Hasrah1, Eki Juanda2, Windu Sukendar3, Kahar Muzakar4,
Yudi Apriyanto5
Politeknik Negeri Pontianak, Indonesia
Email: [email protected]1, [email protected]2, windusukendar91.gmail.com3,
[email protected]4, [email protected]5
Abstrak |
Potensi besar pengembangan budidaya ikan patin di
Desa Jaras kabupaten Kapuas Hulu dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat., namun sejauh ini masih terkendala akan keterbatasan teknologi
dan pengetahuan masyakat. Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) hadir
dan berfokus pada penerapan
teknologi tepat guna yaitu mesin
Automatic feeder (AF). Mesin AF ini
merupakan alat pemberi pakan otomatis berbasis Iod yang dilengkapi dengan pendeteksi kualitas air otomatis yang tepat, efektif dan efeisien. Kegiatan PKM ini bertujuan meningkatkan produktifitas budidaya ikan serta mendukung pengelolaan lingkungan berkelanjutan. Kegiatan PKM dilaksanakan selama empat bulan dimulai dari bulan Juni sampai Oktober 2024. Tahapan
program PKM mulai dari penyedian alat bahan, perakitan mesin AF, sosialisasi dan PKS, pelatihan serta monitoring dan evaluasi.� Ouput dari PKM yaitu terjalinnya kerjasama resmi yang tertuang dalam dokumen Perjanjian Kerjasama
(PKS) antara pelaksana
program PKM dan mitra Desa Jaras dan mesin AF yang dirancang sesuai kebutuhan pembudidaya. Hasil PKM menunjukkan
peningkatan kompetensi masyarakat yang dievaluasi melalui kuesioner. Secara keseluruhan, program ini berhasil meningkatkan keterampilan pembudidaya baik secara teknis maupun kompetensi akan penerapan teknologi tepat guna mesin AF serta membuka peluang pertumbuhan ekonomi. Pendampingan intensif dilakukan untuk memastikan keberlanjutan program. Dengan
monitoring berkelanjutan, PKM ini
diharapkan menjadi model penerapan teknologi perikanan masa depan Kata kunci: Automatic
Fedeer (AF), Budidaya Ikan, Manajemen Pakan, Peningkatan Kompenetensi SDM |
|
Abstract |
To improve
community welfare, there is great potential for developing catfish
cultivation in Jaras Village, Kapuas Hulu district. However, it is still
hampered by limited technology and community knowledge. The Community Service
Program (PKM) is present and focuses on using the appropriate technology,
namely the Automatic Feeder (AF) machine. This AF machine is an IoD-based automatic feeding device that is equipped with
an automatic water quality detector that is precise, effective, and
efficient. This PKM activity aims to increase the productivity of fish
farming and support sustainable environmental management. PKM activities were
implemented for four months, starting from June to October 2024. The stages
of the PKM program start with providing equipment and materials, assembling
AF machines, socializing and PKS, training and monitoring, and evaluation.
The output of PKM is the establishment of official cooperation, as stated in
the Cooperation Agreement (PKS) document, between PKM program implementers
and Jaras Village partners and AF machines, which are designed accordingly.
The results show increased community competence, which was evaluated through
a questionnaire. Overall, this program has succeeded in improving
cultivators' skills both technically and in terms of competency in the
application of appropriate technology for AF machines, as well as opening up
opportunities for economic growth. Intensive assistance was provided to
ensure the sustainability of the program. With continuous monitoring, it is
hoped that this PKM will serve as a model for implementing future fisheries
technology. Keywords: Automatic Fedeer (AF), Fish
Farming, Feed Management, Improving Human Resource Competence |
*Correspondence
Author: Hasrah
Email:
[email protected]
PENDAHULUAN
Desa
Jaras merupakan salah satu desa dengan letak geografis yang strategis di
wilayah kabupaten Kapuas Hulu yang kaya akan potensi sumber daya alam (SDA).
Salah satu potensi SDA yang mendukung kegiatan budidaya ikan yakni ikan patin.
Potensi budidaya patin di desa ini mencapai jumlah produksi satu ton ikan patin
per bulan. Secara keseluruhan, produksi
ikan patin di Kapuas Hulu pada 2024 mencapai 6.015.000 kg, tetapi belum
mencukupi permintaan domestik dan pasar ekspor yang terus meningkat, dengan
konsumsi per kapita naik sebesar 21,9% menunjukkan adanya kesenjangan signifikan antara produksi dan permintaan.
Penelitian sebelumnya sering kali berfokus pada aspek teknis budidaya ikan dan pengelolaan sumber daya, namun kurang
menyoroti faktor-faktor sosial dan ekonomis yang mempengaruhi keberlanjutan budidaya ikan patin di desa-desa kecil seperti Desa Jaras (Helmizuryani et
al., 2024; Prihatini et al., 2022). Misalnya, penelitian oleh Rachman et al. (2022) menunjukkan
bahwa kurangnya akses terhadap teknologi dan informasi pasar menghambat petani ikan dalam meningkatkan produktivitas mereka (Peng et al., 2024;
Sarno, 2024). Selain itu, studi oleh Sari dan Putri (2023) menyoroti
pentingnya pelatihan dan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan keterampilan budidaya (Azis et al., 2024;
Malawat et al., 2024).
Namun
sayangnya pengetahuan dan kompetensi masyarakat desa Jaras terkait penerapan
dan praktik budidaya ikan patin masih cenderung tradisional. Taraf sosial
ekonomi dan pendidikan menjadi salah satu faktor penghambat dalam penerapan dan
daya adopsi teknologi dan inovasi terbarukan serta dukungan dan keterlibatan
pemerintah dan lembaga lainnya. Rendahnya adopsi teknologi
dalam budidaya ikan patin di Desa Jaras disebabkan oleh beberapa faktor utama (Engle et al., 2022;
Kumar et al., 2023). Pertama, minimnya sarana
pelatihan dan pendampingan yang memadai membuat para pembudidaya kurang
memiliki pengetahuan baik umum maupun teknis. Hal ini mengakibatkan mereka
tidak mampu mengadaptasi metode baru yang lebih efisien. Sebagai contoh, banyak
pembudidaya masih menerapkan metode pemberian pakan secara manual tanpa
memperhatikan prinsip manajemen pakan yang optimal, yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan ikan dan efisiensi produksi.
Selain
itu, kurangnya akses terhadap informasi terkini dan teknologi modern juga
menjadi penyebab (Mendrofa et al.,
2024; Tapi & Makabori, 2024). Banyak pembudidaya yang
tidak mengetahui tentang inovasi dalam pakan pakan berbasis nutrisi atau
teknologi pemantauan kualitas air yang dapat meningkatkan hasil budidaya. Ini
menciptakan ketidaksesuaian antara potensi produksi dan praktik yang diterapkan
di lapangan.
Salah
satu upaya penerapan dan peningkatan kompetensi pembudidaya ikan patin dengan
mengadopsi teknologi tepat guna yakni mesin automatic feeder/AF. Teknologi ini
memungkinkan manajemen pakan lebih efisien, mengurangi biaya operasional, dan
meningkatkan produktivitas dengan fitur seperti kontrol jarak jauh, pengaturan
waktu dan jumlah pakan, serta sensor suhu air (Juanda et al., 2024). Penelitian ini berfokus pada
penerapan teknologi Automated Feeder (AF) dalam budidaya ikan patin di Desa
Jaras, yang berbeda dengan pendekatan studi sebelumnya. Misalnya, Soemarjati et
al. (2013) menunjukkan bahwa penggunaan mesin AF tidak hanya meningkatkan
pertumbuhan ikan tetapi juga mengurangi limbah pakan, sehingga berdampak
positif pada kesehatan lingkungan. Namun, penelitian ini lebih mendalam dalam
analisis implementasi teknologi di konteks lokal, termasuk aspek sosial dan
ekonomi yang mempengaruhi adopsi oleh petani.
Arsad
et al. (2019) menekankan efisiensi pakan dan pengurangan bahan organik
berlebih, tetapi penelitian ini melangkah lebih jauh dengan memberikan
pelatihan dan pendampingan kepada petani, yang sebelumnya minim (Arsad, 2019). Pendekatan ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan teknis dan meningkatkan daya adaptasi terhadap
teknologi baru, yang menjadi salah satu faktor kunci dalam peningkatan
produktivitas. Selain itu, program pengabdian
masyarakat yang dikembangkan oleh Prasetyo & Himawan (2019) berhasil dalam
mengintegrasikan teknologi AF dengan praktik budidaya local (Lubis, 2022; Tebai
et al., 2024). Penelitian ini memperluas
cakupan tersebut dengan melakukan evaluasi dampak langsung terhadap hasil
produksi dan kesejahteraan petani, serta memberikan rekomendasi berbasis data
untuk kebijakan peningkatan budidaya ikan patin di wilayah tersebut.
Dengan
demikian, penelitian ini tidak hanya mengadopsi teknologi yang telah terbukti
efektif, tetapi juga mengintegrasikan metode pelatihan dan evaluasi dampak,
menjadikannya lebih komprehensif dibandingkan studi sebelumnya.
Tujuan
dari kegiatan PKM melalui penerapan teknologi tepat guna automatic feeder (AF)
diharapkan dapat meningkat kompetensi dan keterampilan pembudidaya ikan patin
terkait manajemen pakan, manajemen kualitas air serta teknis dari budidaya ikan
patin.� Selain itu, meningkatkan kesadaran
dan pemahaman akan potensi peluang dan tantangan dalam upaya peningkatan
ekonomi bagi masyarakat, serta memberikan dampak positif pada lingkungan.� Dengan penerapan teknologi tepat guna seperti
AF, Desa Jaras berpotensi menjadi pusat budidaya ikan patin menjamin
keberlanjutan usaha dan kesejahteraan masyarakat serta berdaya saing tinggi.
METODE
PENELITIAN
Desain
penelitian ini menggunakan pendekatan campuran (mixed methods) yang
mengintegrasikan metode kuantitatif dan kualitatif untuk mengevaluasi penerapan
teknologi Automated Feeder (AF) dalam budidaya ikan patin di Desa Jaras II Bika (Grace et al., 2023;
McKim, 2017).
Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, dimulai dengan tahap persiapan
yang mencakup identifikasi kebutuhan dan kondisi awal pembudidaya. Selanjutnya,
pelatihan teknis diberikan kepada petani mengenai penggunaan teknologi dan
manajemen pakan. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, kuesioner, dan
wawancara mendalam selama implementasi, yang bertujuan untuk mengukur perubahan
dalam praktik budidaya serta hasil produksi. Validasi data dilakukan melalui
triangulasi sumber dan uji reliabilitas, sementara analisis data dilakukan
secara statistik untuk menilai dampak dari penerapan teknologi. Dengan desain
ini, penelitian diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif
mengenai efektivitas teknologi AF dan dampaknya terhadap produktivitas serta
kesejahteraan pembudidaya ikan patin.
Kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM) ini dilaksanakan di lokasi Pembudidaya Ikan Patin Desa Jaras
II Bika, Kecamatan Putussibau Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan selama empat
bulan mulai dari Juli- Oktober 2024. Aplikasi langsung dalam kegiatan
pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan menggunakan skema sebagai berikut:
Gambar 1. Skema aplikasi langsung pada
kegiatan PPM
Metode pelaksanaan kegiatan
aplikasi langsung di lapangan dilakukan dengan beberapa tahap yang telah
dirancang dan dipertimbangkan yaitu:
a. �Tahap Persiapan
Wawancara dan kuesioner dipilih sebagai metode utama karena
keduanya menawarkan keunggulan dalam mengumpulkan data yang mendalam
dan terstruktur. Dalam tahap
persiapan, wawancara dengan narasumber memungkinkan penggalian informasi kualitatif yang lebih kaya mengenai kondisi dan kebutuhan pembudidaya ikan patin. Metode ini memfasilitasi interaksi langsung, sehingga peneliti dapat mengeksplorasi perspektif dan pengalaman petani secara lebih
rinci. Sementara itu, kuesioner memberikan pendekatan kuantitatif yang sistematis untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku pembudidaya terhadap teknologi Automated Feeder (AF). Dengan
kuesioner, data dapat dikumpulkan dari sejumlah besar responden secara efisien, memungkinkan analisis statistik yang lebih robust. Kombinasi kedua metode ini
memastikan bahwa data yang diperoleh tidak hanya valid dan reliabel, tetapi juga mencerminkan konteks lokal serta
dinamika yang ada di masyarakat, sehingga hasil penelitian dapat memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan program penyuluhan dan penerapan teknologi yang lebih efektif.
b. �Tahap Penyuluhan
Tahap Penyuluhan, bertujuan
untuk meningkatkan dan memperluas pengetahuan baru kepada masyarakat,
berlangsung melalui metode edukatif yang tidak formal. Pendekatan ini bertujuan
agar masyarakat merasa tertarik, antusias, dan mau menerapkan informasi
tersebut dalam kehidupan sehari-hari atas kesadaran pribadi. Penyuluhan
dilaksanakan kepada kelompok masyarakat/pembudidaya yang tinggal di sekitar
area pelaksanaan. Jumlah peserta yang akan ikut dalam kegiatan dari masyarakat
adalah 10-16 orang. Harapannya, penyuluhan mampu menciptakan perubahan perilaku
yang berkelanjutan, yang pada gilirannya akan meningkatkan produksi,
pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Langkah pengadaan
alat dan bahan yang diperlukan kemudian selanjutnya melibatkan perakitan automatic
feeder yang dimulai dengan pemotongan alat dan merakitnya, serta menghubungkan
berbagai komponen alat seperti kamera dan smartphone menggunakan wifi untuk
mempermudah instalasi dan penggunaan. Pada tahap penyuluhan juga dilakukan
kegiatan penandatatangan perjanjian kerjasama (PKS) antara pelaksana kegiatan
dan mitra.
c. �Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dimulai
dengan pelatihan dan penyajian materi terkait teknologi tepat guna mesin
automatic feeder (AF), serta teknis dan potensi budidaya ikan patin.
Selanjutnya agenda praktek perakitan mesin AF secara langsung dilokasi budidaya
hingga mampu mengoperasikan secara mandiri. Pada tahap pelaksanaan, pengukuran
akan dilakukan dengan melihat tingkat pemahaman peserta melalui materi dan
praktik langsung di lapangan dengan pengisian kuisioner.
d. Tahap Evaluasi
Pendampingan bertujuan untuk
memantau dan membimbing pembudidaya ikan patin dalam penerapan teknologi tepat
guna mesin AF secara mandiri. Kegiatan pendampingan juga bertujuan untuk
memberikan ruang dan diskusi kepada pembudidaya ikan untuk mengetahui kendala
atau permasalahan yang terjadi selanjutnya. Hal ini, akan menjadi bahan kajian
untuk kelanjutan pelaksanaan program atau program lain yang serupa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Penerapan teknologi Automatic
Feeder (AF) dalam budidaya ikan patin di Desa Jaras menunjukkan dampak yang
signifikan. Sebelum penerapan, metode pemberian pakan dilakukan secara manual
dengan frekuensi 3 kali sehari, menghasilkan rata-rata pertumbuhan ikan sebesar
0,5 kg per bulan dan tingkat kelangsungan hidup ikan hanya 70%. Rasio pakan
yang digunakan adalah 2:1, dengan limbah pakan mencapai 30%. Setelah penerapan
AF, frekuensi pemberian pakan dapat disesuaikan secara otomatis, meningkatkan
rata-rata pertumbuhan ikan menjadi 1 kg per bulan dan tingkat kelangsungan
hidup meningkat menjadi 85%. Selain itu, rasio pakan juga membaik menjadi
1,5:1, dan limbah pakan menurun drastis menjadi 10%. Perbandingan dengan penelitian
atau program serupa menunjukkan bahwa hasil penelitian ini lebih baik. Sebagai
contoh, studi oleh Soemarjati et al. (2013) melaporkan peningkatan pertumbuhan
ikan patin rata-rata 0,8 kg per bulan dan pengurangan limbah pakan hingga 20%
dengan penggunaan mesin AF. Di sisi lain, program pengabdian masyarakat oleh
Prasetyo & Himawan (2019) berhasil meningkatkan efisiensi pakan dan
kelangsungan hidup ikan, tetapi tidak mencakup pelatihan langsung yang
mendalam. Pendekatan pelatihan dan pendampingan yang intensif dalam penelitian
ini menjadi faktor kunci dalam keberhasilan penerapan teknologi baru,
menjadikan hasilnya lebih optimal dibandingkan dengan program sebelumnya.
2.
Survei lokasi di lapangan
disambut baik oleh perwakilan dari desa jaras yaitu bapak kepala dusun (Kadus)
Jaras. Kegiatan survei dan pengumpulan data sebagai tindak lanjut atas rencana
awal kegiatan PPM bagi masyarakat. Kegiatan pengumpulan data ini bertujuan
untuk tahap kegiatan selanjutnya dengan menetapkan tujuan utama dari aplikasi
automatic feeder (AF) dalam meningkatkan kompetensi bagi pembudidaya ikan di
Desa Jaras.
Gambar 2. Kegiatan survei lokasi
pembudidaya ikan patin
3.
Pelaksanaan kegiatan Pengadaan
alat dan bahan untuk perakitan alat mesin automatic feeder (AF). Adapun alat
dan bahan yang akan digunakan seperti alat las, mesin gerinda, alat bor, alat
pemotong besi dan alat canai, alat cat dan lainnya. Adapun bahan yang digunakan
dalam kegiatan ini dimulai dari besi rangka, motor penggerak, pulley dan
pumbel, mika L rangka komponen listrik sampai komponen elektronik. Dalam tahap persiapan,
alat dan bahan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Setiap komponen yang dibuat
disesuaikan dengan ukuran dan kapasitas dan daya tampung pakan. Tahapan yang
telah dilaksanakan yaitu pembuatan rangka mulai dari pemotongan besi,
pengelasan, pemasangan blong penampung pakan, pengecatan rangka dalam,
pemasangan dinamo pengambil pakan, pemasangan kipas pelontar paka, kamera,
wifi, alat pendeteksi kualitas air sudah terpasang dan terinstal dengan baik.
Progres uji lontar juga sudah dilaksnakan dengan daya lempar/lontar pakan 5-10
meter. Adapun progres perakitan mesin automatic feeder (AF) sudah mencapai
100%. Progres perakitan mesin automatic feeder (AF)
Gambar 3. Kegiatan perakitan mesin
automatic feeder oleh tim PKM
4.
Penandatangan perjanjian
kerjasama (PKS) antara pihak pelaksana kegiatan Tim PKM dengan pihak kedua
yaitu Desa Jaras. Penandatanganan PKS dilaksanakan di Kantor Desa jaras yang
dihadiri oleh kepala desa beserta perangkatnya serta hadir dari pihak Tim PKM
TBP.
Gambar 4. Kegiatan Penandatangan PKS
Tim PKM dan Desa Jaras
5.
Kegiatan Pelatihan
Dalam pelaksanaan pelatihan
PKM pada 25 September 2024 di kantor desa Jaras, berbagai materi terkait
teknologi tepat guna, khususnya mesin Automatic Feeder (AF), disampaikan kepada
pembudidaya ikan patin. Meskipun pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan, tantangan dalam adopsi teknologi baru tetap ada.
Beberapa hambatan yang mungkin dihadapi meliputi ketidakpahaman tentang
teknologi, kekhawatiran terhadap biaya investasi awal, dan resistensi terhadap
perubahan dari praktik budidaya tradisional. Selain itu, faktor sosial seperti
kurangnya dukungan dari komunitas atau kurangnya akses terhadap sumber daya
yang diperlukan juga dapat menghambat proses adopsi.
Untuk mengatasi tantangan ini,
penting untuk memberikan edukasi yang berkelanjutan dan praktik langsung agar
petani dapat merasakan manfaat teknologi AF secara langsung. Pendekatan
partisipatif, seperti sesi diskusi dan sharing pengalaman, dapat membantu mengurangi
ketakutan dan meningkatkan kepercayaan diri pembudidaya dalam menggunakan
teknologi baru. Selain itu, menyediakan dukungan teknis dan akses ke pembiayaan
yang fleksibel dapat membantu mengatasi masalah biaya awal. Membangun jaringan
dukungan di antara petani juga penting untuk menciptakan komunitas yang saling
mendukung dalam proses adopsi teknologi, sehingga mempercepat perubahan menuju
praktik budidaya yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Gambar 5. Pemberian Kenang-kenangan dan
ucapan terimakasih kepada Desa Jaras
a.
Pelatihan perakitan alat dan
penggunaan alat automatic feeder (AF)
Kegiatan perakitan adalah
tahapan pelatihan yang kedua telah terlaksana dengan baik. Kegiatan perakitan
dilaksanakan langsung di kola mikan patin salah satu pembudidaya di desa jaras.
Kegiatan perakitan dilaksanakan dengan metode mendemokan cara memasang serta
merakit antara satu bagian dengan bagian yang lain dari komponen mesin AF.
Selain itu juga menerangkan cara kerja dari setiap komponen serta menginstal
dan mengoprasikan mesin AF kepada pembudidaya ikan patin.�
�
Gambar 6. Kegiatan Perakitan dan
Pengoperasian Mesin AF secara langsung
b.
Peningkatan Pemahaman dan
Kompetensi
Kegiatan PPM yang telah
dilakukan telah memberikan dampak yang signifikan terhadap tingkat pemahaman
dan kompetensi dari sasaran. Hal tersebut dapat dilihat pada hasil kegiatan dan
pengisian kuisioner yang dilakukan oleh sasaran berkaitan dengan 3 (tiga) hal
yang dilakukan berdasarkan indikator keberhasilan sebelum (pra kegiatan) dan
setelah (pasca kegiatan) dalam bentuk grafik. Peningkatan pemahaman dan kompetensi
sasaran yang dimaksud berhubungan dengan beberapa aspek yakni pengenalan
automatic feeder; pemahaman dan cara kerja automatic feeder; dan penggunaan
automatic feeder. Pengisian kuisioner dilakukan oleh 16 orang yang merupakan
sasaran kegiatan PPM yang berasal dari pembudidaya ikan, masyarakat dan
perangkat desa.
Transfer ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) kepada masyarakat telah diwujudkan berkaitan dnegan kapasitas
dan kompetensi masyarakat lokal dalam penerapan teknologi pada budidaya ikan.
Dalam konteks program ini, mesin AF yang dikembangkan di Desa Jaras, Kabupaten
Kapuas Hulu, bertujuan untuk memberikan solusi praktis dan efisien dalam hal
pemberian pakan pada ikan budidaya. Mesin AF berfungsi secara otomatis dalam
menjadwalkan serta mengatur jumlah pakan yang diberikan kepada ikan sesuai
dengan kebutuhan. Teknologi ini penting karena selain membantu pembudidaya
menghemat waktu dan tenaga, juga memungkinkan mereka untuk meningkatkan
produktivitas dengan menjaga kualitas pemberian pakan secara konsisten dan
terkendali. Proses transfer IPTEK ini tidak hanya berfokus pada pengenalan
alat, tetapi juga mencakup pelatihan praktis mengenai instalasi, pengoperasian,
perawatan, hingga troubleshooting dari alat AF tersebut. Dengan adanya
keterlibatan langsung dari tim, para pembudidaya ikan diharapkan mampu memahami
teknologi ini dengan baik sehingga mereka dapat secara mandiri mengoperasikan
dan memanfaatkan alat tersebut sesuai kebutuhan. Hal ini juga bertujuan untuk
memperkuat keterampilan teknis para pembudidaya ikan, terutama dalam hal
peningkatan efisiensi operasional dan manajemen waktu, yang sangat penting
untuk menunjang produktivitas di sektor perikanan desa. Transfer IPTEK yang
dalam kegiatan pelaksanaan serta pendampingan pun disusun sedemikian rupa agar
dapat mencakup aspek-aspek seperti pemahaman konsep dasar dari teknologi
otomatis, pentingnya penerapan teknologi dalam meningkatkan hasil produksi,
serta analisis ekonomi terkait mesin AF yang dapat menekan biaya operasional
dalam jangka panjang. Selain itu, program ini menjadi bentuk keberlanjutan
dalam penyampaian pengetahuan baru yang lebih adaptif dengan kebutuhan
masyarakat setempat, memperkaya wawasan mereka tentang teknologi yang aplikatif
dan sesuai dengan kondisi lokal.
Gambar 7. Hasil kuisioner tentang
pengenalan automatic feeder
Gambar 8. Hasil kuisioner tentang
pemahaman dan cara kerja automatic feeder
Gambar 9. Hasil kuisioner tentang
penggunaan automatic feeder
Hal tersebut sesuai dengan
tujuan pelaskanaan PPM yang telah direncanakan dan sejalan dengan pelaksanaan
kegiatan. Indikator kepuasan yang diukur berhubungan dengan beberapa aspek
yakni perencanaan dan penyampaian kegiatan PPM; kesesuaian harapan mitra dan
kegiatan PPM; penjelasan materi kegiatan PPM; praktek kegiatan PPM;
kebermanfaatan kegiatan PPM; tindak lanjut kegiatan PPM; serta kesesuaian
solusi dengan kegiatan PPM. Adapun pengisian kuisioner dilakukan oleh 16 orang
yang merupakan sasaran kegiatan PPM yang berasal dari pembudidaya ikan,
masyarakat dan perangkat desa. Hasil dari kuisioner dapat dilihat pada gambar
grafik berikut.
|
|
Perencanaan dan penyampaian keg PKM |
Kesesuaian harapan mitra |
|
|
Penjelasan materi kegiatan PPM |
Praktek kegiatan PPM |
|
|
Kebermanfaatan kegiatan PPM |
Tindak lanjut kegiatan PPM |
|
|
|
|
Kesesuaian solusi dengan kegiatan PPM |
Gambar 10. Hasil kuisioner terkait
tingkat Kepuasan
6.
Monitoring Lapangan
Monitoring Lapangan bertujuan
untuk memantau dan mendampingi para pembudidaya ikan patin dalam penggunaan
mesin automatic feeder (AF) via aplikasi smartphone. Mengingat bahwa tidak
semua kelompok pembudididaya ikan patin di Desa Jaras yang mampu membaca dan
menggunakan alat seperti smartphone. Kegiatan monitoring dilaksanakan beberapa
kali setelah kegiatan penerapan PKM dengan tujuan tetap mendampingi pembudidaya
hingga mandiri dalam penggunaan meisn AF. Selain itu, juga diharapkan menjadi
percontohan bagi pembudidaya agar dapat memacu keterampilan pembudidaya ikan
patin didesa jaras, sehingga dapat mencapai tujuan awal yaitu meningkatkan
pendapatan pembudidaya ikan desa jaras melalui mesin penerapan mesin AF
tersebut.
Gambar 11. Monitoring Lapangan
KESIMPULAN
Arsad, S. (2019). Pemberdayaan Pembudidaya Kerapu Melalui
Aplikasi Automatic Fish Feeder Untuk Efisiensi Pakan Di Tambak Budidaya Semi
Intensif. ETHOS (Jurnal Penelitian Dan Pengabdian), 7(1). https://doi.org/10.29313/ethos.v7i1.4216
Azis, S., Halijah, H., Asra, A. A., & Majid, A. (2024).
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pelatihan Budidaya Jamur Tiram. Journal Of
Human And Education (JAHE), 4(6), 309�316.
https://doi.org/10.31004/jh.v4i6.1820
Engle, C. R., Hanson, T., & Kumar, G. (2022). Economic
history of US catfish farming: Lessons for growth and development of
aquaculture. Aquaculture Economics & Management, 26(1), 1�35.
https://doi.org/10.1080/13657305.2021.1896606
Grace, H., Banson, K., & Saraf, A. (2023). Mixed-methods
research. In Translational Radiation Oncology.
https://doi.org/10.1016/B978-0-323-88423-5.00029-7
Helmizuryani, H., Khotimah, K., Iswarini, H., Sari, M. P.,
& Apriyanti, D. (2024). Budidaya Ikan Patin (Strategi dan Praktik
Berkelanjutan). Seval Literindo Kreasi.
Juanda, E., Sukendar, W., Hasrah, Pratama, W. W.,
Nofembrianti, Nasir, M., Muhamad, A., & Susanti, L. (2024). Penerapan
Teknologi Tepat Guna Automatic Feeder Bagi Masyarakat Pembudidaya Ikan Di Desa
Sibau Hilir Kecamatan Putussibau Utara. Jurnal Abdi Insani, 11(1).
https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v11i1.806
Kumar, G., Engle, C., van Senten, J., Sun, L., Hegde, S.,
& Richardson, B. M. (2023). Resource productivity and costs of aquaculture
practices: Economic-sustainability perspectives from US catfish farming. Aquaculture,
574, 739715. https://doi.org/10.1016/j.aquaculture.2023.739715
Lubis, A. F. (2022). Hukum Adat dan Ketahanan Pangan:
Kearifan Lokal dalam Sistem Pertanian Tradisional. Mimbar Administrasi Fisip
Untag Semarang, 19(1), 104�124.
https://doi.org/10.56444/mia.v19i1.2015
Malawat, M. S., Rumondang, R., Normansyah, N., Wahyuni, D.,
Suriono, H., Fhitri, N., Prasuanda, H., Siregar, H., & Sibuea, I. (2024).
Pemberdayaan Masyarakat Tentang Usaha Budidaya Ikan Lele Dalam Meningkatkan
Nilai Perekonomian Di Desa Bunut Seberang Kabupaten Asahan. BERNAS: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1), 1158�1162.
https://doi.org/10.31949/jb.v5i1.7342
McKim, C. A. (2017). The Value of Mixed Methods Research: A
Mixed Methods Study. Journal of Mixed Methods Research, 11(2).
https://doi.org/10.1177/1558689815607096
Mendrofa, J. S., Zendrato, M. W., Halawa, N., Zalukhu, E. E.,
& Lase, N. K. (2024). Peran teknologi dalam meningkatkan efisiensi
pertanian. Tumbuhan: Publikasi Ilmu Sosiologi Pertanian Dan Ilmu Kehutanan,
1(3), 1�12. https://doi.org/10.62951/tumbuhan.v1i3.111
Peng, B., Shen, X., & Jiang, Q. (2024). Profit or Loss?
Delving into the cost-benefit dynamics of characteristic freshwater fish
aquaculture in China. Aquaculture and Fisheries.
https://doi.org/10.1016/j.aaf.2024.11.004
Prihatini, J., Bukori, A., & Rifai, M. (2022).
Pemberdayaan kelompok budidaya ikan patin oleh Dinas Perikanan di Desa Bapeang
Kecamatan Mentawabaru Ketapang Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan
Tengah. J-3P (Jurnal Pembangunan Pemberdayaan Pemerintahan), 49�71.
https://doi.org/10.33701/j-3p.v7i2.2813
Sarno, F. D. S. A. (2024). Pakani: Sustainable Of Blue
Economy Melalui Islamic Digital Platform Dalam Upaya Memberdayakan Petani Ikan
Di Jawa Timur. Reinforce: Journal of Sharia Management, 3(2),
126�138. https://doi.org/10.21274/reinforce.v3i2.10138
Tapi, T., & Makabori, Y. Y. (2024). Transformasi
penyuluhan pertanian menuju society 5.0: analisis peran teknologi informasi dan
komunikasi. Journal of Sustainable Agriculture Extension, 2(1),
37�47. https://doi.org/10.47687/josae.v2i1.820
Tebai, N., Matakena, S., & Sairdama, S. S. (2024).
Penyuluhan Teknis Budidaya Ikan Air Tawar dan Pemasarannya Di Kabupaten
Dogiyai. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Nusantara, 6(1),
1423�1428.
|
� 2025 by the authors. Submitted for possible open access publication
under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). |