFIK
Puji Lestari, Meiti Rosmiati /Cerdika: Jurnalilmiah Indonesia, 2(3), 413-425
Profil Peresepan Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Apotek Murni Periode Januari - Maret 2021
420
4.
CTM 4 mg tablet
25
10,55%
5.
Cefixime 100 mg
21
8,86%
6.
Demacolin®
10
4,22%
7.
Enervon C®
9
3,79%
8.
Dexamathasone 0. 5 mg tablet
8
3,38%
9.
Vitamin B Complex tablet
8
3,38%
10.
Methyl Prednisolon 4 mg tablet
6
2,53%
11.
Dextral®
5
2,11%
12.
Azithromycin 500 mg kaplet
5
2,11%
13.
Salbutamol 2 mg tablet
3
1,27%
14.
Ibuprofen
2
0,84%
15.
Vitamin B1 tablet
2
0,84%
16.
Vitamin B6 tablet
2
0,84%
17.
Glyceryl Guaiacolat tablet
2
0,84%
18.
Ciprofloxacin 500 mg tablet
1
0,42%
Jumlah
1276
237
Sumber refrensi data tabel: data pasien infeksi saluran pernapasan atas Januari Maret
2021.
Berdasarkan tabel 5 juga diketahui bahwa lima persentase tertinggi sebagai obat
yang paling banyak frekuensi peresepannya pada penderita Infeksi Saluran Pernapasan
Atas di Apotek Murni Bekasi periode Januari sampai Maret 2021. Lima persentase tertinggi
tersebut adalah :
1. OBH 100 ml® sejumlah 56 (23,63%)
2. Paracetamol sejumlah 38 (16,03%)
3. Mucos® sejumlah 34 (14,34%)
4. Chlorpheniramin maleat (CTM) tablet sejumlah 25 (10,55%)
5. Cefixime 100 mg kapsul sejumlah 21 (8,86%)
Dan diketahui juga lima persentase terendah sebagai obat yang paling sedikit frekuensi
peresepannya pada penderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas di Apotek Murni Bekasi
periode Januari sampai Maret 2021. Tiga persentase terendah tersebut adalah :
1. Vitamin B6 tablet sejumlah 2 (0,84%)
2. Glyceryl Guaiacolat tablet sejumlah 2 (0,84%)
3. Ciprofloxacin 500 mg tablet sejumlah 1 (0,42%)
Hasil dari persentase distribusi frekuensi tabel 5. tersebut akan di masukkan dalam diagram
sebagai berikut:
Puji Lestari, Meiti Rosmiati /Cerdika: Jurnalilmiah Indonesia, 2(3), 413-425
Profil Peresepan Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Apotek Murni Periode Januari - Maret 2021
421
Adapun pembahasan persentase datadari tabel 1. ,2. , dan 3. Adalah sebagai
berikut:
1. Profil Peresepan Obat Berdasarkan Penggolongan Obat
Dari data penggunaan obat untuk profil peresepan terapiinfeksi saluran
pernapasan atas di Apotek Murni periode Januari Maret 2021 berdasarkan
penggolongan obat, yang menempati urutan pertamaadalah golongan obat saluran
napas, di urutan kedua adalah golongan obat analgetik-antipiretik, di urutan ketiga
adalah golongan obat antibiotika, di urutan ke empat adalah golongan obat
antihistamin, kemudian pada urutan kelima adalah golongan vitamin, dan yang terakhir
yang paling sedikit urutan keenam adalah golongan obat kortikosteroid.
a. Golongan saluran napas
Golongan obat saluran napas merupakan golongan obat paling atas dalam
peresepan penanganan obat-obat infeksi saluran pernapasan atas, dengan frekuensi
peresepan paling tinggi sebesar 110 kasus (46,41%) dan juga dengan jumlah
penggunaan obat yang paling terbanyak yaitu sejumlah 402 (31,50%). Golongan
penawar ini mendapati tingkatan pertama karena sebagian besar penderita infeksi
saluran pernapasan atas di Apotek Murni Bekasi Mengalami nyeri saluran napas.
Terjadinya infeksi saluran pernapasan, virus, dan flora normal dapat mengubah
pola kolonisasi bakteri atau virus. Terdapat mekanisme pertahanan pada saluran
napas, seperti refleks batuk, sesak napas, dan peradangan saluran napas. Bakteri
atau virus dapat melewati mekanisme sistem pertahanan tubuh akibat menurunnya
sistem imun penderita. Akibatnya, invasi terjadi di saluran pernapasan (Baughman
& Hackley, 2000).
Obat saluran napas yang paling pertama banyak digunakan di Apotek
Murni periode Januari Maret 2021 adalah Mucos® tablet dengan jumlah 228
(17,88%). Namun, frekuensi obat yang paling banyak diresepkan dan menjadi
urutan pertama adalah OBH® 100 ml sebanyak 56 kasus (23,63%). Hasil berbeda
0
5
10
15
20
25
FREKUENSI OBAT
NAMA OBAT
Distribusi Frekuensi Obat Berdasarkan Jenis
Puji Lestari, Meiti Rosmiati /Cerdika: Jurnalilmiah Indonesia, 2(3), 413-425
Profil Peresepan Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Apotek Murni Periode Januari - Maret 2021
422
dengan yang didapatkan pada penelitian (Syarifuddin & Natsir, 2019), di
Puskesmas Empagae Kabupaten Sidenreng Rappang, dimana frekuensi obat yang
terbanyak digunakan pada penderita infeksi saluran pernapasan atas adalah
Glyceryl guaiacolat yaitu sebanyak 83 pasien (92,2%).
Mucos® tablet bahan aktifnya adalah ambroxol tablet yang termasuk
golongan mukolitik, berkhasiat untuk mengencerkan dahak. Dengan mukolitik,
dahak yang dihasilkan menjadi lebih encer dan lebih mudah keluar dari
tenggorokan saat batuk. Hasilnya, saluran udara lebih terbuka dan terasa rileks
(Tjay, 2015). Sedangkan komposisi tiap 100 ml OBH® mengandung : Ammonii
Chloridum, Glycirrhizae Succus. Indikasi ammonium chloride adalah ekspektoran
(mengencerkan dahak) pada penderita batuk, pilek dan flu (MIMS Aplication,
2020). Karena ammonium chloride berfungsi untuk mengencerkan dahak
menjadikannya sebagai komposisi utama obat batuk berdahak (Kristianti, 2020).
b. Golongan Analgetik-antipiretik
Golongan obat analgetik-antipiretik menempati urutan kedua, dengan
jumlah penggunaan obat sebanyak 255 (19,98%) dan dengan frekuensi peresepan
sebanyak 40 kasus (16,87%). Adanya infeksi virus atau bakteri yang masuk ke
dalam tubuh melalui saluran pernapasan dapat menyebabkan nyeri dan demam
sebagai respons terhadap kondisi medis yang tidak normal.
Dari penelitian, pada golongan obat ini, Paracetamol adalah obat yang
sama-sama paling tinggi pemakaian dan frekuensinya, yaitu yang paling banyak
jumlah penggunaannya 242 (18,98%) dan yang paling banyak frekuensi
peresepannya 38 kasus (16,03%). Terdapat persamaan hasil data dari penelitian
serupa yang dilakukan oleh (Syarifuddin & Natsir, 2019), di Puskesmas Empagae
Kabupaten Sidenreng Rappang, golongan analgetik yang paling banyak frekuensi
obat yang digunakan adalah Paracetamol juga, yaitu sebanyak 61 pasien (67,8%).
Parasetamol digunakan karena adanya tanda dan gejala awal infeksi
saluran pernapasan, seperti demam yang berhubungan dengan infeksi (Septiana et
al., 2021). Parasetamol bekerja dengan mengurangi rasa sakit dan menurunkan
suhu tubuh (Kuncara, 2004).
c. Golongan Antibiotik
Golongan antibiotik untuk penanganan terapi infeksi saluran pernapasan
atas di Apotek Murni Bekasimenempati urutan ketiga, yaitu dengan jumlah
pemakaian sebanyak 217 (17%) dan dengan frekuensi peresepan sebesar 27
(11,39%). Hal ini karena tidak semua infeksi saluran pernapasan atas disebabkan
oleh bakteri, tetapi dapat disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang melemah
yang disebabkan oleh infeksi virus yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran
pernapasan.
Antibiotik yang paling banyak digunakan adalah Cefixime 100 mg yaitu
sejumlah 181 (14,18%) dan dengan frekuensi peresepan sebanyak 21 kasus
(8,86%). Hasil yang didapatkan di Apotek Murni berbeda dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh (Syarifuddin & Natsir, 2019) di Puskesmas Empagae
Kabupaten Sidenreng Rappang, jenis antibiotik yang paling banyak frekuensi obat
yang digunakan adalah jenis Amoxicillin sebanyak 77 (85,6%).
d. Golongan Antihistamin
Golongan antihistamin menempati urutan keempat, yaitu Chlorpeniramin
maleat (CTM) tabletdengan jumlah banyaknya pemakaian obat sebesar 197
(15,44%) dan dengan frekuensi peresepan sebanyak 25 kasus (10,55%). Karena
hanya sebagian kecil penderita infeksi saluran pernapasan atas di Apotek Murni
Bekasi yang mengalami reaksi alergi seperti bersin-bersin. Dalam hal ini, terdapat
Puji Lestari, Meiti Rosmiati /Cerdika: Jurnalilmiah Indonesia, 2(3), 413-425
Profil Peresepan Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Apotek Murni Periode Januari - Maret 2021
423
persamaan hasil data frekuensi obat dari penelitian serupa yang dilakukan di
Puskesmas Empagae Kabupaten Sidenreng Rappang, (Syarifuddin & Natsir, 2019)
dimana obat golongan antihistamin yang digunakan adalah Chlorpeniramin maleat
(CTM) tablet.
Antihistamin bekerja dengan menghambat pelepasan mediator inflamasi
seperti histamin dan memblokir migrasi sel (Hapsari & Rahmawati, 2016). Infeksi
saluran pernapasan atas mampu diakibatkan karena cuaca, cuaca dingin dapat
menyebabkan alergi pada orang yang sensitif terhadap cuaca dingin atau waktu-
waktu tertentu (Mayuresh et al., 2017). Pemakaian CTM didasarkan sebagian dari
penderita infeksi saluran pernapasan atas mengalami reaksi alergi seperti bersin-
bersin. Pemberian CTM dimaksudkan untuk mengurangi efek alergi pada
penderita infeksi saluran pernapasan atas (Hapsari & Rahmawati, 2016).
e. Golongan Vitamin
Golongan vitamin menempati urutan kelima dengan jumlah banyaknya
pemakaian obat adalah 118 (9,25%) dan frekuensi peresepan sebanyak 21 kasus
(8,85%). Vitamin adalah senyawa kompleks yang dibutuhkan tubuh kita untuk
membantu mengatur atau memproses aktivitas fisik. Pemberian vitamin kepada
pasien dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, terutama pada anak kecil dan
anak-anak, seperti pada pasien yang terinfeksi saluran pernapasan atas sistem
imunitas tubuh sangat lemah (Hidayah et al., 2018). Sebagian dari pasien infeksi
saluran napas atas di Apotek Murni Bekasi Pemberian vitamin Karena kekebalan
tubuh melemah, maka perlu diberikan vitamin untuk memperkuat daya tahan tubuh
pasien dan mempercepat proses pemulihan pasien.
Vitamin yang paling banyak digunakan adalah Enervon C® yaitu dengan
banyak pemakaiannya sejumlah 59 (4,62%) dan frekuensi peresepannya sebanyak
9 kasus (3,79%). Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
(Syarifuddin & Natsir, 2019) di Puskesmas Empagae Kabupaten Sidenreng
Rappang, vitamin dengan frekuensi paling banyak digunakan adalah adalah
vitamin B Complex sebanyak 27 pasien dengan persentase (30,0%).
Enervon C®memiliki Komposisi Per Tablet Vitamin B1 50mg, Vitamin
B2 25mg, Vitamin B6 10mg, Vitamin B12 5mg, Vitamin C 500mg, Niacinamide
50mg, Calcium Pantothenate 20mg. Diindikasikan sebagai suplemen untuk
menjaga daya tahan tubuh (aplikasi MIMS). Vitamin C memiliki sifat preventif,
terapeutik dan antioksidan untuk penyakit kudis. B1 digunakan untuk mencegah
dan mengobati berbagai neuritis yang disebabkan oleh defisiensi tiamin. Vitamin
B6 digunakan dalam pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin B6 dan dalam
pencegahan atau pengobatan neuritis perifer. Vitamin B6 dapat dikonsumsi dengan
vitamin B lainnya atau sebagai multivitamin untuk pencegahan dan pengobatan
defisiensi vitamin B kompleks. Vitamin B kompleks untuk pencegahan dan
pengobatan kekurangan vitamin B Complex (Hidayah et al., 2018).
f. Golongan Kortikosteroid
Golongan kortikosteroid menempati urutan terakhir, terkecil karena hanya
sebagian kecil pasien infeksi saluran pernapasan atas di Apotek Murni Bekasi yang
diberi terapi kortikosteroid. Golongan kortikosteroid jumlah pemakaian obatnya
sebanyak 87 (6,82%) dan dengan frekuensi peresepan obat sebanyak 14 kasus
(5,91%).
Kortikosteroid yang jumlahnya paling banyak digunakan adalah
dexamethason yaitu 53 (4,15%), dan yang frekuensinya obatnya terbanyak yaitu
sejumlah 8 kasus (2,38%). Hasilnya pun sama dengan yang didapatkan pada
penelitian (Syarifuddin & Natsir, 2019) di Puskesmas Empagae Sidenreng
Puji Lestari, Meiti Rosmiati /Cerdika: Jurnalilmiah Indonesia, 2(3), 413-425
Profil Peresepan Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Apotek Murni Periode Januari - Maret 2021
424
Rappang penggunaan golongan obat kortikosteroid terbanyak adalah dexametason
sebanyak 42 (46,7%).
Dexamethason bisa dipakai sebagai terapi suportif yang efektif dalam
meredamkan nyeri yang disebabkan oleh proses inflamasi pada infeksi saluran
pernapasan atas (AR et al., 2021). Namun, penggunaan kortikosteroid pada anak
kecil dan anak-anak dapat menghambat pertumbuhan. Terjadi dengan merangsang
somatostatin, yang menekan hormon pertumbuhan, sehingga membatasi
penggunaan kortikosteroid pada anak-anak (Allen, 1998).
2. Profil Peresepan Obat Berdasarkan Urutan Tertinggi Secara Keseluruhan
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4 dapat diketahui urutan obat-obatan
yang paling sering digunakan pada profil peresepan terapi infeksi saluran pernapasan
atas. Adapun menurut banyaknya jumlah obat yang digunakan, maka didapatkan obat
Paracetamol 500 mg tablet yang menempati urutan pertama tertinggi dengan jumlah
242 (18,97%). Diurutan kedua adalah Mucos® sebanyak 228 (17,88%). Urutan ketiga
adalah CTM 4 mg tablet sebanyak 197 (15,43%). Urutan keempat adalah Cefixime 100
mg yaitu sebanyak 181 (14,18%). Pada urutan kelima adalah Demacolin® yaitu
sebanyak 62 (4,86%). Urutan ke enam adalah Enervon C ® kaplet sebanyak 59 (4,62%)
dan seterusnya sesuai dengan tabel 4 tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 dapat diketahui pula urutan obat-
obatan yang paling sering digunakan menurut frekuensi obat. Pada urutan pertama
tertinggi adalah OBH 100 ml dengan jumlah 56 (23,63%). Diurutan kedua adalah
Paracetamol sebanyak 38 (16,03%). Diurutan ketiga adalah Mucos® sebanyak 34
(14,34%). Urutan keempat adalah CTM 4 mg tablet sebanyak 25 (10,55%). Urutan
kelima adalah Cefixime 100 mg yaitu sebanyak 21 (8,86%). Pada urutan keenam
adalah Demacolin® yaitu sebanyak 10 (4,22%). Urutan seterusnya sesuai dengan tabel
5 tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian menurut profil peresepan terapi obat infeksi saluran
pernapasan atas periode Januari Maret 2021 di Apotek Murni Bekasi, dapat disimpulkan
berdasarkan data-data adalah Golongan obat pada pengobatan terapi infeksi saluran
pernapasan atas, berdasarkan yang paling banyak pemakaian penggunaan obatnya adalah
golongan saluran napas 402 (31,50%), urutan kedua adalah golongan analgetik-antipiretik
255 (19,98%), urutan ketiga adalah golongan antibiotika 217 (17%), keempat golongan
antihistamin 197 (15,44%), urutan kelima adalah golongan vitamin 118 (9,25%), dan
urutan yang terakhir adalah kortikosteroid 87 (6,82%). Golongan obat yang frekuensi
obatnya atau yang paling banyak diresepkan obatnya adalah golongan saluran napas 110
kasus (46,41%), urutan kedua adalah golongan analgetik-antipiretik 40 (16,87%), urutan
ketiga adalah golongan antibiotika 27 (11,39%), keempat golongan antihistamin 25
(10,55%), urutan kelima adalah golongan vitamin 21 (8,85%), dan urutan yang terakhir
adalah kortikosteroid 14 (5,91%). Obat yang paling banyak digunakan pemakaiaannya
dalam terapi infeksi saluran pernapasan atas adalah Paracetamol yaitu sebanyak 242
(18,97%). Obat yang paling banyak frekuensi obatnya atau yang paling banyak diresepkan
dalam terapi infeksi saluran pernapasan atas adalah OBH 100 ml sebanyak 56 kasus
(23,63%).
Puji Lestari, Meiti Rosmiati /Cerdika: Jurnalilmiah Indonesia, 2(3), 413-425
Profil Peresepan Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Apotek Murni Periode Januari - Maret 2021
425
BIBLIOGRAFI
Allen, L. V. (1998). The art, science, and technology of pharmaceutical compounding (Vol.
2). American Pharmaceutical Association Washington, DC.
https://ebusiness.pharmacist.com/PRODUCTFILES/84999507/Sample Chapter -
Chapter 1.pdf
Amalia, L. (2019). Hubungan Usia Balita Dengan Kejadian Pneumonia. Journal of Holistic
and Traditional Medicine, 3(04), 341344.
https://www.jhtm.or.id/index.php/jhtm/article/view/59
Anjum, M. U., Riaz, H., & Tayyab, H. M. (2017). Acute Respiratory Tract Infections
(Aris);: Clinico-Epidemiolocal Profile In Children Of Less Than Five Years Of Age.
The Professional Medical Journal, 24(02), 322325.
https://doi.org/10.17957/TPMJ/17.3700
AR, N. S., Faisal, M., & Indriyanti, N. (2021). Kajian Penggunaan Obat Off-Label Pada
Penyakit ISPA Pasien Pediatri di RSUD Majene: Study of Off-Label Drugs Use in
Pediatric Patients at Majene General Hospital. Proceeding of Mulawarman
Pharmaceuticals Conferences, 14, 96105. https://doi.org/10.25026/mpc.v14i1.577
Baughman, D. C., & Hackley, J. (2000). Keperawatan medikal bedah. Buku Saku Dari
Brunner & Suddarth. Jakarta. EGC.
Bellos, A., Mulholland, K., O’Brien, K. L., Qazi, S. A., Gayer, M., & Checchi, F. (2010).
The burden of acute respiratory infections in crisis-affected populations: a systematic
review. Conflict and Health, 4(1), 112. https://doi.org/10.1186/1752-1505-4-3
Hapsari, R. Y. D., & Rahmawati, F. (2016). Gambaran Pengobatan Pada Penderita Ispa
(Infeksi Saluran Pernafasan Akut) Di Puskesmas Trucuk 1 Klaten Tahun 2010.
CERATA Jurnal Ilmu Farmasi, 2(1).
Hidayah, N., Hasanah, F., Gunawan, M., & Lestari, A. (2018). Uji Efektivitas
Antihiperurisemia Ekstrak Air Daun Salam (Syzygium Polyanthum Wight.)
Terhadap Mencit Jantan (Mus Musculus) Yang Diinduksi Jus Hati Ayam Dan Kalium
Oksonat. Jurnal Penelitian Saintika, 18(1), 2431.
Kristianti, D. W. I. D. Z. (2020). FaktorFaktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Dalam Pembelian Obat Batuk Dan Flu Di Apotek K24 Gkb Gresik. Universitas
Muhammadiyah Gresik.
Kuncara, W. P. (2004). Pedoman Obat Untuk Perawat. Edisi IV. EGC. Jakarta.
Mayuresh, K., Pawaskar, L., & George, S. (2017). Efficacy And Safety For A Combination
Of Paracetamol, Chlorpheniramine Maleate, Phenylephrine, Sodium Citrate And
Menthol In The Symptomatic Treatment Of Common Cold And Allergic Rhinitis:
Phase Iv Clinical STUDY. International Journal of Current Medical and
Pharmaceutical Research.
Notoamodjo Soekidjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi kesehatan dan perilaku kesehatan.
Pencegahan, W. H. O., & Akut, P. I. S. P. (2007). Yang Cenderung Menjadi Epidemi dan
Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Pedoman Interim WHO. Alih Bahasa:
Trust Indonesia. Jakarta.
Purwandari, G. A. (2012). Pengaruh penyuluhan tentang infeksi saluran pernafasan atas
(ispa) terhadap pengetahuan ibu dalam penanganan pertama ispa pada balita.
Saepul Anwar, D. (2019). Asuhan Keperawatan an. R Usia Pra Remaja (12 tahun) dengan
Gangguan Sistem Pernapasan yang Diakibatkan Oleh Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) di Ruang Rekonfu Atas Anak Rumah Sakit Bhayangkara Setukpa
Lemdikpol Polri Kota Sukabumi. Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Septiana, R., Pambudi, R. S., & Susana, M. (2021). Kesesuaian Pemilihan Obat ISPA pada
Puji Lestari, Meiti Rosmiati /Cerdika: Jurnalilmiah Indonesia, 2(3), 413-425
Profil Peresepan Terapi Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Apotek Murni Periode Januari - Maret 2021
426
Balita Di RSUD Kuala Kurun. Jurnal Dunia Farmasi, 5(2), 5462.
https://doi.org/10.33085/jdf.v5i2.4792
Sommer, A. (2016). The Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health: a brief history
of a century of epidemiologic discovery. American Journal of Epidemiology, 183(5),
340344.
Suryaputri, I. Y., Utami, N. H., & Mubasyiroh, R. (2019). Gambaran Upaya Pelayanan
Kesehatan Jiwa Berbasis Komunitas di Kota Bogor. Buletin Penelitian Kesehatan,
47(1), 1322. https://doi.org/10.22435/bpk.v47i1.456
Syarifuddin, N., & Natsir, S. (2019). Profil Penggunaan Obat Pada Pasien Penderita Infeksi
Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Puskesmas Empagae Kabupaten Sidenreng
Rappang. JIKI Jurnal Ilmiah Kesehatan IQRA, 7(02), 5863.
Tjay, T. H. (2015). Obat-obat Penting Edisi ketujuh. Elex Media Komputindo.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication
under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution
(CC BYSA) license (https://creativecommons. org/licenses/by-sa/4.
0/).