Ginitri A.A Bulan1, Endrawati
Komang Juwita2, Wardani Shelly Kartika3, Fidela Ni Putu
Elisya Nathania4, Manuaba I.A Puspa Juwita5
Universitas Mahasaraswati Denpasar, Indonesia12345
Email: [email protected]1, [email protected]2
Abstrak |
Dislipidemia merupakan kondisi medis yang ditandai dengan kadar lipid (lemak) yang
tidak normal dalam darah, terutama kolesterol dan trigliserida,
yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi
terhadap dislipidemia serta mengimplementasikan
program penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan kadar lipid. Masalah kesehatan ini sering terjadi pada lansia, sehingga intervensi melalui penyuluhan sangat diperlukan.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, melibatkan populasi lansia di Banjar
Puseh, Desa Angantaka, dengan
sampel sebanyak 27 orang.
Data dikumpulkan melalui wawancara dan kuisioner, serta dianalisis menggunakan metode analisis tematik. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar peserta memiliki pengetahuan rendah tentang dislipidemia dan faktor risikonya. Namun, setelah penyuluhan, terjadi peningkatan signifikan dalam pengetahuan peserta mengenai pola makan sehat
dan pentingnya aktivitas fisik. Kesimpulannya, penyuluhan yang dilakukan memberikan dampak positif dalam meningkatkan pengetahuan lansia tentang dislipidemia dan pengelolaan kadar lipid, dengan implikasi bahwa diperlukan program berkelanjutan
untuk edukasi kesehatan di kalangan lansia guna mengurangi
risiko dislipidemia dan penyakit kardiovaskular lainnya. Kata kunci: Dislipidemia,
Kolesterol, Lansia |
|
Abstract |
Dyslipidemia is a
medical condition characterized by abnormal lipid (fat) levels in the blood,
particularly cholesterol and triglycerides, which can increase the risk of
heart disease, stroke, and other health problems. This study aims to identify
the factors contributing to dyslipidemia and to implement an educational
program to raise awareness and knowledge among the community about lipid
management. This health issue is often prevalent among the elderly, making
intervention through education essential. This research is descriptive with a
qualitative approach, involving an elderly population in Banjar Puseh, Desa Angantaka, with a sample size of 27 individuals. Data
were collected through interviews and questionnaires, and analyzed using
thematic analysis methods. The results indicate that the majority of
participants had low knowledge about dyslipidemia and its risk factors.
However, after the educational intervention, there was a significant increase
in participants' knowledge regarding healthy eating and the importance of
physical activity. In conclusion, the conducted educational intervention had
a positive impact on improving the elderly's knowledge about dyslipidemia and
lipid management, with implications that ongoing health education programs
are necessary to reduce the risk of dyslipidemia and other cardiovascular
diseases among the elderly. Keywords: Dyslipidemia, Cholesterol, Elderly |
*Correspondence
Author: Ginitri A.A Bulan
Email: [email protected]
PENDAHULUAN
Dislipidemia merupakan kondisi yang berkaitan dengan gangguan kadar lipid atau lemak dalam tubuh (Gunawan et al.,
2023; Moniaga et al., 2023). Tanda-tanda klinis dan keluhan yang muncul akibat dislipidemia
sering kali tidak terlihat dengan jelas, dan umumnya gejala yang timbul adalah akibat dari
komplikasi yang disebabkan
oleh dislipidemia itu sendiri (Mancini et al.,
2018; Thongtang et al., 2022). Kondisi tertentu, seperti pada pasien diabetes dan sindrom metabolik, merupakan situasi yang perlu diwaspadai sehubungan dengan dislipidemia. Prevalensi dislipidemia di
Indonesia untuk kelompok usia 25-34 tahun mencapai 9,3%, dan angka ini meningkat seiring
bertambahnya usia, mencapai 15,5% pada kelompok usia 55-64 tahun. Dislipidemia cenderung lebih sering terjadi
pada wanita, dengan prevalensi sebesar 14,5%, dibandingkan dengan pria yang memiliki prevalensi 8,6% (Santos et al.,
2016; Yan et al., 2016). Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan peningkatan kadar kolesterol meliputi konsumsi makanan tinggi lemak, kebiasaan merokok, hipertensi, kelebihan berat badan, serta peningkatan kadar kolesterol LDL dan penurunan kadar kolesterol pada individu dewasa berusia 35 tahun ke atas.
Dislipidemia juga dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit kardiovaskular dan metabolik, seperti aterosklerosis, penyakit jantung koroner, stroke, serta sindrom metabolik.
Kejadian dislipidemia sering kali berhubungan dengan faktor risiko
yang disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Hal ini termasuk pola makan
yang buruk, kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol yang berlebihan.
Penyakit tidak menular (PTM) adalah kondisi medis yang tidak bisa ditularkan
dari satu individu ke individu
lainnya (Adhania et al.,
2018; Do Toka et al., 2023). PTM mencakup berbagai penyakit, seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker, yang umumnya dipengaruhi oleh faktor gaya hidup, lingkungan,
dan genetik. Berdasarkan
data WHO, pada tahun 2012, penyakit
tidak menular (PTM) menjadi penyebab 68% dari total kematian di seluruh dunia. Angka ini menunjukkan dampak signifikan PTM terhadap kesehatan global.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, proporsi kadar kolesterol total yang tinggi pada masyarakat di
Indonesia mencapai 21,2% (Al-Rahmad et
al., 2016; Al Rahmad, 2018). Angka ini menunjukkan prevalensi dislipidemia yang perlu menjadi perhatian dalam upaya peningkatan
kesehatan masyarakat. Menurut data WHO pada tahun 2014,
sebanyak 37% angka kematian di Indonesia disebabkan
oleh penyakit jantung dan pembuluh darah. Ini menunjukkan pentingnya perhatian terhadap pencegahan dan pengelolaan faktor risiko terkait
penyakit ini. Sebanyak 35,9% penduduk berusia 15 tahun ke atas memiliki
nilai kolesterol total di atas normal, yang mencakup kategori borderline high (200-240 mg/dL). Prevalensi hiperkolesterolemia tertinggi ditemukan di wilayah perkotaan dibandingkan dengan pedesaan, dan wanita lebih banyak
terpengaruh dibandingkan pria.
Lansia adalah individu yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas,
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 (Raudhoh &
Pramudiani, 2021; Utami et al., 2023). Pada tahun 2019, Provinsi Bali berada di urutan ketiga dari
lima provinsi dengan struktur penduduk tua di Indonesia, dengan persentase lansia sebesar 11,30%. Menurut WHO pada tahun 2019, penyakit jantung iskemik menjadi penyebab 16% dari total angka kematian di seluruh dunia (Susilo, 2015). Angka ini menunjukkan dampak signifikan penyakit jantung iskemik terhadap kesehatan global dan pentingnya upaya pencegahan serta pengelolaan risiko terkait. Penyakit jantung iskemik menempati urutan pertama dari sepuluh
penyebab kematian di seluruh dunia. Tingginya kadar kolesterol di kalangan lansia sering disebabkan oleh faktor usia; seiring
bertambahnya usia, aktivitas fisik cenderung berkurang, sehingga kolesterol dapat menumpuk di dalam tubuh. Oleh karena itu, penting
bagi lansia untuk menjaga keseimbangan
antara pola makan yang sehat dan olahraga teratur agar terhindar dari kolesterol berlebih.
Sebagian besar masyarakat enggan melakukan skrining hiperkolesterolemia. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan, ketidaknyamanan terkait prosedur, atau anggapan bahwa mereka tidak berisiko.
Meningkatkan kesadaran akan manfaat skrining
dapat membantu masyarakat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan jantung mereka. Keengganan masyarakat untuk melakukan skrining hiperkolesterolemia disebabkan oleh berbagai faktor. Pertama, biaya pemeriksaan sering dianggap terlalu tinggi oleh banyak orang. Selain itu, keterjangkauan ke lokasi pemeriksaan juga menjadi hambatan, terutama jika fasilitas
kesehatan berada jauh atau sulit
dijangkau. Keterbatasan sarana prasarana yang memadai di beberapa daerah juga berkontribusi pada masalah ini. Tak
kalah penting, kesibukan sehari-hari membuat masyarakat sulit menemukan waktu untuk melakukan
pemeriksaan. Semua faktor ini perlu
diatasi agar partisipasi masyarakat dalam skrining kesehatan dapat meningkat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, pemohon bermaksud untuk melaksanakan penyuluhan tentang dislipidemia pada lansia di
Banjar Puseh, Desa Angantaka, Badung. Kegiatan ini bertujuan
sebagai salah satu upaya preventif untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan, terutama dalam mencegah masalah kolesterol dan penyakit jantung. Dengan penyuluhan ini, diharapkan lansia dan masyarakat sekitar dapat memahami risiko dislipidemia dan menerapkan pola hidup sehat yang lebih baik.�
METODE
PENELITIAN
Kegiatan ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memberikan penyuluhan tentang dislipidemia kepada masyarakat lansia (Rakhma et al.,
2023; Siedlecki, 2020). Penelitian ini difokuskan pada pengumpulan informasi dan peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan jantung melalui pemahaman tentang kolesterol. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat
lansia yang tinggal di
Banjar Puseh, Desa Angantaka, Badung, dengan target peserta sekitar 50-70 orang. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive, di mana peserta
yang diundang adalah lansia yang berpotensi mengalami masalah kesehatan terkait kolesterol.
Teknik pengumpulan
data dalam kegiatan ini dilakukan melalui
metode observasi dan wawancara. Sebelum penyuluhan, survei singkat akan dilakukan
untuk mengukur pengetahuan awal peserta mengenai dislipidemia. Selama kegiatan penyuluhan, materi akan disampaikan menggunakan poster dan presentasi
visual yang menarik. Setelah penyuluhan,
peserta akan diminta untuk mengisi
kuesioner yang mengukur perubahan pengetahuan dan sikap mereka terhadap
dislipidemia. Kuesioner ini dirancang untuk
menilai pemahaman peserta sebelum dan sesudah kegiatan.
Analisis data akan dilakukan secara kuantitatif dengan menghitung persentase perubahan pengetahuan peserta. Data yang dikumpulkan dari kuesioner akan dianalisis untuk menentukan efektivitas penyuluhan dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang dislipidemia. Hasil analisis ini diharapkan
dapat memberikan gambaran tentang dampak kegiatan penyuluhan dan menjadi dasar untuk pengembangan
program kesehatan masyarakat
yang lebih lanjut di masa mendatang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uraian Hasil dan Ketercapaian Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang dislipidemia di Banjar Puseh, Desa Angantaka,
Badung, berhasil menarik perhatian 27 lansia, yang terdiri dari 19 wanita dan 8 pria. Kehadiran yang cukup signifikan ini menunjukkan minat yang tinggi dari masyarakat
lansia terhadap isu kesehatan yang relevan dengan kondisi mereka. Penyajian materi berlangsung selama kurang lebih 10 menit, di mana dr. A. A Bulan Ginitri,
M.Kes, menyampaikan
informasi dengan jelas dan ringkas. Para lansia tampak antusias
mendengarkan paparan materi, terlihat dari ekspresi wajah
dan interaksi mereka yang aktif selama sesi
tanya jawab setelah penyuluhan.
Setelah penyampaian
materi, dilakukan evaluasi awal untuk
mengukur tingkat pemahaman peserta mengenai dislipidemia dan faktor risikonya. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sebelum penyuluhan,
sebagian besar lansia memiliki pengetahuan yang sangat terbatas tentang dislipidemia, bahkan banyak yang tidak mengetahui bahwa kolesterol tinggi dapat menimbulkan
risiko kesehatan serius. Namun, setelah penyuluhan, banyak peserta yang mengungkapkan pemahaman baru mengenai pentingnya
menjaga pola makan dan menjalani gaya hidup aktif.
Ini membuktikan bahwa penyuluhan berhasil meningkatkan kesadaran mereka akan kesehatan.
Keterlibatan kader kesehatan dan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran
Universitas Mahasaraswati Denpasar juga memberikan dampak positif dalam kegiatan
ini. Mereka tidak hanya membantu
dalam penyampaian materi, tetapi juga aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh para lansia. Keterlibatan
mereka menciptakan suasana yang lebih interaktif dan mendukung, di mana
lansia merasa lebih nyaman untuk
berbagi pengalaman dan mengajukan pertanyaan. Hal ini tidak hanya
memperkuat pemahaman mereka, tetapi juga membangun kepercayaan diri lansia untuk
berbicara tentang kesehatan mereka.
Melihat respon positif dari para peserta, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi model untuk penyuluhan kesehatan di desa-desa lain. Banyak lansia yang menyatakan keinginan agar kegiatan serupa diadakan secara berkala, sehingga mereka dapat terus
mendapatkan informasi yang bermanfaat. Dengan adanya program penyuluhan yang berkelanjutan, diharapkan akan ada peningkatan
kesadaran yang lebih luas mengenai dislipidemia
dan kesehatan secara umum di kalangan masyarakat lansia. Ini penting untuk mendorong
perubahan perilaku yang lebih sehat di masa mendatang.
Secara keseluruhan, kegiatan ini berhasil
mencapai tujuannya dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat lansia tentang dislipidemia. Dengan pendekatan edukatif yang efektif dan keterlibatan berbagai pihak, diharapkan masyarakat dapat lebih proaktif dalam menjaga kesehatan
mereka. Program ini tidak hanya memberikan
pengetahuan, tetapi juga membangun motivasi bagi lansia untuk
menerapkan pola hidup sehat, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hidup mereka secara
keseluruhan.
Partisipasi Masyarakat Sasaran
Kegiatan penyuluhan
tentang dislipidemia ini ditujukan untuk
para lansia yang berdomisili
di lingkungan Banjar Puseh, Desa Angantaka,
Badung. Dalam pelaksanaannya, para lansia menunjukkan antusiasme yang tinggi. Mereka tidak hanya
hadir dengan penuh semangat, tetapi juga aktif berpartisipasi dalam diskusi. Banyak dari mereka yang berharap kegiatan ini dapat
dilakukan secara berkelanjutan, menggambarkan kebutuhan mendesak akan edukasi kesehatan
yang lebih sering dan terstruktur. Keterlibatan mereka mencerminkan kesadaran yang meningkat akan pentingnya menjaga kesehatan, terutama di usia lanjut.
Hasil pengamatan selama penyuluhan menunjukkan bahwa sebagian besar lansia memiliki
pengetahuan yang terbatas mengenai dislipidemia dan faktor risiko yang menyertainya. Sebelum penyuluhan, banyak dari mereka yang tidak menyadari bahwa kolesterol tinggi bisa menjadi
masalah serius bagi kesehatan. Namun, setelah penyuluhan, terlihat ada peningkatan pemahaman yang signifikan terkait pentingnya menjaga pola makan
sehat dan rutin melakukan aktivitas fisik. Ini menunjukkan bahwa pendekatan edukatif sangat efektif dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat, khususnya di kalangan lansia.
Menariknya, setelah penyuluhan, banyak lansia yang menyatakan keinginan untuk mengubah pola makan mereka
menjadi lebih sehat. Mereka berkomitmen
untuk mengurangi konsumsi makanan berlemak dan meningkatkan asupan sayuran serta buah-buahan. Selain itu, mereka menyadari
pentingnya aktivitas fisik dan berencana untuk meluangkan waktu setiap hari
untuk berolahraga, baik itu berjalan
kaki, bersepeda, atau mengikuti kelas senam. Perubahan sikap ini menunjukkan bahwa penyuluhan tidak hanya memberikan
informasi, tetapi juga memotivasi mereka untuk mengambil tindakan nyata dalam menjaga kesehatan.
Keterlibatan kader
kesehatan dan mahasiswa dalam kegiatan ini sangat berperan penting. Mereka tidak hanya memberikan
penjelasan tambahan mengenai dislipidemia, tetapi juga menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh para lansia. Keterlibatan aktif dari kader kesehatan
dan mahasiswa menciptakan suasana yang mendukung, di mana lansia merasa lebih
nyaman untuk bertanya dan berbagi pengalaman mereka. Hal ini mendorong terciptanya
dialog yang konstruktif dan memperkuat
hubungan antara pengisi acara dan peserta.
Dari segi evaluasi, kegiatan penyuluhan ini diharapkan tidak hanya menjadi
satu kali acara, tetapi dapat berlanjut dengan melakukan skrining kolesterol secara berkala. Skrining rutin sangat penting untuk memantau kondisi kesehatan lansia, serta mendeteksi
adanya masalah kesehatan sejak dini. Dengan adanya
program skrining ini, diharapkan dapat mencegah dan mengelola dislipidemia yang bisa berujung pada komplikasi serius seperti penyakit jantung dan stroke. Ini akan menjadi langkah
proaktif dalam menjaga kesehatan masyarakat lansia di Banjar
Puseh.
Kegiatan penyuluhan
ini juga dapat menjadi model bagi desa-desa lain untuk melaksanakan penyuluhan serupa, menekankan pentingnya edukasi kesehatan bagi lansia. Dengan melibatkan berbagai pihak, seperti pemerintah desa, kader kesehatan, dan institusi pendidikan, penyuluhan bisa menjadi lebih terencana
dan terstruktur. Program ini
diharapkan dapat diadaptasi oleh desa lain sehingga lebih banyak lansia yang mendapatkan informasi dan dukungan yang mereka butuhkan untuk hidup sehat.
Melalui penyuluhan
yang berkelanjutan, diharapkan
masyarakat dapat lebih sadar akan
pentingnya kesehatan dan pencegahan penyakit. Edukasi yang berkelanjutan akan membantu masyarakat
memahami risiko kesehatan yang mungkin mereka hadapi dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegahnya.
Dengan demikian, mereka dapat lebih
proaktif dalam menjaga kesehatan, bukan hanya menunggu
sampai munculnya masalah.
Diharapkan, program ini dapat dilanjutkan
dengan kegiatan lain yang berfokus pada aspek-aspek kesehatan yang lebih luas, termasuk diet sehat, olahraga, dan pemeriksaan kesehatan rutin. Ini akan memberikan pendekatan yang komprehensif dalam mengatasi masalah kesehatan di kalangan lansia. Dengan memberikan pengetahuan dan sumber daya yang tepat, masyarakat dapat lebih siap
menghadapi tantangan kesehatan yang mereka hadapi.
Secara keseluruhan,
kegiatan penyuluhan ini tidak hanya
memberikan pengetahuan, tetapi juga membangun kesadaran dan motivasi bagi lansia untuk
menjaga kesehatan mereka. Melalui upaya kolaboratif antara berbagai pihak, diharapkan tercipta lingkungan yang mendukung kesehatan yang lebih baik bagi
lansia. Dengan meningkatkan pengetahuan dan keterlibatan masyarakat, kita dapat bersama-sama
menciptakan masyarakat yang
lebih sehat dan sejahtera.
Gambar 1. Penyuluhan
Gambar 2. Penyuluhan
Gambar 3. Penyuluhan
KESIMPULAN
Kegiatan penyuluhan
dislipidemia ini memiliki implikasi signifikan bagi para lansia peserta dan masyarakat secara umum, di mana diharapkan para lansia dapat menjadi
agen perubahan dengan memberikan edukasi kepada sesama lansia dan anggota keluarga tentang pentingnya waspada terhadap dislipidemia. Pengetahuan yang diperoleh selama penyuluhan akan membantu mereka mengenali gejala awal dan faktor risiko yang dapat mengancam kesehatan, sehingga mereka dapat mendorong orang lain untuk lebih memperhatikan
kesehatan, meningkatkan kesadaran kolektif dalam masyarakat. Selain itu, kegiatan ini
diharapkan menjadi bagian dari program berkelanjutan yang meliputi edukasi lebih lanjut
mengenai metabolisme tubuh dan aspek kesehatan lainnya, menjawab tantangan gaya hidup dan pola makan di usia
lanjut. Kolaborasi antara pihak akademis,
seperti Fakultas Kedokteran Universitas Mahasaraswati
Denpasar, dan masyarakat juga sangat penting untuk meningkatkan
kesadaran kesehatan, dengan keterlibatan mahasiswa dan tenaga kesehatan yang dapat memberikan dampak positif yang signifikan. Dengan pengetahuan yang lebih baik, para lansia diharapkan termotivasi untuk mengadopsi pola hidup sehat, termasuk
peningkatan aktivitas fisik dan perbaikan pola makan, yang pada akhirnya dapat mengurangi risiko penyakit terkait dislipidemia dan meningkatkan kualitas hidup. Program penyuluhan ini tidak hanya bermanfaat
bagi lansia, tetapi juga untuk generasi muda, menciptakan kesadaran kesehatan yang lebih baik di seluruh komunitas, sehingga masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan dan pola hidup sehat, dan berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup serta pengurangan beban penyakit yang dapat dihindari.
Adhania,
C. C., Wiwaha, G., & Fianza, P. I. (2018). Prevalensi penyakit tidak
menular pada fasilitas kesehatan tingkat pertama di kota Bandung tahun
2013-2015. Jurnal Sistem Kesehatan, 3(4).
https://doi.org/10.24198/jsk.v3i4.18499
Al-Rahmad,
A. H., Annaria, A., & Fadjri, T. K. (2016). Faktor Resiko Peningkatan
Kolesterol pada Usia Diatas 30 Tahun di Kota Banda Aceh. Jurnal Nutrisia,
18(2), 109�114.
Al
Rahmad, A. H. (2018). Pengaruh Pemberian Konseling Gizi terhadap Penurunan
Kadar Kolesterol Darah. Jurnal Kesehatan, 9(2), 241�247.
https://doi.org/10.29238/jnutri.v18i2.62
Do
Toka, W., Saputra, S. D., & Athallah, N. (2023). Skrining Penyakit Tidak
Menular Guna Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Pesisir Desa Gamlamo,
Halmahera Barat. Pekan: Jurnal Pengabdian Kesehatan, 2(2), 1�9.
https://doi.org/10.33387/pekan.v2i2.7217
Gunawan,
S., Santoso, A. H., Nathaniel, F., Satyanegara, W. G., Kurniawan, J., Tiranda,
W. G. C., & Teguh, S. K. M. M. (2023). Skrining dan edukasi dislipidemia
serta perlemakan hati pada komunitas lanjut usia. Community Development
Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(6), 12119�12125.
https://doi.org/10.31004/cdj.v4i6.22180
Mancini,
G. B. J., Hegele, R. A., Leiter, L. A., & Committee, D. C. C. P. G. E.
(2018). Dyslipidemia. Canadian Journal of Diabetes, 42,
S178�S185. https://doi.org/10.1016/j.jcjd.2017.10.019
Moniaga,
C. S., Noviantri, J. S., Yogie, G. S., Firmansyah, Y., & Hendsun, H.
(2023). Kegiatan Pengabdian Masyarakat dalam Edukasi Penyakit Dislipidemia
serta Komplikasinya terhadap Penyakit Kardiovaskular. Jurnal Kabar
Masyarakat, 1(2), 20�30. https://doi.org/10.54066/jkb-itb.v1i2.310
Rakhma,
T., Dewi, L. M., Putri, N. M., Ruspita, W. S., Madania, M., Khusna, S. A.,
Fadhilah, N., & Feriyanto, D. D. (2023). Penyuluhan Pencegahan Stroke Dan
Faktor Risikonya Pada Lansia: Education on Stroke Prevention and Its Risk
Factors in Elderly. Jurnal Pengabdian Masyarakat Medika, 23�28.
https://doi.org/10.23917/jpmmedika.v3i1.1316
Raudhoh,
S., & Pramudiani, D. (2021). Lansia asik, lansia aktif, lansia poduktif. Medical
Dedication (Medic): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat FKIK UNJA, 4(1),
126�130.
Santos,
R. D., Bensenor, I. M., Pereira, A. C., & Lotufo, P. A. (2016).
Dyslipidemia according to gender and race: the Brazilian Longitudinal Study of
Adult Health (ELSA-Brasil). Journal of Clinical Lipidology, 10(6),
1362�1368. https://doi.org/10.1016/j.jacl.2016.08.008
Siedlecki,
S. L. (2020). Understanding descriptive research designs and methods. Clinical
Nurse Specialist, 34(1), 8�12.
https://doi.org/10.1097/NUR.0000000000000493
Susilo,
C. (2015). Identifikasi faktor usia, jenis kelamin dengan luas infark miokard
pada penyakit jantung koroner (PJK) di ruang ICCU RSD dr. Soebandi Jember. The
Indonesian Journal of Health Science, 6(1), 1�7.
Thongtang,
N., Sukmawan, R., Llanes, E. J. B., & Lee, Z.-V. (2022). Dyslipidemia
management for primary prevention of cardiovascular events: Best in-clinic
practices. Preventive Medicine Reports, 27, 101819.
https://doi.org/10.1016/j.pmedr.2022.101819
Utami,
D. C., Nurhidayati, I., & Pramono, C. (2023). Hubungan Aktivitas Fisik Dengan
Kualitas Hidup Lansia Usia 60-69 Tahun Di Desa Sudimoro Kecamatan Tulung
Kabupaten Klaten. Cohesin, 1(1).
Yan,
L., Xu, M. T., Yuan, L., Chen, B., Xu, Z. R., Guo, Q. H., Li, Q., Duan, Y., Fu,
J. H., & Wang, Y. J. (2016). Prevalence of dyslipidemia and its control in
type 2 diabetes: a multicenter study in endocrinology clinics of China. Journal
of Clinical Lipidology, 10(1), 150�160.
https://doi.org/10.1016/j.jacl.2015.10.009
|
� 2025 by the authors. Submitted for possible open access publication
under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution (CC BY SA) license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). |