Hestya Galifatma Sheffi Adina/Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia 1(1), 229-237
- 235 -
penasarannya mulai tumbuh sehingga nekat melakukan perbuatan yang melanggar
asusila.
Faktor internal dalam individu yaitu karakter orang bersangkutan yang bersifat
bawaan/given seperti tingkat emosional sehingga dalam hal ini menentukan mana
yang bisa diterima dan mana yang tidak bedasarkan dalam diri individu.
Kegiatan posyandu remaja bagi remaja putri di desa Lang – Lang kecamatan
Singosari Kabupaten Malang masih tergolong program baru. Sosialisasi dilakukan
dalam bentuk penyuluhan atau pendidikan seks kesehatan reproduksi. Remaja putri
banyak yang belum aktif dalam peran serta kegiatan posyandu remaja.
B. Sumber Informasi
Hasil penelitian yang dilakukan pada 26 responden sebagian besar sumber
informasi yang didapatkan tentang pendidikan seks berasal dari media elektronik
(smartphone) yaitu sebesar 49,15% dan lainya didapatkan dari orang tua (15,38%),
teman (19,23%), media cetak (7,69%); guru, tenaga kesehatan dan konselor
(11,53%).
Menurut Parent Guide (2015) sumber informasi yang didapatkan akan
menentukan dan membentuk sikap, perilaku positif, dan refleksi krisis terhadap
pengalaman individu yang menekankan pada kebutuhan informasi yang luas tentang
perilaku seksual, serta berusaha memahami seks manusia sebagai bagian penting dari
kepribadian yang menyeluruh.
C. Program/Pelatihan Pendidikan Seks
Hasil penelitian pada 26 responden remaja putri, yaitu sebesar 88,64%
didapatkan belum pernah mendapat program/pelatihan pendidikan seks kesehatan
reproduksi dan 11,53% sudah mendapatkan program/pelathan pendidikan seks
kesehatan reproduksi didapat dari mengikuti seminar, dan respoden berharap melalui
kegiatan posyandu remaja bisa mendapatkan edukasi mengenai pendidikan seks
kesehatan reproduksi secara lengkap, dalam hal ini petugas dari puskesmas dibantu
dengan kader membina kegiatan posyandu remaja.
D. Peran Serta Remaja Putri Pada Kegiatan Posyandu Remaja
Hasil peneletian yang dilakukan peneliti kepada 26 responden remaja putri
didapatkan 84,62% remaja putri aktif dalam kegiatan posyandu remaja. Setiap bulan
pada minggu ke – IV datang ke posyandu untuk mengikuti kegiatan posyandu remaja
dan 15,38% tidak rutin untuk datang pada pertemuan yang sudah dijadwalkan atau
tidak hadir selama 3 bulan berturut – turut dengan alasan sibuk dengan agenda di
sekolah. Sebagian anggota dari posyandu remaja adalah pelajar.
Menurut Sunaryo (2015) peran adalah pola sikap, perilaku, nilai dan tujuan
yang diharapkan dari seseorang bedasarkan posisinya dimasyarakat. Setiap orang
disibukkan dengan posisi pada setiap waktu, sepanjang daur kehidupan, hal ini juga
berlaku bagi remaja putri yaitu harus bisa menerima perubahan fisik dan
psikologisnya ketika masuk pada masa pubertas.
E. Keterbatasan Penelitian
Banyak faktor yang mempengaruhi sikap (pengalaman pribadi, agama,
lembaga pendidikan, dan pengaruh faktor emosional) yang tidak diteliti pada
penelitian ini, sehingga hasil yang didapatkan tidak maksimal.
KESIMPULAN
Bedasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Sebagian besar
remaja putri mendukung adanya pendidikan seks dalam menghadapi pubertas sebesar
69,73%; 2) Sebagian besar remaja putri memperoleh informasi tentang pendidikan seks