Heri Permana, Rifaldi
Adi Saputra, Alizar
Universitas Dian Nusantara, Indonesia
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak |
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan Building Information Modeling (BIM) dalam proses perhitungan
Quantity Take Off (QTO) pada konstruksi struktur bangunan bertingkat, serta mengidentifikasi manfaat yang diperoleh dari penggunaan BIM. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi kasus. Populasi dalam penelitian ini adalah proyek konstruksi bangunan bertingkat yang menggunakan metode BIM, dengan sampel diambil dari beberapa proyek yang relevan. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode komparatif untuk membandingkan hasil perhitungan QTO antara metode BIM dan metode konvensional. Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan BIM dalam proses perhitungan QTO memberikan keunggulan substansial dalam hal akurasi dan efisiensi. Terjadi selisih hasil perhitungan QTO antara metode BIM dan metode konvensional, di mana item volume beton
menunjukkan selisih terbesar sebesar 7,24% pada beton pelat lantai
2, dan volume pembesian memiliki
selisih terbesar sebesar 9,87% pada pembesian pelat lantai 3. Penerapan BIM dalam perhitungan QTO meningkatkan efisiensi dan akurasi estimasi biaya, serta mengoptimalkan alokasi sumber daya dan mengurangi potensi kesalahan perhitungan. Hasil penelitian ini memberikan implikasi penting bagi industri jasa konstruksi, terutama dalam meningkatkan kualitas perencanaan dan pelaksanaan proyek konstruksi melalui teknologi BIM. Kata kunci: Building
Information Modelling (BIM), Struktural, Quantity Take Off (QTO), Autodesk
Revit, selisih |
|
Abstract |
This study aims to examine the application of
Building Information Modeling (BIM) in the Quantity Take Off (QTO)
calculation process in the construction of multi-storey building structures,
as well as identify the benefits obtained from the use of BIM. The type of
research used is quantitative research with a case study approach. The
population in this study is a multi-storey building construction project
using the BIM method, with samples taken from several relevant projects. Data
collection techniques are carried out through observation, interviews, and
document analysis. The data obtained was analyzed using a comparative method
to compare the results of the QTO calculation between the BIM method and the
conventional method. The results of the analysis show that the application of
BIM in the QTO calculation process provides a substantial advantage in terms
of accuracy and efficiency. There was a difference in the results of the QTO
calculation between the BIM method and the conventional method, where the
concrete volume item showed the largest difference of 7.24% in the concrete
of the 2nd floor slab, and the volume of reinforcement had the largest
difference of 9.87% in the ironing of the 3rd floor slab. The application of
BIM in QTO calculations improves the efficiency and accuracy of cost
estimation, as well as optimizes resource allocation and reduces the
potential for calculation errors. The results of this study have important
implications for the construction services industry, especially in improving
the quality of planning and implementation of construction projects through
BIM technology. Keywords: Building Information Modeling (BIM),
Structural, Quantity Take Off (QTO), Autodesk Revit, differences |
*Correspondence
Author: Heri Permana
Email: [email protected]
PENDAHULUAN
Perkembangan
industri jasa konstruksi yang pesat selama beberapa dekade terakhir telah
mendorong perubahan dan inovasi dengan penggunaan teknologi dalam perencanaan
dan pelaksanaan proyek konstruksi. Indonesia menjadi bagian dari dinamika
perkembangan teknologi dan transformasi manajemen jasa konstruksi, Salah satu
teknologi yang kian diminati dalam industri jasa konstruksi adalah BIM (Building
Information Modelling). BIM merupakan model digital yang menggambarkan
bentuk dan karakteristik dari suatu fasilitas yang berfungsi sebagai sumber
pengetahuan bersama yang menyediakan informasi dan menjadi dasar yang dapat
diandalkan dalam pengambilan keputusan selama siklus hidup bangunan (Fitriani et al., 2021). Dikenal sebagai teknologi
dalam bidang Architecture, Engineering and Construction (AEC), BIM memiliki
kemampuan dalam menyajikan informasi proyek secara menyeluruh dengan fortmat
tiga dimensi, memberian gambaran simulasi yang jelas dan mendetail mengenai
perkembangan proyek tersebut (Apriansyah, 2021;
Zhang et al., 2020).
Kementrian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Balai Pengenbangan Sumber Daya
Manusia PU mengategorikan Building Information Modelling (BIM) berdasarkan
dimensinya, mulai dari representasi geometris bangunan (BIM 3D) hingga aplikasi
manajemen fasilitas bangunan (BIM 7D). BIM 4D mencakup aspek penjadwalan
proyek, BIM 5D berfokus pada estimasi biaya, ekstrak kuantitas dan value
engineering, BIM 6D mempertimbangkan keberlanjutan proyek melalui analisis
konsep energi dan dampaknya pada lingkungan. Terakhir, BIM 7D menekankan aspek
manajemen fasilitas dan pengoprasian bangunan setelah penyelesaian proyek. BIM
5D adalah estimasi biaya menggunaan model BIM dengan cara menghubungkan model
3D ke database estimasi biaya/cost database (Santoso et al., 2024).
Salah
satu software yang telah mengadopsi BIM adalah Autodesk Revit. Autodesk Revit
adalah aplikasi atau alat program berbasis BIM yang membantu mendokumentasikan
seluruh informasi proyek dalam model 3D secara lebih realistis (Reista et al., 2022). Revit berfungsi untuk membuat
model digital yang menyimpan informasi tentang suatu bangunan atau proyek
secara terintegrasi antara� sistem
arsitektur, struktur, dan Mechanical, Electrical, Plumbing (MEP). Autodesk
Revit memiliki banyak kelebihan yaitu dalam integrasi perangkat lunak untuk
menghitung volume, penjadwalan, deteksi tabrakan, proses yang lebih cepat (Marizan, 2019). Sehingga Revit digunakan dalam
penelitian ini dikarenakan lebih akurat dalam pemodelan dan dengan sendirinya
akan membuat optimasi perhitungan QTO.
QTO
merupakan proses perhitungan volume secara rinci yang dapat digunakan dalam
penyusunan Bill Of Quantity pada proses tender. BoQ berperan penting pada
estimasi anggaran konstruksi. Maka dari itu, perhitungan yang akurat sangat
diperlukan oleh kontraktor guna mengoptimalkan efisiensi penggunaan material
sehingga sesuai dengan kondisi aktual di lapangan (Laorent et al., 2019). Material adalah bahan yang
akan dibentuk, digabungkan, dan diselesaikan melalui proses (Dwi B. et al., 2021). QTO merupakan aspek krusial
dalam perhitungan biaya konstruksi. Proses ini perlu dilakukan dengan tingkat
ketelitian yang tinggi serta mengacu pada data desain yang tersedia. Keakuratan
dan kelengkapan data memegang peranan penting dalam menentukan estimasi biaya
konstruksi. Perhitungan QTO umumnya
dilakukan dengan metode konvensional menggunakan MS Excel, tetapi proses ini
memerlukan proses yang cukup panjang (Lim et al., 2021;
Zhao et al., 2024). Oleh sebab itu, pemanfaatan
perangkat lunak komputer menjadi dalah satu solusi alternatif dalam
meningkatkan ketepatan untuk estimasi perhitungan QTO.
Penelitian
ini mengkaji bagaimana penerapan metode BIM 5D menggunakan software Autodesk
Revit versi 2023 dalam mengoptimalkan perhitungan QTO pada struktur pembangunan
bangunan bertingkat pada proyek pembangunan gedung kondominium hotel 8 lantai.
Penggunaan BIM 5D diharapkan akan membantu meningkaatkan akurasi perhitungan
QTO, mengurangi resiko kesalahan, serta mengoptimalkan pengelolaan biaya proyek
secara keseluruhan. Penelitian ini akan mendalami bagaimana penerapan BIM 5D
dapat memberikan manfaat dalam perhitungan optimasi QTO untuk struktur gedung
bertingkat. Penelitian ini akan berfokus pada pemodelan untuk menghasilkan
optimasi perhitungan QTO. Oleh karena itu, diharapkan hasil dari penelitian ini
dapat memberikan wawasan berharga bagi para profesional konstruksi, pengembang
proyek, serta pemangku kepentingan lainnya dalam upaya meningkatkan efisiensi
dan keberhasilan proyek konstruksi gedung bertingkat.
Penelitian
terdahulu menunjukkan perkembangan signifikan dalam penerapan Building
Information Modeling (BIM) dalam industri konstruksi. Fitriani (2021)
menekankan bahwa BIM berfungsi sebagai sumber pengetahuan yang dapat diandalkan
dalam pengambilan keputusan selama siklus hidup bangunan, menyoroti pentingnya
integrasi informasi yang dapat memperlancar proses konstruksi. Soebadono dkk.
(2022) menambahkan bahwa kemampuan BIM untuk menyajikan informasi proyek dalam
format tiga dimensi memberikan simulasi yang jelas, yang esensial untuk
pengelolaan proyek yang efektif. Suroso & Amin (2023) mengkategorikan BIM
menurut dimensinya, dengan fokus pada BIM 5D yang menghubungkan model 3D ke database
estimasi biaya, menunjukkan bagaimana BIM dapat meningkatkan efisiensi dalam
estimasi biaya. Selain itu, Itsna A R (2022) menjelaskan penggunaan Autodesk
Revit yang mendokumentasikan informasi proyek dalam model 3D, mencakup
integrasi sistem arsitektur, struktur, dan MEP. Penelitian oleh Laorent,
Nugraha, & Budiman (2019) serta DWI B (2021) menekankan pentingnya Quantity
Take Off (QTO) dalam estimasi biaya konstruksi, yang memerlukan akurasi tinggi
untuk mengoptimalkan penggunaan material.
Novelty
penelitian ini terletak pada penerapan metode BIM 5D menggunakan software
Autodesk Revit versi 2023 untuk mengoptimalkan perhitungan QTO pada struktur
bangunan bertingkat, khususnya pada proyek pembangunan gedung kondominium hotel
8 lantai (Alzara et al.,
2023; Datta et al., 2023; Inzerillo et al., 2024). Penelitian ini
mengintegrasikan teknologi terkini dengan menggunakan versi terbaru Revit, yang
menawarkan fitur-fitur baru dan peningkatan dalam pemodelan yang lebih akurat.
Fokus yang diberikan pada kinerja proyek spesifik memberikan studi kasus
konkret untuk penerapan BIM 5D dalam konteks yang relevan dan kompleks. Selain
itu, penelitian ini menganalisis secara mendalam bagaimana penerapan BIM 5D
dapat meningkatkan ketepatan dan efisiensi dalam perhitungan QTO, yang
sebelumnya dilakukan dengan metode konvensional yang rumit dan memakan waktu.
Hasil penelitian diharapkan memberikan manfaat praktis bagi profesional
konstruksi, dengan panduan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan efisiensi
dan keberhasilan proyek konstruksi. Dengan demikian, penelitian ini tidak hanya
memperkuat temuan dari penelitian terdahulu tetapi juga memberikan kontribusi
baru yang relevan dalam pengembangan teknologi dalam industri jasa konstruksi.
Tujuan
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
hasil penerapan perhitungan Quantity Take Off (QTO) menggunakan metode Building
Information Modelling (BIM) dengan Autodesk Revit versi 2023 pada pekerjaan
struktur pembangunan gedung kondominium hotel 8 lantai, serta untuk
mengidentifikasi perbedaan signifikan dalam perhitungan QTO antara metode
konvensional dan metode BIM. Manfaat dari penelitian ini meliputi menjadi
referensi bagi penelitian selanjutnya mengenai penerapan metode BIM dalam
pekerjaan struktural, memperluas wawasan dan kemampuan dalam rancangan perhitungan
menggunakan pemodelan bangunan, memberikan informasi tentang teknik memodelkan
bangunan dengan Autodesk Revit, serta memenuhi persyaratan Tugas Akhir untuk
memperoleh gelar sarjana.
Pendahuluan ini memberikan manfaat signifikan
bagi pengembangan industri jasa konstruksi, terutama melalui penerapan
teknologi Building Information Modeling (BIM). Dengan memahami dinamika
perkembangan teknologi dalam konstruksi, para profesional dapat mengoptimalkan
perencanaan dan pelaksanaan proyek, berkat model digital yang menyajikan
informasi proyek secara komprehensif. Penggunaan Autodesk Revit sebagai alat
untuk dokumentasi dan pemodelan meningkatkan akurasi, mengurangi risiko
kesalahan dalam perhitungan Quantity Take Off (QTO), dan berkontribusi pada
efisiensi penggunaan material serta pengelolaan anggaran proyek. Selain itu,
penelitian ini menawarkan studi kasus konkret dengan fokus pada proyek gedung
kondominium hotel 8 lantai, memberikan panduan praktis bagi pengembang dan
profesional untuk menerapkan metode BIM 5D. Hasil penelitian diharapkan menjadi
referensi untuk penelitian selanjutnya, memperluas wawasan dalam rancangan perhitungan, dan mendukung inovasi berkelanjutan dalam industri konstruksi.
METODE
PENELITIAN
����������� Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif dengan pendekatan studi kasus, yang berfokus pada penerapan metode
Building Information Modeling (BIM) 5D dalam perhitungan Quantity Take Off
(QTO) untuk pekerjaan structural (Fai, 2022; Waruwu,
2023). Lokasi penelitian ini adalah
gedung kondominium hotel 8 lantai yang terletak di Jalan Pantai Mutiara,
Jakarta Utara. Lokasi ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Lokasi Gedung Kondominium
Hotel 8 Lantai.
Sumber : Google Maps
Populasi dalam penelitian ini
terdiri dari seluruh data proyek pembangunan Gedung Kondominium Hotel 8 lantai,
sedangkan sampel yang diambil meliputi data Detail Engineering Design (DED) dan
dokumen Bill of Quantity (BoQ) yang relevan untuk analisis. Teknik pengumpulan
data dilakukan melalui pengumpulan data sekunder dari dokumen DED dan BoQ yang
disediakan oleh PT. XYZ. Data tersebut mencakup gambar teknik, spesifikasi
material, serta hasil perhitungan QTO yang sebelumnya dilakukan menggunakan
metode konvensional. Dengan pendekatan ini, penelitian dapat memanfaatkan
informasi yang telah ada untuk menghasilkan analisis yang lebih mendalam dan
relevan terhadap topik yang diangkat.
Analisis data dilakukan dengan
membandingkan hasil perhitungan QTO yang diperoleh melalui metode konvensional
dengan hasil yang didapatkan dari pemodelan menggunakan Autodesk Revit versi
2023. Data yang diperoleh akan dievaluasi untuk mengidentifikasi deviasi pada
setiap item pekerjaan serta menilai efisiensi metode BIM dibandingkan dengan
metode tradisional. Hasil analisis akan disajikan dalam bentuk diagram dan
tabel untuk memudahkan interpretasi. Software Autodesk Revit digunakan dalam
penelitian ini untuk memungkinkan analisis QTO secara otomatis, yang
mempermudah proses pemodelan dan estimasi material serta integrasi berbagai
fase pelaksanaan konstruksi. Data yang telah dikumpulkan akan digunakan untuk
memodelkan gambar struktur bangunan dalam Autodesk Revit, mengacu pada data
geometri dan spesifikasi dari DED, sehingga output pemodelan dapat menghasilkan
QTO untuk setiap item pekerjaan yang dimodelkan, yang kemudian akan dianalisis
untuk perbandingan hasil QTO antara metode konvensional dan metode BIM.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Analisis Data
����������� Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, proses analisis
dapat dimulai. Berikut adalah langkah-langkah dalam menganalisis data.
1) Masukan Spesifikasi Teknis
Material Struktural Kedalam Model 3D
����������� Prosedur untuk mengintegrasikan spesifikasi komponen
struktural ke dalam model tiga dimensi menggunakan Revit adalah sebagai
berikut:
a. Memasukkan spesifikasi teknis
yang relevan dalam studi kasus ke dalam model tiga dimensi Revit, mengacu pada
Family dan Type yang sesuai.
b. Mengklasifikasikan jenis
komponen dan menambahkan ukuran dimensi struktural berdasarkan dokumen proyek
ke dalam model tiga dimensi menggunakan Family dan Type yang tepat.
2) Memodelkan Data Kedalam Bentuk
3D
����������� Dalam tahap memodelkan data dalam format 3D, dilakukan
dengan menggunakan Software Revit. Semua informasi dalam gambar for
contruction, shop drawing dan spesifikasi bahan dimasukan kedalam gambar 3D
sehingga dapat terintegrasi satu sama lain. Berikut adalah langkah-langkah
pemodelan BIM menggunakan Software Autodesk Revit versi 2023.
a) Membuka Software Autodesk
Revit versi 2023
����������� Buka Software Autodesk Revit versi 2023, kemudian akan
muncul tampilan awal program Autodeks Revit.
Gambar 1. Halaman pembuka Autodesk
Revit versi 2023
(Sumber : Penulis, 2024)
b) Membuat New Project dengan
structural template
����������� Pada tampilan default Autodesk Revit, pilih New pada
models dan pilih template file yang akan digunakan, yaitu structural template,
lalu klik ok.
Gambar 2. Membuat New Project dengan
structural template
(Sumber : Penulis, 2024)
c) Setting project units
structural
����������� Pengaturan project units dengan memilih toolbar manager,
kemudian memilih project units dan mengatur unit pada discipline common menjadi
metric, karena discipline ini berpengaruh secara umum pada pemodelan
selanjutnya. Setelah itu, mengganti discipline menjadi structural untuk
mengatur units structural yang akan digunakan sesuai kebutuhan agar memudahkan
proses pemodelan.
|
Gambar 3. Setting Project Units view (Sumber : Penulis, 2024) |
d) Memasukan Gambar DED ke Dalam
Software Revit
����������� Memasukan gambar DED kedalam Software Autodesk Revit
adalah sebagai acuan untuk selanjutnya memodelkan 3D bangunan yang akan
dikerjakan, dengan cara pilih insert pada taskbar, kemudian pilih link CAD
untuk memasukan gambar DED 2D ke dalam Revit, selanjutnya pilih file
AutoCad� yang akan digunakan sebagai
acuan. Setelah itu ubah� Import units
menjadi satuan yang sesuai dengan file AutoCad yang sudah di link kedalam Revit
Project. Tampilan memasukan gambar DED 2D kedalam Software Revit dan Tampilan
gambar DED 2D yang berhasil dimasukan kedalam Revit dapat dilihat pada Gambar 4 dan Gambar 5.
|
|
Gambar 4. Memasukan Gambar DED 2D (Sumber : Penulis, 2024) |
Gambar 5 Gambar DED 2D dalam
Autodesk Revit (Sumber : Penulis, 2024) |
e) Pembuatan Grid
����������� Untuk membuat Grid pilih structure pada taksbar kemudian
pilih Grid atau bisa dengan mengetik GR pada keyboad, selanjutnya buat grid
sesuai dengan gambar DED yang sudah dimasukan sebelumnya, terlihat pada Gambar
6.
Gambar 6. Grid Bangunan
(Sumber : Penulis, 2024)
f) Pembuatan Elevasi
����������� Untuk membuat Elevasi pilih Elevations (Building
Elevation) pada project browser dan pilih salah satu elevasi dan copy garis
elevasi yang sudah tersedia untuk menambahkan elevasi sesuai dengan elevasi
bangunan. terlihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Elevasi lantai
(Sumber : Penulis, 2024)
g) Memasukan struktur kolom
kedalam model 3D
����������� Pilih Taskbar Structure lalu Column kemudian Edit Type,
atur data kolom yang dibutuhkan. Setelah itu masukan kolom sesuai dengan gambar
DED. Tampilan dalam memasukan kolom struktur kedalam model 3D terlihat dalam
Gambar 8 dibawah ini.
Gambar 8. Memasukan Struktur kolom
(Sumber : Penulis, 2024)
h) Memasukan pembesian struktur
kolom
����������� Klik pada bagian struktur Column yang sudah dibuat
kemudian pilih Rebar lalu modelkan sesuai dengan schedule penulangan. Tampilan
pemodelan pembesian struktur kolom terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Memasukan Pembesian Struktur
kolom
(Sumber : Penulis, 2024)
i) Memasukan struktur balok
kedalam model 3D
����������� Pilih Taskbar Structure lalu Beam kemudian Edit Type pada
properties, buat type struktur balok yang dibutuhkan. Setelah itu masukan balok
sesuai dengan gambar DED. Tampilan memasukan struktur balok kedalam modeling
seperti yang terlihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Memasukan Struktur Balok
(Sumber : Penulis, 2024)
j) Memasukan pembesian struktur
balok
����������� Klik pada bagian struktur balok yang sudah dibuat
kemudian pilih Rebar lalu modelkan sesuai dengan schedule penulangan. Tampilan
pemodelan pembesian struktur balok terlihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Memasukan Pembesian Struktur
Balok
(Sumber : Penulis, 2024)
k) Memasukan struktur pelat
lantai kedalam model 3D
����������� Pilih Taskbar Structure lalu floor structural kemudian
type lantai dan atur elevasi lantainya, Setelah itu gambarkan pelat lantai
sesuai dengan gambar DED.� Tampilan
meng-input pelat lantai struktur kedalam modelling seperti dalam Gambar 12.
Gambar 12. Pemodelan Struktur Pelat
Lantai
(Sumber : Penulis, 2024)
l) Memasukan pembesian struktur
pelat lantai
����������� Klik bagian dari struktur pelat lantai yang sudah dibuat
sebelumnya setelah itu pilih Rebar kemudian modelkan sesuai dengan design
bangunan. Seperti yang terlihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Pembesian Struktur Plat
Lantai
(Sumber : Penulis, 2024)
m) Memasukan struktur Tangga
kedalam model 3D
����������� Pilih Taskbar Architecture lalu Stair kemudian Edit Type
pada properties, buat type tangga yang diinginkan setelah itu modelkan struktur
tangga sesuai dengan gambar DED. Tampilan memasukan struktur tangga kedalam
model 3D terlihat pada Gambar 14.
|
Gambar 14. Pemodelan Struktur Tangga (Sumber : Penulis, 2024) |
n) Memasukan pembesian struktur
tangga
����������� Klik pada bagian struktur tangga yang sudah dibuat dan
pilih Rebar lalu modelkan sesuai dengan desain yang telah direncanakan seperti
Gambar 15 berikut ini.
Gambar 15. Pembesian Struktur Tangga
(Sumber : Penulis, 2024)
o) Hasil pemodelan komponen
struktur dan pembesian
����������� Berdasarkan hasil pemodelan yang telah dibuat pada
pekerjaan struktur bangunan maka dihasilkan model 3D struktur beton dan pembesian
yang terlihat pada Gambar 16 dan Gambar 17.
Gambar 16. Tampilan 3D Struktur beton
(Sumber : Penulis, 2024)
|
Gambar 17. Tampilan 3D Struktur
Pembesian (Sumber : Penulis, 2024) |
3) Quantity Take Off� Dengan Software Autodesk Revit 2023
����������� Setelah pemodelan struktur selesai, langkah berikutnya
adalah menyusun hasil perhitungan QTO�
berdasarkan model dan pembagian keterangan pada setiap jenis family
komponen struktur yang merujuk pada spesifikasi teknis yang terdapat dalam
dokumen. Seperti terlihat pada gambar 18 dibawah ini.
Gambar 18. Tampilan Type-Type Family
Komponen Strukture
(Sumber : Penulis, 2024)
����������� Sesudah pemodelan dan pembagian type pada setiap family
komponen struktur sudah dilakukan, maka hitungan Quantity Take Off (QTO) sudah
dapat dihasilkan dengan memilih view pada taskbar dan pilih schedule. Pada
daftar filter, pilih structure kemudian sesuaikan category berdasarkan jenis
structure untuk pembuatan strucrure schedule sebagaimana terlihat pada gambar
19. dibawah ini.
|
Gambar 19. Pengaturan New Schedule (Sumber : Penulis, 2024) |
4) Perhitungan Quantity Take
Off� Pekerjaan Struktur Beton
����������� Perhitungan QTO untuk struktur beton pada Autodesk
Revit� akan dilakukan secara otomatis
dengan cara membuat membuat schedules quantities seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Langkah untuk membuat QTO pekerjaan struktur beton adalah dengan
fields apa saja yang ditampilkan sebagai laporan informasi dalam Autodesk
Revit. Tampilan fields seperti yang terlihat pada gambar 20, 21, 22, 23 dan
gambar 24.
|
|
Gambar 20. Tampilan Fields QTO
Struktur Kolom (Sumber : Penulis, 2024) |
Gambar 21. Tampilan Fields QTO
Struktur Balok (Sumber : Penulis, 2024) |
|
|
Gambar 22. Tampilan Fields QTO
Struktur Pelat Lantai (Sumber : Penulis, 2024) |
Gambar 23. Tampilan Fields QTO
Struktur Tangga (Sumber : Penulis, 2024) |
����������� Setelah menentukan fields yang akan ditampilkan untuk
perhitungan QTO pekerjaan struktuk beton. selanjutnya menentukan
sorting/grouping berdasarkan tampilan schedule properties seperti pada gambar
24.
Gambar 24. Tampilan Sorting/Grouping
(Sumber : Penulis, 2024)
����������� Setelah proses sorting/grouping selesai, maka hasil QTO
sudah dapat dilihat berdasarkan Fields yang telah dipilih. Tampilan hasil QTO
untuk pekerjaan beton pada struktur Kolom, Balok Pelat lantai dan Tangga dapat
dilihat pada gambar 4.25, 4.26, 4.27 dan gambar 4.28 berikut ini.
Gambar 25. Hasil QTO Struktur kolom
(Sumber : Penulis, 2024)
Gambar 26. Hasil QTO Struktur Balok
(Sumber : Penulis, 2024)
Gambar 27. Hasil QTO Struktur Pelat
Lantai
(Sumber : Penulis, 2024)
Gambar 28. Hasil QTO Struktur Tangga
(Sumber : Penulis, 2024)
5) Volume Quantity Take Off� Pekerjaan Pembesian
����������� Perhitungan Quantity Take Off (QTO) untuk pembesian dapat
secara otomatis dilakukan dengan penggunaan software Autodesk Revit yang sudah
dimodelkan sesuai dengan gambar DED. Fields yang perlu ditampilkan untuk QTO
pembesian dapat dilihat pada gambar 29 dibawah ini.
Gambar 29. Tampilan Fields QTO Pembesian
(Sumber : Penulis, 2024)
����������� Setelah menentukan fields yang akan ditampilkan untuk
perhitungan QTO pembesian. Kemudian, atur sorting/grouping berdasarkan tampilan
schedule properties yang akan ditampilkan dapat dilihat pada gambar 30 dibawah
ini.
Gambar 30. Tampilan Sorting/Grouping QTO
Pembesian
(Sumber : Penulis, 2024)
����������� Sesudah proses sorting/grouping selesai, maka hasil QTO
sudah dapat dilihat berdasarkan Fields yang sudah dipilih sebelumnya. Tampilan
hasil QTO untuk pekerjaan pembesian pada struktur Kolom, Balok dan Pelat lantai
dapat dilihat pada gambar 31, gambar 32, gambar 33 dan gambar 34 Berikut ini.
Gambar 31. Hasil QTO Pembesian Struktur
kolom
(Sumber : Penulis, 2024)
Gambar 32. Hasil QTO Pembesian Struktur
Balok
(Sumber : Penulis, 2024)
Gambar 33. Hasil QTO Pembesian Struktur
Pelat Lantai
(Sumber : Penulis, 2024)
Gambar 34. Hasil QTO Pembesian Struktur
Tangga
(Sumber : Penulis, 2024)
2.
Analisa Perbandingan Hasil Qto
Metode Bim Dengan Metode Konvensional
����������� Analisa ini menghasilkan data berupa tabel yang merupakan
hasil perhitungan QTO material pekerjaan struktural yang didapat dengan
software Autodesk Revit. Karena Autodesk Revit tidak dapat menampilkan
rekapitulasi estimasi QTO material pekerjaan struktural secara detail,
diperlukan penggunaan software tambahan seperti Ms. Excel untuk mengolah data
yang berisi perbandingan QTO antara metode BIM dengan metode konvensional yang
telah diperoleh sebelumnya. Tabel 4.1 berikut menunjukkan rekapitulasi
perhitungan QTO material untuk pekerjaan struktural.
Tabel 1. Rekapitulasi Perhitungan QTO
Metode Konvensional
Tabel 2. Perbandingan Perhitungan
Quantity Take Off (QTO) Struktural Beton Metode BIM dengan Metode Konvensional
����������� Berdasarkan�
perbandingan perhitungan QTO pekerjaan struktur beton didapatkan selisih
yang cukup signifikan, hal ini dapat disebabkan karena hasil perhitungan
QTO� strtuktur beton menggunakan metode
BIM pada Autodesk Revit menghasilkan perhitungan volume bersih beton secara
otomatis. Perbandingan terbesar pada perhitungan Quantity Take Off (QTO)
strtuktural beton terdapat pada pelat lantai 2 dengan deviasi 7,24%.
Tabel 3. Perbandingan Perhitungan QTO
Pembesian Metode BIM dengan Metode Konvensional
�����������
����������� Pada perbandingan perhitungan Quantity Take Off� Pembesian didapat selisih yang cukup
signifikan, hal ini dapat disebabkan karena pemodelan BIM pada pekerjaan
pembesian sesuai dengan gambar Detailed Engineering Design (DED) dan secara
otomatis menghasilkan hitungan volume sesuai perencanaan pemasangan.
Perbandingan terbesar pada perhitungan Quantity Take Off� pembesian terdapat pada pelat lantai 3 dengan
deviasi 9,87%.
Perlu dicatat bahwa ada
perbedaan dalam selisih perhitungan QTO antara metode BIM dan metode
konvensional pada pekerjaan struktural. Nilai perhitungan QTO pada metode
konvensional rata-rata lebih tinggi dibandingkan dengan perhitungan metode BIM.
Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kebutuhan volume material dihitung secara
kasar dan kurang mendetail karena hanya mengacu pada gambar 2D dan diestimasi
lebih banyak untuk menghindari kekhawatiran tentang kekurangan material.
Berdasarkan penelitian, penyebab perbedaan QTO disebabkan oleh ketidakakuratan
dalam perhitungan, dan terdapat faktor koefisien yang perlu dipertimbangkan
untuk safety factor di lapangan (Setiawan, 2021).
Defisit anggaran dalam
perhitungan pembesian balok terjadi akibat perbedaan antara metode konvensional
dan metode BIM. Berdasarkan tabel yang ditampilkan, nilai QTO dari metode BIM
untuk pembesian balok menunjukkan hasil yang lebih besar dibandingkan metode
konvensional. Perbedaan ini menyebabkan deviasi negatif. Ini bisa disebabkan
karena perbedaan asumsi, kesalahan input atau perubahan desain. sehingga dapat
memengaruhi hasil perhitungan. Implikasinya, jika BIM benar-benar
mengoptimalkan anggaran, proyek dapat lebih efisien, tetapi jika terjadi kesalahan,
bisa timbul kekurangan material. Oleh karena itu, diperlukan pengecekan ulang
model BIM agar hasilnya akurat dan sesuai kebutuhan di lapangan.
Perbedaan akurasi perhitungan
antara metode konvensional dan metode BIM dapat menyebabkan variasi dalam
estimasi anggaran. Dengan penerapan metode BIM serta pemanfaatan perangkat
lunak Autodesk Revit, gambar 2D dimodelkan menjadi bentuk 3D, sehingga
kebutuhan volume material menjadi lebih terperinci. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa penerapan konsep BIM mampu menghasilkan material takeoff yang akurat,
sehingga tidak hanya meningkatkan ketepatan dalam perhitungan volume, tetapi
juga berpotensi menekan biaya perencanaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan
perhitungan Quantity Take Off (QTO) pada pekerjaan struktural menggunakan
metode BIM 5D dalam proyek pembangunan Gedung Kondominium Hotel 8 lantai, dapat
disimpulkan bahwa penerapan konsep BIM meningkatkan ketepatan perhitungan
volume pekerjaan struktural, dengan deviasi rata-rata untuk berbagai pekerjaan seperti
struktur balok (2,49%), pelat lantai (6,84%), kolom (1,71%), tangga (5,30%),
serta pembesian balok (-2,78%), pelat lantai (9,30%), kolom (4,68%), dan tangga
(6,08%). Hal ini menunjukkan bahwa metode BIM memiliki potensi efisiensi yang
lebih baik dibandingkan metode konvensional dalam estimasi QTO material
konstruksi. Selain itu, perbandingan antara perhitungan metode konvensional dan
metode BIM menunjukkan deviasi signifikan, seperti pada volume beton pelat
lantai 2 (7,24%) dan volume pembesian pelat lantai 3 (9,87%), yang disebabkan
oleh penggunaan data gambar dan spesifikasi teknik dalam pemodelan 3D, sehingga
menghasilkan perhitungan QTO secara otomatis.
Alzara, M., Attia, Y. A., Mahfouz, S. Y., Yosri, A. M., &
Ehab, A. (2023). Building a genetic algorithm-based and BIM-based 5D time and
cost optimization model. IEEE Access, 11, 122502�122515.
https://doi.org/10.1109/ACCESS.2023.3317137
Apriansyah, R. (2021). Implementasi konsep Building
Information Modelling (BIM) dalam estimasi quantity take off material pekerjaan
struktural.
Datta, S. D., Sobuz, M. H. R., Mim, N. J., & Nath, A. D.
(2023). Investigation on the effectiveness of using building information
modeling (BIM) tools in project management: a case study. Revista de La
Construcci�n, 22(2), 306�320. https://doi.org/10.7764/rdlc.22.2.306
Dwi B., A. C., Wasono, D. S., Hermawan, & Dwi Hatmoko, J.
U. (2021). Studi Awal Efisiensi Penggunaan 5D-Bim Terhadap Volume Material Dan
Estimasi Biaya Pada Proyek Konstruksi (Studi Kasus Rumah Tinggal 2 Lantai). Konteks
(Konferensi Nasional Teknik Sipil), M(2013).
Fai. (2022). Metode Kuantitatif adalah. Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara, 2018.
Fitriani, H., Budiarto, A., Rachmadi, A., & Muhtarom, A.
(2021). Analisis Persepsi Perusahaan Architecture, Engineering, Construction
(AEC) terhadap Adopsi Building Information Modeling (BIM). Jurnal Media
Teknik Sipil, 19(1). https://doi.org/10.22219/jmts.v19i1.14281
Inzerillo, L., Acuto, F., Pisciotta, A., Mantalovas, K.,
& Di Mino, G. (2024). Exploring 4d and 5d Analysis in BIM Environment for
Infrastructures: A Case Study. The International Archives of the
Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, 48,
233�240. https://doi.org/10.5194/isprs-archives-XLVIII-2-W4-2024-233-2024
Laorent, D., Nugraha, P., & Budiman, J. (2019). ANALISA
QUANTITY TAKE-OFF DENGAN MENGGUNAKAN AUTODESK REVIT. Dimensi Utama Teknik
Sipil, 6(1). https://doi.org/10.9744/duts.6.1.1-8
Lim, C., Yusoff, S., Ng, C. G., Lim, P. E., & Ching, Y.
C. (2021). Bioplastic made from seaweed polysaccharides with green production
methods. Journal of Environmental Chemical Engineering, 9(5),
105895. https://doi.org/10.1016/j.jece.2021.105895
Marizan, Y. (2019). Studi Literatur Tentang Penggunaan
Software Autodesk Revit Studi Kasus Perencanaan Puskesmas Sukajadi Kota
Prabumulih. JURNAL ILMIAH BERING�S, 6(01).
https://doi.org/10.36050/berings.v6i01.154
Reista, I. A., Annisa, A., & Ilham, I. (2022).
Implementasi Building Information Modelling (BIM) dalam Estimasi Volume
Pekerjaan Struktural dan Arsitektural. Journal of Sustainable Construction,
2(1). https://doi.org/10.26593/josc.v2i1.6135
Santoso, I. S., Suroso, A., & Amin, M. (2024). Analisa
Pengaruh Tingkat Penerapan BIM 5D Terhadap Kinerja Waktu Proyek Konstruksi. Journal
of Industrial and Engineering System, 4(1).
https://doi.org/10.31599/s1vpbf30
Waruwu, M. (2023). Pendekatan Penelitian Pendidikan: Metode
Penelitian Kualitatif, Metode Penelitian Kuantitatif dan Metode Penelitian
Kombinasi (Mixed Method). Jurnal Pendidikan Tambusai , 7(1).
Zhang, S., Hou, D., Wang, C., Pan, F., & Yan, L. (2020).
Integrating and managing BIM in 3D web-based GIS for hydraulic and hydropower
engineering projects. Automation in Construction, 112, 103114.
https://doi.org/10.1016/j.autcon.2020.103114
Zhao, Z., Sun, J., Li, X., Zhang, Z., & Meng, X. (2024).
Joule heating synthesis of NiFe alloy/MoO2 and in-situ transformed (Ni, Fe)
OOH/MoO2 heterostructure as effective complementary electrocatalysts for
overall splitting in alkaline seawater. Applied Catalysis B: Environmental,
340, 123277. https://doi.org/10.1016/j.apcatb.2023.123277
|
� 2025 by the authors. Submitted for possible open access publication
under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). |