Rahma
Azzahrah Putri1, Ina Magdalena2, Ana
Fauziah3, Fitri
Nur Azizah4
Universitas Muhammadiyah Tangerang, Indonesia
[email protected], [email protected], [email protected], [email protected],
Received: 30-01-2021 Revised� : 17-02-2021 Accepted: 24-02-2021 |
Abstract Learning
styles affect the level of student success in learning.� The ability of students to understand
subjects is of course different and the learning styles of each student are
also of course different.� Students are
able to absorb lessons or make the learning process easier with their
learning styles.� Therefore, it is
necessary to provide guidance and guidance to students to determine
appropriate learning methods so that the learning process can run
effectively.� This study aims to: (1)
describe students' learning styles (2) describe how to find out students'
learning styles (3) describe the strategies used to facilitate the learning
process according to students' learning styles.� This research uses descriptive qualitative
research. The method used in this research is observation, interview and
documentation.� The results of this
study indicate that: First, students' learning styles have three types of
learning styles in general, namely visual, auditory and kinesthetic.� Second, how to find out students' learning
styles through observation or conducting surveys or learning style tests.� Third, strategies that are carried out to
facilitate the learning process according to their own learning styles can
use visual materials such as pictures, encourage students to read material
aloud, and invite children to learn while exploring the environment. Keywords:
learning style; primary
schoo; �student learning; � �����������������Education. |
|
: |
|
Abstrak
: Gaya belajar mempengaruhi tingkat
keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Kemampuan siswa untuk memahami mata
pelajaran tentunya berbeda dan gaya belajar setiap siswa juga tentunya
berbeda-beda. Siswa mampu menyerap pelajaran atau membuat proses pembelajaran
menjadi lebih mudah dengan gaya belajar yang dimilikinya. Oleh karena itu, perlu
adanya pembinaan dan bimbingan kepada siswa untuk menentukan metode
pembelajaran yang sesuai sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan
efektif. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan gaya belajar
siswa (2) mendeskripsikan bagaimana mencari tahu gaya belajar siswa (3)
mendeskripsikan strategi yang dilakukan untuk mempermudah proses pembelajaran
sesuai dengan gaya belajar siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian
kualitatif deskriptif metode yang digunakan dalam penelitian ini observasi,
wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa:
Pertama, gaya belajar siswa mempunyai tiga tipe gaya belajar pada umumnya
yaitu visual, auditori dan kinestetik. Kedua, cara mengetahui gaya belajar
siswa melalui observasi atau melakukan survei atau tes gaya belajar. Ketiga,
strategis yang dilakukan untuk mempermudah proses pembelajaran sesuai gaya
belajarnya sendiri bisa dengan menggunkan materi visual seperti gambar,
mendorong siswa untuk membaca materi dengan suara yang keras, dan mengajak
anak belajar sambil menjelajah lingkungan. |
|
Kata
Kunci: gaya belajar; sekolah dasar; pembelajaran ���������������������siswa; pendidikan |
|
|
|
|
CC BY
PENDAHULUAN
Tugas
sebagai guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang menarik sehingga
dapat membuat siswa untuk senantiasa belajar dengan efektif. Suasana
pembelajaran yang menarik akan berdampak positif untuk mencapai prestasi
belajar yang optimal. Guru hendaknya memiliki kemampuan memilih metode
pembelajaran atau strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik
siswa, sehingga mempermudah siswa untuk menyerap atau mengolah pelajaran yang
disampaikan. Penggunaan metode atau strategi pembelajaran yang salah akan
menyebabkan siswa merasa bosan saat menerima materi yang disampaikan, sehingga
siswa tidak dapat memahami materi yang disampaikan
�� Gaya belajar mempunyai dampak kepada
pendidikan, hal ini terkait dengan gaya belajar apa yang digunakan terhadap
materi pembelajaran (kurikulum), pengajaran, dan penilaian sebagai tolak ukur
untuk tercapainya pembelajaran. Terutama yang harus dilakukan guru adalah
kesesuaian antara metode pengajaran dengan gaya belajar. Guru harus benar-benar
mengetahui bagaimana cara belajar yang baik yang dimiliki siswa, sehingga apa
yang disampaikan seorang guru pada saat mengajar bisa memberikan respon yang
baik pada siswa.
Setiap siswa memiliki gaya belajar yang
berbeda-beda, guru dituntut untuk mengajar sesuai dengan karakteristik siswa
yang dihadapinya, sehingga siswa lebih mudah menyerap pelajaran yang diberikan
oleh guru . Perlu disadari bahwa tidak semua siswa memiliki gaya belajar yang
sama. Walaupun mereka berada di sekolah yang sama ataupun sekelas, kemampuan
siswa untuk memahami dan menyerap pelajaran yang disampaikan akan berbeda
tingkatanya, ada yang cepat, sedang dan beberapa sangat lambat. Mengetahui gaya
belajar siswa sangat penting bagi guru, maka guru akan mampu mengatur setiap
kelas sesuai dengan kebutuhan individu masing-masing siswa, setidaknya guru
akan berusaha menentukan berbagai metode pembelajaran berdasarkan gaya belajar
siswa tersebut. Gaya belajar adalah cara menggambarkan bagaimana setiap orang
belajar atau setiap orang berfokus pada proses dan memahami kesulitan dan
informasi baru melalui persepsi yang berbeda.
����������� Gaya belajar mempunyai dampak kepada
pendidikan, hal ini terkait dengan gaya belajar apa yang digunakan terhadap
materi pembelajaran (kurikulum), pengajaran, dan penilaian sebagai tolak ukur
untuk tercapainya pembelajaran. Terutama yang harus dilakukan guru adalah
kesesuaian antara metode pengajaran dengan gaya belajar. Guru harus benar-benar
mengetahui bagaimana cara belajar yang baik yang dimiliki siswa, sehingga apa
yang disampaikan seorang guru pada saat mengajar bisa memberikan respon yang
baik pada siswa.
METODE
PENELITIAN
Pendekatan
penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu
menggambarkan atau mendeskripsikan pengaruh gaya belajar terhadap pembelajaran siswa.
Penelitian deskriptif ditunjukkan untuk menjelaskan situasi atau fenomena yang
terjadi selama penelitian. Penelitian ini memerlukan teknik dan alat
pengumpulan data yang tepat agar efektivitas pemecahan masalah dapat mencapai
tingkat yang dapat memproleh hasil yang objektif. Teknik pengumpulan data untuk
penelitian ini adalah: (1) Teknik observasi langsung (2) Teknik Komunikasi
langsung. Alat yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
yaitu: (1) Pedoman Observasi, (2) Pedoman Wawancara, (3) Dokumen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa: Pertama, gaya belajar siswa mempunyai
tiga tipe gaya belajar pada umumnya yaitu visual, auditori dan kinestetik.
Kedua, cara mengetahui gaya belajar yang dimiliki siswa bisa dengan observasi
atau melakukan survei atau tes gaya belajar. Ketiga, strategis yang dilakukan
untuk mempermudah proses pembelajaran sesuai gaya belajar yang dimiliki bisa
dengan menggunkan materi visual seperti gambar, mendorong siswa untuk membaca materi
dengan suara yang keras, dan mengajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi
lingkungan.
Gaya
belajar adalah kunci untuk meningkatkan prestasi akademik. Tentunya setiap
siswa memiliki gaya belajar yang berbeda. Memahami gaya belajar siswa yang
berbeda dapat membantu guru memberikan materi pembelajaran kepada semua siswa,
sehingga membuat hasil belajar menjadi lebih efektif.
Menurut Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, gaya
belajar merupakan kombinasi dari cara menyerap, kemudian mengatur dan memproses
informasi. Pada saat yang sama menurut James dan Gardner, gaya belajar adalah cara
yang kompleks dimana siswa dapat melihat dan merasakan cara yang paling efektif
untuk memproses, menyimpang dan mengingat apa yang telah mereka pelajari. Menurut
Nasution dalam bukunya Berbagai Pendidikan dalam Proses Mengajar (2009:94) gaya
belajar merupakan bagian dari bagaimana siswa memanfaatkan untuk memproleh
rangsangan atau informasi, cara mengingat, berpikir dan memecahkan masalah.
Berdasarkan
beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa dibandingkan dengan metode
lainnya, gaya belajar merupakan cara seseorang menerima hasil belajar dengan
penerimaan yang optimal. Setiap orang memiliki gaya belajarnya masing-masing.
Mengetahui gaya belajar sangatlah penting. Bagi guru, dengan memahami gaya
belajar setiap siswa, guru dapat menerapkan teknik dan strategi yang tepat
dalam pembelajaran dan pengembangan diri. Siswa juga harus memahami gaya
belajarnya sendiri. Dengan memahami gaya belajar, ia dapat lebih memahami
dirinya sendiri dan memahami kebutuhannya. Pengenalan gaya belajar akan
memberikan layanan yang sesuai untuk apa dan bagaimana harus disediakan dan
diselesaikan untuk pembelajaran yang berjalan dengan baik.
Siswa
memiliki tingkat kemampuan yang berbeda untuk memahami dan menyerap informasi
atau pelajaran. Beberapa cepat, sedang dan beberapa lambat. Setiap siswa tidak
hanya belajar dengan kecepatan yang berbeda, tetapi juga memproses informasi
dengan cara yang berbeda, sehingga mereka seringkali harus memakai cara yang
berbeda untuk memahami informasi atau pelajaran yang sama. Ada tiga gaya
belajar, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar
kinestetik.
Gaya
belajar visual adalah belajar dengan cara melihat. Bagi siswa gaya belajar
visual, mata atau penglihatan memainkan peran penting. Dalam hal ini, metode
pengajaran yang digunakan oleh guru sebaiknya difokuskan pada peragaan dan
media. Ajaklah mereka untuk menggunakan benda-bneda yang berkaitan dengan
pelajaran, atau perlihatkan alat peraga secara langsung kepada siswa atau
gambarlah itu di papan tulis. Anak-anak dengan gaya belajar visual harus
melihat gaya bahasa tubuh dan ekspresi wajah guru untuk memahami topiknya.
Mereka cenderung duduk di depan agar bisa melihat dengan jelas. Mereka berpikir
menggunakan gambar di otak dan menggunakan tampilan visual (seperti bagan, buku
teks bergambar, dan video) untuk belajar lebih cepat. Di kelas, anak gaya
belajar visual lebih suka menuliskan detail untuk mendapatkan informasi.
Ciri-ciri siswa dengan gaya belajar visual, yaitu:
mengingat apa yang mereka lihat bukan apa yang mereka dengar, suka membaca
daripada dibacakan, pembaca yang rajin dan cepat, sering tahu apa yang harus
dikatakan tetapi kurang pandai memilih kata, dan sulit untuk mengingat selalu
minta orang untuk membantu mengulang kecuali ada instruksi menulis. Kelebihan
dari gaya belajar visual, yaitu: dapat membaca, mengeja dan mengingat pelajaran
dengan baik, mengingat detail dan warna dengan baik, mengingat wajah seseorang
dengan baik, tetapi sering melupakan namanya. Kelemahan gaya belajar visual:
sulit belajar di lingkungan yang sibuk, bising dan mengganggu, sulit memahami
penjelasan guru tanpa gambar atau grafik, terganggu konsentrasi ketika melihat
informasi yang menurutnya tidak menarik atau buruk.
Gaya belajar auditori adalah belajar melalui
mendengarkan. Siswa dengan gaya belajar auditori dapat mengontrol keberhasilan
belajarnya melalui telinganya, guru harus memperhatikan siswa hingga ke alat
bantu dengar. Anak dengan gaya belajar auditori dapat belajar lebih cepat
melalui diskusi lisan dan mendengarkan apa yang dikatan guru. Pendengaran anak
dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tuturan, tingkat tingga dan
rendahnya kemampuan biacara, dan kecepatan berbicara.
Ciri-ciri
gaya belajar auditori: suka berbicara sendiri sambil bekerja, belajar
mendengarkan dan mengingat apa yang dibahas daripada apa yang dilihat, senang
membaca dengan lantang, menggerakkan bibir dan berbicara saat membaca, mengeja
dengan lantang lebih baik daripada menulis. Kelebihan gaya belajar auditori:
mudah meniru kata-kata orang lain dalam waktu singkat, memiliki tata bahasa
yang baik, jika mempresentasikan sebuah karya dapat melakukannya dengan baik. Kelemahan
gaya belajar auditori: sulit mengingat jika membacanya tanpa suara dan mudah
teralihkan oleh kebisingan.
Gaya
belajar kinestetik melibatkan belajar melalui gerakan, kerja dan sentuhan. Anak-anak
dengan belajar kinestetik dapat belajar dengan cara bergerak, menyentuh, dan
melakukan sesuatu. Anak-anak seperti ini merasa sulit untuk duduk diam selama
beberapa jam karena mereka memiliki keinginan yang kuat untuk beraktivitas dan
eksplorasi. Siswa dengan gaya belajar ini dapat belajar melalui gerakan dan
sentuhan.
Ciri-ciri
gaya belajar kinestetik: tidak mudah teralihkan oleh keadaan kacau, mengingat
melalui belajar dan melihat, belajar melalui manipulasi dan praktek, menyukai
permainan yang membuat sibuk, dan menggunakan jari sebagai petunjuk saat
membaca. Kelebihan gaya belajar kinestetik: kerjasama antara mata dan tangan
sangat baik, pintar di bidang olahraga, dan umumnya terlihat rapi. Kelemahan
gaya belajar kinestetik: kelemahan gaya belajar kinestetik: duduk lama sambil
mendengarkan hal-hal akan mudah gelisah dan frustasi sehingga perlu sedikit
istirahat, tidak pandai mengeja kata, tidak pandai geografi.
Banyak faktor yang mempengaruhi gaya belajar
siswa. Selain faktor-faktor yang ada di dalam seseorang (faktor internal),
masih banyak faktor lain yang berasal dari luar individu (faktor eksternal).
Faktor internal yang mempengaruhi gaya belajar
siswa adalah faktor fisik, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Pertama,
faktor fisik meliputi dua bagian, yaitu kesehatan dan kecacatan. Jika kesehatan
seseorang terganggu, maka proses belajar mengajar akan terganggu. Selain itu,
mereka cepat lelah, kurang semangat, mudah pusing, mengantuk, dll. Sedangkan,
kecacatan adalah yang menyebabkan kurang sempurnanya mengenai tubuh. Kedua,
setidaknya ada tujuh faktor psikologis yang mempengaruhi pembelajaran.
Faktor-faktor tersebut adalah kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi,
kematangan dan kesiapan. Ketiga, faktor kelelahan, kelelahan fisik dilihat dari penurunan daya tahan tubuh.
Sedangkan kelelahan rohani dilihat dari kurangnya minat untuk belajar, kelesuan
dan kebosanan, kelelahan mental dapat terlihat dan minat serta dorongan untuk
menghasilkan sesuatu hilang. Faktor kelelahan seseorang akan berbeda-beda. Oleh
karena itu diperlukan cara atau gaya belajar yang berbeda.
Faktor ekstern
yang mempengaruhi gaya belajar siswa adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan
faktor masyarakat. Pertama, faktor keluarga peserta didik akan dipengaruhi oleh
keluarga berupa cara orang tua mendidik, hubungan antar anggota keluarga,
suasana keluarga dan kondisi ekonomi keluarga. Kedua, faktor sekolah yang akan
mempengaruhi metode atau gaya belajar siswa antara lain metode pengajaran,
pengaturan kurikulum, hubungan guru dan siswa, hubungan siswa dan siswa,
disiplin atau aturan sekolah, suasana belajar, standar kurikulum, kondisi
bangunan, tata letak sekolah, dll. Faktor guru, seperti kepribadian guru,
kemampuan guru dalam memfasilitasi siswa, dan hubungan antara guru dan siswa
juga akan mempengaruhi cara siswa belajar. Ketiga, faktor masyarakat merupakan
faktor eksternal yang turut mempengaruhi cara belajar siswa. Faktor masyarakat
yang mempengaruhi gaya atau cara belajar siswa antara lain aktivitas siswa
dalam masyarakat, media masa, teman dan bentuk kehidupan masyarakat.
Memahami gaya
belajar sangat penting bagi guru, orang tua dan siswa itu sendiri. Dengan
memahami gaya belajar siswa, guru dapat memilih metode dan media pendidikan
yang sesuai dengan siswanya. Dalam hal ini kreativitas guru perlu dituangkan
dalam berbagai metode pengajaran dan pemilihan media pendidikan. Oleh karena
itu, diharapkan perbedaan gaya belajar antar siswa dapat disesuaikan dengan
baik. Bagi para orang tua yang mengetahui gaya belajar anaknya, dapat
memberikan fasilitas belajar yang sesuai dengan gaya belajar anaknya di rumah.
Hal ini dapat dicapai dengan menyediakan buku dan gambar untuk anak-anak dengan
gaya belajar visual, memberikan kaset audio dan sering berdiskusi dengan
anak-anak dengan gaya belajar auditori, serta menyediakan alat-alat praktek
untuk anak-anak yang cenderung memiliki gaya belajar kinestetik. Dengan
memahami gaya belajarnya sendiri, siswa dapat menciptakan suasana belajar yang
mereka sukai. Baik itu bermain musik, berdiskusi dengan teman atau orang tua,
dll. Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Sebaiknya ketahui gaya belajar anak sejak dini.
Gaya belajar akan mampu menuntun seseorang untuk mencapai dan menentukan
prestasi belajarnya. Dalam hal ini, orang tua maupun guru di sekolah harus
mampu mengenali gaya belajar anak sedini mungkin. Dengan cara ini, baik guru di
sekolah maupun orang tua di rumah akan mengupayakan memberikan layanan dan
strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya. Dengan cara demikian diharapkan
akan dicapai perkembangan yang lebih baik. Namun demikian, gaya belajar anak
secara otomatis bergantung pada anak yang belajar sendiri. Dengan pengertian,
cara seseorang belajar termasuk anak-anak di masa keemasan dalam contoh ini
adalah bagaimana berbagai informasi masuk ke otak melalui indera mereka. Hal
inilah yang orang tua perlukan dan harus diwaspadai sedini mungkin agar tidak
salah langkah membantu anaknya belajar di rumah sesuai gaya belajarnya sendiri.
Ada banyak cara untuk mengetahui bagaimana gaya
belajar siswa yaitu dengan mengamati setiap siswa secara detail dengan
menggunakan metode pengajaran di kelas. Untuk memahami siswa dengan gaya
belajar auditori, gunakan metode ceramah dan perhatikan siswa yang mendengarkan
hingga akhir. Dari sini, kita dapat dengan mudah mengklasifikasikan tipe
pelajar dengan gaya auditori yang lebih menonjol. Metode lainnya adalah dengan melakukan survei atau tes gaya
belajar. Tes gaya belajar ini biasanya menggunakan jasa konsultan atau psikolog
tertentu. Karena tes gaya belajar ini menggunakan metode yang sudah teruji
dengan baik, biasanya jenis tes atau survei gaya belajar ini memiliki
keakuratan yang tinggi sehingga memudahkan guru untuk segera mengenali gaya
belajar siswa.
Selain itu,
berbagai strategi telah diterapkan untuk memudahkan proses pembelajaran sesuai
gaya belajar masing-masing siswa. Strategi untuk
mempermudah gaya belajar visual anak melalui penggunaan materi visual
seperti gambar, bagan, dan peta. Selain itu, dapat menggunakan warna untuk
menandai hal penting. Ajak anak untuk membaca buku bergambar. Gunakan
multimedia (misalnya komputer dan video). Ajaklah anak untuk mencoba
mengilustrasikan pikirannya dengan gambar.
Strategi untuk
mempermudah proses pembelajaran dengan gaya belajar auditori dengan mengajak
anak berpartisipasi dalam diskusi baik di kelas maupun di keluarga, mendorong
anak untuk suatu topik dengan lantang, menggunakan musik untuk mengajar anak,
mendiskusikan ide dengan anak secara verbal, membiarkan anak merekam materi dan
mendorongnya untuk mendengarkannya sebelum tidur.
Strategi yang
mempermudah proses pembelajaran melalui gaya belajar kinestetik yaitu, jangan
memaksa anak belajar berjam-jam, ajak anak belajar sambil menjelajah lingkungan
(misalnya ajak mereka membaca sambil bersepeda, gunakan benda nyata untuk
mempelajari konsep baru). Biarkan anak mengunyah permen karet sambil belajar,
gunakan warna-warna cerah untuk menandai bacaan penting, dan biarkan anak
belajar sambil mendengarkan musik.
Biasanya, anak-anak
membutuhkan kombinasi dari semua gaya belajar agar penyerapan belajarnya lebih
kuat. Dari hasil penelitian, anak yang belajar secara visual sebanyak 27%,
auditori 34% dan kinestetik 39%. Sayangnya, masih banyak sekolah yang hanya
menggunakan satu metode pembelajaran yaitu visual seperti memperhatikan papan
tulis dan membaca isi buku, walaupun persentasenya lebih kecil. Hal tersebut
dinilai menjadi salah satu hal yang dapat menurunkan motivasi belajar anak
karena ia membutuhkan gaya belajar yang banyak dan tidak monoton.
Gaya belajar anak
pasti berbeda-beda. Orang tua dan anak akan menyadari bahwa menjadi berbeda
dalam hal pilihan gaya belajar adalah sesuatu yang sepatutnya disyukuri. Kita
dapat belajar satu sama lain mengenai keragaman gaya belajar yang dimiliki
masing-masing orang. Kita harus bertoleransi atas keragaman gaya belajar yang
dimiliki masing-masing setiap orang. Sebagai orang tua buatlah anak merasa
nyaman sehingga menjadikan orangtuanya sebagai pilihan utama untuk
mendiskusikan segala permasalahan yang mereka hadapi.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang
dapat diambil dari pembahasan di atas adalah bahwa gaya belajar sangat penting
dan berpengaruh besar terhadap proses belajar siswa. Gaya belajar dapat
menentukan nilai siswa. Anak-anak dapat berkembang lebih bai jika mereka
mengembangkan strategi yang sesuai dengan gaya belajar mereka. Setiap orang
memiliki gaya belajarnya masing-masing. Seorang guru penting untuk memahai gaya
belajar dari setiap siswanya agar guru dapat menerapkan teknik dan stratgei yang
tepat baik untuk pembelajaran maupun untuk pengembangan diri. Berdasarkan
penilitian ini disarankan bagi beberapa pihak, sebagai beriku. Pertama, bagi
guru untuk lebih mengenal dan memahami karakteristik dari gaya belajar siswa
sehingga dapat disesuaikan dengan gaya pembelajaran guru. Kedua, biarkan siswa
memahami dan lebih mengenal metode pembelajarannya, agar kegiatan pembelajaran
dapat berjalan dengan lancar. Ketiga, bagi orang tua untuk menyediakan fasilitas belajar yang sesuai dengan gaya
belajar anak di rumah.
Asrori. (2020). Psikologi Pendidikan Pendekatan
Multidisipliner. Purwokerto CV. Pena Persada.
Nurjan, S. (2016). Psikologi Belajar Edisi Revisi (W.
Setiawan (ed.); Edisi revisi). Ponorogo, WADE GROUP.
Prawira, P. A. (2012). Psikologi Pendidikan dalam
Perspektif Baru (A. Safa (ed.)). Jakarta, AR-RUZZ MEDIA.
Sriyanti, L. (2011). Psikologi Belajar (A. Syukur
(ed.)). Salatiga, STAIN Salatiga Press.
Wiedarti, P. (2018). Pentingnya Memahami Gaya Belajar. In
Yippiy project (Ed.), Seri Manual Gls Pentingnya Memahami Gaya Belajar.
Jakarta, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Ambarwati, A. (2009). Membuat Anak Rajin Belajar
Ternyata Mudah kok (A. Kurniawan (ed.)). Jakarta, PT Tangga Pustaka.
Pangarso, J. S. (2017). Jurus Jitu Mendampingi Belajar
Anak Di Usia Emas. Jakarta, PT Elex Media Komputindo.
Pietono, Y. D. (2014). Mendidik Anak Sepenuh Hati.
Jakarta, PT Elex Media Komputindo.
Priyatna, A. (2013). Pahami Gaya Belajar Anak!
Memaksimalkan Potensi Anak dengan Modifikasi Gaya Belajar. Jakarta, PT Elex
Media Komputindo.
Redaksi Health Secret. (2013). Mengatasi Penyakit &
Masalah Belajar Anak Usia Sekolah (6-12 Tahun). Jakarta, PT Elex Media
Komputindo.