Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, Desember 2021, 1 (12), 1777-1788
p-ISSN: 2774-6291 e-ISSN: 2774-6534
Available online at http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika/index
DOI : 10.36418/cerdika.v1i12.276 http://cerdika.publikasiindonesia.id/index.php/cerdika
PENGARUH KELENGKAPAN DIAGNOSIS AKHIR PADA RINGKASAN
PULANG TERHADAP KUALITAS KETEPATAN KODIFIKASI DI
RUMAH SAKIT X KOTA BANDUNG
Silvia Alfiani1, Leni Herfiyanti2
Politeknik Piksi Ganesha Bandung, Indonesia1,2
Silviaalviani16@gmail.com1, Leniherfiyanti@gmail.com2
Abstrak
Received:
Revised :
Accepted:
19-08-2021
12-12-2021
18-12-2021
Latar belakang: Rekam medis adalah berkas yang berisi
catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang
telah diberikan kepada pasien. Rumah Sakit kota Bandung,
ditemukan kendala dalam kegiatan rekam medis salah
satunya adalah kegiatan pengkodean (coding) antara lain
penulisan diagnosa oleh dokter yang kurang jelas atau tidak
lengkap
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kelengkapan diagnosis akhir pada ringkasan
pulang terhadap kualitas ketepatan kodifikasi di Rumah
Sakit X Kota Bandung berdasarkan dokumen rekam medis
triwulan 1 pada tahun 2021.
Metode: Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan
pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data yang
dilakukan adalah observasi, kuesioner, dan studi pustaka.
Pengolahan data menggunakan SPSS dengan uji validitas
dan uji reliabilitas. Populasi dalam penelitian ini adalah
1.238 rekam medis pada triwulan I tahun 2021. Sampel
yang digunakan sebanyak 100 rekam medis. Teknik
pengambilan sampel menggunakan simple random
sampling. Responden pada penelitian ini sejumlah 18 orang.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) 65%
kelengkapan diagnosis akhir mempengaruhi ketepatan
kodifikasi dan mempunyai pengaruh yang sangat kuat, (2)
ketidaklengkapan diagnosis akhir sebanyak 21 rekam
medis, (3) ketepatan kodifikasi sebesar 68% dan (4)
ketidaktepatan kodifikasi sebesar 32%.
Kesimpulan: Kesimpulan penelitian ini yaitu kelengkapan
diagnosis akhir pada ringkasan pulang berpengaruh
terhadap kualitas ketepatan kodifikasi.
Kata Kunci : kelengkapan diagnosis; ketepatan kodifikasi;
kodifikasi diagnosis.
Abstract
Background: Medical record is a file containing records
and documents including patient identity, examination
results, treatment, actions and other services that have been
provided to patients. Bandung City Hospital, found
Silvia Alfiani, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1777-1788
Pengaruh Kelengkapan Terhadap Kualitas Ketepatan Kodifikasi di Rumah Sakit X Kota
Bandung
1778
obstacles in medical record activities, one of which was
coding activities, including writing diagnoses by doctors
that were unclear or incomplete.
Objective: This study aims to determine the effect of the
completeness of the final diagnosis in the discharge
summary on the quality of codification accuracy at Hospital
X Bandung City based on the first quarter medical record
document in 2021.
Methods: This type of research is quantitative with a
descriptive approach. Data collection techniques used were
observation, questionnaires, and literature study. Data
processing using SPSS with validity and reliability tests.
The population in this study was 1,238 medical records in
the first quarter of 2021. The sample used was 100 medical
records. The sampling technique used is simple random
sampling. Respondents in this study were 18 people.
Results: The results showed that: (1) 65% completeness of
the final diagnosis affects the accuracy of codification and
has a very strong influence, (2) incompleteness of the final
diagnosis as many as 21 medical records, (3) accuracy of
codification by 68% and (4) inaccuracy of codification by
32%.
Conclusion: The conclusion of this study is that the
completeness of the final diagnosis in the discharge
summary has an effect on the quality of codification
accuracy.
Keywords: diagnosis completeness; codification accurac;
codification of diagnosis.
*Correspondent Author: Silvia Alfiani
Email: Silviaalviani16@gmail.com
PENDAHULUAN
Menurut PERMENKES No.269/MENKES/III/2008 rekam medis adalah berkas
yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. untuk
memperoleh pelayanan medis yang bermutu hal yang perlu diperhatikan oleh tenaga rekam
medis yaitu ketepatan dalam pemberian kode diagnosis (Permenkes, 2008). Sebab hal itu,
penyelenggara sistem rekam medis merupakan salah satu bentuk yang memiliki peran yang
sangat penting.
Menurut (Hatta, 2011), resume (ringkasan pulang) adalah ringkasan seluruh masa
perawatan dan pengobatan yang dilakukan para tenaga kesehatan kepada pasien, yang
memuat informasi tentang jenis perawatan terhadap pasien, reaksi tubuh terhadap
pengobatan, kondisi pada saat pulang dan tindak lanjut pengobatan.
Peran perekam medis sangat penting dan cukup besar dalam melakukan
pengolahan dan menganalisa kelengkapan isi berkas rekam medis (Laka, 2017). Rekam
medis harus memuat dokumen yang akan dikode seperti pada lembar depan yaitu:
ringkasan masuk keluar, lembar operasi dan laporan tindakan, laporan patologi dan resume
Silvia Alfiani, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1777-1788
Pengaruh Kelengkapan Terhadap Kualitas Ketepatan Kodifikasi di Rumah Sakit X Kota
Bandung
1779
pasien keluar yang nantinya akan digunakan sebagai indikator untuk menilai mutu suatu
rumah sakit (Karimah, Setiawan, & Nurmalia, 2016).
Peningkatan mutu pelayanan kesehatan ditunjang dengan penyelenggaraan rekam
medis yang baik pada setiap pelayanan kesehatan di rumah sakit (Pratiwi, 2020). Rekam
medis memiliki beberapa formulir, salah satunya lembar resume (ringkasan pulang) yang
apabila kelengkapan pengisiannya kurang lengkap maka akan mempengaruhi mutu dari
rekam medis itu sendiri (Lubis, 2017). Salah satu yang harus dilengkapi pada lembar
resume adalah pengisian diagnosis akhir oleh dokter. Apabila dokter tidak mengisi
diagnosis akhir, maka akan menyulitkan petugas coding dalam proses kodifikasi (Noveria
& Soewondo, 2019).
Menurut (Puspitasari, 2017) kodefikasi diagnosa (coding) merupakan kegiatan
mengubah diagnosis penyakit menjadi kode yang terdiri dari huruf dan angka. Kegiatan
yang dilakukan dalam coding salah satu diantaranya yaitu kegiatan pengodean diagnosis
penyakit dan pengodean tindakan medis. Koding harus dibuat sesuai dengan klasifikasi
yang tepat. Dalam pelaksanaan sistem klasifikasi dan kodofikasi penyakit maka diperlukan
seorang perekam medis yang mampu menetapkan kode penyakit dan tindakan dengan tepat
sesuai klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia, yaitu ICD-10 (International Statistical
Classification of Diseases and Related Health Problem) tentang penyakit dan tindakan
medis dalam pelayanan dan menejemen rumah sakit. Pembentukan ICD bertujuan untuk
menyeragamkan istilah medis yang berbeda antar setiap dokter, prosedur dan faktor yang
mempengaruhi kesehatan.
Kemampuan petugas koding untuk membaca diagnosis dengan benar, terminologi
medis dan pemeriksaan penunjang akan berpengaruh pada keakuratan kode diagnosis.
Berdasarkan penelitian (Ramadhiane & Sari, 2021) Seorang perekam medis harus
menentukan kode diagnosis pasien sesuai ICD 10, mengumpulkan kode diagnosis untuk
sistem pengolahan data, menghasilkan informasi morbiditas dan mortalitas dengan akurat
dan tepat waktu untuk kepentingan informasi statistik morbiditas dan mortalitas. Seorang
perekam medis juga dituntut untuk bisa mengelola sistem rekam medis dan informasi
kesehatan yang berkualitas agar pelayanan rekam medis menjadi cepat, tepat, dan akurat.
Rekam medis khususnya pada lembaran ringkasan masuk dan keluar juga sangat penting
kelengkapannya karena menunjang dalam proses pengkodean (Coding) (Yuliani, Fitri, &
Uqiyani, 2016).
Berdasarkan penelitian (Puspitasari, 2017) di Rumah Sakit X Jawa Timur
diperoleh hasil Ketepatan 61% berkas rekam medis tepat, 6% berkas rekam medis tepat
sebagian, dan 33% berkas rekam medis tidak tepat. Sesuai dalam penelitian (Windari &
Kristijono, 2016) bahwa hasil penelitian di RSUD Ungaran memperoleh hasil ketepatan
koding mencapai 74,67% dan ketidaktepatan koding mencapai 25,33%. Berdasarkan dua
penelitian dalam jurnal rekam medis dan informasi kesehatan mengenai ketepatan
pengkodean diagnosis tersebut, dapat disimpulkan bahwa rata-rata proporsi ketepatan
pengkodean yaitu berada pada angka 61% dan 74,67%.
Ketepatan dalam pengisian kode diagnosis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Salah satunya pengetahuan Coder dapat mempengaruhi ketepatan pengkodean menurut
penelitian (Puspitasari, 2017). Penelitian (Pepo & Yulia, 2015) bahwa di RSUD Kota
Semarang triwulan I dengan hasil bahwa kelengkapan rekam medis, tenaga medis, tenaga
rekam medis, dan sarana adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan pengkodean
klinis. Sebagaimana dalam Jurnal (Windari & Kristijono, 2016) latar belakang pendidikan
koder dapat mempengaruhi tingkat kelengkaan pengisian diagnosis akhir.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di salah satu Rumah Sakit kota
Bandung, ditemukan kendala dalam kegiatan rekam medis salah satunya adalah kegiatan
pengkodean (coding) antara lain penulisan diagnosa oleh dokter yang kurang jelas atau
tidak lengkap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kelengkapan diagnosis
Silvia Alfiani, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1777-1788
Pengaruh Kelengkapan Terhadap Kualitas Ketepatan Kodifikasi di Rumah Sakit X Kota
Bandung
1780
akhir pada ringkasan pulang terhadap kualitas ketepatan kodifikasi di Rumah Sakit X Kota
Bandung berdasarkan dokumen rekam medis triwulan 1 pada tahun 2021.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian
kuantitatif dilakukan untuk memperkuat hasil data yang telah didapatkan, dan
menggunakan pendekatan deskriptif dengan cara membagikan kuesioner untuk
mendapatkan informasi yang belum didapatkan dengan penelitian kuantitatif. Menurut
(Sugiyono, 2017b) definisi metode penelitian adalah: “Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Menurut (Sugiyono, 2017a) Metode penelitian kuantitatif adalah yang
berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan.
Sedangkan menurut (Sugiyono, 2020) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa
membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.
A. Definisi Operasional Variabel
Menurut (Sugiyono, 2015) mendefinisikan bahwa operasional variabel adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling. Pengambilan sample
ini dilakukan secara acak untuk memberikan kesempatan yang sama kepada populasi untuk
di pilih menjadi sampel. Untuk menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan rumus
“Slovin” karena dengan rumus ini peneliti dapat menentukan nilai batas kesalahan atau alat
pendugaan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel).
Adapun rumus “Slovin” sebagai berikut :
n =
󰇛󰇜

󰇛󰇜



Keterangan :
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
E = Nilai Kritis (Batas kesalahan yang digunakan (10%)
Penelitian yang dilakukan pada tanggal 08 April 5 Juni 2021 pada ringkasan
pulang di RS X penulis mengambil populasi pada triwulan pertama yaitu bulan Januari,
Februari, Maret 2021 sejumlah 100 berkas dengan jumlah responden sebanyak 18 orang.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data pendukung dalam melakukan penelitian ini, penulis
menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :
1. Observasi
Pada penelitian ini penulis melakukan observasi langsung di lapangan
selama 2 bulan, Penulis ikut serta melaksanakan tugas yang dilakukan petugas di
Silvia Alfiani, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1777-1788
Pengaruh Kelengkapan Terhadap Kualitas Ketepatan Kodifikasi di Rumah Sakit X Kota
Bandung
1781
lapangan dan mengambil data dengan melakukan observasi langsung kemudian
meneliti kelengkapan dan ketidaklengkapan.
2. Angket (kuesioner)
Teknik kuesioner yang penulis lakukan adalah kuesioner tertutup dimana
responden menjawab pertanyaan atau pernyataan yang sudah disediakan oleh
penulis berdasarkan Skala Likert. Peneliti menyiapkan 14 pernyataan untuk
dijawab oleh 18 responden.
Tabel 1. Bobot Penilaian kuesioner Berdasarkan Skala Likert
Alternatif
Bobot/Nilai positif
Sangat Setuju (SS)
5
Setuju (S)
4
Ragu-ragu (R)
3
Tidak Setuju (S)
2
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
Sumber : Metode Penelitian (Sugiyono 2018:94)
3. Studi Pustaka
Penulis juga menggunakan buku-buku ilmiah, internet dan bahan yang
berhubungan dengan permasalahan yang diteliti untuk memperkuat hasil penelitan.
Studi kepustakaan yang dimaksud di sini adalah memanfaatkan informasi yang
terdapat dalam literatur untuk membandingkan teori dengan hasil praktek di lapangan
dan membantu memecahkan masalah dalam penelitian ini .
D. Pengujian analisis penelitian
Data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang diperoleh dari responden perlu
diuji keabsahannya. Untuk menguji jawaban responden diperlukan 2 macam pengujian
yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.
1. Uji Validitas
Uji validitas menyatakan bahwa instrument yang digunakan untuk
mendapatkan data dalam penelitian dapat digunakan atau tidak. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.
Untuk melihat valid tidaknya suatu alat ukur digunakan pendekatan secara statistika,
yaitu mengacu pada rumus df = n-2 dengan sig 5% dengan ketentuan apabila r hitung
> r tabel maka item pernyataan dinyatakan valid, dan sebaliknya jika r hitung < r tabel
maka item dikatakan tidak valid. Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik
korelasi Person Product Moment. Adapun rumus korelasi Pearson Product Moment
sebagai berikut :
r = 󰌣󰇛󰌣󰇜󰇛󰌣󰇜
󰇝󰌣󰇛󰌣󰇜󰇞󰇝󰌣󰇛󰌣󰇜󰇞
r = Koefisien korelasi Pearson Product Moment
X = Skor item pertanyaan
Y = Skor total item pertanyaan
N = Jumlah responden dalam pelaksanaan uji coba tersebut
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang
dalam bentuk kuesioner dapat diandalkan, suatu alat ukur dapat diandalkan jika alat
ukur tersebut digunakan berulang kali akan memberikan hasil yang relatif sama (tidak
beda jauh). Pengukuran reliabilitas tersebut dilakukan dengan menggunakan rumus
Alpha Cronbach.
Silvia Alfiani, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1777-1788
Pengaruh Kelengkapan Terhadap Kualitas Ketepatan Kodifikasi di Rumah Sakit X Kota
Bandung
1782
r11 = 󰇡
󰇢󰇡 󰌣󰉴
󰉴 󰇢
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrument
󰉴 = jumlah varian butir
󰉴 = varians total
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
E. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linear antara satu
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).
Persamaan umum regresi linear sederhana adalah:
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Subyek dalam variabel dependent yang diprediksikan
a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka pengingkatan
ataupun penurunan variabel dependent yang didasarkan pada variabel
independent. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Subyek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu.
F. Uji Hipotesis
Menurut (Sugiyono, 2013) berpendapat bahwa: Hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan, dikatakan sementara karena
jawaban yang diberikan hanya didasarkan pada teori relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hasil pengujian uji t
kemudian dibandingkan dengan t tabel yang diperoleh dengan menggunakan tingkat
signifikan (a) dan derajat kebebasan n-2. Hipotesis yang telah ditetapkan tersebut akan
diuji berdasarkan daerah penerimaan dan daerah penolakan yang ditetapkan sebagai
berikut :
1. Jika t hitung > t tabel , maka Ho ditolak.
2. Jika t hitung < t tabel , maka Ha diterima
G. Koefisien Determinasi
Guna menilai seberapa besar pengaruh variabel X terhadap Y maka digunakan
koefisien determinasi (KD) yang merupakan koefisien korelasi yang biasanya
dinyatakan dengan persentase (%)
KD = rs2 x 100%
Keterangan :
KD = koefisien determinasi atauseberapa jauh perubahan variabel terikat
Rs = Korelasi pearson
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Uji Validitas
Tabel 2. Tabel Hasil Uji Validitas Kelengkapan Diagnosis Akhir (X)
Silvia Alfiani, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1777-1788
Pengaruh Kelengkapan Terhadap Kualitas Ketepatan Kodifikasi di Rumah Sakit X Kota
Bandung
1783
No. Kuesioner
Rtabel
Hasil uji validitas
1
0.4821
Valid
2
0.4821
Valid
3
0.4821
Valid
4
0.4821
Valid
5
0.4821
Valid
6
0.4821
Valid
7
0.4821
Valid
Tabel 3. Ketepatan Kodifikasi (Y)
No
Kuesioner
Rhitung
Rtabel
Hasil uji
validitas
1
0.613
0.4821
Valid
2
0.594
0.4821
Valid
3
0.668
0.4821
Valid
4
0.697
0.4821
Valid
5
0.919
0.4821
Valid
6
0.750
0.4821
Valid
7
0.621
0.4821
Valid
Sumber : Hasil pengolahan SPSS
Berdasarkan tabel 2 dan tabel 3 dapat disimpulkan bahwa semua item
pernyataan dikatakan valid karena r hitung > r tabel dengan df = n-2 = 18-2 = 16
diperoleh nilai sig 5% (0.05) sebesar 0.4821.
2. Uji Reliabilitas
Tabel 4. Uji Reliabilitas Reliabilitas X
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.912
7
Tabel 5 Uji Reliabilitas Reliabilitas (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
N of Items
.818
7
Sumber : SPSS diolah oleh Penulis (2021)
Berdasarkan tabel 4 dan 5 hasil pengujian reliabilitas di atas diketahui angka
alpha Cronbach sebesar 0.912, jadi angka tersebut (0.912) lebih besar dari nilai R tabel
0.4821. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kuesioner tersebut dikatakan reliabel
atau handal.
3. Uji Hipotesis dalam Regresi Linear Sederhana
Uji hipotesis atau uji pengaruh berfungsi untuk mengetahui apakah koefiesien
regresi tersebut signifikan atau tidak. Hipotesis yang diajukan dalam analisis regresi
linear sederhana ini adalah:
Ho : Tidak ada pengaruh Kelengkapan Diagnosa Akhir terhadap Ketepatan Kodifikasi
Ha : Ada pengaruh Kelengkapan Diagnosa Akhir terhadap Ketepatan Kodifikasi
Kemudian bedasarkan kriteria pengujian:
Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak.
Silvia Alfiani, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1777-1788
Pengaruh Kelengkapan Terhadap Kualitas Ketepatan Kodifikasi di Rumah Sakit X Kota
Bandung
1784
Jika t hitung < t tabel, maka Ha diterima
4. Uji Regresi Linear Sederhana
Tabel 6. Tabel Variabel Uji Regresi Linear Sederhana
Variables Entered/Removeda
Model
Variables Entered
Variables Removed
Method
1
Kelengkapan Diagnosa Akhirb
.
Enter
a. Dependent Variable: Ketepatan Kodifikasi
b. All requested variables entered.
Sumber : SPSS diolah oleh Penulis(2021)
Berdasarkan tabel 6 di atas tersebut menjelaskan tentang variabel yang
dimasukan serta metode yang digunakan dalam analisis regresi linear sederhana. Dalam
tabel tersebut variabel yang digunakan adalah variabel Kelengkapan Diagnosis Akhir
(X) dan menggungakan metode Enter.
Tabel 7. Tabel Koefisien Determinasi
Model Summary
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1
.806a
.650
.627
4.22709
a. Predictors: (Constant), kelengkapan diagnosis akhir
Sumber : SPPS ditulis oleh Penulis (2021)
Berdasarkan tabel 7 di atas menjelaskan tentang besarnya nilai korelasi atau
hubungan (R) yaitu sebesar 0.806, nilai ini dapat diinterpretasikan bahwa pengaruh
kedua variabel ada dikategori sangat kuat. Melalui tabel tersebut diketahui Koefisien
Determinasi (Nilai RSquare) sebesar 0.650 yang mengandung pengertian bahwa
pengaruh Kelengkapan Diagnosis Akhir terhadap Kualitas Ketepatan Kodifikasi adalah
sebesar 65% sedangkan sisanya 35% dipengaruhi oleh variabel lain.
Tabel 8. Tabel Interpretasi Koefisien Korelasi
0.00 - 0.199
Sangat Rendah
0.20 - 0.399
Rendah
0.40 - 0.599
Sedang
0.60 - 0.799
Kuat
0.80 - 1.000
Sangat Kuat
Sumber : Sugiyono (2012:250)
Tabel 9. Tabel Uji Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
13.662
3.563
3.834
.001
kelengkapan diagnosis
akhir
.379
.196
.435
1.934
.071
Dependent Variable: kualitas ketetapan kodifikasi
Sumber: SPSS ditulis oleh Penulis (2021)
Silvia Alfiani, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1777-1788
Pengaruh Kelengkapan Terhadap Kualitas Ketepatan Kodifikasi di Rumah Sakit X Kota
Bandung
1785
Berdasarkan tabel 9 di atas pada tabel coefficients kolom B constant (a) adalah
13.662 sedang nilai kelengkapan diagnosis akhir (b) adalah 379, sehingga persamaan
regresinya dapat ditulis :
Y = a + bX atau 13.662 + 379X
Hipotesis :
a. Ho : Tidak ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel Kelengkapan Diagnosa
Akhir terhadap variabel Ketepatan Kodifikasi
b. Ha : Ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel Kelengkapan Diagnosa Akhir
terhadap variabel Ketepatan Kodifikasi
Tabel 10. Tabel Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
13.662
3.563
3.834
.001
kelengkapan
diagnosis akhir
.379
.196
.435
1.934
.071
Dependent Variable: kualitas ketetapan kodifikasi
Sumber: SPSS ditulis oleh Penulis (2021)
Berdasarkan tabel 10 di atas diketahui nilai t hitung sebesar 3.834 nilai a = 0.05 ,
df = n-2 = 18 2 = 16 kemudian lihat tabel t diperoleh nilai 2.131, karena t hitung > t tabel
(3.834 > 2.131 ) maka Ho ditolak dan Ha diterima artiya terdapat pengaruh antara
kelengkapan diagnosis akhir terhadap kualitas ketepatan kodifikasi.
5. Analisis Kelengkapan Diagnosis Akhir Pada Ringkasan Pulang Terhadap Kualitas
Kodifikasi di Rumah Sakit X Kota Bandung.
Tabel 11. Deskripsi Statistik Kelengkapan Diagnosis Akhir
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Sum
Mean
Std. Deviation
lengkap
100
0
1
79
,80
,411
tidak_lengkap
100
0
1
21
,21
,411
Valid N
(listwise)
100
Sumber : SPSS diolah oleh Penulis
Berdasarkan tabel 11 di atas dapat disimpulkan bahwa dari jumlah sampel yang
penulis ambil dilapangan bahwa rekam medis yang lengkap dengan diagnosa akhir
sebanyak 79 rekam medis dan yang tidak lengkap sebanyak 21 berkas. Jadi rekam
medis yang masih dapat dilengkapi oleh pemberi pelayanan kesehatan adalah :
 




  
6. Ketepatan Kodifikasi Diagnosis Penyakit Pada Pasien Rawat Inap
Akumulasi 100 rekam medis, yang sudah tepat kodifikasi diagnosis adalah 68
rekam medis dan yang masih kurang tepat adalah 32 rekam medis, jadi persentase
Silvia Alfiani, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1777-1788
Pengaruh Kelengkapan Terhadap Kualitas Ketepatan Kodifikasi di Rumah Sakit X Kota
Bandung
1786
ketepatan dan ketidaktepatan kodifikasi diagnosis pada rekam medis pasien rawat inap
dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :
n : Jumlah ketepatan atau ketidaktepatan kodifikasi
N : Jumlah Sampel yang diteliti
Persentasi ketepatan kodifikasi adalah sebagai berikut :

 
= 68%
Presentasi Ketidaktepatan Kodifikasi adalah sebagai berikut :

 
= 32%
B. Pembahasan
Ketepatan adalah suatu hal, keadaan dan sifat tepat; kecermatan; ketelitian yang
jitu, sesuai, kena benar dan tidak ada selisih sedikitpun. Pengkodean klinis adalah satu
sistem pengelompokkan (kategori) penyakit, cedera dan kondisi kesehatan serta prosedur
yang disusun sesuai kriteria yang telah ditentukan dan disepakati bersama yang dalam hal
ini adalah ICD-10 danICD 9 CM. Ketepatan pengkodean klinis adalah apabila kode yang
dihasilkan dari kegiatan pengkodean klinis mewakili diagnosa pasien sesuai dengan apa
yang terdapat dalam ICD-10.
Pengkodean klinis harus tepat, karena pengkodean hasil kegiatan pengkodean
klinis merupakan data dasar institusi kesehatan, jika dikelola dengan baik maka secara
langsung dan tidak langsung akan membawa manfaat bagi institusi pelayanan kesehatan.
Manfaat ini termasuk perencanaan strategis, akurasi perawatan, analisis keluaran,
penagihan biaya perawatan, pengembangan jalur kritis, inisiasi kesehatan dan
kesejahteraan, pemantauan penggunaan, analisis statistik dan keuangan, penelitian,
manajemen kasus dan analisis campuran kasus, pemasaran dan Alokasi sumber daya,
sumber daya, sertifikasi ekonomi, identifikasi "praktik terbaik", analisis model praktik,
perbandingan kinerja dengan organisasi perawatan kesehatan lain, dan dukungan
keputusan klinis. Oleh karena itu, jika institusi menemui masalah dengan keakuratan
pengkodean klinis, maka akan mempengaruhi manfaat tersebut (Pepo & Yulia, 2015).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditemukan persentasi ketepatan
pengkodean diangka 68% dan ketidaktepatan pengkodean diangka 32%. Proporsi
ketepatan pengkodean tersebut masih terbilang kecil dan merupakan permasalahan yang
harus segera diselesaikan di Rumah Sakit X kota Bandung.
Hubungan antara kelengkapan penulisan diagnosis akhir pada resume medis
terhadap kualitas ketepatan kodifikasi yang telah diuji pada penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh (Pepo & Yulia, 2015) mengenai kelengkapan
penulisan diagnosa pada resume medis terhadap ketepatan pengkodean klinis kasus
kebidanan, (Windari & Kristijono, 2016) Analisis ketepatan koding yang dihasilkan koder
di RSUD Ungaran, Ayu (2012) mengenai tinjauan penulisan diagnosis utama dan ketepatan
kode ICD-10 pada pasien umum di RSUD Kota Semarang Triwulan I Tahun 2012.
Silvia Alfiani, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1777-1788
Pengaruh Kelengkapan Terhadap Kualitas Ketepatan Kodifikasi di Rumah Sakit X Kota
Bandung
1787
Lembar resume medis yang lengkap akan menunjang ketepatan pengkodean
diagnosis. Sebaliknya penulisan diagnosa yang tidak lengkap akan berpengaruh terhadap
ketidaktepatan pengisian diagnosis.
KESIMPULAN
Berdasaran hasil penelitian penulis mengenai pengaruh kelengkapan diagnosis akhir
pada ringkasan pulang terhadap kualitas ketepatan kodifikasi rawat inap di unit rekam
medis Rumah Sakit X di Kota Bandung pada tanggal 08 April 5 Juni 2021 dapat
disimpulkan bahwa hasil kuesioner yang diperoleh dari responden dengan jumlah 18
responden dengan 14 pertanyaan dikatakan valid, karena r hitung > t rabel. Hasil kuesioner
yang telah diuji validitasnya kemudian dilakukan uji reliabilitas dan hasilnya adalah
reliabel atau handal karena nilah Alpha Cronbach sebesar 0.912 > r tabel (0.4821). Setelah
dilakukan uji regresi linear sederhana maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang
sangat kuat sebesar 0.806 antara variabel Kelengkapan Diagnosis Akhir terhadap Kualitas
Ketepatan Kodifikasi. Dan pengaruh Kelengkapan Diagnosis Akhir terhadap Kualitas
Ketepatan Kodifikasi sebesar 65% dan sisanya 35% dipengaruhi oleh variabel lain.
Kelengkapan diagnosis akhir pada ringkasan pulang sebanyak 79 rekam medis dan
ketidaklengkapan diagnosis akhir pada ringkasan pulang sebanyak 21 rekam medis.
BIBLIOGRAFI
Hatta, Gemala R. (2011). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia.
Karimah, Rinda Nurul, Setiawan, Dony, & Nurmalia, Puput Septining. (2016). Analisis
ketepatan kode diagnosis penyakit gastroenteritis acute berdasarkan dokumen rekam
medis di rumah sakit balung jember. Journal of Agromedicine and Medical Sciences,
2(2), 1217.
Laka, Putri Risda. (2017). Kelengkapan Pengisian Lembar Ringkasan Masuk Keluar
Rawat Inap Kasus Bedah di Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang.
Lubis, Fitriyani. (2017). Tinjauan Ketidaklengkapan Penulisan Resume Medis Rawat Inap
di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia (IPI) Medan Tahun 2016. Jurnal
Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI), 2(1), 229234.
Noveria, Yuanna, & Soewondo, Prastuti. (2019). Causes Of Health Insurance Claim
Revision In The Casemix Unit At Pekanbaru Hospital, Riau.
Pepo, Aurelius Anugerah Harvey, & Yulia, Noor. (2015). Kelengkapan Penulisan
Diagnosa Pada Resume Medis Terhadap Ketepatan Pengkodean Klinis Kasus
Kebidanan. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI), 3(2).
http://dx.doi.org/10.33560/.v3i2.88
Permenkes, R. I. (2008). No 269/Menkes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis. Jakarta:
Menteri Kesehatan Reupublik Indonesia.
Pratiwi, Melati Ayu. (2020). Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Resume Medis
Guna Penunjang Akreditasi Di Rs Bhayangkara Lumajang. Politeknik Negeri
Jember.
Puspitasari, Nurmalinda. (2017). Evaluasi tingkat ketidaktepatan pemberian kode diagnosis
dan faktor penyebab di Rumah Sakit X Jawa Timur. Jurnal Manajemen Kesehatan
Yayasan RS. Dr. Soetomo, 3(2), 158168. http://dx.doi.org/10.29241/jmk.v3i1.77
Ramadhiane, Irine, & Sari, Irda. (2021). Tinjauan Pengetahuan Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan Mengenai Aturan Penggunaan ICD 10 dalam Menentukan
Diagnosa di RS Bhayangkara TK II Sartika Asih Bandung. Jurnal Health Sains, 2(8),
Silvia Alfiani, Leni Herfiyanti /Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia, 1(12), 1777-1788
Pengaruh Kelengkapan Terhadap Kualitas Ketepatan Kodifikasi di Rumah Sakit X Kota
Bandung
1788
10141022. https://doi.org/10.46799/jhs.v2i8.211
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. In Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2017a). Bandung: Alfabeta. Sugiyono.(2017). Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif Dan R&D.
Sugiyono. (2017b). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2020). Metode penelitian pendekatan kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Windari, Adhani, & Kristijono, Anton. (2016). Analisis Ketepatan Koding Yang dihasilkan
Koder di RSUD Ungaran. Jurnal Riset Kesehatan, 5(1), 3539.
https://doi.org/10.31983/jrk.v5i1.717
Yuliani, Novita, Fitri, Sukma Nur, & Uqiyani, Riska Ayu. (2016). Analisis Efisiensi
Indikator Rawat Inap Berdasarkan Grafik Barber Johnson di Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Sukoharjo Pada Triwulan III dan Triwulan IV Tahun 2017.
© 2021 by the authors. Submitted for possible open access publication under the
terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA)
license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).