Chitra Aulia Arnanda, Yandri
Naldi, Shofa Nur Fauzah
Universitas Swadaya Gunung Jati, Indonesia
Email: ya[email protected]
Abstrak |
Pada tahun
2017, persentase rata-rata peserta
Keluarga Berencana (KB) aktif di Indonesia mencapai
63,22%, dengan Jawa Barat mencatat
tingkat tertinggi sebesar 66,65%, mencerminkan banyaknya pengguna KB dan menjadikannya sebagai strategi pemerintah dalam mengendalikan jumlah penduduk serta mencapai Norma Keluarga Kecil
Sejahtera. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dan pengetahuan akseptor kontosepsi suntik tiga bulan dengan
kepatuhan akseptor di Puskesmas Kejaksan dan Puskesmas Kalitanjung Kota
Cirebon. Metode yang digunakan adalah
penelitian observasional dengan desain cross-sectional, melibatkan populasi akseptor kontosepsi suntik di kedua Puskesmas tersebut, dengan teknik pengambilan sampel purposive
sampling menghasilkan 232 sampel.
Data dikumpulkan melalui buku kunjungan ulang KB dan kuesioner, kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi
Spearman dan uji regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dukungan suami (p=0.000, r=0.461) dan pengetahuan
(p=0.000, r=0.362) memiliki hubungan
signifikan dengan kepatuhan akseptor, di mana dukungan suami merupakan faktor paling berpengaruh dengan nilai Exp(B)=5.514. Temuan ini mengindikasikan pentingnya melibatkan suami dalam edukasi
dan dukungan terhadap akseptor, serta merekomendasikan agar program intervensi
lebih fokus pada pemberdayaan suami untuk meningkatkan kepatuhan akseptor dalam menggunakan metode kontrasepsi. Kata kunci: Kontrasepsi
Suntik, Kepatuhan, Dukungan Suami |
|
Abstract |
In 2017, the average percentage of active Family
Planning (KB) participants in Indonesia reached 63.22%, with West Java
recording the highest rate of 66.65%, reflecting the large number of family
planning users and making it a government strategy in controlling the
population and achieving the Norm of Prosperous Small Families. This study
aims to determine the relationship between husband support and knowledge of
three-month injection acceptance acceptors and acceptor compliance at the
Prosecutor's Health Center and the Kalitanjung Health Center in Cirebon City.
The method used was an observational study with a cross-sectional design,
involving the population of injectable contoceptor acceptors in the two
health centers, with a purposive sampling technique resulting in 232 samples.
Data was collected through family planning revisit books and questionnaires,
then analyzed using the Spearman correlation test and logistic regression
test. The results showed that husband support (p=0.000, r=0.461) and
knowledge (p=0.000, r=0.362) had a significant relationship with acceptor
compliance, where husband support was the most influential factor with an
Exp(B)=5.514 value. These findings indicate the importance of involving
husbands in education and support for acceptors, and recommend that
intervention programs focus more on empowering husbands to increase acceptor
compliance in using contraceptive methods. Keywords: Injectable Contraception,
Compliance, Husband Support |
*Correspondence
Author: Chitra Aulia Arnanda
Email:
[email protected]
PENDAHULUAN
Indonesia
adalah salah satu negara berkembang yang masih menghadapi berbagai permasalahan
dalam hal kependudukan, yang memerlukan penanganan yang jelas dan efektif (Hidayati et al.,
2018; Munif, 2018; Suroso et al., 2022). Berdasarkan data sensus
penduduk tahun 2010, Indonesia menempati posisi sebagai negara dengan jumlah
penduduk terbanyak keempat di dunia, dengan total 237 juta jiwa. Laju
pertumbuhan penduduk (LPP) di Indonesia tercatat sebesar 1,49%, yang berarti
jumlah penduduk akan terus bertambah sekitar 3,5 juta jiwa setiap tahunnya.
Pertumbuhan populasi yang tinggi ini, tanpa diimbangi dengan peningkatan
kualitas sumber daya manusia, berpotensi menyulitkan upaya pemerataan
kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan program Keluarga
Berencana (KB) sebagai strategi untuk mengendalikan jumlah penduduk dan
memastikan kesejahteraan masyarakat.
Program
Keluarga Berencana dirancang untuk menyeimbangkan kebutuhan dan jumlah
penduduk, yang bertujuan untuk pengendalian jumlah penduduk, penundaan atau
pencegahan kehamilan, serta pengurangan angka kelahiran (Novitasari
Ujianingtyas, 2023; Rosalinda, 2023; Syam & Rukmana, 2022). Program ini juga berupaya
menghentikan atau mengakhiri kesuburan guna mencapai Norma Keluarga Kecil
Sejahtera. Pada tahun 2017, persentase rata-rata peserta KB aktif di Indonesia
mencapai 63,22%, dengan Jawa Barat mencatatkan tingkat tertinggi sebesar
66,65%. Angka ini menunjukkan bahwa banyak pasangan usia subur di Indonesia
yang berpartisipasi dalam program KB, namun masih terdapat provinsi dengan
tingkat partisipasi yang lebih rendah, seperti di kecamatan Harjamukti dan
Kejaksan di Kota Cirebon (Maesaroh, 2020;
Yudha et al., 2019).
Meskipun
terdapat angka partisipasi yang signifikan, data menunjukkan rendahnya angka
pengguna kontrasepsi suntik di beberapa daerah, seperti di kecamatan Harjamukti
yang hanya sekitar 33% dan kecamatan Kejaksan yang mencapai 36% dari jumlah
pasangan usia subur. Rendahnya penggunaan kontrasepsi suntik ini menarik
perhatian peneliti untuk mengeksplorasi penyebab di balik fenomena tersebut,
terutama di daerah perkotaan yang memiliki tingkat kesibukan tinggi (Anggriani et al.,
2019; Fikri, 2021). Hal ini berpotensi
mempengaruhi kepatuhan akseptor dalam melakukan kunjungan ulang untuk
kontrasepsi suntik, yang merupakan aspek penting dalam efektivitas program KB.
Urgensi
penelitian ini terletak pada kebutuhan untuk memahami faktor-faktor yang
mempengaruhi rendahnya kepatuhan akseptor kontrasepsi suntik. Pengetahuan
tentang manfaat dan dampak dari berbagai metode kontrasepsi seharusnya menjadi
perhatian utama bagi pengguna, agar mereka dapat membuat keputusan yang lebih
baik. Dengan meningkatkan pemahaman tentang program Keluarga Berencana,
diharapkan dapat tercapai kesejahteraan berkeluarga dan pengurangan potensi masalah
sosial di Indonesia.
Penelitian
terdahulu telah menunjukkan bahwa dukungan suami dan pengetahuan akseptor
berperan penting dalam kepatuhan terhadap penggunaan kontrasepsi. Namun, masih
terdapat gap dalam penelitian yang secara spesifik mengeksplorasi hubungan
antara dukungan suami dan pengetahuan akseptor kontasepsi suntik dengan
kepatuhan di daerah tertentu, terutama di Puskesmas Kejaksan dan Kalitanjung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisi kekosongan tersebut dengan memberikan
wawasan yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
akseptor kontrasepsi suntik.
Novelty
dari penelitian ini terletak pada fokus pada konteks lokal di Kota Cirebon,
yang belum banyak diteliti dalam studi sebelumnya. Dengan mengkaji hubungan
antara dukungan suami dan pengetahuan akseptor, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi baru dalam pengembangan strategi intervensi yang lebih
efektif untuk meningkatkan kepatuhan dalam penggunaan kontrasepsi suntik.
Tujuan
utama penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami dan
pengetahuan akseptor kontosepsi suntik tiga bulan dengan kepatuhan akseptor di
Puskesmas Kejaksan dan Puskesmas Kalitanjung. Hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan rekomendasi bagi program Keluarga Berencana dalam mengembangkan
intervensi yang lebih efektif, dengan melibatkan suami dalam edukasi dan
dukungan terhadap akseptor. Manfaat dari penelitian ini tidak hanya akan
memperkaya literatur akademis, tetapi juga memberikan implikasi praktis bagi kebijakan
dan program yang berkaitan dengan pengendalian jumlah penduduk dan peningkatan
kesejahteraan keluarga di Indonesia.
METODE
PENELITIAN
Metode
penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian observasional yang bersifat
kuantitatif, menggunakan desain cross-sectional untuk menganalisis hubungan
antara variabel dukungan suami, pengetahuan akseptor, dan kepatuhan akseptor
kontrasepsi suntik tiga bulan dalam satu waktu tertentu. Populasi penelitian
terdiri dari akseptor kontrasepsi suntik tiga bulan di Puskesmas Kejaksan dan
Puskesmas Kalitanjung, Kota Cirebon, dengan sampel yang diambil sebanyak 232
responden melalui teknik purposive sampling. Kriteria inklusi untuk subjek
penelitian meliputi akseptor kontrasepsi suntik yang merupakan pasien di kedua
Puskesmas tersebut, yang telah menggunakan metode kontrasepsi ini selama lebih
dari satu tahun, berada dalam kategori usia subur (20-40 tahun), serta bersedia
menjadi responden dan mengisi kuesioner. Data dikumpulkan melalui kuesioner
yang dirancang untuk mengukur dukungan suami, pengetahuan akseptor mengenai
kontrasepsi suntik tiga bulan, serta kepatuhan mereka, di mana kuesioner ini
berisi pertanyaan tentang aspek-aspek tersebut dan dilengkapi dengan data dari
kartu kunjungan ulang KB yang menunjukkan tingkat kepatuhan akseptor. Setelah
data terkumpul, analisis akan dilakukan menggunakan uji korelasi Spearman untuk
menilai hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, serta regresi logistik
untuk mengevaluasi pengaruh dukungan suami dan pengetahuan akseptor terhadap
kepatuhan mereka dalam menggunakan kontrasepsi suntik. Hasil analisis ini
diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan akseptor kontrasepsi suntik di lokasi penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik responden
Karakteristik umur responden
yang berumur antara 20 � 25 tahun sebesar 16,8%, responden yang berumur antara
26 � 30 tahun sebesar 21,1%, responden yang berumur antara 31 � 35 tahun
sebesar 37,1%, dan responden yang berumur 36 � 40 tahun sebesar 37,1%.
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa sebagian besar responden berumur 31
� 35 tahun yaitu sebesar 37,1%.
Karakteristik pendidikan
responden yang memiliki pendidikan terakhir SD sebesar 21%, responden yang
memiliki pendidikan terakhir SMP/MTs sebesar 26%, responden yang memiliki
pendidikan terakhir SMA/SMK/MA sebesar 39%, dan responden yang memiliki
pendidikan terakhir Perguruan Tinggi sebesar 14%. Berdasarkan hasil tersebut,
diketahui bahwa sebagian besar pendidikan terakhir yang dimiliki responden
adalah SMA/SMK/MA yaitu sebesar 39%.
Analisis Univariat
����������� Distribusi frekuensi Dukungan Suami, Pengetahuan dan
Kepatuhan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan di Puskemas Kejaksan dan
Puskesmas Kalitanjung kota Cirebon.
Tabel 1. Distribusi frekuensi
Dukungan Suami, Pengetahuan dan Kepatuhan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan
No |
Variabel |
Frekuensi |
Persentase
(%) |
1 |
Dukungan Suami Baik Cukup Kurang |
169 57 6 |
72,8% 24,6% 2,6% |
2 |
Pengetahuan Baik Cukup kurang |
174 51 7 |
75% 22% 3% |
3 |
Kepatuhan Patuh Tidak Patuh |
159 73 |
68,5% 31,5% |
����������� Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar akseptor
kontrasepsi suntik 3 bulan memiliki dukungan suami yang baik sebesar 72,8%, dan
memiliki pengetahuan yang baik sebesar 75% dan memiliki kepatuhan sebesar
68,5%.
Analisis Bivariat
����������� Hubungan antara dukungan suami dan pengetahuan akseptor
kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kepatuhan akseptor. Analisis data menggunakan
korelasi Spearman dengan nilai signifikan < 0,05.
Tabel 2. Hubungan antara
dukungan suami dan pengetahuan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dengan
kepatuhan akseptor.
Berdasarkan analisis korelasi
Spearman menunjukkan hasil bahwa didapatkan nilai r sebesar 0,461 pada variabel
dukungan suami dan 0,361 pada variabel pengetahuan dan nilai p value atau nilai
signifikan yang didapatkan sebesar 0,000 (<0,05) yang menunjukkan bahwa
variabel dukungan suami dan pengetahuan memiliki hubungan yang signifikan
dengan kepatuhan akseptor dan masing � masing memiliki kekuatan korelasi
sedang.
Analisis Multivariat
Tabel 3. Variabel yang paling
berpengaruh terhadap kepatuhan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan.
Variabel |
Sig |
Exp
(B) |
95%
C.I for Exp (B) |
|
|
|
|
�������� Lower����������� |
Upper��������������������� |
Dukungan suami |
.000 |
3.186 |
1.675 |
6.059 |
Pengetahuan |
.000 |
5.606 |
2.921 |
10.758 |
����������� Berdasarkan tabel diatas, didapatkan bahwa besarnya
pengaruh dapat ditunjukkan dengan nilai EXP(B) atau disebut juga Odds Ratio
(OR). Variabel dukungan suami dengan OR 5,514 yang menunjukkan bahwa variabel
Dukungan Suami berpengaruh terhadap Kepatuhan sebanyak 5,514 kali lipat.
Sehingga berdasarkan nilai OR dari dua variabel yang diteliti yaitu variabel
Dukungan Suami dan Pengetahuan terhadap Kepatuhan akseptor, yang paling
berpengaruh terhadap kepatuhan adalah variabel Dukungan Suami.
Diskusi
Hubungan antara dukungan suami
akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kepatuhan akseptor.
Berdasarkan hasil yang
didapatkan dari uji korelasi Spearman's rho sebesar 0,464 dan nilai p value
0,000 yang menunjukkan adanya hubungan dukungan suami dengan kepatuhan akseptor
sebesar 0,464 yang berarti memiliki kekuatan korelasi sedang. Dengan nilai p
value atau nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05). Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa dukungan suami memiliki hubungan dengan kepatuhan akseptor.
Responden yang tidak mendapat
dukungan dari suami tetapi patuh dalam melakukan suntik ulang. Hal ini bisa
dikarenakan ibu telah memiliki pengetahuan mengenai fungsi dari kontrasepsi itu
sendiri sehingga ibu takut jika terjadi kehamilan yang tidak diinginkan.
Responden yang mendapat dukungan suami tetapi tidak patuh dalam melakukan
suntik ulang. Hal ini dikarenakan pengetahuan tentang kontrasepsi suntik yang
kurang. Ibu beranggapan bahwa KB suntik bisa dilakukan sewaktu-waktu jika
dibutuhkan. Bahwa setiap individu memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda,
tingkat pengetahuan ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, keterpaparan
informasi dan pengalaman. Ketidakpatuhan ibu dalam melakukan kunjungan ulang
bisa pula diakibatkan kurangnya pengetahuan ibu mengenai fungsi dan keefektifan
dari kontrasepsi suntik 3 bulan sehingga menyebabkan ibu lalai dalam melakukan
kunjungan ulang.9
Hubungan antara pengetahuan
akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kepatuhan akseptor
Berdasarkan hasil yang didapat
dari uji korelasi Spearman's rho yaitu sebesar 0,362 dan nilai p value atau
nilai signifikansi sebesar 0,000 (<0,05). Menunjukkan adanya hubungan
pengetahuan dengan kepatuhan akseptor dengan nilai korelasi kekuatan yaitu
0,362. Dengan demikian dapat disimpulkan dukungan suami memiliki hubungan yang
signifikan dengan kepatuhan akseptor dan memiliki kekuatan korelasi sedang.
Pengetahuan akseptor
kontrasepsi suntik 3 bulan yang meliputi definisi, keuntungan, kerugian, efek
samping dan kontraindikasi secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap
kepatuhan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan (Hidayah &
Haryono, 2023; Wungubelen et al., 2021). Semakin ibu mengetahui lebih
banyak mengenai kontrasepsi suntik 3 bulan terutama pentingnya kunjungan ulang
maka akan membuat ibu patuh untuk melakukan kunjungan ulang.8 Dengan demikian,
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan
ibu tentang kontrasepsi suntik maka ibu semakin patuh untuk melakukan
penyuntikan ulang sesuai waktu yang telah dijadwalkan atau ditentukan.10
Hubungan antara dukungan suami
dan pengetahuan akseptor kontrasepsi suntik 3 bulan dengan kepatuhan akseptor
Berdasarkan hasil dari tabel 3
diatas, besarnya pengaruh dapat ditunjukkan dengan nilai EXP(B) atau disebut
juga Odds Ratio (OR). Variabel dukungan suami dengan OR 5,514 yang menunjukkan
bahwa variabel Dukungan Suami berpengaruh terhadap kepatuhan sebanyak 5,514
kali lipat. Sehingga berdasarkan nilai OR dari dua variabel yaitu variabel
Dukungan Suami dan Pengetahuan terhadap Kepatuhan akseptor, yang paling
berpengaruh terhadap kepatuhan adalah variabel Dukungan Suami. Menurut Lawrence
Green dalam Notoatmodjo faktor yang mempengaruhi kepatuhan meliputi
predisposisi (predisposing factor), faktor pemungkin (enabling factor) dan
faktor pendorong atau penguat (reinforcing factor). Faktor predisposisi
meliputi pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, sikap, kepercayaan, keyakinan
sosial budaya adat istiadat dan tradisi (Andriyani, 2018;
Anisak et al., 2022). Faktor pemungkin meliputi
jarak antara rumah dengan fasilitas kesehatan dan fasilitas kesehatan yang
tersedia. Sedangkan faktor pendorong atau penguat meliputi sikap petugas
kesehatan dan dukungan keluarga.10
Dukungan keluarga disini
selain berasal dari keluarga, termasuk juga keluarga terdekat dari ibu yaitu
suami (Adinda et al.,
2023; Ratna et al., 2023). Peran suami akan sangat
berpengaruh terhadap istri. Peran seperti ikut pada saat konsultasi pada tenaga
kesehatan saat istri akan memakai alat kontrasepsi, mengingatkan istri jadwal
minum obat atau jadwal untuk control selanjutnya, mengingatkan istri untuk hal
yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan saat memakai alat kontrasepsi dan
sebagainya akan sangat berpengaruh bagi istri saat akan atau telah memakai alat
kontrasepsi.11
KESIMPULAN
Adinda, K., Susiloningtyas, I., & Machfudloh, M. (2023).
Pandangan Pasangan Muslim terhadap Program Keluarga Berencana (KB) di
Puskesmas: Studi Kualitatif. Faletehan Health Journal, 10(01).
https://doi.org/10.33746/fhj.v10i01.472
Andriyani, N. A. (2018). Gambaran Faktor Predisposisi dan
Presipitasi Kejadian Rheumatoid Arthritis pada Individu yang Hidup di
Komunitas. Artikel Penelitian, 1(1).
Anggriani, A., Iskandar, D., & Aharyanti, D. (2019).
Analisis Pengetahuan dan Alasan Penggunaan Kontrasepsi Suntik di Masyarakat
Panyileukan Bandung. PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical
Journal of Indonesia), 16(2).
https://doi.org/10.30595/pharmacy.v16i2.5771
Anisak, S., Farida, E., & Rodiyatun, R. (2022). Faktor
Predisposisi Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI Ekslusif. Jurnal Kebidanan,
12(1). https://doi.org/10.35874/jib.v12i1.1009
Fikri, A. A. (2021). MENGKAJI FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN RENDAHNYA MINAT IBU TERHADAP PENGGUNAAN METODE KONTRASEPSI JANGKA
PANJANG (MKJP). Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse,
Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 16(2).
https://doi.org/10.36911/pannmed.v16i2.1046
Hidayah, N., & Haryono, I. A. (2023). Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Akseptor dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi Suntik di
Puskesmas Pekauman. Health Research Journal of Indonesia, 1(3
SE-Artikel).
Hidayati, A. R., Gondodiputro, S., & Rahmiati, L. (2018).
Elderly Profile of Quality of Life Using WHOQOL-BREF Indonesian Version: A
Community-Dwelling. Althea Medical Journal, 5(2). https://doi.org/10.15850/amj.v5n2.1417
Maesaroh, M. (2020). HUBUNGAN SIKAP TENTANG ALAT KONTRASEPSI
PRIA DENGAN PARTISIPASI SUAMI MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI DI KELURAHAN
KEBONBARU KOTA CIREBON. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: Health Sciences
Journal, 11(2). https://doi.org/10.34305/jikbh.v11i2.169
Munif, A. (2018). Potret Masyarakat Multikultural di
Indonesia. Journal Multicultural of Islamic Education, 2(1).
Novitasari Ujianingtyas, A. (2023). Kewenangan Pemerintah
Daerah untuk Melindungi Bidan yang Melaksanakan Program Keluarga Berencana. Perspektif
Hukum. https://doi.org/10.30649/ph.v23i1.170
Ratna, R., Jayatmi, I., & Rini, A. S. (2023). HUBUNGAN
SUMBER INFORMASI, DUKUNGAN SUAMI DAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP KEIKUTSERTAAN
AKSEPTOR KB IUD. SENTRI: Jurnal Riset Ilmiah, 2(5).
https://doi.org/10.55681/sentri.v2i5.857
Rosalinda. (2023). Pelaksanaan Program Keluarga Berencana (
Kb ) Gratis Di Kecamatan Muara Lawa Kabupaten Kutai Barat. EJournal
Pemerintahan Integratif, 10(2).
Suroso, D. S. A., Setiawan, B., Pradono, P., Iskandar, Z. S.,
& Hastari, M. A. (2022). Revisiting the role of international climate
finance (ICF) towards achieving the nationally determined contribution (NDC)
target: A case study of the Indonesian energy sector. Environmental Science
and Policy, 131. https://doi.org/10.1016/j.envsci.2022.01.022
Syam, F., & Rukmana, N. S. (2022). Kolaborasi Pemerintah
Kota Makassar Dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana. Vox Populi, 5(1).
https://doi.org/10.24252/vp.v5i1.29644
Wungubelen, M. L. S., Lebuan, A., & Supardi, S. (2021).
HUBUNGAN PENGETAHUAN, PARITAS DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK PADA
AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI PUSTU LOKEA KABUPATEN FLORES TIMUR. Carolus
Journal of Nursing, 3(1). https://doi.org/10.37480/cjon.v3i1.62
Yudha, Syahda, S., Yanti, I. A., Setyani, R. A., Nugraha, M.
D. A., Niaga, W., & Maesaroh, M. (2019). Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Tentang KB Pria dengan Status Penggunaan Alat Kontrasepsi Pada Suami.
In Skripsi (Vol. 1, Issue 2).
|
� 2025 by the authors. Submitted for possible open access publication
under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). |