Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Januari 2022, 2 (1), 133-140
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v2i1.311 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
POLA PERESEPAN OBAT ANTIHIPERTENSI TERHADAP PASIEN
HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSAU DR.M. SALAMUN
Pedia Zahwa Rahmat1, Rida Emelia2
Politeknik Piksi Ganesha1, 2
pzrahmat@piksi.ac.id1, emeliarida1310@gmail.com2
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
19-08-2021
12-01-2022
21-01-2022
Latar Belakang: Pasien hipertensi yang telah melakukan
pemeriksaan ke dokter, biasanya diberi pilihan untuk
menjalankan terapi. Terapi yang sering dipilih adalah terapi
obat yang sering melibatkan penulisan resep. Pada lembar
resep obat antihipertensi dapat diperoleh informasi mengenai
profil penggunaan obat antihipertensi seperti jenis obat,
kekuatan sediaan, jumlah obat, dan aturan pemakaian obat
yang digunakan untuk pengobatan pasien.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola
peresepan obat antihipertensi terhadap pasien rawat jalan
RSAU dr. M Salamun.
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah metode
deskriptif dan kuantitatif dimana data diperoleh dengan
pendekatan retrospektif yaitu dengan melihat kembali,
mengumpulkan dan mencatat resep yang mengandung obat
antihipertensi pada pasien hipertensi rawat jalan RSAU DR.
M. Salamun.
Hasil: Hasil penelitian yang didapatkan dari total 240 resep
berdasarkan pola peresepan berdasarkan jenis kelamin dan
usia terbanyak adalah pasien wanita sejumlah 127 pasien
(52,92%) dan usia terbanyak adalah 50 tahun sebanyak 188
pasien (78,33%), berdasarkan jenis obat yang sering
diresepkan adalah bisoprolol 152 obat (20,82%), golongan
obat yang sering diresepkan adalah penghambat ARB
sebanyak 164 obat (22,47%) dan kombinasi obat hipertensi
paling banyak adalah adalah kombinasi 3 obat sebanyak 104
resep (43,33%).
Kesimpulan: Pasien terbanyak berjenis kelamin wanita
sesuai dengan teori faktor resiko wanita lebih beresiko
terkena hipertensi karena wanita mengalami masa
menopause dan dapat diketahui juga usia pasien tebanyak
adalah 50 tahun yang juga sesuai dengan teori lebih
beresiko terkena hipertensi. Pasien lebih sering
mendapatkan kombinasi 3 obat antihipertensi. Berdasarkan
penelitian pola peresepan obat antihipertensi sesuai
terhadap pasien hipertensi RSAU dr.M. Salamun.
Kata kunci: pola peresepan; antihipertensi; hipertensi.
Abstract
Pedia Zahwa Rahmat, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 133-140
Pola Peresepan Obat Antihipertensi Terhadap Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSAU
Dr.M.Salamun
134
Background: Hypertensive patients who have been
examined by a doctor are usually given the option to carry
out therapy. The therapy that is often chosen is drug therapy
which often involves writing a prescription.
Antihypertensive drugs on prescription sheets can be
obtained information about the profile of antihypertensive
medication use such as the type of drug, dosage strength,
the amount of drugs, and the rules of the use of drugs used
for the treatment of patients.
Objective: This study aims to determine the pattern of the
prescription of antihypertensive drugs to outpatients at
RSAU dr. M Salamun.
Methods: The research method used is descriptive and
quantitative methods where data is obtained with a
retrospective approach, namely by reviewing, collecting
and recording prescriptions containing antihypertensive
drugs in outpatient hypertension patients at RSAU DR. M.
Salamun.
Results: The results obtained from a total of 240
prescriptions based on prescribing patterns based on
gender and age were mostly female patients with 127
patients (52.92%) and the highest age was 50 years as many
as 188 patients (78.33%), based on the type of drug
prescribed. frequently prescribed drugs were bisoprolol
152 drugs (20.82%), the class of drugs that were often
prescribed was ARB inhibitors as many as 164 drugs
(22.47%) and the most combination of hypertension drugs
was a combination of 3 drugs with 104 prescriptions
(43.33%) .
Conclusion: Most patients are female according to the
theory of risk factors, women are more at risk of developing
hypertension because women experience menopause and it
can also be seen that the age of most patients is 50 years
which is also in accordance with the theory more at risk of
developing hypertension. Patients more often get a
combination of 3 antihypertensive drugs. Based on research
the pattern of the prescription antihypertensive drugs is
appropriate for hypertensive patients at RSAU dr.M.
Salamun.
Keywords: pattern of the prescription; antihypertension;
hypertension.
*Correspondent Author: Pedia Zahwa Rahmat
Email: [email protected]c.id
PENDAHULUAN
Sesuai Undang- Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Pemerintah Republik
Pedia Zahwa Rahmat, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 133-140
Pola Peresepan Obat Antihipertensi Terhadap Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSAU
Dr.M.Salamun
135
Indonesia, 2009). Hipertensi secara umum dapat didefinisikan sebagai tekanan sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah manusia
secara alami berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah tinggi menjadi masalah hanya bila
tekanan darah tersebut persisten. Tekanan darah tersebut membuat sistem sirkulasi dan
organ yang mendapat suplai darah (termasuk jantung dan otak) menjadi tegang (Fithria &
Isnaini, 2014).
Antihipertensi adalah golongan obat- obatan yang digunakan untuk menurunkan
tekanan darah tinggi atau hipertensi (Kristanti, 2016). Penggolongan antihipertensi terdiri
dari diuretik, α reseptor blocker (penghambat alfa), β reseptor blocker (penghambat
beta, Antagonis Kalsium, ACE inhibitor, Angiotensin II reseptor blocker (ARB), Alpha2
reseptor agonist, penghambat adrenergic perifer, penghambat renin. Menurut (Kandarini,
2016) terapi farmakologi antihipertensi kombinasi terdiri dari Kombinasi dua
antihipertensi, Kombinasi tiga antihipertensi, Kombinasi empat antihipertensi.
Resep menurut Permenkes RI Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Farmasi di Rumah Sakit, resep adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk paper maupun electronic untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku (KemenKes, 2014).
Menurut (Jas, 2009), resep terdiri dari 6 bagian yaitu: Insciptio (Nama dokter, No.
SIP, Alamat/ telepon/HP/kota/tempat, tanggal penulisan resep), Invocatio (tulisan R/ atau
resipe), Prescriptio atau Ordonatio (nama obat, jumlah dan bentuk sediaan obat), Signatura
(tanda cara pakai, regimen dosis pemberian, rute dan interval waktu pemberian),
Subscriptio (tanda tangan atau paraf dokter) dan Pro (diperuntukan).
Menurut (Organization, 2010) peresepan adalah memberikan obat sesuai dengan
kebutuhan pasien, diberikan dalam jangka waktu yang sesuai dengan penyakit, dan dengan
biaya termurah menurut pasien dan komunitasnya. Menurut (Syamsuni, 2006) Obat adalah
semua bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan oleh semua makhluk untuk bagian
dalam dan luar tubuh guna mencegah, meringankan, dan menyembuhkan penyakit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan obat antihipertensi
terhadap pasien rawat jalan RSAU dr. M Salamun.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif
dimana data diperoleh dengan pendekatan retrospektif yaitu dengan melihat kembali,
mengumpulkan dan mencatat resep yang mengandung obat antihipertensi pada pasien
hipertensi rawat jalan RSAU DR. M. Salamun (Sugiyono, 2014). Populasi dari penelitian
ini adalah lembar resep pasien rawat jalan yang mengandung obat antihipertensi RSAU
DR. M. Salamun. Peneliti mendapatkan jumlah populasi sebanyak 600 resep. Sampel dari
penelitian ini adalah semua resep pasien hipertensi yang mengandung obat antihipertensi
RSAU DR. M. Salamun. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
metode Quota Sampling didasarkan pada rumus slovin:
󰇛󰇜

󰇛󰇜

󰇛󰇜
Pedia Zahwa Rahmat, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 133-140
Pola Peresepan Obat Antihipertensi Terhadap Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSAU
Dr.M.Salamun
136





Maka digunakan sampel resep yang mengandung obat antihipertensi untuk pasien
hipertensi sebanyak 240 resep dari populasi sebanyak 600 resep. Penelitian dilakukan sejak
tanggal 5 April 2021 sampai 5 juni 2021. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah
secara deskriptif. Penulis menyajikan datanya dalam bentuk tabel presentase (%) memuat
karakteristik pasien dan karakteristik obat.
Analisis data menggunakan rumus presentase (Sibagariang, 2013) :


Keterangan :
f = sampel yang diambil
n = sampel seluruhnya
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan pada sampel lembar resep obat
antihipertensi terhadap pasien hipertensi rawat jalan RSAU dr. M. Salamun didapatkan data
sebagai berikut
1. Peresepan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia
Resep obat antihipertensi terhadap pasien hipertensi berjumlah 240 resep. Jumlah dan
presentase resep disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 1. Peresepan Obat Antihipertensi Terhadap
Pasien Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
Jenis Kelamin
Jumlah
1
Pria
113
2
Wanita
127
Total
240
Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa peresepan obat antihipertensi terhadap
pasien hipertensi berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah wanita yang
berjumlah 127 pasien (52,92%) sedangkan pasien pria sebanyak 113 pasien (47,08%).
Tabel 2. Peresepan Obat Antihipertensi Terhadap
Pasien Hipertensi Berdasarkan Usia
No.
Usia
Jumlah
Persentase
1
≤ 49 tahun
52
21,67%
2
≥ 50 tahun
188
78,33%
Total
240
100%
Pedia Zahwa Rahmat, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 133-140
Pola Peresepan Obat Antihipertensi Terhadap Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSAU
Dr.M.Salamun
137
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa peresepan obat antihipertensi terhadap
pasien hipertensi berdasarkan usia yang terbanyak adalah dari kelompok usia 50
tahun sebanyak 188 pasien (78,33%) sedangkan untuk kelompok usia 49 tahun
berjumlah 52 pasien (21,67%).
2. Peresepan Berdasarkan Golongan, Jenis Obat dan Kombinasi Obat Antihipertensi
Pemilihan jenis antihipertensi disesuaikan dengan kondisi pasien. Menurunkan
tekanan darah, mencegah terjadinya komplikasi, memperpanjang hidup adalah tujuan
pengobatan hipertensi (Kirana & Tjay, 2007).
Tabel 3 Peresepan Obat Antihipertensi Terhadap
Pasien Hipertensi Berdasarkan Jenis Obat
No.
Jenis Obat
Jumlah
Presentase
1
Hidroklortiazid
19
2,60 %
2
Furosemide
123
16,85 %
3
Spironolakton
8
1,11 %
4
Bisoprolol
152
20,82 %
5
Amlodipin
90
12,33 %
6
Nifedipin
55
7,53 %
7
Lisinopril
43
5,89 %
8
Ramipril
42
5, 75 %
9
Perindopril
13
1,78 %
10
Imidapril
21
2,88 %
11
Candesartan
77
10,55 %
12
Irbesartan
25
3,42 %
13
Valsartan
62
8,49 %
Total
730
100 %
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa peresepan obat antihipertensi terhadap
pasien hipertensi berdasarkan Jenis obat yang paling sering diresepkan jenis obat
Bisoprolol yakni sebanyak 152 obat (20,82 %) sedangkan untuk jenis obat paling
sedikit adalah Spironolakton yang berjumlah 8 obat (1,11 %). Berdasarkan tabel total
jenis obat antihipertensi yang sering digunakan berjumlah 13 jenis obat dan berjumlah
730 obat.
Tabel 4 Peresepan Obat Antihipertensi Terhadap Pasien Hipertensi
Berdasarkan Penggolongan Obat
No.
Golongan Obat
Jumlah
Persentase
1
Diuretik
150
20,55 %
2
Beta Blocker
152
20,82 %
3
Antagonis Kalsium
145
19,86 %
4
ACE Inhibitor
119
16,30 %
5
Penghambat ARB
164
22,47 %
Total
730
100 %
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa peresepan obat antihipertensi
terhadappasien hipertensi berdasarkan Penggolongan obat yang paling sering adalah
golongan obat penghambat ARB sebanyak 164 obat (22,47 %) sedangkan untuk
golongan obat yang paling sedikit adalah ACE Inhibitor yang berjumlah 119 obat
(16,30 %). Total golongan obat pada resep adalah sebanyak 5 golongan dengan jumlah
obat sebanyak 730.
Pedia Zahwa Rahmat, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 133-140
Pola Peresepan Obat Antihipertensi Terhadap Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSAU
Dr.M.Salamun
138
Tabel 5 Peresepan Obat Antihipertensi Terhadap Pasien Hipertensi
Berdasarkan Kombinasi Obat Antihipertensi
No.
Kombinasi Obat
Jumlah
Persentase
1
2 obat
63
26,25 %
2
3 obat
104
43,33 %
3
4 obat
73
30,42 %
Total
240
100 %
Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa peresepan obat antihipertensi terhadap
pasien hipertensi berdasarkan kombinasi obat yang terbanyak menggunakan
kombinasi 3 obat sebanyak 104 resep (43,33 %) sedangkan untuk kombinasi obat
paling sedikit adalah kombinasi 2 obat yang berjumlah 63 resep (26,25 %).
Berdasarkan tabel total resep yang digunakan adalah 240 resep.
B. Pembahasan
Pola peresepan obat antihipertensi terhadap pasien hipertensi rawat jalan RSAU
Dr.M. Salamun dianalisis berdasarkan Jenis Kelamin, Usia, Jenis Obat, Golongan Obat,
dan jumlah kombinasi obat antihipertensi.
1. Jenis Kelamin
Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah diketahui bahwa penggunaan obat
antihipertensi pada pasien hipertensi terbanyak adalah wanita yang berjumlah 127
pasien (52,92%) sedangkan pasien pria sebanyak 113 pasien (47,08%). Menurut
(Depkes, 2006) pria yang diduga Pria yang diduga memiliki gaya hidup merokok,
konsumsi alcohol cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi dibandingkan
wanita. Namun setelah memasuki masa menopause resiko wanita hipertensi tinggi,
bahkan setelah usia 65 tahun resiko wanita lebih tinggi dibandingkan pria yang
diakibatkan faktor hormonal.
2. Usia Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 4.2 diketahui bahwa obat
antihipertensi lebih banyak digunakan pada kelompok usia ≥ 50 tahun sebanyak 188
pasien (78,33%) sedangkan untuk kelompok usia 49 tahun berjumlah 52 pasien
(21,67%). Usia mempengaruhi terjadinya hipertensi. Seiring bertambahnya umur,
risiko terkena hipertensi menjadi lebih besar sehingga prevalensi hipertensi di
kalangan usia lanjut cukup tinggi, yaitu sekitar 40% dengan kematian cukup ringgi di
atas usia 65 tahun (RI, 2006).
3. Jenis Obat
Berdasarkan data yang diperoleh diketahui bahwa terdapat 13 jenis obat
antihipertensi yang sering diresepkan terhadap pasien hipertensi periode Maret Mei
2021 dengan total 730 obat. jenis obat bisoprolol merupakan obat yang paling sering
diresepkan yaitu sejumlah 152 obat (20,82 %), dan yang paling jarang diresepkan
adalah jenis obat Spironolakton sejumlah 8 obat (1,11%).
Bisoprolol adalah jenis obat yang termasuk kedalam golongan antihipertensi
Beta Blockers. Bisoprolol bekerja dengan cara memperlambat detak jantung dan
tekanan otot jantung berkontraksi, sehingga beban jantung untuk memompa darah
keseluruh tubuh akan berkurang dengan begitu tekanan darah akan turun sehingga
penyakit lain seperti serangan jantung, gangguan ginjal, stroke dapat dicegah.
4. Golongan Obat
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diketahui bahwa terdapat 5 jenis
golongan obat yang sering diresepkan pada periode Maret Mei 2021. Golongan obat
yang paling sering diresepkan adalah golongan obat penghambat ARB yaitu sebanyak
Pedia Zahwa Rahmat, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 133-140
Pola Peresepan Obat Antihipertensi Terhadap Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSAU
Dr.M.Salamun
139
164 obat (22,47%), dan yang paling jarang adalah golongan ACE Inhibitor sebanyak
119 obat (16,30%).
Mekanisme kerja ARB adalah dengan menghambat pengikatan senyawa yang
memiliki efek menyempitkan pembuluh darah yang disebut Angiotensin II. Ikatan
Angiotensin II dihambat ke reseptor sehingga pembuluh darah melebar dan aliran
darah menjadi lebih lancar dan tekanan darah dapat menurun. Sebab melebarnya
pembuluh darah dan menurunnya tekanan darah akan mengurangi beban kerja jantung
dan mencegah rusaknya ginjal. ARB tidak menimbulkan efek bradikinim yang
menyebabkan munculnya efek samping batuk seperti pada penggunaan ACE I,
Namun mempunyai efek samping gangguan pencernaan bila dipakai terus menerus
(Kirana & Tjay, 2007)
5. Kombinasi Obat
Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel 4.5 diketahui bahwa kombinasi
obat yang sering diresepkan adalah sejumlah 3 obat yakni sebanyak 104 resep
(43,33%), dan yang paling sedikit adalah kombinasi 2 obat yakni sebanak 63 resep
(26,25%). Kombinasi obat yang sering diresepkan pada pasien hipertensi adalah 3
obat dikarenakan pasien tersebut memiliki alasan terapi medis sendiri yang
mengharuskan untuk mengkombinasi 3 obat dan banyak resep yang dikombinasi
dengan beberapa obat antihipertensi yang berbeda sesuai dengan kondisi pasien.
Menurut NICE Clinical guideline, 2010 terapi farmakologi antihipertensi kombinasi
yaitu kombinasi dua antihipertensi, tiga antihipertensi dan empat antihipertensi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti tentang pola peresepan
obat antihipertensi terhadap pasien rawat jalan RSAU dr. M. Salamun periode Maret Mei
2021, maka dapat disimpukan bahwa pasien penderita hipertensi yang berobat yang
terbanyak adalah berjenis kelamin Wanita dengan jumlah 127 pasien (52,92%). Dapat
dilihat juga pasien yang terbanyak adalah berusia 50 tahun sebanyak 188 pasien
(78,33%). Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori faktor resiko hipertensi.
Jenis obat antihipertensi yang diresepkan berjumlah 13 jenis obat dan yang sering
diresepkan adalah jenis obat Bisoprolol sebanyak 152 obat (20,82 %). dan yang jarang
diresepkan adalah jenis obat Spironolakton sejumlah 8 obat (1,11%). Golongan obat paling
sering diresepkan adalah golongan obat penghambat ARB sebanyak 164 obat (22,47%)
dari 5 golongan. Kombinasi obat yang sering diresepkan paling banyak dikombinasikan
dengan 3 obat yaitu sebanyak 104 resep (43,33%). Hasil penelitian pola peresepan obat
antihipertensi sesuai terhadap pasien hipertensi rawat jalan RSAU dr.M. Salamun
BIBLIOGRAFI
Depkes, R. I. (2006). Pedoman penyelenggaraan dan prosedur rekam medis rumah sakit di
Indonesia. Jakarta: Depkes RI, 2.
Fithria, Fithria, & Isnaini, Mara. (2014). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kepatuhan Berobat pada Penderita Hipertensi di Klinik Sumber Sehat Indrapuri Aceh
Besar. Idea Nursing Journal, 5(2), 5666.
Jas, A. (2009). Perihal Resep & Dosis serta Latihan Menulis Resep Edisi 12. Medan:
Universitas Sumatera Utara Press.
Pedia Zahwa Rahmat, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 133-140
Pola Peresepan Obat Antihipertensi Terhadap Pasien Hipertensi Rawat Jalan di RSAU
Dr.M.Salamun
140
Kandarini, Yenny. (2016). Tatalaksana Farmakologi Terapi Hipertensi. Denpasar: FK
Universitas Udayana.
KemenKes, R. I. (2014). PerMenKes RI Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian Di Rumah Sakit. Jakarta: MenKes RI.
Kirana, Raharja, & Tjay, Tan Hoan. (2007). Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan
Efek-Efek Sampingnya Edisi 6. Jakarta: Elek Media Komputindo.
Kristanti, Putri. (2016). Efektifitas dan Efek Samping Penggunaan Obat Antihipertensi
pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. CALYPTRA, 4(2), 113.
Organization, World Health. (2010). World health statistics 2010. World Health
Organization.
Pemerintah Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
RI, Depkes. (2006). Pedoman Penyelenggaraan & Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit di
Indonesia Revisi II. REVISI II.
Sibagariang, Arisonaldi. (2013). Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Komunikasi,
Sarana Pendukung dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja SKPD (Studi Empiris
pada Pemerintah Kota Sibolga). Jurnal Akuntansi, 1(1).
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (12th, Cetaka ed.).
Bandung: CV Alfabeta.
Syamsuni, H. A. (2006). Ilmu resep. EGC.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).