Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Januari 2022, 2 (1), 60-68
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v2i1.300 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
EVALUASI TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS RAWAT JALAN
TERHADAP STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI RSAU LANUD
SULAIMAN BANDUNG
Amelia Siti Nurhidayah, Rida Emelia
Politeknik Piksi Ganesha, Indonesia1,2
asnurhidayah@piksi.ac.id1, emeliarida1310@gmail.com2
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
08-08-2021
12-01-2022
18-01-2022
Latar Belakang: Pelayanan medis menuntut
terselenggaranya pelayanan yang bermutu di bidang
kesehatan. Layanan luar biasa terbukti dari tingkat kepuasan
pasien. Kepuasan pasien merupakannpenilaianndari seseorang
antarrkinerja pelayanan yanggdirasakan danndiharapkan. Jika
pasien sering merasa tidak puas maka mutu pelayanan harus
di tingkatkan.
Tujuan: Penelitiannini bertujuan untukkmengevaluasi tingkat
kepuasannpasien BPJS rawat jalan terhadapppelayanan
kefarmasian. Dan mengetahui hubungan anatara karakteristik
responden terhadap tingkat kepuasan pasien
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah metode
analitik untuk mencari hubungan antara variabel, Dengan
menggunakan metode potong lintang. Teknik pengumpulan
data menggunakan kuesioner dan resep BPJS rawat jalan
yang masuk. Sampel yang dipakai sebanyak 93 responden.
Hasil: Dari penelitian ini didapatkan hasil presentase
responden merasa sangat puas pada dimensi kehandalan
dengan presentase sebanyak 89,7%, responden merasa sangat
puas pada dimensi ketanggapan dengan presentase sebanyak
88,3%, responden merasa sangat puas pada dimensi empati
dengan presentase sebanyak 88,8%, responden merasa puas
pada dimensi berwujud dengan presentase 81,6%, dan pada
dimensi jaminan responden merasa sangat puas dengan
presentase 88,6%. Pada karakteristik pasien (jenis kelamin,
umur, pekerjaan dan edukasi) didapatkan p-value > 0,05 yang
menunjukkan tidak ada keterkaitan antara karakteristik
dengan tingkat kepuasan pasien.
Kesimpulan: Secara kesuluruhan kepuasan pasien BPJS
rawat jalan dengan standar pelayanan kefarmasian di RSAU
Lanud Sulaiman Bandung pada semua dimensi
mendapatkan kategori sangat puas dengan keseluruhan
persentase 87,4%. Tidak ada keterkaitan yang bermakna
antara karakteristik responden dengan tingkat kepuasan
pasien.
Kata kunci: tingkat kepuasan pasien; pelayanan
kefarmasian; karakteristik pasien.
Abstract
Amelia Siti Nurhidayah, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 60-68
Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Rawat Jalan Terhadap Standar Pelayanan
Kefarmasian di RSAU Lanud Sulaiman Bandung
61
Background: Medical services require the implementation
of quality services in the health sector. Outstanding service
is evident from the level of patient satisfaction. Patient
satisfaction is an assessment of a person's perceived and
expected service performance. If patients often feel
dissatisfied, the quality of service must be improved.
Objective: This study aims to evaluate the satisfaction level
of outpatient BPJS patients with pharmaceutical services.
And knowing the relationship between the characteristics of
the respondents to the level of patient satisfaction
Method: The research method used is an analytical method
to find the relationship between variables, by using a cross-
sectional method. Data collection techniques used
questionnaires and outpatient BPJS prescriptions. The
sample used was 93 respondents.
Results: From this study, the percentage of respondents felt
very satisfied with the reliability dimension with a
percentage of 89.7%, respondents felt very satisfied with the
responsiveness dimension with a percentage of 88.3%,
respondents felt very satisfied with the empathy dimension
with a percentage of 88, 8%, respondents were satisfied with
the tangible dimension with a percentage of 81.6%, and on
the guarantee dimension the respondents were very satisfied
with the percentage of 88.6%. The patient characteristics
(gender, age, occupation and education) obtained p-value >
0.05 which indicates there is no relationship between the
characteristics and the level of patient satisfaction.
Conclusion: Overall satisfaction of outpatient BPJS patients
with pharmaceutical service standards at the Sulaiman
Airport General Hospital Bandung on all dimensions was in
the very satisfied category with an overall percentage of
87.4%. There is no significant relationship between the
characteristics of the respondents with the level of patient
satisfaction.
Keywords: patient satisfaction level; pharmaceutical
services; patient characteritics.
*Correspondent:Amelia Siti Nurhidayah
Email: asnurhidayah@piksi.ac.id
PENDAHULUAN
Menurut (Presiden Republik Indonesia, 2009) mengenai tugas kefarmasian,
menyebutkan bahwa standar kefarmasian adalah pedoman pelaksanaan pekerjaan
kefarmasian di fasilitas produksi, distribusi atau distribusi dan di bidang pelayanan
kefarmasian. Permenkes Nomor 72 Pasal 1 Tahun 2016 tentang StandarrPelayanan
Kefarmasiannmenyebutkan Pelayanan Kefarmasiannadalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggunggjawab kepada pasiennyang sehubungan dengan ketersediaan farmasi
dengannmaksud mencapai hasil yang pasti untukkmeningkatkan kualitas kehidupan
pasien (Permenkes, 2016).
Amelia Siti Nurhidayah, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 60-68
Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Rawat Jalan Terhadap Standar Pelayanan
Kefarmasian di RSAU Lanud Sulaiman Bandung
62
Menurut (KeMenKes, 2004) tentang standarrpelayanan apoteker rumah sakit
menyatakan bahwa sebagian besar rumah sakit di Indonesia saat ini belum melaksanakan
aktivitas kefarmasian seperti yang diinginkan, mengingat banyak masalah seperti
keterbatasan kompetensi apoteker, keterbatasan pengetahuan manajemen rumah sakit,
dan keterbatasan pengetahuan semua pihak yang terkait dengan pelayanan kefarmasian
rumah sakit. Oleh karena itu, pelayanan kefarmasian rumah sakit bersifat tradisional,
berorientasi pada produk, dan terbatas pada suplai dan distribusi (Kepmenkes, 2004).
Kepuasan merupakan salah satu unsur penting dari pelayanan kesehatan, karena
kepuasan pasien tidak terlepas dari mutu pelayanan kesehatan (Novaryatiin, Ardhany, &
Aliyah, 2018). Jika ingin untuk meningkatkan kualitas pelayanan, maka perlu dilakukan
penilaian kepuasan pasien. Kualitas layanan memiliki lima dimensi untuk mengukur
kepuasan pasien, yang disebut serQual. Lima dimensi termasuk daya tanggap, keandalan,
keamanan, empati, dan bukti langsung (Parasuraman, Zeithaml, & Berry, 1988).
Penelitian tingkat kepuasan di setiap rumah sakit dibutuhkan guna menjaring data
bagaimana kepuasan pasien, sehingga rumah sakit dapat memanfaatkan hasil kajian guna
menilai keterbutuhan dan keinginan pasien dalam memberikan pelayanan yang lebih
memuaskan (Muhammad, Almasyhuri, & Setiani, 2020).
Sebagaimana uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti kualitas pelayanan
kefarmasian di RSAU Lanud Sulaiman Bandung serta mengetahui hubungan antara
karakteristik responden dengan tingkat kepuasan pasien.
METODE PENELITIAN
Kajian ini adalah kajian kuantitatif, dengan memakai metode analitik dengan
pendekataan cross sectional (Levin, 2006). Populasi dalam kajian ini adalah pasien BPJS
rawat jalan yang mendapat pelayanan kefarmasian di RSAU Lanud Sulaiman Bandung
pada bulan April-Juni 2021 sebanyak 1300 pasien. Besar sampel dihitung menggunakan
rumus slovin sehingga mendapat hasil sebanyak 93 sampel.
Kriteria inklusi pada penelitiannini adalah pasiennatau keluarga pasiennnBPJS
Rawat Jalan yang menebus obat di Instalasi Farmasi RSAU Lanud Sulaiman Bandung
yang bersedia menjadi responden, dengan usia >17 dan <60 tahun. Sedangkan kriteria
eksklusinya yaitu pasien yang memenuhi kuesioner tidak sempurna dan pasien yang tidak
bersedia menjadi responden.
Teknik analisis data yang dipakai adalah (1) Uji validitas, yang dipakai guna
mengukur valid tidaknya suatu angket. Uji validitas menyatakan valid atau tidak valid
berdasarkan perbandingan nilai r hitung dengan r tabel. Deklarasi valid jika r hitung > r
tabel, tidak valid jika r hitung < r tabel (Arikunto, 2009). (2) Uji Reabilitas, digunakan untuk
mengetahui konsistensi instrument sebagai alat ukur. Suatuuinstrumen pengukuranndikatakan
reliabel jikaapengukurannya konsisten dan cermat akurat (Muhidin & Abdurahman, 2017). Uji
Reliabilitas didasarkan pada nilai Cronbach’s Alpha. (3) Analisis data univariat,
merupakannanalisis yang digunakannpada satu variabel dengan tujuannuntuk mengetahui
dan mengidentifikasi karakteristik dari variabel tersebut. Data yang telah terkumpul
selanjutnya diolah metode pengujian statistik univariat digunakan pada perangkat
komputer untuk mendapatkan distribusi frekuensi menggunakan teknik skala Likert. (4)
Analisis data bivariat, merupakan analis guna mengetahui keterkaitan antara dua
variabel. Pada kajian ini analisis bivariat digunakan untuk mengkomparasikan keterkaitan
antara tingkat kepuasan terhadap karakteristik pasien yang sedang menebus obat di
RSAU Lanud Sulaiman Bandung dengan memakai uji chi square.
Amelia Siti Nurhidayah, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 60-68
Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Rawat Jalan Terhadap Standar Pelayanan
Kefarmasian di RSAU Lanud Sulaiman Bandung
63
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil uji validitas pada setiap instrument memiliki nilai yang lebih besar dari nilai
r tabel 0,2039. Nilai r tabel dapat diketahui sebagaimana jumlah sampel yaitu df = n-2 (df
= 93-2 = 91). Sehingga semua instrument yang dipakai dalam kuesioner adalah valid.
Sedangkan untuk uji reliabilitas menunjukan bahwa nilai Cronbach’s alpha pada dimensi
kehandalan 0,838, pada dimensi ketanggapan 0,752, pada dimensi empati 0,730, pada
dimensi bukti fisik 0,899, dan pada dimensi jaminan 0,861. Sesuai hasil tersebut
menunjukan bahwa nilai Cronbach’s alpha lebih dari 0,6, sehingga bisa disebutkan
bahwa semua pertanyaan ini dapat diandalkan dan layak untuk pengujian hipotesis.
Tabel 1. Hasil Karakteristik Responden
Karakteristik Responden
Responden
n
Jenis kelamin
Laki-laki
43
Perempuan
50
Umur
17-25
25
26-35
34
36-45
23
46-55
8
56-60
3
Pekerjaan
TNI
15
Pegawai Swasta
26
PNS
10
Lain-lain
42
Pendidikan
SD
6
SMP
13
SMK/SMA
46
Sarjana/Diploma
28
Sumber refrensi data tabel: data diolah, 2021
Mengenai tabel 1 di atas diketahui bahwa dari 93 responden yang bergenre kelamin
perempuan lebih banyak yaitu sebanyak 50 responden atau 54%, dengan usia rata-rata 26-35
tahun yang mempunyai persentase tinggi yaitu sebesar (37,7%), untuk pekerjaan
responden yang mempunyai persentase terbesar adalah pekerjaan lain-lain yaitu sebesar
(45,1 %). Dan untuk Pendidikan responden yang mempunyai persentase terbesar adalah
pendidikan SMK/SMA yaitu sebesar 48,3%.
Tabel 2. Hubungan Antara Karakteristik dan Kepuasan Pasien BPJS Rawat
Jalan Terhadap Standar Pelayanan Kefarmasian di Instalasi Farmasi RSAU
Lanud Sulaiman Bandung
Karakteristik pasien
Kepuasan terhadap standar pelayanan kefarmasian
Puas (%)
Kurang Puas (%)
Nilai P
Jenis kelamin
Laki-laki
90,7
9,3
0,547
Perempuan
94
6
Umur
17-25 tahun
96
4
26-35 tahun
94,1
5,9
Amelia Siti Nurhidayah, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 60-68
Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Rawat Jalan Terhadap Standar Pelayanan
Kefarmasian di RSAU Lanud Sulaiman Bandung
64
36-45 tahun
82,6
17,4
0,321
46-55 tahun
100
0
56-60 tahun
100
0
Pekerjaan
TNI
100
0
Pegawai Swasta
92,3
7,7
0,363
PNS
100
0
Lain-lain
88
12
Pendidikan
SD
100
0
SMP
76,9
23,1
0,128
SMK/SMA
95,6
4,4
Diploma/Sarjana
92,8
7,2
Sumber refrensi data tabel: data diolah, 2021
Berdasarkan dari tabel 2 di atas di peroleh data bahwa tidak ada keterkaitan
antara jenis kelamin dan kepuasan karena nilai yang diperoleh signifikan p > 0,05 yaitu
0,54. Pada karakteristik umur diperoleh data tidak terdapat keterkaitan antara umur
dengan tingkat kepuasan pasien karena p > 0,05 yaitu 0,321. Pada karakteristik pekerjaan
diperoleh data ada keterkaitan antara pekerjaan dan kepuasan pasien karena nilai yang
diperoleh signifikan p > 0,05 yaitu 0,363. Dan pada karakteristik pendidikan tidak
terdapat keterkaitan antara pendidikan dengan tingkat kepuasan karaena nilai signifikan
yang diperoleh p > 0,05 yaitu 0,128.
Evaluasi Tingkat Kepuasan
Tabel 3. Kepuasan Pasien BPJS Rawat Jalan
di Instalasi Farmasi RSAU Lanud Sulaiman Bandung
Dimensi
Kepuasan terhadap
Persentase (%)
Kriteria
Kehand
alan
Petugas farmasi menjelaskan cara
penggunaan obat
92,4
Sangat puas
Petugas farmasi memberikan keterangan
tentang fungsi obat yang diberikan
89,5
Sangat puas
Petugas apoteker menjelaskan mengenai
dosis obat yang harus dikonsumsi
88,1
Sangat puas
Konsistensi Pelabelan atu Pelabelan Obat
dengan Petunjuk Apoteker
88,7
Sangat puas
RATA-RATA
89,7
Sangat puas
Ketang
gapan
Obat diberikan tidak terlambat oleh petugas
farmasi
86,5
Sangat puas
Prosedur pemaparan informasi jelas dan
mudah difahami
89,5
Sangat puas
Petugas farmasi terampil dan cakap dalam
melayani resep
88,9
Sangat puas
RATA-RATA
88,3
Sangat puas
Empati
Apoteker ramah dan sopan kepada pasien
88,9
Sangat puas
Apoteker melayani pasien tanpa
memandang status sosial
87,3
Sangat puas
Apoteker melayani pasien dalam antrian
90,3
Sangat puas
RATA-RATA
88,8
Sangat puas
Tempat duduk di ruang tunggu memadai
77,9
Puas
Amelia Siti Nurhidayah, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 60-68
Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Rawat Jalan Terhadap Standar Pelayanan
Kefarmasian di RSAU Lanud Sulaiman Bandung
65
Bukti
Fisik
Luas ruang tunggu memadai
80,1
Sangat puas
Ruang tunggu bersih dan rapih
84,6
Sangat puas
Letak instalasi farmasi dekat dengan poli
83,8
Sangat puas
RATA-RATA
81,6
Sangat puas
Jaminan
Pasien menerima obat dalam kondisi baik
90,5
Sangat puas
Semua obat yang termasuk dalam resep
tersedia di apotek rumah sakit
86,5
Sangat puas
Biaya/harga obat dapat di jangkau oleh
pasien
88,7
Sangat puas
Obat yang diterima pasien diberi label
89,2
Sangat puas
Petugas memastikan kebenaran penerima
obat
90,8
Sangat puas
Petugas farmasi mengkonfirmasi kejelasan
informasi yang diberikan
87,9
Sangat puas
RATA-RATA
88,6
Sangat puas
Sumber refrensi data tabel: data diolah, 2021
Berdasarkan dari hasil data tabel 3 di atas diketahui bahwa, pada dimensi
kehandalan didapatkan persentase rata-rata sebanyak 89,7%, dengan klasifikasi sangat
puas. Pada dimensi ketanggapan ditemukan dimensi empati didapatakan persentase rata-
rata sebanyak 88,8% dengan klasifikasi sangat puas. Pada dimensi bukti fisik didapatakan
persentase rata-rata sebanyak 81,6% dengan klasifikasi sangat puas dan pada dimensi
terakhir yaitu jaminan didapatakan persentase rata-rata sebanyak 88,6% dengan
klasifikasi sangat puas. Pada semua dimensi pelayanan didapatkan hasil sangat puas, hal
ini menandakan bahwa pasien sangat puas dengan semua pelayanan yang diberikan.
Tabel 4. Kriteria Interpretasi Skor
Kategori
Nilai
Sangat puas
80%-100%
Puas
60%-79,9%
Cukup puas
40%-59,9%
Tidak puas
20%-39,9%
Sangat tidak puas
0%-19,9%
Berdasarkan tabel 4 sSkala likert di atas adalah skala dalam jenis data penelitian
yang selalu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi individu atau
kelompok terkait dengan fenomena sosial yang menjadi subjek penelitian (Sugiyono,
2014). Berdasarkan hasil keseluruhan secara rata-rata pada penelitian evaluasi kepuasan
pelayanan kefarmasian pada pasien BPJS rawat jalan di RSAU Lanud Sulaiman Bandung
dapat dilihat pada tabel 5 berikut.
Tabel 5. Hasil Rata-Rata Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Rawat Jalan
di Instalasi Farmasi RSAU Lanud Sulaiman Bandung
Dimensi
Persentase skor (%)
Keputusan
Kehandalan (Reability)
89,7
Sangat puas
Ketanggapan
(Responsiveness)
88,3
Sangat puas
Empati (Empaty)
88,8
Sangat puas
Bukti Fisik (Tangibels)
81,6
Sangat puas
Amelia Siti Nurhidayah, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 60-68
Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Rawat Jalan Terhadap Standar Pelayanan
Kefarmasian di RSAU Lanud Sulaiman Bandung
66
Jaminan (Assurance)
88,6
Sangat puas
Rata-Rata
87,4
Sangat puas
Sumber refrensi data tabel: data diolah, 2021
Sebagaimana tabel 5 di atas, kepuasan keseluruhan pasien BPJS rawat jalan
dengan pasien BPJS di Rumah Sakit Bandara Suleiman Bandung dievaluasi.Dalam skala
Likert, rata-rata proporsi pasien yang sangat puas dengan pelayanan kefarmasian adalah
87,4%..
B. Pembahasan
Berdasarkan penelitian di atas pada dimensi kehandalan mendapatkan skor
persentase paling tinggi di banding berbagai dimensi, hasil kajian ini sejalan dengan
kajian yang dilakukan (Nisa, 2021) di Apotek Ganesha Farma didapatkan hasil kepuasan
pada dimensi reliabilitas 70,8% (puas), responsiveness 68,8% (puas), assurance 69%
(puas), caring 69,8% (puas) dan bukti fisik 69,4% (puas). Hasil ini menunjukan bahwa
pelayanan pada dimensi kehandalan telah sesuai dengan harapan pasien. Berdasarkan
(Republik Indonesia, 2016) terkait standar pelayanan kefarmasian rumah sakit mengatur
bahwa penyelenggaraan pelayanan kefarmasian rumah sakit harus menjamin ketersediaan
dan sumber daya manusia untuk memberikan pelayanan kefarmasian yang baik.
Pada dimensi bukti fisik seringkali mendapat hasil rendah karena rata-rata
fasilitas fisik di setiap rumah sakit belum memenuhi keinginan pasien. Dari penelitian
yang dilakukan (Prihartini, Yuniar, Susyanty, & Raharni, 2020) dijelaskan bahwa Rumah
Sakit dan Puskesmas di 11 Provinsi di Indonesia mengkaji kepuasan pasien rawat jalan
terhadap pelayanan medis dengan studi komparatif potong lintang yang menggunakan
responden sebanyak 395 berada di rumah sakit dan 416 di puskesmas. Perolehan hasil
skor kepuasan pasien pelayanan kefarmasian tertinggi pada dimensi keandalan,
sedangkan skor terendah pada dimensi fisik. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Obat Rumah Sakit,
sebaiknya fasilitas obat rumah sakit memiliki fasilitas ruang yang cukup dalam hal
kualitassdan kuantitassagar dapat menunjanggfungsi dan proses pelayanannkefarmasian.
Berdasarkan analisis bivariat nilai semua p-value > 0,05. Hasil kajian ini
mendukung hasil kajian sebelumnya dari (Hidayati, Suryawati, & Sriatmi, 2014), bahwa
tidak terdapat hubungan antara karakteristik dengan kepuasan pasien. Hasil penelitian ini
sesuai dengan hasil kajian yang dilakukan (Basri, 2020), bahwa tidak memiliki
keterkaitan yang signifikan antara jenis kelamin dengan tingkat kepuasan pasien. Hasil
kajian (Anjaryani, 2009), bahwa tidak ditemukan pengaruh antara umur dengan tingkat
kepuasan pasien. Menurut penelitaian (Kurniawan & Intiasari, 2012), tidak ada
keterkaitan antara pekerjaan dengan kepuasan pasien. Menurut hasil penelitian (Rizal &
Jalpi, 2018), tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepuasan pasien.
KESIMPULAN
Secara kesuluruhan tingkat kepuasan pasien BPJS rawat jalan terhadap standar
pelayanan kefarmasian di RSAU Lanud Sulaiman Bandung pada semua dimensi
mendapatkan kategori sangat puas dengan keseluruhan persentase 87,4%. Banyaknya
pasien yang merasa sangat puas mencerminkan bahwa pelayanan kefarmasian di RSAU
Lanud Sulaiman Bandung sangat baik. Walau Ada beberapa pelayanan yang kurang
memuaskan kepada pasien, namun tetap tidak terlalu penting, secara keseluruhan pasien
sangat puas dengan pelayanan kefarmasian di RSAU Lanud Sulaiman Bandung.
Amelia Siti Nurhidayah, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 60-68
Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Rawat Jalan Terhadap Standar Pelayanan
Kefarmasian di RSAU Lanud Sulaiman Bandung
67
Jenis kelamin, usia, pekerjaan, tingkat pendidikan dan karakteristik lainnya tidak
berhubungan signifikan dengan kepuasan pasien BPJS rawat jalan di RSAU Lanud
Sulaiman Bandung.
BIBLIOGRAFI
Anjaryani, Wike Diah. (2009). Kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan perawat
di RSUD Tugurejo Semarang. Universitas Diponegoro.
Basri, Ida Faridah1Yati Afiyanti2M Hasan. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pasien Dipuskesmas Periuk Jaya Tahun
2020. https://doi.org/10.37048/kesehatan.v9i2.280
Hidayati, Aulia Nur, Suryawati, Chriswardani, & Sriatmi, Ayun. (2014). Analisis
Hubungan Karakteristik Pasien dengan Kepuasan Pelayanan Rawat Jalan Semarang
Eye Center (SEC) Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang. Jurnal Kesehatan
Masyarakat (Undip), 2(1), 914.
Indonesia, Presiden Republik. (2009). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian.
Indonesia, Republik. (2016). Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 72
tahun 2016 tentang standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit. Menteri
Kesehatan. Jakarta.
KeMenKes, R. I. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197.
MENKES/SK/X/2004, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta.
Kepmenkes, R. I. (2004). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1204. MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.
Kurniawan, Arif, & Intiasari, Arih Diyaning. (2012). Pengaruh Karakteristik Pasien
Terhadap Indeks Kepuasan Masyarakat Tentang Pelayanan Rawat Jalan Puskesmas
Banyumas. Kesmas Indonesia, 5(2), 169179.
Levin, Kate Ann. (2006). Study design III: Cross-sectional studies. Evidence-Based
Dentistry, 7(1), 2425. https://doi.org/10.1038/sj.ebd.6400375
Muhammad, Diki, Almasyhuri, Almasyhuri, & Setiani, Lusi Agus. (2020). Evaluasi
Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit
Sekarwangi Cibadak Kabupaten Sukabumi. Jurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas
Jambi| JIITUJ|, 4(2), 174186. https://doi.org/10.22437/jiituj.v4i2.11606
Nisa, Zahrotun. (2021). Tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan kefarmasian di
apotek Ganesha Farma Kabupaten Lamongan. Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim. https://doi.org/10.18860/jip.v6i1.11273
Novaryatiin, Susi, Ardhany, Syahrida Dian, & Aliyah, Siti. (2018). Tingkat Kepuasan
Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian di RSUD Dr. Murjani Sampit. Borneo
Journal of Pharmacy, 1(1), 2226.
Amelia Siti Nurhidayah, Rida Emelia /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(1), 60-68
Evaluasi Tingkat Kepuasan Pasien BPJS Rawat Jalan Terhadap Standar Pelayanan
Kefarmasian di RSAU Lanud Sulaiman Bandung
68
Parasuraman, A., Zeithaml, Valarie A., & Berry, L. (1988). SERVQUAL: A multiple-
item scale for measuring consumer perceptions of service quality. 1988, 64(1), 12
40.
Permenkes, R. I. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 76
Tahun 2016 Tentang Pedoman Indonesian Case Base Groups (INA-CBG) Dalam
Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta, Indonesia.
Prihartini, Nita, Yuniar, Yuyun, Susyanty, Andi Leny, & Raharni, Raharni. (2020).
Kepuasan Pasien Rawat Jalan terhadap Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit dan
Puskesmas di 11 Provinsi di Indonesia. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 4249.
https://doi.org/10.22435/jki.v10i1.1697
Rizal, Achmad, & Jalpi, Agus. (2018). Analisis Faktor Internal Penentu Kepuasan Pasien
Puskesmas Kota Banjarmasin. AL ULUM JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI, 4(1),
16. http://dx.doi.org/10.31602/ajst.v4i1.1553
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D (12th, Cetaka ed.).
Bandung: CV Alfabeta.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).