�HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN AKSEPTOR

 

Chitra Aulia Arnanda, Yandri Naldi, Shofa Nur Fauzah

Universitas Swadaya Gunung Jati, Indonesia

Email: ya[email protected]

 

Abstrak

Pada tahun 2017, persentase rata-rata peserta Keluarga Berencana (KB) aktif di Indonesia mencapai 63,22%, dengan Jawa Barat mencatat tingkat tertinggi sebesar 66,65%, mencerminkan banyaknya pengguna KB dan menjadikannya sebagai strategi pemerintah dalam mengendalikan jumlah penduduk serta mencapai Norma Keluarga Kecil Sejahtera. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dan pengetahuan akseptor kontosepsi suntik tiga bulan dengan kepatuhan akseptor di Puskesmas Kejaksan dan Puskesmas Kalitanjung Kota Cirebon. Metode yang digunakan adalah penelitian observasional dengan desain cross-sectional, melibatkan populasi akseptor kontosepsi suntik di kedua Puskesmas tersebut, dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling menghasilkan 232 sampel. Data dikumpulkan melalui buku kunjungan ulang KB dan kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman dan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan suami (p=0.000, r=0.461) dan pengetahuan (p=0.000, r=0.362) memiliki hubungan signifikan dengan kepatuhan akseptor, di mana dukungan suami merupakan faktor paling berpengaruh dengan nilai Exp(B)=5.514. Temuan ini mengindikasikan pentingnya melibatkan suami dalam edukasi dan dukungan terhadap akseptor, serta merekomendasikan agar program intervensi lebih fokus pada pemberdayaan suami untuk meningkatkan kepatuhan akseptor dalam menggunakan metode kontrasepsi.

 

Kata kunci: Kontrasepsi Suntik, Kepatuhan, Dukungan Suami

 

Abstract

In 2017, the average percentage of active Family Planning (KB) participants in Indonesia reached 63.22%, with West Java recording the highest rate of 66.65%, reflecting the large number of family planning users and making it a government strategy in controlling the population and achieving the Norm of Prosperous Small Families. This study aims to determine the relationship between husband support and knowledge of three-month injection acceptance acceptors and acceptor compliance at the Prosecutor's Health Center and the Kalitanjung Health Center in Cirebon City. The method used was an observational study with a cross-sectional design, involving the population of injectable contoceptor acceptors in the two health centers, with a purposive sampling technique resulting in 232 samples. Data was collected through family planning revisit books and questionnaires, then analyzed using the Spearman correlation test and logistic regression test. The results showed that husband support (p=0.000, r=0.461) and knowledge (p=0.000, r=0.362) had a significant relationship with acceptor compliance, where husband support was the most influential factor with an Exp(B)=5.514 value. These findings indicate the importance of involving husbands in education and support for acceptors, and recommend that intervention programs focus more on empowering husbands to increase acceptor compliance in using contraceptive methods.

 

Keywords: Injectable Contraception, Compliance, Husband Support

*Correspondence Author: Chitra Aulia Arnanda

Email: [email protected]

 


 

PENDAHULUAN

 

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang masih menghadapi berbagai permasalahan dalam hal kependudukan, yang memerlukan penanganan yang jelas dan efektif (Hidayati et al., 2018; Munif, 2018; Suroso et al., 2022). Berdasarkan data sensus penduduk tahun 2010, Indonesia menempati posisi sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, dengan total 237 juta jiwa. Laju pertumbuhan penduduk (LPP) di Indonesia tercatat sebesar 1,49%, yang berarti jumlah penduduk akan terus bertambah sekitar 3,5 juta jiwa setiap tahunnya. Pertumbuhan populasi yang tinggi ini, tanpa diimbangi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, berpotensi menyulitkan upaya pemerataan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan program Keluarga Berencana (KB) sebagai strategi untuk mengendalikan jumlah penduduk dan memastikan kesejahteraan masyarakat.

Program Keluarga Berencana dirancang untuk menyeimbangkan kebutuhan dan jumlah penduduk, yang bertujuan untuk pengendalian jumlah penduduk, penundaan atau pencegahan kehamilan, serta pengurangan angka kelahiran (Novitasari Ujianingtyas, 2023; Rosalinda, 2023; Syam & Rukmana, 2022). Program ini juga berupaya menghentikan atau mengakhiri kesuburan guna mencapai Norma Keluarga Kecil Sejahtera. Pada tahun 2017, persentase rata-rata peserta KB aktif di Indonesia mencapai 63,22%, dengan Jawa Barat mencatatkan tingkat tertinggi sebesar 66,65%. Angka ini menunjukkan bahwa banyak pasangan usia subur di Indonesia yang berpartisipasi dalam program KB, namun masih terdapat provinsi dengan tingkat partisipasi yang lebih rendah, seperti di kecamatan Harjamukti dan Kejaksan di Kota Cirebon (Maesaroh, 2020; Yudha et al., 2019).

Meskipun terdapat angka partisipasi yang signifikan, data menunjukkan rendahnya angka pengguna kontrasepsi suntik di beberapa daerah, seperti di kecamatan Harjamukti yang hanya sekitar 33% dan kecamatan Kejaksan yang mencapai 36% dari jumlah pasangan usia subur. Rendahnya penggunaan kontrasepsi suntik ini menarik perhatian peneliti untuk mengeksplorasi penyebab di balik fenomena tersebut, terutama di daerah perkotaan yang memiliki tingkat kesibukan tinggi (Anggriani et al., 2019; Fikri, 2021). Hal ini berpotensi mempengaruhi kepatuhan akseptor dalam melakukan kunjungan ulang untuk kontrasepsi suntik, yang merupakan aspek penting dalam efektivitas program KB.

Urgensi penelitian ini terletak pada kebutuhan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya kepatuhan akseptor kontrasepsi suntik. Pengetahuan tentang manfaat dan dampak dari berbagai metode kontrasepsi seharusnya menjadi perhatian utama bagi pengguna, agar mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik. Dengan meningkatkan pemahaman tentang program Keluarga Berencana, diharapkan dapat tercapai kesejahteraan berkeluarga dan pengurangan potensi masalah sosial di Indonesia.

Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa dukungan suami dan pengetahuan akseptor berperan penting dalam kepatuhan terhadap penggunaan kontrasepsi. Namun, masih terdapat gap dalam penelitian yang secara spesifik mengeksplorasi hubungan antara dukungan suami dan pengetahuan akseptor kontasepsi suntik dengan kepatuhan di daerah tertentu, terutama di Puskesmas Kejaksan dan Kalitanjung. Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan tersebut dengan memberikan wawasan yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan akseptor kontrasepsi suntik.

Novelty dari penelitian ini terletak pada fokus pada konteks lokal di Kota Cirebon, yang belum banyak diteliti dalam studi sebelumnya. Dengan mengkaji hubungan antara dukungan suami dan pengetahuan akseptor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baru dalam pengembangan strategi intervensi yang lebih efektif untuk meningkatkan kepatuhan dalam penggunaan kontrasepsi suntik.

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dan pengetahuan akseptor kontosepsi suntik tiga bulan dengan kepatuhan akseptor di Puskesmas Kejaksan dan Puskesmas Kalitanjung. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi program Keluarga Berencana dalam mengembangkan intervensi yang lebih efektif, dengan melibatkan suami dalam edukasi dan dukungan terhadap akseptor. Manfaat dari penelitian ini tidak hanya akan memperkaya literatur akademis, tetapi juga memberikan implikasi praktis bagi kebijakan dan program yang berkaitan dengan pengendalian jumlah penduduk dan peningkatan kesejahteraan keluarga di Indonesia.

 

METODE PENELITIAN

 

Metode penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian observasional yang bersifat kuantitatif, menggunakan desain cross-sectional untuk menganalisis hubungan antara variabel dukungan suami, pengetahuan akseptor, dan kepatuhan akseptor kontrasepsi suntik tiga bulan dalam satu waktu tertentu. Populasi penelitian terdiri dari akseptor kontrasepsi suntik tiga bulan di Puskesmas Kejaksan dan Puskesmas Kalitanjung, Kota Cirebon, dengan sampel yang diambil sebanyak 232 responden melalui teknik purposive sampling. Kriteria inklusi untuk subjek penelitian meliputi akseptor kontrasepsi suntik yang merupakan pasien di kedua Puskesmas tersebut, yang telah menggunakan metode kontrasepsi ini selama lebih dari satu tahun, berada dalam kategori usia subur (20-40 tahun), serta bersedia menjadi responden dan mengisi kuesioner. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang dirancang untuk mengukur dukungan suami, pengetahuan akseptor mengenai kontrasepsi suntik tiga bulan, serta kepatuhan mereka, di mana kuesioner ini berisi pertanyaan tentang aspek-aspek tersebut dan dilengkapi dengan data dari kartu kunjungan ulang KB yang menunjukkan tingkat kepatuhan akseptor. Setelah data terkumpul, analisis akan dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman untuk menilai hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, serta regresi logistik untuk mengevaluasi pengaruh dukungan suami dan pengetahuan akseptor terhadap kepatuhan mereka dalam menggunakan kontrasepsi suntik. Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan akseptor kontrasepsi suntik di lokasi penelitian.

 


 

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Karakteristik responden

Karakteristik umur responden yang berumur antara 20 � 25 tahun sebesar 16,8%, responden yang berumur antara 26 � 30 tahun sebesar 21,1%, responden yang berumur antara 31 � 35 tahun sebesar 37,1%, dan responden yang berumur 36 � 40 tahun sebesar 37,1%. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 31 � 35 tahun yaitu sebesar 37,1%.

Karakteristik pendidikan responden yang memiliki pendidikan terakhir SD sebesar 21%, responden yang memiliki pendidikan terakhir SMP/MTs sebesar 26%, responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK/MA sebesar 39%, dan responden yang memiliki pendidikan terakhir Perguruan Tinggi sebesar 14%. Berdasarkan hasil tersebut, diketahui bahwa sebagian besar pendidikan terakhir yang dimiliki responden adalah SMA/SMK/MA yaitu sebesar 39%.

 

Analisis Univariat

����������� Distribusi frekuensi Dukungan Suami, Pengetahuan dan Kepatuhan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan di Puskemas Kejaksan dan Puskesmas Kalitanjung kota Cirebon.

 

Tabel 1. Distribusi frekuensi Dukungan Suami, Pengetahuan dan Kepatuhan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan

No

Variabel

Frekuensi

Persentase (%)

1

Dukungan Suami

Baik

Cukup

Kurang

 

169

57

6

 

72,8%

24,6%

2,6%

2

Pengetahuan

Baik

Cukup

kurang

 

174

51

7

 

75%

22%

3%

3

Kepatuhan

Patuh

Tidak Patuh

 

159

73

 

68,5%

31,5%

 

����������� Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan memiliki dukungan suami yang baik sebesar 72,8%, dan memiliki pengetahuan yang baik sebesar 75% dan memiliki kepatuhan sebesar 68,5%.

 

Analisis Bivariat

����������� Hubungan antara dukungan suami dan pengetahuan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kepatuhan akseptor. Analisis data menggunakan korelasi Spearman dengan nilai signifikan < 0,05.

 


 

Tabel 2. Hubungan antara dukungan suami dan pengetahuan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kepatuhan akseptor.

 

Berdasarkan analisis korelasi Spearman menunjukkan hasil bahwa didapatkan nilai r sebesar 0,461 pada variabel dukungan suami dan 0,361 pada variabel pengetahuan dan nilai p value atau nilai signifikan yang didapatkan sebesar 0,000 (<0,05) yang menunjukkan bahwa variabel dukungan suami dan pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan akseptor dan masing � masing memiliki kekuatan korelasi sedang.

 

Analisis Multivariat

Tabel 3. Variabel yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan.

Variabel

Sig

Exp (B)

95% C.I for Exp (B)

 

 

 

�������� Lower�����������

Upper���������������������

Dukungan suami

.000

3.186

1.675

6.059

Pengetahuan

.000

5.606

2.921

10.758

 

����������� Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa besarnya pengaruh dapat ditunjukkan dengan nilai EXP(B) atau disebut juga Odds Ratio (OR). Variabel dukungan suami dengan OR 5,514 yang menunjukkan bahwa variabel Dukungan Suami berpengaruh terhadap Kepatuhan sebanyak 5,514 kali lipat. Sehingga berdasarkan nilai OR dari dua variabel yang diteliti yaitu variabel Dukungan Suami dan Pengetahuan terhadap Kepatuhan akseptor, yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan adalah variabel Dukungan Suami.

 


 

Diskusi

Hubungan antara dukungan suami akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kepatuhan akseptor.

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari uji korelasi Spearman's rho sebesar 0,464 dan nilai p value 0,000 yang menunjukkan adanya hubungan dukungan suami dengan kepatuhan akseptor sebesar 0,464 yang berarti memiliki kekuatan korelasi sedang. Dengan nilai p value atau nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dukungan suami memiliki hubungan dengan kepatuhan akseptor.

Responden yang tidak mendapat dukungan dari suami tetapi patuh dalam melakukan suntik ulang. Hal ini bisa dikarenakan ibu telah memiliki pengetahuan mengenai fungsi dari kontrasepsi itu sendiri sehingga ibu takut jika terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Responden yang mendapat dukungan suami tetapi tidak patuh dalam melakukan suntik ulang. Hal ini dikarenakan pengetahuan tentang kontrasepsi suntik yang kurang. Ibu beranggapan bahwa KB suntik bisa dilakukan sewaktu-waktu jika dibutuhkan. Bahwa setiap individu memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda, tingkat pengetahuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, keterpaparan informasi dan pengalaman. Ketidakpatuhan ibu dalam melakukan kunjungan ulang bisa pula diakibatkan kurangnya pengetahuan ibu mengenai fungsi dan keefektifan dari kontrasepsi suntik 3 bulan sehingga menyebabkan ibu lalai dalam melakukan kunjungan ulang.9

 

Hubungan antara pengetahuan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kepatuhan akseptor

Berdasarkan hasil yang didapat dari uji korelasi Spearman's rho yaitu sebesar 0,362 dan nilai p value atau nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05). Menunjukkan adanya hubungan pengetahuan dengan kepatuhan akseptor dengan nilai korelasi kekuatan yaitu 0,362. Dengan demikian dapat disimpulkan dukungan suami memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan akseptor dan memiliki kekuatan korelasi sedang.

Pengetahuan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan yang meliputi definisi, keuntungan, kerugian, efek samping dan kontraindikasi secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap kepatuhan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan (Hidayah & Haryono, 2023; Wungubelen et al., 2021). Semakin ibu mengetahui lebih banyak mengenai kontrasepsi suntik 3 bulan terutama pentingnya kunjungan ulang maka akan membuat ibu patuh untuk melakukan kunjungan ulang.8 Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang kontrasepsi suntik maka ibu semakin patuh untuk melakukan penyuntikan ulang sesuai waktu yang telah dijadwalkan atau ditentukan.10

 

Hubungan antara dukungan suami dan pengetahuan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kepatuhan akseptor

Berdasarkan hasil dari tabel 3 diatas, besarnya pengaruh dapat ditunjukkan dengan nilai EXP(B) atau disebut juga Odds Ratio (OR). Variabel dukungan suami dengan OR 5,514 yang menunjukkan bahwa variabel Dukungan Suami berpengaruh terhadap kepatuhan sebanyak 5,514 kali lipat. Sehingga berdasarkan nilai OR dari dua variabel yaitu variabel Dukungan Suami dan Pengetahuan terhadap Kepatuhan akseptor, yang paling berpengaruh terhadap kepatuhan adalah variabel Dukungan Suami. Menurut Lawrence Green dalam Notoatmodjo faktor yang mempengaruhi kepatuhan meliputi predisposisi (predisposing factor), faktor pemungkin (enabling factor) dan faktor pendorong atau penguat (reinforcing factor). Faktor predisposisi meliputi pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, sikap, kepercayaan, keyakinan sosial budaya adat istiadat dan tradisi (Andriyani, 2018; Anisak et al., 2022). Faktor pemungkin meliputi jarak antara rumah dengan fasilitas kesehatan dan fasilitas kesehatan yang tersedia. Sedangkan faktor pendorong atau penguat meliputi sikap petugas kesehatan dan dukungan keluarga.10

Dukungan keluarga disini selain berasal dari keluarga, termasuk juga keluarga terdekat dari ibu yaitu suami (Adinda et al., 2023; Ratna et al., 2023). Peran suami akan sangat berpengaruh terhadap istri. Peran seperti ikut pada saat konsultasi pada tenaga kesehatan saat istri akan memakai alat kontrasepsi, mengingatkan istri jadwal minum obat atau jadwal untuk control selanjutnya, mengingatkan istri untuk hal yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan saat memakai alat kontrasepsi dan sebagainya akan sangat berpengaruh bagi istri saat akan atau telah memakai alat kontrasepsi.11

 

KESIMPULAN

 

Dari analisis yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa variabel dukungan suami dan pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan. Namun, hasil analisis menunjukkan bahwa dukungan suami memberikan pengaruh yang paling besar terhadap tingkat kepatuhan. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan emosional dan praktis dari suami sangat penting dalam mendorong kepatuhan, terutama dalam konteks yang melibatkan pengambilan keputusan dan perilaku kesehatan. Implikasi dari penelitian ini sangat relevan untuk pengembangan program intervensi yang bertujuan meningkatkan kepatuhan. Dukungan suami dapat dimanfaatkan sebagai faktor kunci dalam merancang strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan kepatuhan, baik dalam konteks kesehatan maupun dalam aspek sosial lainnya. Oleh karena itu, penting bagi para profesional kesehatan dan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan peran suami dalam mendukung individu dalam mematuhi program-program yang ditetapkan. Penelitian ini juga membuka peluang untuk studi lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan dan bagaimana hubungan dinamis dalam keluarga berkontribusi terhadap perilaku tersebut.

 

BIBLIOGRAFI

 

Adinda, K., Susiloningtyas, I., & Machfudloh, M. (2023). Pandangan Pasangan Muslim terhadap Program Keluarga Berencana (KB) di Puskesmas: Studi Kualitatif. Faletehan Health Journal, 10(01). https://doi.org/10.33746/fhj.v10i01.472

Andriyani, N. A. (2018). Gambaran Faktor Predisposisi dan Presipitasi Kejadian Rheumatoid Arthritis pada Individu yang Hidup di Komunitas. Artikel Penelitian, 1(1).

Anggriani, A., Iskandar, D., & Aharyanti, D. (2019). Analisis Pengetahuan dan Alasan Penggunaan Kontrasepsi Suntik di Masyarakat Panyileukan Bandung. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia), 16(2). https://doi.org/10.30595/pharmacy.v16i2.5771

Anisak, S., Farida, E., & Rodiyatun, R. (2022). Faktor Predisposisi Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI Ekslusif. Jurnal Kebidanan, 12(1). https://doi.org/10.35874/jib.v12i1.1009

Fikri, A. A. (2021). MENGKAJI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA MINAT IBU TERHADAP PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP). Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 16(2). https://doi.org/10.36911/pannmed.v16i2.1046

Hidayah, N., & Haryono, I. A. (2023). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Akseptor dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Suntik di Puskesmas Pekauman. Health Research Journal of Indonesia, 1(3 SE-Artikel).

Hidayati, A. R., Gondodiputro, S., & Rahmiati, L. (2018). Elderly Profile of Quality of Life Using WHOQOL-BREF Indonesian Version: A Community-Dwelling. Althea Medical Journal, 5(2). https://doi.org/10.15850/amj.v5n2.1417

Maesaroh, M. (2020). HUBUNGAN SIKAP TENTANG ALAT KONTRASEPSI PRIA DENGAN PARTISIPASI SUAMI MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI DI KELURAHAN KEBONBARU KOTA CIREBON. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences Journal, 11(2). https://doi.org/10.34305/jikbh.v11i2.169

Munif, A. (2018). Potret Masyarakat Multikultural di Indonesia. Journal Multicultural of Islamic Education, 2(1).

Novitasari Ujianingtyas, A. (2023). Kewenangan Pemerintah Daerah untuk Melindungi Bidan yang Melaksanakan Program Keluarga Berencana. Perspektif Hukum. https://doi.org/10.30649/ph.v23i1.170

Ratna, R., Jayatmi, I., & Rini, A. S. (2023). HUBUNGAN SUMBER INFORMASI, DUKUNGAN SUAMI DAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KEIKUTSERTAAN AKSEPTOR KB IUD. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 2(5). https://doi.org/10.55681/sentri.v2i5.857

Rosalinda. (2023). Pelaksanaan Program Keluarga Berencana ( Kb ) Gratis Di Kecamatan Muara Lawa Kabupaten Kutai Barat. EJournal Pemerintahan Integratif, 10(2).

Suroso, D. S. A., Setiawan, B., Pradono, P., Iskandar, Z. S., & Hastari, M. A. (2022). Revisiting the role of international climate finance (ICF) towards achieving the nationally determined contribution (NDC) target: A case study of the Indonesian energy sector. Environmental Science and Policy, 131. https://doi.org/10.1016/j.envsci.2022.01.022

Syam, F., & Rukmana, N. S. (2022). Kolaborasi Pemerintah Kota Makassar Dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana. Vox Populi, 5(1). https://doi.org/10.24252/vp.v5i1.29644

Wungubelen, M. L. S., Lebuan, A., & Supardi, S. (2021). HUBUNGAN PENGETAHUAN, PARITAS DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI PUSTU LOKEA KABUPATEN FLORES TIMUR. Carolus Journal of Nursing, 3(1). https://doi.org/10.37480/cjon.v3i1.62

Yudha, Syahda, S., Yanti, I. A., Setyani, R. A., Nugraha, M. D. A., Niaga, W., & Maesaroh, M. (2019). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang KB Pria dengan Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami. In Skripsi (Vol. 1, Issue 2).

 

� 2025 by the authors. Submitted for possible open access publication under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).