Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Januari 2022, 2 (1), 51-59
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v2i1.309 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
FAKTOR KETERLAMBATAN DISTRIBUSI REKAM MEDIS RAWAT
JALAN DENGAN METODE FISHBONE DI RUMAH SAKIT
PERTAMINA PRABUMULIH
Isro Mistrati Umami1, Indah Agustina2
Politeknik Piksi Ganesha Bandung, Indonesia1, 2
imumam[email protected]1, iagustina@piksi.ac.id2
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
02-09-2021
12-01-2022
18-01-2022
Latar Belakang: Guna mencapai tujuan pelayanan
kesehatan optimal perlu adanya sistem yang baik sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan di Rumah Sakit.
Optimalnya kualitas pelayanan kesehatan salah satunya
dapat dilihat dari ketepatan waktu pendistribusian rekam
medis. namun beberapa hal dapat membuat penditribusian
rekam medis menjadi terlambat.
Tujuan: Menganalisis faktor keterlambatan distribusi
rekam medis rawat jalan dengan metode Fishbone di Rumah
Sakit Pertamina Prabumulih.
Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan
menganalisa di ruang penyimpanan menggunakan diagram
fishbone dengan melihat dari beberapa komponen yaitu
Manusia (Man Power), Metode (Methods), Mesin
(Machine), Material (Materials) dan Inspeksi (Measurment).
Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu kunjungan
perhari pasien rawat jalan sebanyak 196 pasien dan sampel
yang diambil yaitu 100 rekam medis.
Hasil: Berdasarkan hasil penelitian didapatkan faktor utama
penyebab keterlambatan distribusi karena petugas distribusi
hanya 1 orang, dan berdasarkan hasil penelitian sebelumnya
oleh Yuni Marliani pada bulan Agustus 2020 bahwa
penyebab lainnya karena fasilitas ruang penyimpanan kurang
memadai sehingga memperlambat petugas dalam
pengambilan rekam medis di lemari penyimpanan. Adapun
waktu rata-rata distribusi rekam medis pada pasien lama
secara keseluruhan adalah 14 menit 31 detik sedangkan
waktu rata-rata pasien baru secara keseluruhan adalah 13
menit 15 detik.
Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
cukupnya petugas di bagian distribusi rekam medis, belum
ada komputer di ruang filling, belum terlaksananya rekam
medis elektronik, belum ada kebijakan untuk memberi
reward and punishment kepada petugas yang terkait, Rapat
komite medis tidak pernah membahas masalah yang ada di
unit Rekam Medis mengenai pendistribusian rekam medis
rawat jalan.
Kata kunci: keterlambatan; distribusi rekam medis;
fishbone.
Isro Mistrati Umami, Indah Agustina /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 51-59
Faktor Keterlambatan Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan Dengan Metode Fishbone di
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih
52
Abstract
Background: In order to achieve the goal of optimal health
care, it is necessary to have a good system in accordance
with the procedures that have been set in the hospital.
Optimal quality of health services, one of which can be seen
from the timeliness of the distribution of medical records.
However, several things can make the distribution of
medical records late.
Objective: To analyze the delay factor in the distribution of
outpatient medical records using the Fishbone method at
Pertamina Prabumulih Hospital.
Methods: This type of research is descriptive by analyzing
the storage space using a fishbone diagram by looking at
several components, namely Human (Man Power), Method
(Methods), Machine (Machine), Material (Materials) and
Inspection (Measurment). The population in this study is
196 outpatient visits per day and the sample taken is 100
medical records.
Results: Based on the results of the study, it was found that
the main factor causing the delay in distribution was
because there was only 1 distribution officer, and based on
the results of a previous study by Yuni Marliani in August
2020 that the other reason was because the storage room
facilities were inadequate so that it slowed down the officers
in taking medical records in the storage cupboard. The
average time of distribution of medical records in old
patients as a whole is 14 minutes 31 seconds while the
average time for new patients as a whole is 13 minutes 15
seconds.
Conclusion: The results of the study indicate that there are
not enough officers in the distribution of medical records,
there is no computer in the filling room, there is no
implementation of electronic medical records, there is no
policy to give reward and punishment to the officers
involved, the medical committee meeting never discusses
the existing problems. in the Medical Record unit regarding
the distribution of outpatient medical records.
Keywords: delay; medical record distribution; fishbone
*Correspondent Author: Isro Mistrati Umami
Email: imumam[email protected]
PENDAHULUAN
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/III/2010, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat daruratPeningkatan
kesehatan yang optimal dapat diukur dengan meningkatnya minat mengakses pelayanan
Isro Mistrati Umami, Indah Agustina /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 51-59
Faktor Keterlambatan Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan Dengan Metode Fishbone di
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih
53
kesehatan, karena lembaga pelayanan kesehatan perlu memberikan pelayanan yang
berkualitas dan profesional untuk mencapai kepuasan pengguna kesehatan (Indonesia,
2010). Pelayanan kesehatan adalah upaya, secara individu atau kolektif, dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan mengobati
penyakit, dan memulihkan kesehatan individu, keluarga, atau masyarakat (Depkes, 2007).
Guna memenuhi kebutuhan tersebut maka rumah sakit dituntut untuk memberikan
pelayanan yang memuaskan. Pelayanan publik adalah barang, jasa, dan pelayanan
administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan setiap warga negara dan penduduk sesuai dengan undang-undang
(Depkes, 2009).
Salah satu penyelenggara pelayanan publik dalam hal ini adalah rumah sakit yang
didirikan untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan publik di bidang kesehatan.
Pelayanan kesehatan adalah tersedianya pelayanan yang efektif dan efisien yang merata di
seluruh Indonesia. Dengan demikian derajat kesehatan masyarakat yang terbaik dapat
dicapai oleh setiap orang agar dapat menjalani kehidupan yang produktif secara sosial dan
ekonomi (Rahmah & Wahyuni, 2015).
Rumah sakit memiliki banyak bentuk pelayanan, salah satunya adalah klinik rawat
jalan. Klinik rawat jalan Ini perawatan medis untuk pasien itu saja. Layanan 24 jam untuk
observasi, diagnosis, pengobatan dan rehabilitasi Pelayanan medis lain yang tidak
mengharuskan pasien dirawat inap (Rahmatika, 2004).
Guna memberikan pelayanan yang baik, rumah sakit perlu didukung oleh rekam medis
dan informasi kesehatan yang benar. Organisasi yang menyelenggarakan rekam medis memiliki
jangkauan kerjasama yang sangat luas antar unit kerja, mulai dari pimpinan rumah sakit, dokter,
perawat, hingga tenaga kesehatan lainnya. Salah satunya adalah bagian rekam medis (Amrullah,
Achmalona, & Sutomo, 2021).
Rekam medis adalah dokumen yang memuat catatan dan dokumen (PERMENKES No:
269/MENKES/PER/III/2008) persyaratan tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien dalam suatu pelayanan medis, misalnya
pelayanan kesehatan pasien, pelayanan gawat darurat, penelitian, dll. (Permenkes RI, 2008).
Seiring berjalannya waktu, rumah sakit semakin menunjukkan kualitas dalam
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Untuk mencapai tujuan pelayanan yang
terbaik, perlu dibangun sistem pendukung yang baik dalam pelayanan rekam medis sesuai
prosedur yang telah ditetapkan rumah sakit. Salah satu faktor pendukungnya adalah
pendistribusian rekam medis (Sari & Rusdiana, 2018).
Distribusi adalah proses pengiriman rekam medis ke poliklinik calon untuk pelayanan
kesehatan. Pendistribusian atau penyerahan rekam medis terjadi setiap kali ada permintaan
pendaftaran pasien (TPP), berdasarkan keinginan pasien untuk berkunjung ke poliklinik yang
diinginkan (Alvadri, 2016).
Pendistribusian rekam medis yang baik adalah yang cepat, akurat, dan efisien. Rekam
medis yang didistribusikan terlalu lama akan menghambat pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh dokter kepada pasien, karena tanpa adanya rekam medis pasien maka dokter tidak dapat
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien (Anggreini & Mariyanti, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Yuni Marliani pada bulan Agustus
2020 yang berjudul “Tinjauan Keterlambatan Distribusi Rekam Medis di Rumah Sakit
Pertamina Prabumulih” bahwa salah satu penyebab terlambatnya distribusi dikarenakan
fasilitas ruang penyimpanan kurang memadai sehingga memperlambat petugas dalam
pengambilan rekam medis di lemari penyimpanan. Terlambatnya distribusi rekam medis
akan mengakibatkan terhambat pula pelayanan pasien yang akan berobat ke poliklinik
rawat jalan, padahal pelayanan pasien merupakan hal utama yang harus diperhatikan di
rumah sakit, karena hal tersebut sangat mempengaruhi puas atau tidaknya pasien yang datang
Isro Mistrati Umami, Indah Agustina /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 51-59
Faktor Keterlambatan Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan Dengan Metode Fishbone di
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih
54
untuk berobat, untuk mengurangi terjadinya ketidakpuasan tersebut maka dari itu penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor Keterlambatan Distribusi Rekam Medis Rawat
Jalan dengan Metode Fishbone di Rumah Sakit Pertamina Prabumulih”.
METODE PENELITIAN
Menurut (Khasanah, 2020) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan
untuk menjelaskan atau menggambarkan suatu peristiwa, situasi, objek, orang, atau segala
sesuatu yang berhubungan dengan variabel yang dapat dijelaskan secara numerik atau
verbal. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Dalam penelitian ini digunakan metode
fishbone untuk menganalisis faktor keterlambatan rekam medis rawat jalan.
Menurut (Sugiyono, 2017) Variabel penelitian adalah segala sesuatu dalam bentuk
apapun yang ditentukan oleh seorang peneliti untuk memperoleh informasi tentangnya dan
kemudian menarik kesimpulan, berikut variabel penelitian yang ditentukan oleh seorang
peneliti: Tabel 1. Nama Variabel dan Definisi Operasional
No.
Nama Variabel
Definisi Operasional
1
Distribusi rekam
Medis
Distribusi adalah proses pengiriman rekam medis ke
poliklinik calon untuk pelayanan kesehatan. Setiap kali
Pendaftaran Pasien (TPP) membuat permintaan, itu
dikeluarkan atau disampaikan berdasarkan keinginan pasien
untuk mengunjungi poliklinik yang diinginkan.
2
Keterlambatan distribusi
rekam medis rawat jalan
Bagian rekam medis memberikan rekam medis rawat jalan ke
poliklinik melebihi batas waktu yang ditetapkan dalam
perjanjian distribusi rekam medis rawat jalan yaitu tidak lebih
dari 10 menit (≤10 menit) setelah pasien mendaftar.
3
Faktor penyebab
keterlambatan distribusi
rekam medis rawat jalan
Hal-hal (situasi, kejadian) yang mengakibatkan keterlambatan
pendistribusian rekam medis rawat jalan dari unit rekam
medis ke poliklinik.
Sumber: data sekunder, 2021
Berdasarkan tabel 1 populasi dalam penelitian ini yaitu kunjungan perhari pasien
rawat jalan sebanyak 196 pasien. Mengenai penelitian ini penulis menggunakan teknik
Slovin, dan diperoleh jumlah sebesar 100 Rekam Medis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Sistem Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan Di Rumah Sakit Pertamina
Prabumulih
Berdasarkan hasil observasi di Rumah Sakit Pertamina Prabumulih, bahwa di
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih memiliki prosedur sebagai berikut :
1. Petugas pendaftaran mendaftarkan dan mencetak label barcode pasien yang akan
berobat rawat jalan ke poliklink tujuan menggunakan aplikasi SIM RS yang
digunakan di RS Pertamina Prabumulih.
2. Petugas Pendaftaran memberikan kertas registrasi dan label barcode pasien ke
petugas distribusi rekam medis.
3. Untuk pasien baru, pengalokasi membuat file/peta rekam medis baru, sedangkan
Isro Mistrati Umami, Indah Agustina /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 51-59
Faktor Keterlambatan Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan Dengan Metode Fishbone di
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih
55
untuk pasien lama, pengalokasi mencari berkas/peta rekam medis pasien di
rak/lemari penyimpanan, sedangkan sistem penyimpanan rekam medis RS
Pertamina Prabumulih dilakukan dengan menggunakan sistem penomoran
langsung terkonsentrasi. (Straight Numerical Filling).
4. Petugas distribusi menyiapkan dan menempelkan label barcode pada form
pengkajian rawat jalan sesuai poliklinik tujuan.
5. Petugas distribusi memasukkan dan menyusun formulir penilaian ke dalam
berkas/peta rekam medis pasien.
6. Petugas distribusi mengantarkan rekam medis pasien ke poliklinik tujuan.
2. Waktu Tunggu Pendistribusian Rekam Medis Rawat Jalan di Rumah Sakit
Pertamina Prabumulih
Waktu tunggu rekam medis adalah waktu yang dibutuhkan pasien untuk
menyelesaikan pendaftaran di bagian penerimaan pasien sampai dengan
pendistribusian rekam medis dan tiba di tempat tujuan. RS Pertamina Prabumulih
memberikan standar pelayanan dokumen rekam medis rawat jalan sesuai standar
pelayanan Kementerian Kesehatan, dan waktu dokumen rekam medis sampai di
poliklinik tujuan tidak melebihi 10 menit (≤ 10 menit).
Tabel 2. Hasil Perhitungan Rata-Rata Waktu Tunggu Pasien di Bagian
Pendaftaran Rawat Jalan Rekam Medis RS Pertamina Prabumulih Tahun 2021
Pasien Lama
Pasien Baru
3 menit 14 detik
3 menit 14 detik
-
1 menit 47 detik
3 menit 3 detik
-
2 menit 23 detik
2 menit 23 detik
44 detik
44 detik
5 menit 7 detik
5 menit 7 detik
14 menit 31 detik
13 menit 15 detik
Sumber: data yang diobservasi penulis, 2021
Berdasarkan tabel 2 bahwa hasil pengamatan terhadap 100 sampel rekam
medis didapatkan rincian data.
Tabel 3. Wawancara Petugas Distribusi
No.
Subjek Penelitian
Keterangan
1
Petugas distribusi
“Yang menjadi penyebab utama keterlambatan
distribusi rekam medis ke poliklinik mungkin karena
saya ini kan hanya sendirian, sehingga saya harus
melakukan tugas rangkap mulai dari mempersiapkan
rekam medis yg mau berobat hingga
mengantarkannya ke semua poliklinik tujuan”.
Sumber : Petugas distribusi RS Pertamina Prabumulih, 2021
Berdasarkan Tabel 3, waktu tunggu pasien saat menghitung sebaran rekam
medis rawat jalan menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan waktu pasien lama adalah
Isro Mistrati Umami, Indah Agustina /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 51-59
Faktor Keterlambatan Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan Dengan Metode Fishbone di
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih
56
14 menit 31 detik, dan rata-rata waktu pasien baru 13 menit 15 detik. Untuk mengetahui
keterlambatan pendistribusian rekam medis rawat jalan di RS Pertamina Prabumulih,
peneliti juga melakukan wawancara dengan petugas distribusi berdasarkan hasil
wawancara:
3. Faktor penyebab keterlambatan pendistribusian rekam medis rawat jalan
dengan metode fishbone di RS Pertamina Prabumulih
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Yuni Marliani pada bulan
Agustus 2020 yang berjudul “Tinjauan Keterlambatan Distribusi Rekam Medis di
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih” bahwa salah satu penyebab terlambatnya
distribusi dikarenakan fasilitas ruang penyimpanan yang kurang memadai sehingga
memperlambat petugas dalam pengambilan rekam medis di lemari penyimpanan.
B. Pembahasan
Adapun hasil analisa penulis mengenai faktor keterlambatan distribusi rekam medis
rawat jalan dengan metode fishbone di Rumah Sakit Pertamina Prabumulih adalah sebagai
berikut:
Tabel 4. Hasil Analisa dengan Metode Fishbone
Faktor
Akar Masalah
Akibat
Manusia
(Man Power)
1. Petugas distribusi rekam medis rawat jalan
hanya 1 orang.
Keterlambatan Distribusi
Rekam Medis Rawat
Jalan
2. Petugas penerima pendaftaran pasien
memerlukan waktu dalam memberikan kertas
registrasi dan label barcode ke petugas
distribusi.
3. Rekam medis pasien Post rawat inap terlambat
dikembalikan ke ruang filling.
Metode
(Methods)
Pelaksanaan pendistribusian sudah sesuai
dengan SPO yang berlaku tetapi pelaksanaan
pendistribusian masih menggunakan cara
manual.
Mesin
(Machine)
Belum adanya rekam medis elektronik.
Material
(Materials)
Kemudahan untuk menjalankan
pengedaran rekod perubatan adalah tidak
mencukupi.
Inspeksi
(Measurment)
1. Tidak adanya punishment and reward
untuk petugas.
2. Rapat komite medik tidak membahas
masalah pendistribusian rekam medis
rawat jalan.
Sumber: data yang diobservasi penulis, 2021
Berdasarkan dari data yang diperoleh, ditemukan faktor-faktor berikut yang
menyebabkan keterlambatan pendistribusian rekam medis rawat jalan di RS Pertamina
Prabumulih:
1. Petugas distribusi rekam medis rawat jalan hanya 1 orang, di mana 1 orang tersebut
mempunyai tugas mulai dari perakitan form pengkajian rawat jalan, pembuatan map/file
baru, pengambilan rekam medis di lemari/rak penyimpanan sampai dengan
pendistribusian rekam medis ke poliklinik, tentu saja dengan jumlah pasien rawat jalan
Isro Mistrati Umami, Indah Agustina /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 51-59
Faktor Keterlambatan Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan Dengan Metode Fishbone di
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih
57
yang sangat banyak dan berbeda-beda poliklinik tujuan membuat petugas distribusi
rekam medis terkadang kewalahan.
2. Petugas penerima pendaftaran pasien berobat rawat jalan memerlukan waktu dalam
memberikan kertas registrasi dan label barcode ke petugas distribusi dikarenakan ruang
pendaftaran menuju ke filling harus melewati dulu ruang assembling.
3. Rekam medis pasien post rawat inap terlambat dikembalikan ke ruang filling. Adapun
penyebab keterlambatan pengembalian resume medis rawat inap sebagai berikut :
a. Kurangnya petugas di ruang perawatan, lambatnya pengisian formulir perawatan,
dan kurang disiplinnya pengisian rekam medis khususnya rekam medis oleh DPJP.
Riwayat kesehatan pasien diperlukan untuk menentukan pengobatan atau tindakan
bagi pasien, terutama jika pasien memiliki penyakit kronis. Setelah rekam medis
dikembalikan, tahap selanjutnya adalah perakit terlebih dahulu menilai kelengkapan
rekam medis yang dikembalikan, dan jika dianggap tidak lengkap maka akan dikirim
kembali ke ruang perawatan yang bersangkutan untuk dilengkapi. Keterlambatan ini
tentunya akan mengganggu pelayanan pasien selanjutnya.
b. Pasien pengguna asuransi lama saat proses di administrasi penjaminan pasien
pulang. Dalam hal ini seharusnya dibutuhkan petugas yang berkompeten dan
memahami standar waktu yang berlaku dirumah sakit. Sehingga dalam pelayanan
administrasi menjadi lancar dan tidak menjadi faktor yang menyebabkan rekam
medis rawat inap terlambat dikembalikan ke unit Rekam Medis.
4. Pelaksanaan pendistribusian sudah sesuai dengan SPO yang berlaku tetapi pelaksanaan
pendistribusian masih menggunakan cara manual. Dalam pengecekan data pasien
terdaftar berobat petugas distribusi harus menunggu kertas register dan label barcode
terlebih dahulu dikarenakan belum adanya komputer di ruang filling.
5. Belum terlaksananya rekam medis elektronik sehingga petugas distribusi masih harus
menyiapkan lembar form pengkajian untuk setiap pasien yang berobat.
6. Tidak ada kebijakan untuk memberi penghargaan dan menghukum mereka yang
terlibat. Jika kebijakan ini belum ada maka kader akan kurang termotivasi untuk
bekerja sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga menyebabkan kader
tidak disiplin dan tanpa pengawasan selama pelaksanaan. Akibatnya, pelayanan tidak
berjalan lancar, sehingga menurunkan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit.
7. Rapat komite medis tidak pernah membahas masalah yang ada di unit Rekam Medis
mengenai pendistribusian rekam medis rawat jalan. Hal ini membuat masalah tidak
terselesaikan sehingga menurunkan kualitas pelayanan di unit rekam medis dan
mempengaruhi pelayanan penunjang kesehatan lainnya. Pada pertemuan komite, hanya
isu-isu dari komunitas medis yang dibahas. Dalam rapat komite semua permasalahan
yang ada di masing-masing unit dibahas dan diusulkan pemecahannya, dan anggota
yang berpartisipasi dalam rapat komite juga harus menyampaikan pendapat dan
memberikan informasi tentang masalah yang dimiliki masing-masing unit dalam
jangka waktu tertentu.
Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu
menurut Yuni Marliani pada bulan Agustus 2020 yang berjudul “Tinjauan Keterlambatan
Distribusi Rekam Medis di Rumah Sakit Pertamina Prabumulih” bahwa hal-hal yang
mempengaruhi keterlambatan pendistribusian rekam medis rawat jalan di RS Pertamina
Prabumulih yaitu ruang penyimpanan kurang memadai sehingga memperlambat petugas
dalam pengambilan rekam medis di lemari penyimpanan. Hingga saat ini ruang
penyimpanan masih belum di perluas akan tetapi ada penambahan pada lemari/rak
penyimpanan sehingga rekam medis dapat tersusun rapih dan mempermudah petugas
dalam pengambilan rekam medis.
Isro Mistrati Umami, Indah Agustina /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 51-59
Faktor Keterlambatan Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan Dengan Metode Fishbone di
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih
58
KESIMPULAN
Waktu yang dibutuhkan untuk pendistribusian rekam medis rawat jalan dari bagian
pendaftaran ke unit pelayanan (poliklinik) melebihi standar 10 menit yang ditentukan. Dari
sampel 100 rekam medis RS Pertamina Prabumulih didapatkan rata-rata waktu 14 menit
31 detik untuk pasien lama dan 13 menit 15 detik untuk pasien baru.Analisa menggunakan
diagram fishbone dengan melihat dari beberapa komponen yaitu Manusia (Man Power),
Metode (Methods), Mesin (Machine), Material (Materials) dan Inspeksi (Measurment).
Hasil analisa diantaranya; 1) tidak cukupnya petugas di bagian distribusi rekam medis, serta
perlunya waktu untuk petugas penerima pendaftaran dalam memberikan kertas registrasi
dan label barcode ke petugas distribusi dikarenakan lokasi ruangan yg kurang efektif. 2)
Masih sering terjadi keterlambatan pengembalian rekam medis post rawat inap ke bagian
filling, sehingga mempengaruhi lama waktu pendistribusian rekam medis rawat jalan ke
poliklinik saat pasien post rawat inap tersebut melakukan kontrol ulang rawat jalan. 3)
Tidak ada komputer di ruang pengisian dan tidak ada catatan medis elektronik. 4) Tidak
ada kebijakan pemberian penghargaan dan hukuman kepada personel terkait. 5) Masalah
pendistribusian rekam medis rawat jalan unit rekam medis tidak pernah dibahas dalam rapat
komite medis.
BIBLIOGRAFI
Alvadri, Zilpianus. (2016). Hubungan pelaksanaan tindakan cuci tangan perawat dengan
kejadian infeksi rumah sakit di Rumah Sakit Sumber Waras Grogol. Jurnal
Universitas Esa Unggul. Retrieved from Http://Digilib. Esaunggul. Ac. Id.
Amrullah, Muhammad, Achmalona, Teguh, & Sutomo, Suswinda Yuli. (2021). Hubungan
Antara Beban Kerja dan Tingkat Pemahaman Perawat Mengenai Jangka Waktu
Pengembalian Dokumen Rekam Medis Dengan Keterlambatan Pengembalian
Dokumen Rekam Medis. Citra Delima: Jurnal Ilmiah STIKES Citra Delima Bangka
Belitung, 5(1), 1117.
Anggreini, Ririn, & Mariyanti, Sulis. (2014). Hubungan antara kontrol diri dan perilaku
konsumtif mahasiswi Universitas Esa Unggul. Jurnal Psikologi Esa Unggul, 12(01),
126664.
Depkes. (2007). Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI.
Depkes, R. I. (2009). Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor, 144.
Indonesia, Republik. (2010). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/PER/III/2010Tentang.
Khasanah, Lutfiatul. (2020). Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas pada pt. Nafaro
Mukti Robina Tugu Ngaliyan Semarang. Universitas Islam Sultan Agung Semarang.
Permenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269 Tentang
Rekam Medis. , (2008).
Isro Mistrati Umami, Indah Agustina /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 51-59
Faktor Keterlambatan Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan Dengan Metode Fishbone di
Rumah Sakit Pertamina Prabumulih
59
Rahmah, Eka Rahman, & Wahyuni, Ida. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kecepatan Pengambilan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan RSUD dr. Soekardjo
Kota Tasikmalaya 2014. Jurnal Persada Husada Indonesia, 2(5), 3244.
Rahmatika, Yulivia. (2004). Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Jalan Terhadap
Kualitas Pelayanan (Studi Kasus: Rumah Sakit Pusat Pertamina). IPB (Bogor
Agricultural University).
Sari, Mutia, & Rusdiana, Ima. (2018). Tinjauan Waktu Pengembalian Rekam Medis Pasien
Rawat Inap ke Unit Rekam Medis di Rumah Sakit X Jakarta Timur 2018.
MEDICORDHIF Jurnal Rekam Medis, 5, 7.
Sugiyono, P. D. (2017). Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Kombinasi, dan R&D. Penerbit CV. Alfabeta: Bandung.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).