Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Desember 2021, 1 (12), 1718-1732
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v1i12.290 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), RETURN ON ASSET (ROA),
DAN RETURN ON EQUIT (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM
Mega SW1, Janiman2
Universitas Swadaya Gunung Jati1, 2
megasarie11nisriina@gmail.com1, janimancrb@gmail.com2
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
10-12-2021
14-12-2021
18-12-2021
Latar Belakang: Pasar modal memiliki peranan penting
untuk perekonomian dan entitas bisnis yang paling
kompleks. Pasar modal menjadi salah satu sumber
kemajuan ekonomi bagi perusahaan dan berperan sebagai
sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi saham.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan
Return On Equity (ROE) terhadap harga saham pada
perusahaan sub sektor konstruksi dan bangunan yang
terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) Tahun 2016 - 2020.
Metode: Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian
dasar (basic research) dengan menggunakan metode
kuantitatif. Populasi pada penelitian ini berjumlah 20
perusahaan Sub Sektor Kontruksi dan Bangunan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2016 - 2020.
Sampel pada penelitian ini berjumlah 9 perusahaan selama
5 tahun pengamatan, sehingga jumlah sampel dalam
penelitian ini berjumlah 45 sampel. Metode pengambilan
sampel yang digunakan yaitu purposive sampling. Analisis
yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif, uji asumsi
klasik berupa uji normalitas, uji multikolinearitas, uji
heteroskedastisitas dan uji autokorelasi, analisis regresi
linier berganda, uji hipotesis (uji t), dan uji koefisien
determinasi (R2).
Hasil: Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap
harga saham, sedangkan Return On Asset (ROA) tidak
berpengaruh terhadap harga saham dan Return On Equity
(ROE) berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
sub sektor kontruksi dan bangunan yang terdaftar di bursa
efek indonesia (BEI) tahun 2016 - 2020.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) dan bahwa
Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga
saham, Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap
harga saham.
Kata kunci: earning per share; return on asset; return on
Equity; harga saham.
Abstract
Mega SW, Janiman /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1718-1732
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equit (ROE)
Terhadap Harga Saham
1719
Background: The capital market has an important role for
the economy and the most complex business entity. The
capital market is a source of economic progress for
companies and acts as a means for the public to invest in
shares.
Objective: This study aims to examine the effect of Earning
Per Share (EPS), Return On Assets (ROA), and Return On
Equity (ROE) on stock prices in construction and building
sub-sector companies listed on the Indonesia Stock
Exchange (IDX) in 2016 - 2020.
Methods: The type of research used is basic research using
quantitative methods. The population in this study was
conducted by 20 construction and building sub-sector
companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) in
2016 - 2020. The sample in this study was conducted by 9
companies for 5 years of observation, so the number of
samples in this study amounted to 45 samples. The sampling
method used is purposive sampling. The analysis used is
descriptive statistical analysis, classical assumption test in
the form of normality test, multicollinearity test,
heteroscedasticity test and autocorrelation test, multiple
linear regression analysis, hypothesis testing (t test), and
coefficient of determination test (R2).
Results: The test results in this study indicate that Earning
Per Share (EPS) has an effect on stock prices, while Return
On Assets (ROA) has no effect on stock prices and Return
On Equity (ROE) has an effect on stock prices in
construction and building sub-sector companies. listed on
the Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2016 - 2020.
Conclusion: Based on the results of this study indicate that
Earning Per Share (EPS) and that Return On Equity (ROE)
has an effect on prices, Return On Assets (ROA) has no
effect on stock prices.
Keywords: earning per share; return on asset; return on
equity; stock price.
*Correspondent Author: Mega SW
Email: megasarie11nisriina@gmail.com
PENDAHULUAN
Pasar modal memiliki peranan penting untuk perekonomian dan entitas bisnis yang
paling kompleks. Pasar modal menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi bagi
perusahaan dan berperan sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi saham (Yoyo
Arifardhani, 2020). Perusahaan publik yang terdaftar di bursa efek setiap tahun wajib
menyampaikan laporan tahunan baik yang bersifat moneter maupun non moneter kepada
bursa efek dan para investor (Aryaningsih, Fathoni, & Harini, 2018).
Keuntungan dalam memiliki saham yaitu memperoleh deviden, memperoleh
capital gain dan juga memiliki suara bagi pemegang saham jenis common stock (saham
biasa). Harga saham selalu mengalami perubahan. Ada beberapa kondisi dan situasi yang
Mega SW, Janiman /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1718-1732
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equit (ROE)
Terhadap Harga Saham
1720
menentukan suatu saham mengalami fluktuasi yaitu kondisi mikro dan makro ekonomi,
kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi, pergantian direksi secara tiba-
tiba, adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak pidana dan
kasusnya masuk pengadilan, kinerja perusahaan yang mengalami pernurunan dalam setiap
waktu, risiko sistematis dan juga efek dari psikologi pasar yang mampu menekan kondisi
teknikal jual beli saham (Fahmi, 2015).
Harga saham pada perusahaan sub Sektor Konstruksi dan Bangunan beberapa tahun
belakangan ini mengalami kenaikan dan penurunan yang sangat signifikan. Kenaikan dan
penurunan yang signifikan ini di sebabkan karena banyak investor yang tertarik
berinvestasi pada sektor ini, para investor melihat banyak peluang keuntungan yang akan
di dapat ketika berinvestasi pada sektor ini dikarenakan pada tahun 2015 2017
pembangunan infrastuktur yang dilakukan oleh pemerintah menjadi salah satu faktor yang
bisa menarik minat investor untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan di sub sektor
konstruksi dan bangunan, banyak pembangunan yang dilaksanakan pemerintah. Contohnya
seperti pembangunan jalan raya di papua, pembangunan jalan tol, pembangunan MTR &
KRL dan masih banyak pembangunnan yang dilakukan pemerintah dan bekerja sama
dengan beberapa perusahaan sub sektor konstruksi dan bangunan. Selain itu dari segi
fundamental perusahaan seperti EPS, ROA dan ROE pada perusahaan sektor ini stabil dan
bagus setiap tahun mengalami perkembangan yang membuat para investor semakin yakin
untuk menanamkan modalnya pada perusahaan perusahaan sub sektor konstruksi dan
bangunan. Tetapi pada pertengahan tahun 2017 sampai dengan sekarang harga saham di
perusahaan perusahaan ini mengalami penurunan.
Gambar 1. Grafik Closing Price and Trading Volume Sub Sektor Konstruksi dan
Bangunan di Bursa Efek Indonesia.
(Sumber : ICMD 2020)
Pada grafik closing price and trading volume bisa kita lihat PT. Wijaya Karya
(Persero) Tbk dengan kode saham (WIKA) dan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk dengan kode
saham (ADHI) saham saham pada perusahaan ini mengalami kenaikan dan penurunan
selama tahun 2016 - 2020. Harga saham PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk pada tahun 2016
menyentuh harga Rp. 2.360, tahun 2017 emiten ini mengalami penurunan hingga
menyentuh harga Rp. 1.550. pada tahun 2018 PT. Wijaya Karya Tbk berhasil menaikkan
kembali harga sahamnya hingga menyentuh harga Rp. 1.655, pada tahun 2019 PT. Wijaya
Karya Tbk mampu mempertahankan dan menaikkan kembali harga sahamnya sampai
menyentuh harga Rp. 1.990. Namun pada tahun 2020 PT. Wijaya Karya Tbk sedikit
mengalami penurunan harga saham hingga menyentuh harga Rp. 1.985. Sedangkan harga
Mega SW, Janiman /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1718-1732
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equit (ROE)
Terhadap Harga Saham
1721
saham PT. Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2016 menyentuh harga Rp. 2.080, tahun
2017 emiten ini mengalami penurunan hingga menyentuh harga Rp. 1.885 pada tahun 2018
PT. Adhi Karya (Persero) Tbk kembali mengalami penurunan hingga menyentuh harga Rp.
1.585, dan pada tahun 2019 PT. Adhi Karya (Persero) TBK masih mengalami penuruan
harga saham yang sangat drastis sampai menyentuh harga Rp. 1.175. Kemudiann pada
tahun 2020 PT. Adhi Karya (Persero) Tbk berhasil menaikan kembali harga sahamnya
hingga menyentuh harga Rp. 1.535
Salah satu alat analisis dalam menilai harga saham adalah melalui analisis
Fundamental perusahaan melalui analisis rasio keuangan (Darmadji et al., 2015). Investor
yang menggunakan rasio keuangan sebagai bagian untuk menganalisis perusahaan dengan
cara membandingkan rasio keuangan satu perusahaan dengan perusahaan yang sejenis,
diharapkan akan memberi kemudahan dan kecepatan dalam proses pengambilan keputusan
(Fahmi, 2015). Rasio Profitabilitas atau Profitability Ratio adalah rasio atau perbandingan
untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit) dari
pendapatan (earning) terkait penjualan, aset, dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran
tertentu. Jenis rasio profitabilitas yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS), Return
On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE) (Mekari, 2021).
Earning per Share (EPS) merupakan salah satu indikator yang paling sering
diperhitungkan oleh para investor sebelum mengambil keputusan berinvestasi karena
semua hasil yang dapat tercapai oleh perusahaan dapat memberikan dampak secara
langsung terhadap jumlah keuntungan yang didapat sesuai dengan jumlah saham yang
dimiliki. EPS adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah lembar saham
(Darmadji et al., 2015). Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih
perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Apabila EPS
perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang mau membeli saham tersebut
sehingga menyebabkan harga saham akan tinggi (Ariesta & Santy, 2017)
Keuntungan diperoleh dari investasi yang ditanamkan perusahaan, investasi ini
banyak yang berbentuk aset, sehingga aset dapat menjelaskan seberapa besar perusahaan
memperoleh labanya. Perbandingan aset dan laba ini dapat dilihat dalam Return On Asset
(ROA). (Robert Ang, 1997 dalam jurnal (Abigael K, Ika Veronika dan Ika s, 2018 :78)
menyatakan bahwa semakin besar ROA, maka semakin baik karena tingkat keuntungan
yang dihasilkan perusahaan dari pengelolaan asetnya semakin besar, dengan pengelolaan
aset yang semakin efisien maka tingkat kepercayaan investor terhadap perusahaan akan
meningkat yang nantinya akan meningkatkan harga saham.
Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang
saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Semakin tinggi nilai ROE, tentunya akan
menarik minat para investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan bersangkutan
karena mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik dan
akibatnya harga saham pun akan ikut tinggi. ROE adalah perbandingan antara laba bersih
perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan (Fahmi, 2015). Dari sudut
pandang investor, salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa
yang akan datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas
perusahaan. Semakin besar ROE berarti semakin optimalnya penggunaan modal sendiri
suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dan peningkatan laba berarti terjadinya
pertumbuhan yang bersifat progresif. Secara empiris semakin besarnya laba maka semakin
besar pula minat investor dalam menginvestasikan dananya untuk memiliki saham tersebut.
Menurut (Martina Rut Utami, 2018), (Valintino & Sularto, 2017), serta
(Rahmadewi & Abundanti, 2018) menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS)
berpengaruh terhadap Harga Saham. Sedangkan dalam penelitian (Khairani, 2016)
menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
Mega SW, Janiman /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1718-1732
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equit (ROE)
Terhadap Harga Saham
1722
Penelitian yang dilakukan oleh (Watung & Ilat, 2016), (Valintino & Sularto, 2017),
serta (Ariesta & Santy, 2017) menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh
terhadap Harga Saham, sedangkan dalam penelitian (Martina Rut Utami, 2018)
menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
Penelitian yang dilakukan oleh (Valintino & Sularto, 2017), (Rahmadewi &
Abundanti, 2018), serta (Ariesta & Santy, 2017) menyatakan bahwa Return On Equity
(ROE) berpengaruh terhadap Harga Saham. Sedangkan dalam penelitian (Martina Rut
Utami, 2018) menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap
Harga Saham.
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1)
Apakah Earning Per Share berpengaruh terhadap Harga Saham; (2) Apakah Return On
Asset berpengaruh terhadap Harga Saham; (3) Apakah Return On Equiry berpengaruh
terhadap harga saham.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian pada penelitian ini merupakan jenis penelitian dasar (basic
research). Penelitian dasar bertujuan untuk menghasilkan pengetahuan dan pemahaman
terkait fenomena yang menarik dan membangun teori berdasarkan hasil penelitian (Sekaran
& Bougie, 2016:7). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Menurut (Sugiyono,
2016:14), Sesuai dari data ini akan dianalisis apakah terdapat pengaruh variabel independen
yaitu Earnings Per Share (EPS), Return On Asset (ROA) ,dan Return On Equity (ROE)
terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham.
Penelitian ini menggunakan alat bantu bantu perangkat lunak (software) yaitu
Microsoft Excel dan software analisis statistik berupa program IBM SPSS 25 for windows
(statistical packagefor the social sciences). Alat ini digunakan untuk mengolah data
statistik yang diperlukan untuk pengujian dalam penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sub sektor Konstruksi dan
Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016 - 2020 yang berjumlah 20
perusahaan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
purposive sampling. Sampling purposive merupakan teknik pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan tertentu (Mahadianto dan Setiawan, 2013:6). Terdapat 9
perusahaan yang memenuhi kriteria yang dilakukan selama lima tahun pengamatan dari
2016 sampai dengan 2020. Sehingga jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini
sebanyak 45 sampel.
Data penelitian diperoleh dari sumber sekunder (secondary data), seperti buku,
publikasi pemerintah mengenai indikator ekonomi, media, laporan tahunan
perusahaan dan lainnya situs Web, Internet, dan lainnya (Sekaran, 2017:135). Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang
berisi angka-angka. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah teknik dokumentasi, adalah melalui pengumpulan informasi harga saham,
laporan keuangan, ringkasan kinerja perusahaan dan laporan tahunan pada website
www.idx.co.id untuk Bursa Efek Indonesia, serta teknik kepustakaan dengan
mencari literatur buku-buku serta bacaan yang lainnya yang berhubungan dengan
masalah yang relevan dalam penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Mega SW, Janiman /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1718-1732
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equit (ROE)
Terhadap Harga Saham
1723
Mengenai penelitian ini statistik deskriptif digunakan untuk memeberikan
gambaran suatu data mengenai Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), return
on equity (ROE), dan Harga Saham perusahaan yang dilihat dari nilai rata-rata, maksimum,
minimum, dan standar deviasi untuk mengetahui apakah data yang diteliti berdistribusi
normal. Tabel 1. Statistik Deskriptif
N
Minimum
Mean
Std. Deviation
HargaSaham
45
50,00
1213,9111
914,42411
EPS
45
-1914,40
4,3544
418,70001
ROA
45
-43,86
,6420
8,85552
ROE
45
-413,56
-12,6930
86,77249
Valid N (listwise)
45
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test. Pengujian data yang telah berdistribusi normal adalah data yang
memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 (Sig > 0,05). Sebaliknya, apabila nilai
signifikansinya kurang dari 0,05 (Sig < 0,05) berarti data tidak berdistribusi normal.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
45
Normal
Parametersa,b
Mean
0,0000000
Std. Deviation
816,22860469
Most Extreme
Differences
Absolute
0,110
Positive
0,110
Negative
-0,070
Test Statistic
0,110
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,200c,d
Sumber: hasil output SPSS (2021)
Berdasarkan tabel 2 hasil uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menunjukkan
hasil nilai Test Statistic yang merupakan nilai Kolmogorov-Smirnov Z (K-S) sebesar 0,110
dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) atau nilai signifikansi sebesar 0,200 lebih besar dari
0,05 yang berarti data telah terdistribusi secara normal.
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi di antara variabel independen. Uji multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai tolerance 0,10 dan Variance
Inflation Factor (VIF) ≥ 10, maka dikatakan terjadi multikolinearitas.
Berikut ini adalah hasil pengujian multikolinearitas dengan nilai tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF) yang dihasilkan oleh variabel-variabel independen pada tabel
coefficient dihasil output SPSS 25:
Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Mega SW, Janiman /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1718-1732
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equit (ROE)
Terhadap Harga Saham
1724
Tolerance
VIF
1
(Constant)
EPS
0,445
2,248
ROA
0,218
4,594
ROE
0,144
6,926
a. Dependent Variable: HargaSaham
Sumber: hasil output SPSS (2021)
Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa nilai
tolerance variabel EPS sebesar 0,445, ROA sebesar 0,218 dan ROE sebesar 0,144 di mana
semua variabel independen pada nilai tolerance ini lebih 0,10 (tolerance 0,10). Hal ini
menunjukkan bahwa tidak terjadi korelasi yang kuat antar variabel independen atau tidak
terjadi multikolinearitas. Serta dapat dilihat juga dari nilai VIF , variabel EPS memiliki
nilai VIF sebesar 2,248, ROA sebesar 4,594 serta ROE sebesar 6,926 yang berarti bahwa
nilai VIF dari setiap variabel kurang dari 10 (VIF 10) sehingga tidak terjadi
multikolinearitas.
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah varian residual berbeda
antara satu pengamatan dengan pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang
tidak terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas menggunakan
uji glejser. Uji glejser dilakukan dengan meregresi antara variabel independen dengan nilai
absolut residualnya. Bila nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut
residual > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini hasil uji glejser:
Tabel 4. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Glejser
Model Summaryb
Model
Durbin-Watson
1
0,999
a. Predictors: (Constant), ROE,ROA,EPS
b. Dependent Variable: HargaSaham
Berdasarkan tabel 4. hasil uji heteroskedastisitas-uji glejser menunjukkan bahwa
nilai signifikansi pada EPS sebesar 0,168, ROA sebesar 0,888 dan ROE sebesar 0,336.
Yang berarti pada setiap variabel independennya menunjukkan bahwa nilai signifikansi
tiap variabelnya lebih dari 0,05. Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
model regresi dalam penelitian ini terbebas dari heteroskedastisitas.
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode sekarang (t) dengan pengganggu
pada periode tahun sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
dari autokorelasi. Pengujian autokorelasi pada penelitian ini dilakukan dengan uji durbin
watson yaitu membandingkan nilai durbin watson hitung (d) dengan niali durbin watson
tabel, yaitu batas atas (du) dan batas bawah (dl). Berikut ini hasil uji autokorelasi:
Tabel 5. Hasil Uji Autokorelasi
Coefficientsa
Model
T
Sig.
1
(Constant
)
4,866
0,000
EPS
1,405
0,168
Mega SW, Janiman /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1718-1732
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equit (ROE)
Terhadap Harga Saham
1725
ROA
0,142
0,888
ROE
-0,973
0,336
a. Dependent Variable: ABS_RES1
Sumber: hasil output SPSS (2021)
Berdasarkan tabel 5 hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai durbin-watson sebesar
0,999. Untuk mengetahui apakah tidak adanya autokorelasi dapat dilakukan dengan
membandingkan nilai tabel dengan menggunakan nilai signifikansi 5% dimana jumlah
sampel sebanyak 45 sampel (n) dan jumlah variabel independen 3 (k=3), maka pada tabel
durbin-watson akan diperoleh nilai sebagai berikut:
Tabel 6. Tes Durbin Watson
k=3
N
Dl
dU
45
1,3832
1,6662
Sumber: (Ghozali, 2018)
Berdasarkan tabel 6 berisi tentang batas bawah (dL) dan batas atas (dU). Nilai batas
atas (dU) sebesar 1,6662 dan nilai batas bawah (dL) sebesar 1,3832. Oleh karena nilai DW
sebesar 0,999 lebih kecil daripada batas atas (dU) yang sebesar 1,6662 maka dapat
disimpulkan bahwa model regresi ini terdapat autokorelasi. Sehingga pengujian ini
membutuhkan pengobatan autokorelasi yaitu dengan cara The Cohrane Orcutt. Langkah
pertama lakukan regresi pada persamaan:
µ = ρˆ µt ˗ 1 + υt
Hasil regresi tersebut akan menghasilkan nilai ρ yang disebut dengan Cohrane-
Orcutt. Berikut ini hasil SPSS:
Tabel 7. Hasil Uji Cohrane-Orcutt
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T
Sig.
B
Beta
1
(Constant)
-25,911
-0,244
0,809
Lag_Res1
0,458
0,472
3,469
0,001
a. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Berdasarkan tabel 4.12 Hasil output SPSS menunjukkan nilai ρ pada Cohrane-
Orcutt adalah sebesar 0,458. Nilai ini ditransformasikan untuk setiap variabel yang
menghasilkan variabel LNHargaSaham@, LNEPS@, LNROA@, dan LNROE@.
Kemudian dilakukan regresi sebagai berikut:
LNHargaSahamt* = β1 + LNEPSt* + β2 + LNROAt* + β3 + LNROEt* + Ɛt
Dari persamaan regresi tersebut akan menghasilkan nilai Durbin Watson sebesar
1,720. Seperti berikut :
Tabel 8. Hasil Uji Autokorelasi yang Telah Dilakukan Cohrane Orcutt
Model Summaryb
Mega SW, Janiman /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1718-1732
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equit (ROE)
Terhadap Harga Saham
1726
HargaSaham = 3,751 + 0,920EPS -
0,324ROA 0,235ROE + ε
Model
Durbin-Watson
1
1,720
a. Predictors: (Constant), Lag_LN_ROE, Lag_LN_EPS, Lag_LN_ROA
b. Dependent Variable: Lag_LN_
HargaSaham
Sumber: hasil output SPSS (2021)
Berdasarkan tabel 8 Hasil uji autokorelasi yang telah dilakukan Cohrane
Orcutt menunjukkan nilai durbin-watson sebesar 1,720. Untuk mengetahui tidak
terdapat autokorelasi yaitu dengan membandingkan nilai tabel dengan
menggunakan nilai signifikansi 5% di mana jumlah sampel sebanyak 45 sampel (n)
dengan jumlah variabel independen 3 (k=3), maka dalam tabel durbin watson akan
didapat nilai sebagai berikut:
Tabel 9. Tes Durbin Watson
k=3
N
dL
dU
45
1,3832
1,6662
Sumber: (Ghozali, 2018)
Berdasarkan tabel 9 berisi tentang batas bawah (dL) dan batas atas (dU). Nilai batas
atas (dU) sebesar 1,6662 dan nilai batas bawah (dL) sebesar 1,3832. Pengambilan
keputusan ada tidaknya autokorelsi yaitu dengan cara dU<d<4-dU. Oleh karena nilai DW
sebesar 1,720 lebih besar daripada batas atas (dU) yang sebesar 1,6662 dan kurang dari 4-
1,6662 (4-dU) maka dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terdapat autokorelasi
positif atau negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa terbebas dari autokorelasi.
HASIL ANALISIS REGRESI BERGANDA
Analisis regresi linear berganda merupakan analisis untuk mengukur besarnya
pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen.
Berikut ini hasil analisis regresi linear berganda antara variabel Earning Per Share (EPS),
Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Harga Saham menggunakan SPSS
25.0: Tabel 10. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
1
(Constant)
3,751
0,278
LNEPS
0,920
0,101
LNROA
-0,324
0,248
LNROE
-0,235
0,312
a. Dependent Variable: LN_HargaSaham
sumber: hasil output SPSS (2021)
Berdasarkan tabel 10 dapat diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai
berikut:
Mega SW, Janiman /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1718-1732
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equit (ROE)
Terhadap Harga Saham
1727
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat diartikan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta (α) sebesar 3,751 menunjukkan bahwa jika Earning Per Share (EPS),
Return On Asset (ROA),dan Return On Equity (ROE) dianggap konstan, maka Harga
Saham adalah sebesar 3,751.
2. Nilai koefisien regresi Earning Per Share (EPS) sebesar 0,920 menunjukkan bahwa
setiap kenaikan Earning Per Share (EPS) sebesar 1, maka Harga Saham akan
mengalami kenaikan sebesar 0,920 dengan asumsi konstanta dan koefisien regresi
variabel lainnya adalah nol.
3. Nilai koefisien regresi Return On Asset (ROA) bernilai negatif sebesar -0,324
menunjukkan bahwa setiap kenaikan Pertumbuhan Aset sebesar 1, maka Harga Saham
akan mengalami penurunan sebesar 0,324 dengan asumsi konstanta dan koefisien
regresi variabel lainnya adalah nol.
4. Nilai koefisien regresi Return On Equity (ROE) bernilai negatif sebesar -0,235
menunjukkan bahwa setiap kenaikan Pertumbuhan Aset sebesar 1, maka Harga Saham
akan mengalami peurunan sebesar 0,235 dengan asumsi konstanta dan koefisien
regresi variabel lainnya adalah nol.
Uji t digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh variabel
independen berupa Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On
Equity (ROE), terhadap variabel dependennya yaitu Harga Saham. Berikut hasil uji t:
Tabel 11. Hasil Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model
T
Sig.
1
(Constant)
3,730
0,001
LNEPS
4,533
0,000
LNROA
1,441
0,157
LNROE
-4,158
0,000
a. Dependent Variable: LNHargaSaham
Sumber: hasil output SPSS (2021)
Taraf signifikansi (α) = 0,05 dan taraf signifikansi (significant level) yang
digunakan sebesar 5% (α/2, n-k). Nilai ttabel dapat dilihat pada taraf signifikansi 0,025
dimana df = n-k, besarnya df = 45-4 = 41, sehingga nilai ttabel sebesar 2,01954.
1. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham.
Guna mengetahui apakah ada pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham
maka dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perumusan Hipotesis
H0 : Earning Per Share tidak berpengaruh terhadap Harga Saham
Ha : Earning Per Share berpengaruh terhadap Harga Saham
b. Menentukan Nilai thitung dan ttabel
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa angka thitung sebesar 4,533. Taraf
signifikansi (significant level) yang digunakan sebesar 5% (α/2, n-k). Nilai ttabel dapat
dilihat pada taraf signifikansi 0,025 dimana df = n-k, besarnya df = 45-4 = 41.
Sehingga dari ketentuan tersebut didapat angka ttabel sebesar 2,01954.
c. Kriteria Pengujian
Mega SW, Janiman /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1718-1732
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equit (ROE)
Terhadap Harga Saham
1728
Jika p-value ≤ 0,05 dan thitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika p-value > 0,05 dan thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
d. Keputusan
Nilai signifikansi (significant level) yang digunakan adalah sebesar 5% atau
0,05. Nilai thitung pada variabel Earning Per Share (EPS) sebesar 4,533 dengan nilai
ttabel 2,09154 atau thitung < ttabel dan p-value pada kolom sig sebesar 0,000 < 0,05, maka
hipotesis pertama yaitu H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham.
2. Pengaruh Return On Asset terhadap Harga Saham.
Guna mengetahui apakah ada pengaruh Return On Asset terhadap Harga Saham
maka dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perumusan Hipotesis
H0 : Return On Asset tidak berpengaruh terhadap Harga Saham
Ha : Return On Asset berpengaruh terhadap Harga Saham
b. Menentukan Nilai thitung dan ttabel
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa angka thitung sebesar 1,441. Taraf
signifikansi (significant level) yang digunakan sebesar 5% (α/2, n-k). Nilai ttabel dapat
dilihat pada taraf signifikansi 0,025 dimana df = n-k, besarnya df = 45-4 = 41.
Sehingga dari ketentuan tersebut didapat angka ttabel sebesar 2,01954.
c. Kriteria Pengujian
Jika p-value ≤ 0,05 dan thitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika p-value > 0,05 dan thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
d. Keputusan
Nilai signifikansi (significant level) yang digunakan adalah sebesar 5% atau
0,05. Nilai thitung pada variabel Return On Asset (ROA) sebesar 1,441 dengan nilai ttabel
2,09154 atau thitung < ttabel dan p-value pada kolom sig sebesar 0,157 > 0,05, maka
hipotesis pertama yaitu H0 diterima dan Ha ditolak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham serta
hubungan antara Return On Asset (ROA) dengan Harga Saham bersifat tidak kuat
dan tidak nyata.
3. Pengaruh Return On Equity terhadap Harga Saham.
Guna mengetahui apakah ada pengaruh Return On Equity terhadap Harga Saham
maka dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Perumusan Hipotesis
H0 : Return On Equity tidak berpengaruh terhadap Harga Saham
Ha : Return On Equity berpengaruh terhadap Harga Saham
b. Menentukan Nilai thitung dan ttabel
Berdasarkan tabel 4.16 menunjukkan bahwa angka thitung sebesar -4,158. Taraf
signifikansi (significant level) yang digunakan sebesar 5% (α/2, n-k). Nilai ttabel dapat
dilihat pada taraf signifikansi 0,025 dimana df = n-k, besarnya df = 45-4 = 41.
Sehingga dari ketentuan tersebut didapat angka ttabel sebesar 2,01954.
c. Kriteria Pengujian
Jika p-value ≤ 0,05 dan thitung ≥ ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika p-value > 0,05 dan thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
d. Keputusan
Nilai signifikansi (significant level) yang digunakan adalah sebesar 5% atau
0,05. Nilai thitung pada variabel Return On Equity (ROE) sebesar -4,158 dengan nilai
ttabel 2,09154 atau thitung < ttabel dan p-value pada kolom sig sebesar 0,000 < 0,05, maka
hipotesis pertama yaitu H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham serta hubungan
antara Return On Equity (ROE) dengan Harga Saham.
Mega SW, Janiman /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1718-1732
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equit (ROE)
Terhadap Harga Saham
1729
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa besar variabel
independen (X) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y) yang dinyatakan dalam
persentase. Nilai Adjusted R Square merupakan hasil dari uji koefisien determinasi.
Koefisien determinasi (R2) memiliki nilai antara 0-1, semakin mendekati 1 maka semakin
besar variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.
Tabel 12. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary
Model
Adjusted R Square
1
0,301
a. Predictors: (Constant), LNROE,
LNROA, LNEPS
Sumber: hasil output SPSS (2021)
Berdasarkan tabel 4.17 nilai Adjusted R Square adalah sebesar 0,301 yang
menunjukkan bahwa variabel Harga Saham dapat dijelaskan oleh variabel Earning Per
Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE) sebesar 30,1% dan
sisanya sebesar 69,9% dijelaskan oleh faktor lain.
B. Pembahasan
1. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham.
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat dari pengujian hipotesis pada tabel
4.16, variabel Earning Per Share (EPS) memiliki pengaruh terhadap Harga Saham pada
perusahaan sub sektor Konstruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham dapat dilihat dari
besarnya keuntungan perusahaan yang bisa dibagikan kepada para pemegang saham
(investor), karena total laba yang diperoleh menunjukan bagian laba untuk setiap saham.
Perusahaan yang memperoleh keuntungan dalam jumlah yang besar dapat dijadikan signal
positif bagi perusahaan untuk menarik minat investor. Oleh karena itu, Earning Per Share
(EPS) yang besar dapat memberikan kepercayaan bagi Investor untuk menanamkan
dananya.
Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang menunjukan bagian laba untuk
setiap lembar saham. Semakin besar Earning Per Share (EPS), maka kecenderungan untuk
perusahaan membagikan laba kepada setiap para pemegang saham pun semakin besar. Hal
ini dikarenakan perusahaan yang memperoleh laba besar biasanya akan membagikan
labanya juga kepada para pemegang sahamnya walaupun tidak semua laba yang diperoleh
perusahaan di bagikan kepada para pemegang sahamnya tetapi ada juga laba yang disimpan
sebagai laba di tahan. untuk menarik minat investor dalam berinvestasi biasanya
perusahaan membagikan labanya secara berkala kepada investor karena perusahaan pun
membutuhkan dana untuk memenuhi kegiatan perusahaannya. Salah satu alternatif untuk
pemenuhan modal maka perusahaan menerbitkan saham baru atau mendapatkan pinjaman
dari pihak lain berupa hutang. Perusahaan besar cenderung memiliki kegiatan perusahaan
yang lebih kompleks dan memiliki usaha yang lebih terdiversifikasi. Maka dari itu
perusahaan harus mampu mempertahankan kepercayaan dari investor dan juga
membagikan keuntungannya secara berkala agar semakin banyak investor yang tertarik
untuk menamamkan dananya ke perusahaan. Hal ini pun sejalan dengan Signaling Theory
yang menjelaskan bahwa perusahaan akan memberikan signal yang bagus kepada pihak
luar (investor) untuk menaikkan nilai perusahaan saat melakukan penjualan saham,
perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan signal pada pasar,
sehingga pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk.
Mega SW, Janiman /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1718-1732
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equit (ROE)
Terhadap Harga Saham
1730
Oleh karena itu, peningkatan Earning Per Share akan berdampak pada perubahan tingkat
Harga Saham perusahaan. Sehingga Earning Per Share berpengaruh terhadap Harga
Saham. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Valintino &
Sularto, 2017), (Aditya Pratama & Erawati, 2017) (Ismaida & Saputra 2016), serta (Martina
Rut Utami, 2018) yang menyatakan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap
Harga Saham. Akan tetapi penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian (Khairani,
2016), (Sriwahyuni & Saputra, 2017), serta (Abdullah et al., 2016) yang menyatakan
bahwa Earning Per Share (EPS) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
2. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Harga Saham.
Berdasarkan uji statistik t pada tabel 4.16, variael Return On Asset (ROA) tidak
memiliki pengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan sub sektor Konstruksi dan
Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dilihat dari nilai signifikansi,
nilai yang diperoleh 1,441. Jadi dapat disimpulkan bahwa profitabilitas yang memiliki nilai
p-value (sig.t) 0.517 > 0.05 dan nilai thitung > ttabel yaitu 1,441 > 2.01954, sehingga H0
diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat pengaruh antara Return On Asset (ROA)
terhadap Harga Saham.
Rasio Return On Asset adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih yang
diperoleh perusahaan dengan rata-rata total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini
dapat menggambarkan tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan dari pemanfaatan
aset yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan Teori signalling yang menjelaskan bahwa
perusahaan akan secara lebih terbuka dan wajar dalam mengungkap hal positif yang terjadi
di dalam perusahaannya termasuk dalam mengungkapkan besaran laba perusahaan. Hal ini
dapat memacu perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya agar labanya pun meningkat
yang nantinya dapat menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut.
Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa informasi yang diungkap perusahaan
berupa total asset tidak dapat mempengaruhi Harga Saham tersebut. Hal ini menunjukan
tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan dan menghasilkan laba bersih setelah
pajak tidak berpengaruh besar terhadap harga saham perusahaan. Maka dapat disimpulkan
bahwa Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Valintino & Sularto,
2017), (Martina Rut Utami, 2018), serta (Egam, Gerald Edsel Yermia, 2017) yang
menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
Namun, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh (Asri, 2017), (Ariesta & Santy, 2017), serta (Watung & Ilat, 2016) yang menunjukkan
bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh terhadap Harga Saham.
3. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham.
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat dari pengujian hipotesis pada tabel
4.16, variabel Return On Equity memiliki pengaruh terhadap Harga Saham pada
perusahaan sub sektor Konstruksi dan Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Sebagaimana yang dijelaskan dalam Signalling theory, pihak eksekutif perusahaan
memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan terdorong untuk
menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor agar saham perusahaannya
meningkat. Kenaikan ROE biasanya diikuti oleh kenaikan harga saham perusahaan
tersebut. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik kinerja perusahaan dalam mengelola
modalnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Dapat dikatakan bahwa
perusahaan tersebut dapat menggunakan modal dari pemegang saham secara efektif dan
efisien untuk memperoleh laba. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Return On
Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham. Semakin besar Return On Equity
perusahaan maka menunjukkan semakin tingginya kepercayaan investor untuk
menanamkan dananya kepada perusahaan. Sehingga memberikan sinyal positif untuk
Mega SW, Janiman /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1718-1732
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equit (ROE)
Terhadap Harga Saham
1731
menarik investor dalam berinvestasi. Semakin banyak investor menanamkan dananya
maka meningkat pula harga dan return saham yang diterima oleh investor.
Return On Equity merupakan salah satu pengukur untuk menilai kemampuan suatu
perusahaan dalam memperoleh laba. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan
perusahaan membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaannya dengan menggunakan
dana yang dihasilkan dari internal perusahaan. Informasi mengenai Return On Equity yang
tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan keuntungan bagi perusahaan
itu sendiri dan akan berimbas pada utang yang dimiliki perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Valintino
& Sularto, 2017), (Aditya Pratama & Erawati, 2017), serta (Hade Chandra Batubara, 2018)
yang menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) berpengaruh terhadap Harga Saham.
Akan tetapi penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh (Martina
Rut Utami, 2018), (Egam, Gerald Edsel Yermia, 2017), serta (Wicaksono, 2015) yang
menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada perusahaan sub sektor
konstruksi dan bangunan yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) tahun 2016-2020
mengenai Earning per Share (EPS), Return On Asset (ROA), return on equity (ROE), dan
harga saham dengan jumlah sampel sebanyak 45 sampel, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap
harga saham, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return On Asset (ROA) tidak
berpengaruh terhadap harga saham, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return On
Equity (ROE) berpengaruh terhadap harga saham.
BIBLIOGRAFI
Abdullah, Hilmi, Soedjatmiko, & Hartati, Antung. (2016). Pengaruh EPS, DER, PER,
ROA dan ROE Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di
BEI untuk Periode 2011 - 2013. Dinamika Ekonomi Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 9(1),
120.
Abigael K, Ika Veronika dan Ika s, Ardiani. (2008). Pengaruh Return On Asset, Price
Earning Ratio, Earning Per Share, Debt to Equity, Price to Book Value, terhadap
Harga Saham Manufaktur di BEI. (Vol. 07 No). Jurnal Solusi.
Aditya Pratama, & Erawati, Teguh. (2017). Profit Margin dan Earning Per Share. 2(1).
Ariesta, Vita, & Santy, Dyana. (2017). Pengaruh Roa, Roe, dan EPS Terhadap Harga
Saham PT . Garuda Indonesia Tbk Triyonowati. 6(September), 115.
Aryaningsih, Yuni Yuni, Fathoni, Azis, & Harini, Cicik. (2018). Pengaruh Return On Asset
(ROA), return on equity (roe) dan earning per share (EPS) terhadap return saham pada
perusaahn consumer good (food and beverages) yang terdaftar di bursa efek indonesia
(BEI) periode 2013-2016. Journal of Management, 4(4).
Asri, Muhammad Hamidun. (2017). Analisis rasio dengan variabel eps (earning per
share), roa (return on assets), ROE (return on equity), bopo (biaya operasional
pendapatan operasional) terhadap harga saham perusahaan perbankan. 275287.
Darmadji, Tjiptono, & Fakhruddin, Hendy M. (2015). Pasar Modal di Indonesia
Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: PT Salemba Empat.
Egam, Gerald Edsel Yermia, Ventje Ilat dan Soony Pangerapan. (2017). Profitability.
Problems of a Mature Economy, 5(1), 4561. https://doi.org/10.1007/978-1-349-
Mega SW, Janiman /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1718-1732
Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Asset (ROA), dan Return On Equit (ROE)
Terhadap Harga Saham
1732
15400-5_6
Fahmi, I. (2015). Analisis Laporan Keuangan (KELIMA; D. E. HANDI, ed.). ALFA
BETA CV.
Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Badan Penerbit Universitas Diponogoro.
Hade Chandra Batubara, Nadia Ika Purnama. (2018). Jurnal Riset Finansial Bisnis. 2.
Ismaida, Putri, & Saputra, Mulia. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas,
Ukuran dan Aktivitas Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan
Property dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Ekonomi Akuntansi, 1(1), 221229.
Khairani, Imelda. (2016). Pengaruh Earning Per Share ( EPS ) dan Deviden Per Share
terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ( BEI ) Tahun 2011-2013. 5(1), 566572.
Mahadianto, Yudi; Setiawan, Adi. (2013). Analisis Parametrik Dependensi dengan
program SPSS Untuk Pengolahan Data Tugas Akhir, Skripsi dan Tesis. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
Martina Rut Utami, Arif Darmawan. (2018). Pengaruh der, roa, roe, eps dan mva terhadap
harga saham pada indeks saham syariah indonesia. 2(2), 206218.
Mekari. (2021). Profitabilitas. Pengertian, Fungsi, Jenis Dan Contoh Rasio Profitabilitas,
1.
Pande Widya Rahmadewi, & Abundanti, Nyoman. (2018). Pengaruh Eps , Per , Cr , Dan
Roe Terhadap Harga Saham di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ,
Bali , Indonesia ABSTRAK Penilaian harga saham merupakan hal yang sangat
penting dan mendasar bagi para investor sebelum melakukan investasi karena. 7(4),
21062133.
Robert, Ang. (1997). Buku Pintar Pasar Modal Indonesia (The Intelligent Guide to
Indonesian Capital Mrket). Mediasoft Indonesia, Jakarta.
Sekaran, Uma. (2016). Research Methods For Business (4th ed.).
Sekaran, Uma, & Bougie, Roger. (2016). Research Methods for Business. In John Wiley &
Sons Ltd (Seventh Ed). West Sussex: John Wiley & Sons Ltd.
Sriwahyuni, Endah, & Saputra, Rishi Septa. (2017). Pengaruh CR, DER, ROE, TAT, dan
EPS terhadap Harga Saham Industri Farmasi di BEI Tahun 2011-2015. Jurnal Online
Insan Akuntan, 2(1), 234090.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D). Bandung: ALFABETA, CV.
Valintino, Reynard, & Sularto, Lana. (2017). Pengaruh Return On Asset (ROA), Current
Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Debt To Equity Ratio (DER), dan earning per
share (EPS) terhadap harga saham perusahaan manufaktur sektor industri. 5, 89.
Watung, Rosdian Widiawati, & Ilat, Ventje. (2016). Pengaruh Return On Asset (ROA), Net
Profit Margin (NPM), Dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015. 4(2), 518529.
Wicaksono, Reza Bagus. (2015). Pengaruh EPS, PER, DER, ROE dan MVA Terhadap
Harga Saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) tahun 2012-2013. Jurnal Akuntansi, (5), 113.
Yoyo Arifardhani, S. H. (2020). Hukum Pasar Modal Di Indonesia: Dalam
Perkembangan. Prenada Media.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).